Anda di halaman 1dari 14

KECAKAPAN DALAM MEMERANKAN PERAN SEBAGAI INDIVIDU

YANG PEDULI TERHADAP GERAKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu:
Ulul Huda S.Pd.I.,M.Si

Ole h:
Kelompok C
Dea Nur Afita J1D023019
Silvia Atsa Anassyah J1D023020
Dinda Mediana Putri J1D023021
Askina Varadina J1D023022
Sasi Rahmadini J1D023023
Zannufa Rif’atun Nissa J1D023024
Efrisya Maudy Syaffira J1D023025
Arsellia Nazwa Santoso J1D023026
Alfiana Rizqi Shafira J1D023065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
TAHUN 2023

I
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ulul Huda S.Pd.I.,M.Si
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.

Purwokerto, 2 Oktober 2023

Kelompok C

II
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Korupsi…………………………………………………….. 4
B. Jenis-Jenis Korupsi…………………………………………………….. 4
C. Penyebab Terjadinya 7
Korupsi………………………………………………………………….
D. Upaya Pencegahan Korupsi……………………………………………. 7

BAB III: PENUTUP 9


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 9
3.2 Saran……………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan jumlah
penduduk yang banyak dan luas wilayah yang besar. Tapi pada kenyataannya,
negara Indonesia masuk ke dalam salah satu negara termiskin di dunia. Sumber
daya alam banyak dikuasai oleh pihak asing serta golongan-golongan
konglomerat. Negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam untuk
kepentingan dan kesejahteraan rakyat, kalah dengan kepentingan segelintir orang
dan kelompok. Para penyelenggara negara seakan-akan sudah tidak beroientasi
lagi untuk memajukan bangsa ini, mereka lebih mengutamakan kepentingan
kelompok mereka.
Korupsi merupakan masalah global yang merusak tatanan sosial, politik, dan
ekonomi di seluruh dunia. Gerakan anti korupsi memainkan peran penting dalam
upaya untuk mengatasi masalah ini. Namun, peran individu yang peduli terhadap
gerakan anti korupsi juga memiliki dampak yang signifikan dalam memerangi
korupsi. Makalah ini akan membahas peran penting individu dalam gerakan anti
korupsi dan bagaimana mereka dapat membantu membangun integritas dan
kepemimpinan moral dalam masyarakat.Rumusan Masalah
B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian korupsi?
b. Apa saja jenis-jenis korupsi?
c. Apa yang menjadi faktor penyebab korupsi?
d. Bagaimana Upaya untuk mencegah terjadi korupsi?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui tentang pengertian korupsi
b. Memahami tentang jenis-jenis korupsi

1
c. Mengetahui faktor penyebab korupsi
d. Mengetahui Upaya yang dapat dilakukan untik mencegah korupsi

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio
memiliki arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio
juga diartikan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang
menghina atau memfitnah.
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau
dalam bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda
masuk ke dalam perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya)
untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu
“korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi".
Definisi World Bank ini menjadi standar internasional dalam merumuskan
korupsi.
Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB),
yaitu kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari
pegawai sektor publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang
terdekat mereka. Orang-orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang
lain untuk melakukan hal-hal tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.
B. Jenis-Jenis Korupsi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001. Ada 30 delik tindak pidana korupsi yang dikategorikan
menjadi 7 jenis. Jenis-jenis korupsi di antaranya adalah:

1. Kerugian Keuangan

Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan merugikan negara serta
menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan dan merugikan negara.

2. Suap-Menyuap

Suap-menyuap merupakan tindakan pemberian uang atau menerima uang atau


hadiah yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan atau tidak

4
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya sebagimana
perbedaan hukum formil dn materiil.

5
3. Penggelapan dalam Jabatan

Penyalahgunaan jabatan, yakni tindakan seorang pejabat pemerintah dengan


kekuasaaan yang dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan,
menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain menghancurkan
barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dengan jalan
merugikan negara.

4. Pemerasan

Pemerasan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau


penyelenggara negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaaannya dengan
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima
pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri.

5. Perbuatan Curang

Perbuatan curang yang dimaksud dalam jenis korupsi ini biasanya dilakukan
oleh pemborong, pengawas proyek, rekanan TNI/Polri, pengawas rekanan
TNI/Polri, yang melakukan kecurangan dalam pengadaan atau pemberian
barang yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau terhadap keuangan
negara atau yang dapat membahayakan keselamatan negara pada saat perang.

6. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan barang


atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Orang atau
badan yang ditunjuk untuk pengadaan barang atau jasa ini dipilih setelah
melalui proses seleksi yang disebut dengan tender.Jika ada instansi yang
bertindak sebagai penyeleksi sekaligus sebagai peserta tender maka itu dapat
dikategorikan sebagai korupsi.

6
7. Gratifikasi

Gratifikasi merupakan pemberian hadiah yang diterima oleh pegawai Negeri


atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan kepada KPK dalam jangka
waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi. Gratifikasi dapat berupa
uang,barang, diskon, pinjaman tanpa bunga, tiket pesawat, liburan, biaya
pengobatan, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

C. Penyebab Terjadinya Korupsi

a Ketidaktransparanan

Kurangnya transparansi dalam kebijakan publik, pengelolaan dana publik, dan


pengambilan keputusan politik dapat menciptakan lingkungan yang memudahkan
praktik korupsi

b. Kehadiran Peluang

Kesempatan untuk melakukan korupsi sering kali muncul ketika ada celah atau
ketidaktransparanan dalam proses pengadaan, kontrak, dan administrasi publik.
Keberadaan peluang ini dapat memikat individu untuk terlibat dalam tindakan
korupsi.

c. Gaya Hidup Mewah

Ambisi untuk mempertahankan atau meningkatkan gaya hidup mewah dapat


mendorong orang untuk mencari cara-cara ilegal untuk memperoleh kekayaan
yang lebih besar.

d. Kurangnya Kesadaran Etika

Kurangnya pendidikan etika dan kesadaran moral dapat membuat individu kurang
peka terhadap konsekuensi negatif dari tindakan korupsi.

D. Upaya Pencegahan Korupsi

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dari diri sendiri.

1. Hidup Sesuai Kemampuan Salah satu hal yang mendorong kita melakukan
korupsi karena seringnya kita tidak merasa cukup dan bergaya hidup yang

7
2. tidak wajar, atau melebihi dari kemampuan kita. Jangan banyak
membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

3. Mengatur Manajemen Waktu Disiplin waktu dalam menjalani kegiatan


sehari-hari dapat membuat perencanaan kegiatan harian akan berjalan dengan
baik dan tepat waktu sehingga dapat mengurangi korupsi dalam hal waktu.

4. Fokus kepada Kinerja dan Tanggung Jawab Pribadi Selesaikan segala


pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan kesepakatan atau aturan yang ada.
Dengan hal itu, kita tidak akan meleset dari aturan tersebut sehingga dapat
meminimalkan korupsi.

5. Mengatur Pengeluaran Catat pengeluaran sehari-hari dan bedakan


pengeluaran tersebut berdasarkan kebutuhan dan keinginan. Upayakan
kebutuhan dapat tercukupi dahulu baru jika masih ada sisa bisa digunakan
untuk keinginan. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup yang sederhana.

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan antikorupsi diajarkan untuk pembentukan sikap dan nilai dari karakter
sebagai strategi untuk pembentukan sikap kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan adil. Adapun
pendidikan antikorupsi konteks humanistik, pola tingkah laku untuk dapat
mengembangkan potensinya seseorang secara luas. Potensi tersebut dapat terlaksana
jika pendidikan mampu membuat perubahan antara individu satu dengan individu
lainnya. Selain itu diperlukan Pengetahuan mahasiswa tentang korupsi agar dapat
menjadi penguatan/literasi untuk menjauhi tindakan korupsi. Maka dari itu,
mahasiswa memerlukan berbagai informasi dalam menggali tindakan korupsi,
khususnya kebijakan hukum yang mengatur pemberantasan tindakan pidana korupsi.
Aturan yang ditetapkan tentunya harus patuhi mahasiswa, Oleh karena itu, diperlukan
kesadaran mahasiswa untuk dapat mematuhi aturan hukum sebagai larangan
terjadinya tindakan korupsi.
Pendidikan antikorupsi dapat diterapkan mahasiswa dengan model
pengembangan karakter dan humanistik. penerapan model pengembangan pendidikan
antikorupsi yang dimiliki mahasiswa dapat menumbuhkan penanaman moral,
karakter, sikap positif mahasiswa dalam lingkungan kampus maupun sosial

9
masyarakat. agar mahasiswa memiliki pendirian dan komitmen untuk tetap
menjadi agen perubahan bangsa dan negara.
2. Saran
Setelah melihat perkembangan pengertian dan unsur-unsur korupsi di
Indonesia serta fakta implementasi dari perturan perundang-undangan tentang
korupsi, maka penulis memunculkan saran-saran sebagai berikut:
1. Pemberantasan dan pencegahan korupsi haruslah dilakukan dari atas atau “top
political will” secara konsisten dari para penyelenggara negara;
2. Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada Undang-
undang korupsi yang telah berlaku dengan mengedepankan pertanggung jawaban
pidana terlebih dahulu kemudian pertanggung jawaban secara perdata.
3. Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan sanksi
yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses peradilan yang cepat
dan transparan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Edukasi Antikorupsi. 2023. “Mengenal Pengertian Korupsi dan Antikorupsi”


https://aclc.kpk.go.id/action-information/exploration/20220411-null. Diakses Pada 2
Oktober 2023.

Anugerah Ayu Sendari. 2023. “Faktor Penyebab Korupsi, Lengkap dengan Teori dan
Jenisnya” https://www.liputan6.com/hot/read/5308413/faktor-penyebab-korupsi-
lengkap-dengan-teori-dan-jenisnya Diakses pada 2 Oktober 2023.

Nefada Sherliana Khalifah Putri. 2021. “Peran Pendidikan Anti Korupsi dalam
Mewujiudkan Pembangunan Nasional Yyang Bersih dari Korupsi”
http://isr.upnyk.ac.id/web/detail_berita/16/peran-pendidikan-anti-korupsi-dalam-
mewujudkan-pembangunan-nasional-yang-bersih-dari-korupsi.

Diakses pada 2 Oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai