Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN ROKET AIR

Disusun Oleh :
1. Afriana Isri Zilfianti (02)
2. Audrey Maheswari Nurarifin (05)
3. Dahayu Amira Widjajanto (08)
4. Syahda Ulima Syarifa (31)

SMP NEGERI 2 PURWOKERTO

2023

i
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb, salam sejahtera untuk kita semua.
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Pembuatan
Roket Air ini tepat pada waktunya.
Dengan perkembangan ilmu sains saat ini, kita dapat
melakukan berbagai uji coba. Salah satunya adalah membuat karya
Roket Air sederhana yang bahan-bahannya sudah ada di sekitar kita.
Tujuan penulisan dari laporan karya Roket Air ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata pelajaran IPA. Kami berharap, karya kami
dapat meningkatkan dan memotivasi para pelajar lainnya tentang salah
satu materi tekanan, yaitu Hukum Pascal.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Emi
Barokah Sofani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran IPA yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan. Kami sadar bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan isi laporan ini kami terima dengan senang hati.

Purwokerto, 28 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Roket Air ........................................................................................................ 3

2.2 Landasan Teori Roket Air ................................................................................................ 3

2.3 Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Roket Air .................................................................. 4

2.4 Cara Membuat Roket Air ................................................................................................. 4

2.5 Cara Kerja Roket Air........................................................................................................ 4

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Roket Air .......................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 7

3.1 Hasil ................................................................................................................................. 7

3.2 Pembahasan ...................................................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 9

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9

4.2 Saran ................................................................................................................................. 9

4.3 Lampiran ........................................................................................................................ 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah dan
didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. IPA secara
umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Dengan kata lain,
biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Kimia adalah ilmu
yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, dan perubahan materi. Namun, yang
akan kami bahas sekarang adalah dari salah satu ilmu dasar IPA, yaitu fisika.
Fisika adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan fenomena
alam atau gejala alam serta seluruh interaksi yang terjadi di dalamnya. Untuk mencari
fenomena alam dan gejala alam, fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan,
pengukuran, analisis, dan membuat kesimpulan. Beberapa sifat yang dipelajari dalam
fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada. Sifat semacam ini
sering disebut sebagai hukum fisika. Dan salah satu hukum dasar yang ada dalam ilmu
Fisika adalah hukum Pascal.
Pada umumnya, Hukum Pascal berbicara mengenai tekanan yang disebabkan pada
cairan. Penerapan dari Hukum pascal adalah dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, dan roket
air. Bila kita mengetahui cara kerja dari dongkrak hidrolik dengan menggunakan hukum
pascal, yaitu pada dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat mobil yang akan dicuci.
Ketika salah satu Torak piston diberi gaya dorong, maka fluida di dalam piston akan
tertekan sehingga menyebabkan tekanan dengan merata ke segala arah. Penyebaran
tekanan menyebabkan piston lain ikut tertekan sehingga mobil terangkat.
Begitu juga dengan cara kerja roket air. Atas dasar tersebut, kami melakukan sebuah
praktikum mengenai hukum Pascal dalam penerapannya untuk mengetahui bagaimana
prinsip penerapan hukum Pascal dengan menggunakan roket air sebagai objek praktikum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang laporan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah dalam karya tulis ini, yaitu :

1
a. Apa itu roket air?
b. Bagaimanakah cara membuat roket air?
c. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat roket air?
d. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan roket air bisa terbang?
e. Teori apa yang diterapkan dalam pelucuran roket air?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah laporan di atas, maka kami dapat
menyampaikan tujuan dari prakter roket air ini, sebagai berikut :
a. Untuk memberikan informasi seputar IPA
b. Untuk memahami penerapan dari hukum Pascal
c. Untuk mengetahui definisi roket air
d. Untuk menyampaikan cara membuat roket air
e. Untuk memahami faktor penyebab roket air dapat terbang

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian laporan di atas,
maka kami dapat mengutarakan manfaat dari praktek roket air ini, yaitu :
a. Sebagai alat pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar pada mata
pelajaran IPA
b. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang kinerja hukum Pascal
c. Dapat menambah kreativitas siswa dalam membuat alat sederhana
d. Dapat melatih kemandirian siswa
e. Mempererat tali persaudaraan antar siswa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Roket Air


Nama Roket berasal dari Italia, Rocchetta (yaitu sekering kecil), nama petasan kecil
yang diciptakan oleh artificer Italia Muratori di 1379. Salah satu jenis roket adalah roket
air. Ataupun di bagian Eropa, istilah "aquajet" telah digunakan, yang lebih dikenal sebagai
"roket air" dan di beberapa tempat juga disebut sebagai "roket botol" (yang
membingungkan, secara tradisional istilah ini merujuk pada sebuah kembang api di tempat
lain).
Roket air adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya.
Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik
bekas minuman ringan. Air dipaksa keluar oleh udara yang bertekanan, biasanya udara
yang telah terkompresi. Jika dimanfaatkan pada tekanan tertentu udara mempunyai energi
untuk mendorong sesuatu. Mesin roket air yang paling umum digunakan untuk mendorong
model roket, tetapi juga telah digunakan pada model perahu, mobil, dan roket dibantu
glider. Roket air juga populer di sekolah sebagai objek percobaan sains.

2.2 Landasan Teori Roket Air


Roket air adalah sebuah benda yang terbuat dari botol minuman bekas yang dapat
terbang dengan memanfaaatkan air dan udara bertekanan sebagai bahan bakarnya. Teori
dasar dari peluncuran roket air adalah Hukum Pascal. Sebagaimana pernyataan dari hukum
Pascal, yaitu “Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang yang tertutup akan
diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Sehingga, ketika air keluar
dari bagian bawah roket otomatis air memberikan gaya dorong ke arah sebaliknya (ke atas)
sehingga roket dapat bergerak naik.
Cara kerja roket air sederhana yaitu botol minuman bekas yang kita gunakan sebagai
badan roket diisi air dengan volume tertentu. Kemudian udara dimasukkan dengan cara
dikompresikan ke dalam botol, kemudian botol ditahan agar tidak terlepas. Setelah air dan
udara di dalam botol mencapai tekanan tertentu, botol dilepas sehingga botol akan
meluncur berlawanan arah dengan arah keluarnya air dan udara bertekanan. Untuk
mengkompresikan udara, mengetahui tekanan dalam botol, menahan botol dan

3
meluncurkannya diperlukan suatu mekanisme yang disebut launcher (mekanisme
peluncur)

2.3 Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Roket Air


Berikut ini alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membuat roket air, yaitu :
a. Dua botol air mineral (1 liter)
b. Kertas karton dan kardus
c. Satu pentil ban bekas
d. Lilin malam atau clay
e. Double Tip dan selotip
f. Gunting dan cutler
g. Pompa
h. Air

2.4 Cara Membuat Roket Air


Berikut ini cara membuat roket air, yaitu :
1) Siapkan alat dan bahan
2) Potong kedua botol menjadi dua bagian
3) Tempelkan lilin malam ke bagian dalam botol yang sudah dipotong.
4) Buat kerucut dari kertas karton dan rekatkan dengan double tip.
5) Satukan botol yang berisi lilin malam dengan kerucut.
6) Rekatkan botol tadi dengan bagian botol lainnya.
7) Satukan pentil ban bekas dengan tutup botol.
8) Buatlah tiga sayap roket dengan menggunakan kardus. Sebaiknya, sayap roket
tidak terlalu lebar, agar roket air dapat terbang dengan maksimal.
9) Satukan sayap roket dengan badan roket.

2.5 Cara Kerja Roket Air


Berikut ini merupakan cara kerja roketa air, yaitu :
1. Masukkan air dengan volume 1/3 ke dalam badan roket melalui mulut roket (untuk
memaksimalkan gaya dorong). Air digunakan sebagai media pendorong roket air
(massa jenis air lebih besar dari pada massa jenis udara). Sesuai dengan hukum Tekanan
Hidrostatis, yaitu :

4
P=ρxgxh
“Semakin besar massa jenisnya maka semakin besar gaya dorong roket”.
2. Sayap roket air dipasang ke badan roket air. Sayap roket air memiliki luas penampang
yang lebih kecil dibandingkan mulut botol. Sesuai dengan Hukum Pascal = “Semakin
kecil luas penampang (A), maka semakin besar gaya dorong yang dihasilkan (FA)”.
3. Sudut peluncuran roket air diatur sebaik mungkin. Untuk menempuh jarak sejauh
mungkin, digunakan sudut 45⁰ terhadap garis horizontal.
4. Dilakukan pemompaan dengan tujuan menempatkan volume agar berbanding terbalik
dengan tekanan. Semakin kecil volume, maka semakin besar tekanan yang diterima
oleh roket air. Dan juga, semakin besar frekuensi pemompaan maka semakin jauh
jarak yang ditempuh oleh roket air. Namun, apabila memompa terlalu berlebihan akan
membuat pompa itu sendiri rusak dan juga membuat roket air rusak.
5. Pada saat memompa sudah dirasa cukup, tarik tutup botol. Sehingga, katup akan
terdorong ke luar dan roket air dapat terbang ke udara.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Cara Kerja Roket Air


Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi cara kerja roket air,
yaitu :
a. Wings (sayap)
Ukuran sayap yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar atau tidak terlalu sempit,
karena dapat berpengaruh pada kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar sayap maka
makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas penampang roket, makin
mudah bagi roket untuk mengalirkan udara tetapi juga makian besar hambatan yang
diterima roket. Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang bagus adalah tiga
buah. Fungsi dari wings adalah sebagai pengarah aliran udara dari ujung roket menuju
belakang. Selain itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket meluncur di udara agar
tetap stabil.
b. Body ( Botol)
Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas baik yang bersoda maupun
air minum biasa. Tetapi botol yang bagus di gunakan untuk membuat roket adalah botol
bersoda ukuran besar (1 liter). Alasannya karena mampu menampung lebih banyak
udara dan air serta mempunyai tekanan yang lebih kuat, sehingga roket akan meluncur
lebih jauh. Dalam pembuatan roket seringnya ruang kompresi digunakan sebagai body

5
roket pula. Alur pada permukaan botol juga berpengaruh pada hambatan angin yang
diterima roket.
c. Nose cone
Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya bermacam-macam, mulai
dari bentuk kerucut, kerucut tumpul, sampai yang tidak mempunyai nose cone (hanya
ujung botol saja). Bentuk nose cone yang bagus adalah bentuk kerucut, karena lebih
mudah membelah udara saat roket meluncur.
d. Volume Air
Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam botol yang paling ideal adalah
1/3 volume botol. Apabila volumenya terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu
pemompaan yang lama. Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan
meluncur sebelum waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
e. Cara Memompa
Pompa yang digunakan adalah pompa yang memiliki tekanan udara yang kuat. Teknik
memompa diawali dengan pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari
peluncurnya. Apabila proses memompa berhenti dan botol belum terlepas atau tidak
segera diluncurkan maka udara dalam botol akan habis, sehingga roket tidak dapat
meluncur secara maksimal.
f. Sudut Peluncuran
Sudut peluncuran yang mampu membuat roket mencapai jarak maksimal adalah 45°.
Apabila sudutnya lebih dari itu maka roket akan meluncur ke atas dan jarak yang di
tempuh jadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya apabila sudutnya kurang dari itu,
roket akan jatuh dalam jarak yang masih lumayan dekat.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berikut ini merupakan rekapan hasil peluncuran roket air :

No. Percobaan Berhasil/Gagal Jangkauan


1. Percobaan ke-1 Gagal -
2. Percobaan ke-2 Berhasil 11 meter
3. Percobaan ke-3 Berhasil 25 meter

3.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama, kami gagal untuk menerbangkan roket air kami. Hal itu
disebabkan oleh lebarnya sayap roket yang kami telah pasang di badan roket. Karena,
sayap yang kami pasang terlalu lebar. Sehingga, semakin besar luas penampang yang akan
berujung ketidakstabilan roket dalam peluncuran dan hambatan yang diterima roket makin
besar. Dari percobaan pertama, kami menyadari bahwa besarnya luas penampang pada
suatu benda akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan pada benda tersebut.
Pada percobaan kedua, kami berhasil menerbangkan roket dengan jangkauan 11
meter. Dengan memanfaat prinsip hukum Pascal, yaitu “Tekanan yang diberikan pada zat
cair di dalam ruang yang tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan
sama besar”. Belajar dari percobaan pertma, kami mencoba mengubah beberapa bagian
roket, yang terutama adalah sayap roket. Kami mencoba memperkecil luas sayap roket,
sehingga saat peluncuran roket air dapat berjalan dengan lancer. Roket air ini diterbangkan
dalam ukuran sudut 45⁰ dan volume air sekitar 2/4 dari volume botol air mineral. Dari
percobaan kedua, kami menyadari apabila sudutnya lebih dari 45⁰ maka roket akan
meluncur ke atas dan jarak yang di tempuh jadi kurang maksimal. Begitu juga sebaliknya
apabila sudutnya kurang dari 45⁰ itu, roket akan jatuh dalam jarak yang masih lumayan
dekat.
Pada percobaan ketiga, kami berhasil menerbangkan roket kami sejauh 20 meter ke
atas. Peluncuran roket memanfaatkan prinsip yang sama, dengan diubahnya volume air
yang awalnya 2/4 dari volume botol air mineral menjadi 1/3 dari volume botol air mineral

7
dan sudut saat meluncurkan roket adalah 90⁰ serta teknik memompa diawali dengan pelan-
pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari peluncurnya sehingga roket dapat
meluncur dengan jangkauan yang jauh yaitu sejauh 25 meter dan lebih jauh dibandingkan
dengan percobaan pertama maupun kedua.

8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah disebutkan, maka kami dapat menyimpulkan beberapa
hal, yaitu:
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah dan secara
umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Fisika adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala
alam serta seluruh interaksi yang terjadi di dalamnya.
b. Nama Roket berasal dari Italia, Rocchetta (yaitu sekering kecil), nama petasan kecil
yang diciptakan oleh artificer Italia Muratori di 1379. Roket air adalah salah satu jenis
roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya dan juga sebagai di sekolah
sebagai objek percobaan sains.
c. Roket air dapat mudah dibuat apabila telah memahami teori yang ada dan dapat dibuat
dengan menggunakan botol dan pipa yang telah dirancang, sehingga menjadi sebuah
roket air yang siap untuk diluncurkan.
d. Teori dasar dari peluncuran roket air adalah Hukum Pascal. Sebagaimana pernyataan
dari hukum Pascal, yaitu “Tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam ruang yang
tertutup akan diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Sehingga,
Ketika air keluar dari bagian bawah roket otomatis air memberikan gaya dorong ke arah
sebaliknya (ke atas) sehingga roket dapat bergerak naik
.
4.2 Saran
Berikut ini, beberapa saran mengenai pembuatan dan peluncuran roket air, yaitu :
a. Saat membuat roket, perhatikan letak pengunci roket, karena jika tidak perhatikan
roket air tidak akan mampu terbang secara maksimal.
b. Saat peluncuran roket air, sebaiknya isi roket dengan volume air 1/3 dari volume
bto; dan buatlah posisi roket air semasa peluncuran sebesar 45 derajat agar roket
dapat terbang secara maksimal.

9
c. Penggunaan bahan-bahan untuk membuat roket air sederhana sebaiknya
menggunakan bahan yang bervariasi dan beragam sehingga akan mendapat hasil
yang lebih baik lagi.

4.3 Lampiran
Berikut kami tampilkan beberpa foto saat dalam masa pengerjaan dan peluncuran
roket air :

Gambar 1. Alat dan bahan Gambar 2. Proses pembuatan


untuk membuat roket air roket air

Gambar 3. Roket air sudah Gambar 4. Memompa udara ke


selesai dibuat bagian dalam roket air

10
Gambar 5. Percobaan menerbangkan Gambar 6. Berhasil menerbangkan
roket air roket air

11

Anda mungkin juga menyukai