Anda di halaman 1dari 18

1.

Metode pembelajaran ips sd dengan berlandaskan pendekatan kognitif :

 Memberikan kompetensi dasar contohnya dengan memahami gejala alam dan sosial di
negara Indonesia.
 Memberikan materi Pokok seperti gejala alam di negara Indonesia.
 Melihat hasil belajar, contohnya dapat membandingakn gejala alam di Indonesia.
 Indikator, contohnya dapat mendeskripsikan kondisi alam di Indonesia.

Pendekatan kognitif merupakan pendekatan pengajaran bahasa yang memfokus pada


peran kognitif. Istilah pendekatan kognitif muncul sehubungan dengan adanya ide-ide
mengenai kognitivisme, mentalisme, dan kemampuan kognitif dalam belajar
berbahasa.

Sedangkan metode pmbelajaran inovatif adalah pembelajaran yang langsung


memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas.
Metode ini merupakan pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau
upaya menigkatkan semua kemampuan positif dalam proses pengembangan potensi
atau kemampuan.

2. Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan


perhatiannya kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.

Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi. Pertama, masalah-masalah sosial


diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sisial dan menggunakan
prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan
untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus.

Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi
daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta
dan gagasan dengan
mengelompokkan,
mengorganisir,
membandingkan, memberi
deskripsi, memahami dan
terutama memahami makna
dari hal
– hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang
telah dipelajari dalam
bentuk
translasi (mengubah
bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau
merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas
arti dari satu materi).
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah
untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan
menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru
atau
dalam kondisi nyata. Juga
kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau
teori
tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek
sebelumnya
yaitu pengetahuan dan
pemahaman.
Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi
daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta
dan gagasan dengan
mengelompokkan,
mengorganisir,
membandingkan, memberi
deskripsi, memahami dan
terutama memahami makna
dari hal
– hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang
telah dipelajari dalam
bentuk
translasi (mengubah
bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau
merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas
arti dari satu materi).
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah
untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan
menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru
atau
dalam kondisi nyata. Juga
kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau
teori
tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek
sebelumnya
yaitu pengetahuan dan
pemahaman.
Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi
daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta
dan gagasan dengan
mengelompokkan,
mengorganisir,
membandingkan, memberi
deskripsi, memahami dan
terutama memahami makna
dari hal
– hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang
telah dipelajari dalam
bentuk
translasi (mengubah
bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau
merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas
arti dari satu materi).
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah
untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan
menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru
atau
dalam kondisi nyata. Juga
kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau
teori
tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek
sebelumnya
yaitu pengetahuan dan
pemahaman.
Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi
daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta
dan gagasan dengan
mengelompokkan,
mengorganisir,
membandingkan, memberi
deskripsi, memahami dan
terutama memahami makna
dari hal
– hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang
telah dipelajari dalam
bentuk
translasi (mengubah
bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau
merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas
arti dari satu materi).
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah
untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan
menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru
atau
dalam kondisi nyata. Juga
kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau
teori
tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek
sebelumnya
yaitu pengetahuan dan
pemahaman.
Pemahaman
( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi
daripada aspek pengetahuan.
Mengacu kepada
kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta
dan gagasan dengan
mengelompokkan,
mengorganisir,
membandingkan, memberi
deskripsi, memahami dan
terutama memahami makna
dari hal
– hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang
telah dipelajari dalam
bentuk
translasi (mengubah
bentuk), interpretasi
(menjelaskan atau
merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas
arti dari satu materi).
Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah
untuk menerapkan materi
yang telah dipelajari dengan
menggunakan aturan serta
prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru
atau
dalam kondisi nyata. Juga
kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau
teori
tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek
sebelumnya
yaitu pengetahuan dan
pemahaman.
3. Pemahaman ( Comprehension)

Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Mengacu kepada kemampuan untuk
mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan mengelompokkan, mengorganisir,
membandingkan, memberi deskripsi, memahami dan terutama memahami makna dari hal
– hal yang telah dipelajari. Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam bentuk
translasi (mengubah bentuk), interpretasi (menjelaskan atau merangkum), dan
ekstrapolasi (memperluas arti dari satu materi).

Penerapan ( Application)

Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi yang telah dipelajari dengan

menggunakan aturan serta prinsip dari materi tersebut dalam kondisi yang baru atau

dalam kondisi nyata. Juga kemampuan menerapkan konsep abstrak dan ide atau teori

tertentu. Penerapan merupakan tingkat yang lebih tinggi dari kedua aspek sebelumnya

yaitu pengetahuan dan pemahaman.

4. a. Tujuan tes
Dalam bidang pendidikan, tujuan tes dapat dipakai untuk mengetahui penguasaan peserta
didik dalam pokok bahasan atau subpokok bahasan tertentu setelah materi diajarkan.
Selain itu, dapat pula untuk mengethaui kesulitan belajar peserta didik atau
siswa
(diagnostik tes). Oleh karena tu, tujuan tes harus dibuat berdasarkan pokok
bahasan/subpokok bahasan yang diajarkan.
b. Penyusunan kisi-kisi tes
Kisi-kisi tes atau tabel spesifikasi (test blue print), harus dibuat sebelum
seseorang
membuat atau menyusun tes. Kisi-kisi tes merupakan rambu-rambu ruang lingkup dan isi
soal yang akan diajukan.
Sebelum membuat kisi-kisi tes, terlebih dahulu harus melihat kurikulum sekolah yang
berlaku. Dalam hal ini, kurikulum sekolah dasra, misalyna SD kelas 3 semester 1
Dari kurikulum itu dapat kita pelajari tentang hal-hal berikut ini
1. Kompetensi Dasar (KD)
KD dalam kurikulum kelas 3 SD semester I, kemampuan
mendeskripsikan
kedudukan danperan anggota keluarga.
2. Materi Pokok
Kedudukan dan peran anggota keluarga
3. Hasil Belajar
a. kedudukan anggota keluarga
b. peran anggota keluarga
4. Indikator
a. Kedudukan anggota keluarga, diperinci menjadi :
1) Menyebutkan kedudukan setiap anggota keluarga
2) Membuat silsilah keluarga
b. Peran anggota keluarga, diperinci menjadi :
1) Menjelaskan peran setiap anggota keluarga
2) Menjelaskan kecenderungan perubahan peran di keluarga
3) Menceritakan pengalaman siswa dalam melaksanakan perannya dalam
keluarga
4) Setelah indikator materi (uraian mater) dibaut, selanjutnya dibaut indikator
soal

5. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah banyak


digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini guru
tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan
masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus
dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.Suatu soal dapat dipandang sebagai
“masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah
bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan
demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan sebagai
pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal
yang benar-benar bukan merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk
pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui
pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat
kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan
pada siswa.

3. Hasil Belajar
a. kedudukan anggota
keluarga
b. peran anggota keluarga
4. Indikator
a. Kedudukan anggota
keluarga, diperinci menjadi :
1) Menyebutkan
kedudukan setiap anggota
keluarga
2) Membuat silsilah
keluarga
b. Peran anggota
keluarga, diperinci menjadi :
1) Menjelaskan peran
setiap anggota keluarga
2) Menjelaskan
kecenderungan perubahan
peran di keluarga
3) Menceritakan
pengalaman siswa dalam
melaksanakan perannya
dalam keluarga
4. Setelah indikator
materi (uraian mater) dibaut,
selanjutnya dibaut indikator
soal

Anda mungkin juga menyukai