Laporan Kimia Farmasi Ii - Sprektrofotometri - Kelompok 2a - Kelas 2C
Laporan Kimia Farmasi Ii - Sprektrofotometri - Kelompok 2a - Kelas 2C
Laporan Kimia Farmasi Ii - Sprektrofotometri - Kelompok 2a - Kelas 2C
PERCOBAAN V
PENETAPAN KADAR DALAM TABLET DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI
Disusun oleh :
Semester 4_kelas 2C_kelompok 2A
I. Tujuan praktikum
a. Mengetahui prinsip dan cara penentuan kadar VitC menggunakan metode
spektrofotometri
b. Menentukan kadar Vit C dalam tablet menggunakan metode
spektrofotometri
Vitamin C memiliki sifat pereduksi yang kuat karena struktur enediol pada atom
C ke-2 dan ke-3 dapat dioksidasi menjadi gugus diketo. Karenanya, vitamin C
digolongkan ke dalam kelompok senyawa yang disebut redukton. Semua
senyawa yang termasuk golongan redukton berada dalam sistem oksidasi-
reduksi (redoks) yang bersifat reversibel. Senyawa ini juga memiliki sifat asam
yang kuat karena di dalam larutan gugus hidroksil pada atom C-nya sangat
mudah terionisasi (pK-4,04 pada 25°C) dan memberikan nilai pH 2,5
(Andarwulan & Koswara, 1992).
Vitamin C memiliki banyak peranan yang penting dalam tubuh manusia, antara
lain sebagai koenzim dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin
dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen; oksidasi
fenilalanin menjadi tirosin, sintesis lipid dan protein; sintese hormon- hormon
steroid dari kolesterol, mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat,
memperbaiki jaringan dan melindungi integritas pembuluh darah, serta berperan
dalam metabolisme besi dan asam fosfat (Poedjiadi, 1994). Vitamin C juga
berperan dalam pembentukan asam empedu pada tahap awal 7a-hidoksilase,
serta dapat berperan sebagai antioksidan umum yang larut dalam air, salah
satunya adalah menghambat pembentukan nitrosamin dalam proses
pencernaan (Mayes, 1995).
Metode spektrofotometri ultraviolet Metode ini adalah metode yang praktis dan
cepat untuk menetapkan kadar vitamin C karena dapat dilakukan tanpa
pemisahan terlebih dahulu. Prinsip dari metode ini adalah pengukuran serapan
radiasi elektromagnetik oleh vitamin C di daerah ultraviolet. Menurut Fung dan
Luk (1985). Pengukuran serapan vitamin C dapat terganggu oleh adanya
senyawa lain yang ikut memberikan serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum vitamin C, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan
pengukuran serapan koreksi latar (background correction).
ika dilihat dari rumus molekul vitamin C yang mempunyai gugus kromofor (C-
C dan CO) serta dua buah auksokrom (-OH) yang menyebabkan transisi n-n"
dan R-n, maka vitamin C akan menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah
panjang gelombang ultraviolet dimana serapan terkuat vitamin C pada panjang
gelombang 243-267 nm. Perubahan pH larutan vitamin C dari pH netral (dengan
pelarut air) menjadi pH larutan asam dapat menyebabkan terjadinya efek
hipokromik dengan disertai pergeseran hipsokromik Hal ini menyebabkan
vitamin C dalam pelarut air (netral) memberikan serapan maksimum pada
panjang gelombang 265 nm dengan serapan jenis (E)-940 dan dalam pelarut
asam-asam mineral memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang
245 nm dengan serapan jenis (E) = 695 (Mader, 1961).
MONOGRAFI
1. ACIDUM ASCORBICUM
Asam Askorbat (Vitamin-C)
- Pemerian: Serbuk atau hablur putih atau agak kuning; tidak berbau; rasa
asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam keadaan
kering, mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi
- Kelarutan: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P;
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam benzen P.
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
- Khasiat dan penggunaan: Antiskorbut
➢ sifat fisika dan kimia
- Bentuk : padat
- Warna : putih
- Bau : Tak berbau
- pH : 2,2-2,5 pada 50 g/1 20 °C
- Titik lebur : 168-170 "C
- Titik nyala : 210 °C
- Densitas : 1,65 g/cm pada 20 °C
- Kelarutan dalam air : 330 g/l pada 24 °C
- Koefisien partisi (n-oktanol/air) : log Pow: -2.15 (Lit.)
- Suhu penguraian : >192 °C
- Viskositas, dinamis : pada 20 °C, Tidak berlaku
➢ Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
- Setelah terhirup: hirup udara segar. Jika napas terhenti; berikan napas buatan
mulut ke mulut atau secara mekanik. Berikan masker oksigen jika mungkin.
Segera hubungi dokter.
- Bila terjadi kontak kulit: bilaslah dengan air yang banyak. Hubungi dokter
mata.
- Setelah kontak pada mata: bilaslah dengan air yang banyak. Segera hubungi
dokter mata. Lepaskan lensa kontak
- Setelah tertelan: segera beri korban minum air putih (dua gelas paling banyak).
Periksakan ke dokter.
III. Metodologi
Alat dan Bahan
1. Alat
- Mortir dan stamper
- Spatula
-Gelas ukur 100 mL
- Labu takar 100 mL, 250 mL
- Pipet volume 5 mL, 10 mL
- Spektrofotometer UV-Vis
- Beaker glass 100 mL, 250 mL 500 mL
- Corong
- Neraca analitik
- Pipet tetes
- Buret, klem, dan statif
2. Bahan
- Tablet Vit C 50mg
- Akuades bebas CO2
- Vit C (BP)
Prosedur kerja
1. Penentuan Panjang gelombang maksimum (maks)
BAHAN
HASIL
HASIL
IV. Hasil
konsentrasi 4 8 12 16 20
absorbansi 0,014 0,045 0,134 0,116 0,18
a -0,0231
b 0,0101
r 0,9444
y 0,275
0,0101 x -0,0231
0,275 = 0,0101 x -0,0231
x = 0,275 + 0,0231/0,0101
x = 0,2981/0,0101
x = 29,51 mg/L
x = 29,51 ppm
Fp = 1000/20 = 50