Laporan Akhir Praktikum Farmakognosi Identifikasi Simplisia - Kelompok 2a - Kelas 2C
Laporan Akhir Praktikum Farmakognosi Identifikasi Simplisia - Kelompok 2a - Kelas 2C
PERCOBAAN 1B
KELOMPOK : 2A
KELAS : 2C
TAHUN 2022
PERCOBAAN 1B
A. Tujuan
1. Pada akhir pratikum diharapkan mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam contoh
simplisia yang digunakan dalam pratikum farmakognosi
2. Mahasiswa dapat mengenal dan mengidentifikasi simplisia secara mikroskopik yang
berasal dari bagian tanaman
B. Dasar Teori
Simplisia merupakan bahan alami yang merupakan bahan dasar untuk membuat obat
tradisional (manoi,2006). Identifikasi simplisia dilakukan sebagian identifikasi awal untuk
menentukan adanya komponen seluler yang spesifik dari tanaman itu sendiri dan dapat
digunakan sebagian pedoman standarisasi bahan/ simplisasi (dwiatwika dan maria,1999).
identifikasi simplisia meliputi pengamatan mikroskopis dan mikroskopis. Pengamatan
makroskopis bertujuan untuk melihat karakter dari bagian tanaman itu sendiri uji
komponen spesifik untuk mengidentifikasi tanaman tersebut.
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia:
1. Secara organoleptik
adalah cara pemeriksaan dengan panca indera dan meliputi pemeriksaan terhadap
bentuk, bau,rasa, pada lidah dan tangan,kadang-kadang pengamatan dengan
pendengaran, dalam hal ini diperhatikan bentuk, ukuran,warna, bagian luar dan dalam,
retakan-retakan atau gambaran-gambaran dan susunana bahannya (berseratserat,
bergumpal dan lain sebagianya).pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan
lebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara lain, karena pada umumnya
pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilian organoleptik memberikan hasil baik. Pada
simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat dilakukan secara
sereutak dengan cara organoleptik.
2. Secara mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara fisika
Meliputi penetapan daya larut, bobot jenis, rotasi optik,titik lebur, titk beku, kadar
air,sifat-sifat simplisia dibawah sinar ultra violet ,pegamatan mikroskopik dengan sinar
polarisasi dan lainnya sebagainya.
4. Secara kimia
Pemeriksaan yang bersifat kualitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa
reaksi warna atau pengendapan.sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih
dahulu diadakan isolasi terhadap zat yang dikehendaki,misalnya isolasi dengan cara
pelarutan,penyaringan dan mikrosublimasi.permeriksaan secara kimia yang bersifat
kualititatif disebut penetapan kadar.
5. Secara Hayati/biologi
Pada umumnya bersifat penetapan pontensi zat berkhasiat sebuk simplisia dalam
bentuk folium,flos,fructus,radix,rhizoma,cortex,lignum,semen,herba dari: 1.Folium :
Dauh sirih,daun kumis kuncing,daun jambu biji ,daun saga
2.Flos :Bunga cengkeh,bunga mawar
3.Fructus :Cabe,ketumbar,adas,lada hitam
4.Radix :akar manis,akar alang-alang
5.Rhizoma :Kunyit,jahe,temulawak,lengkuas
6.Cortex :Kulit kayu manis,kulit buah delima
7.Lignum :Kayu Secang,Kayu mahoni
8.Semen :Biji pinang,biji kopi,biji pala
9.Herba :Kecambah
Bahan
Pembahasan
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasaldari bahan
alam.Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi
tanaman,hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah
melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan identifikasi zat aktif jika
hanya mengandalkan mata. Dengan demikian,cara identifikasi juga semakin berkembang dengan
menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebagai
standar mutu tanaman, meliputi pemeriksaan organoleptis, pengamatan terhadap morfologi dan
anatomi, serta identifikasi kandungan kimia.Berdasarkan hal tersebut,untuk Pengamatan
morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran,warna dan
bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena
mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa
sayatan melintang, membujur,dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada
anatomi daunnya terdiri dari epidermis,hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada
batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe
kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.
Pengujian miskroskopik pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan
pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri. Pada hasil pengamatan mikroskopis melalui mikroskop
listrik terlihat bahwa daun sirih terdapat sel epidermis atas, bunga cengkeh terdapat sel berkas
pembuluh dan serabut, buah ketumbar terdapat sel sklerenkin, kayu sercang terdapat sel
sklerenkin, biji pala terdapat sel serabut, rimbang kunyit terdapat sel amilum,akar alang-alang
terdapat sel xilem,seledri terdapat sel sklerenkin,kulit kayu manis terdapat sel serabut sklerenkim
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan uji mikroskopik
dilakukan dengan mikroskop yang derjat pembesaranya disesuiakan dengan
keperluan.peemeriksaan anatomi serbuk sewaktu simplisia memiliki karakter sendiri, dan
merupakan pemeriksaan spesifik suatu simplisia.
DAFTAR PUSTAKA