Karya Ilmiah Suhendi - Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang Demokratis
Karya Ilmiah Suhendi - Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang Demokratis
Oleh :
SUHENDI
NIM : 031192224
UPBJJ SERANG
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022.1
ABSTRAK
Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 hasil amandemen yang dengan tegas menyatakan
bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD
1945 juga menyatakan bahwa kedaulatan negara berada di tangan rakyat yang
dilaksanakan menurut UUD. Negara hukum dan demokrasi yang modern,
hukum yang demokratis adalah kedaulatan rakyat sebagai prinsip pengambilan
keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan. Hukum dan peraturan harus
lahir mewakili setiap perasaan dari masyarakat, sehingga tidak dirasa ada hak-
hak rakyat yang di kebiri oleh lahirnya suatu hukum dan peraturan. Pasal 26E
ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat juncto Pasal 28 UUD 1945
yang berbunyi bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang. Untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis, maka penegakan
hukum yang tidak hanya berorientasi pada konsep rechsttat, tetapi juga
berorientasi pada rule of law. Artinya, tidak terjebak dalam penegakan hukum
formalitas dan prosedural akan tetapi menggali nilai-nilai keadilan serta
menegakkan etika dan moral dalam setiap penyelesaian kasus.
Kata Kunci: Hukum, Demokrasi, Kebebasan Berpendapat, Penegakan
Hukum
BAB I
PENDAHULUAN
Ada sebuah kalimat klasik yang mungkin sudah tak asing kita
dengarkan jika berbicara demokrasi dan hukum ialah “hukum tanpa demokrasi
akan melahirkan otoriterisme dan demokrasi yang dijalankan tanpa hukum
akan menumbuh suburkan anarkisme”. Sebagaimana menurut Moh. Mahfud
MD, (1999:1), demokrasi tanpa hukum tidak akan tergabung dengan baik,
1
Lukman Santoso AZ, Negara Hukum Dan Demokrasi: Pasang Surut Negara Hukum
Indonesia Pasca Reformasi, (Yogyakarta: IAIN Po Press, 2016), hlm. 20
bahkan mungkin menimbulkan anarki, sebaliknya hukum tanpa sistem politik
yang demokratis hanya akan menjadi hukum yang elitis dan represif2.
Demokrasi sebagai sistem politik dalam negara hukum tidak elok jika terfokus
pada dimensi tujuannya saja. Akan tetapi, rasanya penting diperhatikan tentang
cara berdemokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pada
kenyataannya, banyak yang mengatas namakan demokrasi tapi cenderung
mengaktualisasikannya dengan cara tidak terpuji atau tidak patuh terhadap
peraturan hukum.
2
Sumarno, Negara Hukum Yang Demokrati, (Media.neliti.com), Pdf, hlm. 1
Oleh karenanya, hukum adalah sebagai pembatas dari segala sikap,
perilaku, dan perbuatan yang dilakukan oleh setiap warga negara maupun oleh
para penguasa negara. Pembatasan terhadap kekuasaan tunduk pada kehendak
rakyat (Demokrasi) dan harus di batasi dengan aturan-aturan hukum yang
paling tertinggi disebut sebagai konstitusi.
3
Jimly Assihiddiqie, Gagasan Negara Hukum Indoensia, Pdf, hal. 1. (di akses di
http://www.docudesk.com pada tanggal 17 Juli 2022 Pukul 18:32 WIB)
Konsep negara hukum menurut F.J. Stahl harus memenuhi empat unsur
yaitu: a) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia; b) Negaa
dijalankan berdasarkan trias politica; c) Pemerintah berdasarkan Undang-
undang (wematig besturr); dan d) adanya peradilan administrasi negara untuk
mengadili pelanggaran hukum oleh badan-badan negara atau pemerintah
(onrechmatig overheidsdaad).4
Istilah demokrasi berasal dari dua kata yang berasal dari Yunani, yaitu
Demos yang memiliki arti Rakyat dan Kratos yang berarti Kekuasaan. Secara
teoritis demokrasi ialah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Menurut Haris Soche menjelaskan demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan rakyat, karenanya kekuasaan pemerintah melekat pada
rakyat juga merupakan HAM bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur
dan melindungi diri dari setiap paksaan dalam suatu badan yang diserahkan
untuk memerintah.6 Dengan demikian, secara praktek dapat di pahami bahwa
4
Indra Rahmatullah, Meneguhkan Kembali Indonesia Sebagai Negara Hukum Pancasila, Vol. 4
No. 2 Jakarta:2020 (diakses di http://jurnal.uinjkt.ac.id pada tanggal 17 Juni 2022 Pukul 16:21
WIB)
5
Bambang Arumanadi dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD 1945, IKIP Semarang
Press, Semarang, 199-, hlm. 106. (di akses di http://repository.com pada tanggal 17 Juni 2022
Pukul 18:45 WIB)
6
Hamdan Wahyudin, Demokrasi, Sumber Belajar Kemendikbud, Jakarta:2022. (diakses di
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id pada tanggal 20 Juni 2022 Pukul 14:01 WIB)
demokrasi merupakan sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi ada di
tangan rakyat.
7
Kajian Akademik, Penegasan Demokrasi Pancasila, FISIP UNPAD dan Badan Kajian MPR RI,
Jakata: 2019, hlm. 16 dan 20.
BAB II
PEMBAHASAN
8
H. Pontang Moerad B.M., Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan Dalam
Perkara Pidana, Bandung: 2005, hlm. 56-57
Julius Stahl dan A.V. Dicey. Negara hukum yang dikembangkan oleh Stahl
dengan menggunakan istilah Jerman yaitu, “rechtsstaat”. Sedangkan yang
dikembangan oleh Dicey dalam tradisi Angglo Amerika konsep negara hukum
dengan sebutan “The Rule of Law”. Selain itu, menurut Jimly Asshiddiqie,
konsep negara hukum juga terkait dengan istilah nomokrasi (nomocratie) yang
berarti bahwa penentu dalam penyelenggaraan kekuasaan negara adalah
hukum.9
Teori the rule of law atau rechtsstaat atau nomokrasi atau negara hukum
merupakan sebuah konsep penyelenggaraan negara yang didasarkan atas
hukum. Setiap tindakan penyelenggaraan negara mesti didasarkan atas hukum
yang berlaku. Dalam arti, apa pun yang hendak dilakukan dalam konteks
penyelenggaraan negara mesti didasarkan atas aturan main (rule of the game)
yang ditentukan dan ditetapkan bersama.10
9
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Edisi Revisi, (Jakarta:
Konstitusi Press, 2005), hlm. 152
10
M. Guntur Hamzah, Modul Pendidikan Negara Hukum Dan Demokrasi, (Jakarta:
Mahkamah Konstitusi, 2016), hlm. 10
11
Mariam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1982)
12
M. Guntur Hamzah, Op. cit., hlm. 11
2. Supremasi hukum (supremacy of law), dalam arti tidak boleh ada
kesewenangan-wenangan sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika
melanggar hukum;
3. Persamaan kedudukan dihadapkan hukum (equality before the lw), baik
bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat; dan
4. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undangkan-undang dan keputusan-
keputusan pengadilan.
13
Jimly Asshiddiqie, Op. cit. Hlm. 154-162.
11. Berfungsi sebagai saran mewujudkan tujuan bernegara (Welfare
Rechtsstaat)
12. Transparansi dan kontrol sosial
1. Materi hukum, dalam hal ini apakah rumusan undang-undang sudah baik
dan mencerminkan rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum;
2. Sarana-prasarana, hal ini juga sangat mendukung lancarnya proses
penegakan hukum;
3. Aparat penegak hukum, adalah sebagai ujung tombak penegak hukum; dan
4. Budaya hukum; ini merupakan faktor penentu suksesnya penegakan
hukum yang sangat erat kaitannya dengan budaya masyarakat yang ada.
14
Bernard L.Tanya. dkk. Teori Hukum; Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
(Yogyakarta: Genta Publishing 2010), hlm. 104.
pergeseran orientasi paradigma atas konsepsi negara hukum rexhtsstaat
menjadi the rule of law seperti yang banyak dikembangkan di negara-negara
Anglo Saxon. Dengan paradigma ini, setiap upaya penegakan hukum akan
mampu melepaskan diri dari jebakan-jebakan formalitas prosedural serta
mendorong para penegak hukum untuk kreatif dan berani menggali nilai-nilai
keadilan serta menegakkan etika dan moral di dalam masyarakat dalam setiap
penyelesaian kasus hukum. Perubahan paradigma ini harus dikaitkan pula
sebagai upaya mengembalikan rasa keadilan dan moral sebagai sukma yang
akan dibangun untuk masa depan negara hukum Indonesia.15
15
Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,
(Jakarta:LP3ES, 2007), hlm. 153.
yang harus dipenuhi oleh Representative Government Under The Rule of Law
(Negara hukum yang demokratis) ialah sebagai berikut:
1. Proteksi Konstitusional
Ini merupakan adanya perlindungan yang diberikan oleh negara kepada
rakyatnya mengenai hak-hak sebagai manusia secara konstitusional.
Seperti adanya jaminan dalam hukum dan cara memperoleh perlindungan
terebut.
2. Lembaga Pengadilan Independen
Artinya, lembaga pengadilannya yang bebas tidak memihak dengan
adanya lembaga hakim yang mandiri, dan di dalam melaksanakan proses
mengadili suatu perkara tidak mendapatkan campur tangan pihak
eksternal dan tidak boleh memihak kepada siapa pun, termasuk kepada
penguasa.
3. Pemilihan Umum Yang Bebas
Tidak adanya paksaan dan penekanan kepada rakyat dalam menentukan
hak pilihnya.
4. Kebebasan Untuk Menyatakan Pendapat
Menjamin dan melindungi setiap individu maupun kelompok masyarakat
dalam hukum untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat di muka umu
maupun media elektronik secara tulisan maupun lisan baik sendiri maupun
bersama-sama.
5. Kebebasan Berserikat
Menjamin hak rakyat dalam hukum untuk mendirikan perserikatan atau
partai politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
6. Pendidikan Civic
Pendidikan Civic adalah dilakukannya pendidikan kewarganegaraan
kepada rakyat, sehingga rakyat dapat mengetahui dan mengerti hak apa
saja yang dimiliki dan kewajiban apa saja yang harus dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ciri dari sebuah negara hukum yang demokratis salah satunya negara
melindungi dan memberikan batasan-batasan hukum kepada rakyat baik individu
maupun kelompok untuk menyampaikan pendapat dan berserikat dalam
keberlangsungan berbangsa dan bernegara.
Pasal 28 E
(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal, di wilayah negara dan meninggalkannya, seta
berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran, dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Aslichati lilik, dkk. Materi Pokok Metode Penelitian Sosial, Tangerang Selatan:
ISIP216, 2014.
Lukman Santoso AZ, Negara Hukum Dan Demokrasi: Pasang Surut Negara
Hukum Indonesia Pasca Reformasi, Yogyakarta: IAIN Po Press, 2016.
Sumarno, Negara Hukum Yang Demokrati, (Media.neliti.com), Pdf.
Jimly Assihiddiqie, Gagasan Negara Hukum Indoensia, Pdf. (di akses di
http://www.docudesk.com pada tanggal 17 Juli 2022 Pukul 18:32 WIB).
Indra Rahmatullah, Meneguhkan Kembali Indonesia Sebagai Negara Hukum
Pancasila, Vol. 4 No. 2 Jakarta:2020 (diakses di http://jurnal.uinjkt.ac.id
pada tanggal 17 Juni 2022 Pukul 16:21 WIB).
Bambang Arumanadi dan Sunarto, Konsepsi Negara Hukum Menurut UUD 1945,
IKIP Semarang Press, Semarang, (di akses di http://repository.com pada
tanggal 17 Juni 2022 Pukul 18:45 WIB).
Hamdan Wahyudin, Demokrasi, Sumber Belajar Kemendikbud, Jakarta:2022.
(diakses di https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id pada tanggal 20 Juni
2022 Pukul 14:01 WIB).
Kajian Akademik, Penegasan Demokrasi Pancasila, FISIP UNPAD dan Badan
Kajian MPR RI, Jakata: 2019.
H. Pontang Moerad B.M., Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan
Dalam Perkara Pidana, Bandung: 2005.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Edisi Revisi,
Jakarta: Konstitusi Press, 2005.
M. Guntur Hamzah, Modul Pendidikan Negara Hukum Dan Demokrasi, Jakarta:
Mahkamah Konstitusi, 2016.
Mariam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1982.
Moh. Mahfud MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi,
Jakarta:LP3ES, 2007.
Bernard L.Tanya. dkk. Teori Hukum; Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
Generasi, Yogyakarta: Genta Publishing 2010.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat Di Muka Umum.