Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1 .1 Latar Belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh
instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan
apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan
melakukan hubungan berdasarkan nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan
nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi
kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus
memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang
kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang
apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara
kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan
perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-
macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui
proses belajar, yang disebut sosialisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian sosialisasi dan kepribadian?
2. Apa sajakah agen-agen sosialisai?
3. Apa sajakah factor-faktor pembentuk kepribadian?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sosialisasi dan kepribadian
2. Menjelaskan agen dan jenis- jenis sosialisasi
3. Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian

1.4 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang
berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat
dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan
menyesuaikan diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan
berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota
yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam
masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi
dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

2. Tujuan Sosialisasi
1. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan
kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu
anggotanya.
2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan
kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.
3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang
tepat.
4. Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
masyarakat.
5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul
lingkungan sosial yang baru.
7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.

2
8. Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor
intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga,
ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.
2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu.
Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu
hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun
kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi
lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa,
kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa
baik media massa cetak maupun elektronik.

4. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
4.1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan
diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman
tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski
tidak sempurna.
4.2. Tahap meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-
peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran
tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada
tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang
jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan
orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri yakni asal
anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-
orang yang amat berarti (significant other).
4.3. Tahap siap bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya

3
menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya
tuntutan untuk membela keluarga dan bekerjasama dengan teman-temannya. Pada
tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan mulai berhubungan dengan taman-
temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu, anak mulai menyadari
bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna orang-orang yang berinteraksi dengannya
tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa menyadari
peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya
menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada tahap ini telah menjadi
warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian


5.1 Media sosialisasi keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtua,
saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui lingkungan,
anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
Kebijakan orangtua yang menunjang proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:
1. Mengusahakan agar anak-anaknya selalu berdekatan dengan orangtuanya.
2. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa
tertekan.
3. Mendorong anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan
buruk, yang pantas dan tidak pantas.
4. Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus dapat berperan dengan baik.
5. Menasehati anak-anak jika melakukan kesalah atau kekeliruan.

Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:


5.1.1 Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:
 Menghukum perilaku yang keliru
 Hukuman dan imbalan materil

4
 Kepatuhan anak kepada orangtua
 Komunikasi sebagai perintah
 Komunikasi non verbal

5.1.2 Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:
 Pemberian imbalan dan sanksi
 Hukuman dan imbalan simbolis
 Otonomi anak
 Komunikasi sebagai interaksi
 Komunikasi verbal

5.2 Media sosialisasi teman sepermainan


Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
1. Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
2. Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir,
tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.

5.3 Media sosialisasi sekolah


Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan
keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

5.4 Media sosialisasi lingkungan kerja


Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman
sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling
mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.

5.5 Media massa sebagai media sosialisasi

5
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat.

6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1 Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga
(masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah.

6.2 Sosialisasi sekunder


Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi,
yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu
pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.

7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian


Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar dari
lingkungan sosial sedikit demi sedikit.

7.1 Pengertian kepribadian


Menurut beberapa ahli :
a) Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi suatu
pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan
organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perlakunya.
b) Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul “sociology and introduction”
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis, psikologi, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
c) Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar
antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
a. Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku ,

6
b. Kepribadian merupakan cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu, dan
c. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain
7.2 Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini
tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.
2. Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus
menyesuaikan diri terhadap alam.
3. Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah,
kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
4. Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang.
5. Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah
pengalaman yang dilalui dalam hidupnya

7.3 Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi


a. Tahap pertama
Merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak berusia
1-2 tahun.
b. Tahap kedua
Merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai
berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar
anak tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya.
c. Tahap ketiga
Merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia
antara 25-28 tahun.

7.4 Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian


Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya

7
melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai
dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.

7.5 Tipe-tipe Kebudayaan khusus


Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar :
Factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-
individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal
di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa.
Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan
sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya
diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam
satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh
besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan
cara-cara mereka bergau

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sosialisasi adalah proses belajar individu atau seseorang untuk mengenal kebudayaan
masyarakat dilingkungannya. Melalui media keluarga, kelompok bermain, lingkungan
sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Jenis sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi primer
dan sekunder. Memalui tahap sosialisasi masa anak-anak. Masa remaja, dan masa dewasa.
Kepribadian adalah cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu. Factor pembentuk kepribadian ada 4, yaitu warisan biologis, Lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya.

Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang
sekarang harus diterima oleh siswa-siwi sekolah menengah atas, agar kelak mereka tidak
melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka dapat berperan penting dilingkungan
masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki

9
Daftar Pustaka

Abdulsyani, 2007. Sosiologi Skematika, teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. J. Dwi

Narwoko & Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.Jakarta:kencana.

Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakiultas Ekonomi

UI.

Kartini Kartono. 2011. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers Khairuddin H. Sosiologi

Keluarga :

Nurcahaya. Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Soetomo. 2010. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Jogjakarta. Pustaka Pelajat

10

Anda mungkin juga menyukai