Anda di halaman 1dari 12

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN TENAGA


KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB): ANALISIS
SEKTORAL TAHUN 2006 - 2013

Joko Susilo1, Nirdukita Ratnawati2


1
Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti
Email: josusilo46@gmail.com
2
Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti
Email: nirdukita08@gmail.com

Abstrak
Melambatnya pembangunan ekonomi sektoral Indonesia, yang dilihat dari perkembangan produk
domestik bruto. Peran investasi dari pembiayaan bank syariah dan tenaga kerja yang menjadi
salah satu pendorong pembangunan ekonomi disetiap sektor.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pembiayaan bank syariah dan tenaga kerja terhadap peningkatan
produk domestik bruto sektoral.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
panel data. Dengan uji Chow Test dan Hausman Test untuk menguji pengguaan model Common
Effect, Fixed Effect atau Random Effect. Data sektoral ekonomi Indonesia yang diuji dalam kurun
waktu 8 tahun (2006-2013) yaitu sektor pertanian dan peternakan, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan,, listrik, gas dan air, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi.Hasil penelitian menunjukan model Fixed Effect yang
mempengaruhi pembiayaan bank syariah dan tenaga kerja terhadap produk domestik bruto
sektoral. Berdasarkan hasil estimasi tersebut variabel pembiayaan bank syariah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) sektoral.Kemudian hasil variabel
tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB)
sektoral.Pembiayaan bank syariah pada sektor pertambangan dan penggalian saja yang kurang
berpengaruhi karena sektor ini lebih banyak investasi dari pihak luar negeri.Pada sektor tenaga
kerja hanya sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air yang mempunyai
pengaruh positif terhadap PDB.

Kata Kunci: Produk Domestik Bruto, Pembiayaan Bank Syariah, Tenaga Kerja

Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi sektoral Indonesia mengalami penurunan, terutama dari sektor-
sektor penghasil barang.Sementara itu, sektor ekonomi jasa seperti sektor pengangkutan
dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa masih mengalami kenaikan
pertumbuhan (BI, laporan perekonomian Indonesia tahun 2013).Melambatnya
pertumbuhan ekonomi sektoral disebabkan oleh kurangnya investasi terhadap sektor-
sektor ekonomi.Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan investasi terutama dari
pembiayaan bank syariah yang disalurkan untuk sektor-sektor ekonomi.

Pertumbuhan perbankan syariah cukup tinggi dibandingkan perbankan secara umum


meskipun kondisi perekonomian masih dalam pemulihan.Pertumbuhan tersebut
membuktikan bahwa perbankan syariah mampu mempertahankan eksistensi dan
perkembangannya dalam menghadapi situasi gejolak perekonomian.Walaupun memiliki
tantangan seperti sumber daya manusia, produk, pembiayaan, dan permodalan.

Dalam upaya pembangunan ekonomi peran perbankan syariah sangat penting.Salah


satunya pembiayaan bank syariah pada sektor riil guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara menyeluruh. Pembiayaan perbankan syariah yang dialokasikan pada
sektor ekonomi antara lain sektor pertanian, perburuan, dan sarana pertanian, sektor
pertambangan, sektor industri, sektor listrik, gas, dan air, sektor kontruksi, sektor
perdagangan, restoran, dan hotel, sektor pengangkutan, pergudangan, sektor jasa dunia
usaha, sektor jasa sosial/masyarakat dan lain-lain.

Pembiayaan perbankan syariah menurut data statistik perbankan syariah Bank Indonesia
(BI) pada kuartal I tahun 2013 bank umum syariah dan unit syariah membukukan

712
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

pembiayaan sebesar Rp161,08 triliun. Total pembiayaan tersebut tumbuh 47,62%


dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp109,655 triliun. Tingginya penyaluran
pembiayaan itu mendorong rasio pembiayaan terhadap simpanan atau finance deposit
ratio (FDR) meningkat tajam dari 87,13% menjadi 102,62%. Perbankan syariah
mengurangi modalnya untuk meningkatkan pembiayaan sehingga rasio kecukupan modal
atau capital adequacy ratio (CAR) turun menjadi 15,33% menjadi 14,3%. Namun
mayoritas pembiayaan dialokasikan pada sektor konsumsi. Total pembiayaan konsumsi
hingga kuartal I 2013 sebesar Rp72,932 triliun atau tumbuh 58,59%. Pembiayaan modal
kerja hanya tumbuh 35,7% menjadi Rp59,306 triliun. Pembiayaan investasi tumbuh
48,47% menjadi 28,843 triliun. Oleh karenanya, pertumbuhan pembiayaan bank syariah
dinilai belum secara optimal mendorong pertumbuhan ekonomi sektor riil.

Investasi yang diberikan bank syariah melalui pembiayaan yang disalurkan pada sektor-
sektor ekonomi memiliki tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor riil.
Dukungan bank syariah terhadap pertumbuhan ekonomi perlu mendapatkan dukungan
dari sumber daya manusia yang baik, agar tujuan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.
Faktor sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam mendukung proses
tercapainya pertumbuhan ekonomi. Sumber daya manusia yang dimaksud yaitu tenaga
kerja yang dilengkapi dengan keterampilan dan sikap mental terhadap pekerjaan serta
kemampuan untuk berusaha sendiri merupakan modal utama bagi terciptanya
pembangunan ekonomi.

Salah satu masalah utama dalam ketenagakerjaan adalah produktivitas tenaga kerja yang
rendah.Tren produktivitas tenaga kerja lintas sektor pada tahun 2000 sampai dengan
tahun 2012 mengalami penurunan.Hanya sektor pertanian yang tidak berubah
produktifvitasnya tetap terendah dibandingkan dengan sektor lainnya dan sektor
transportasi dan komunikasi yang mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.

Landasan Teori
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika
jumlah produk barang dan jasa mengalami peningkatan. Pertumbuhan output ini
tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto.

Pertumbuhan ekonomi menurut JojohadiKusumo (dalam Fitri, 2007: 13) adalah proses
peningkatan produksi barang dan jasa suatu perekonomian. Pendapatan nasional adalah
nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam suatu negara pada suatu tahun
tertentu.Nilai tersebut dapat dihitung menurut harga berlaku (yaitu pada harga-harga
berlaku pada tahun dimana PDB dihitung) dan menurut harga tetap yaitu pada harga-
harga berlaku pada tahun dasar (base year) (Sukirno, 2006: 9-10).

Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi jangka


panjang. Dimana setiap periode masyarakat suatu negara akan berusaha menambah
kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa. Sasarannya berupa kenaikan
tingkat produksi riil (pendapatan nasional) dan taraf hidup (pendapatan riil perkapita)
melalui penyediaan dan pengarahan proses faktor-faktor produksi. Dengan meningkatnya
faktor-faktor produksi seperti jumlah tenaga kerja yang bertambah, investasi masa lalu
dan investasi baru yang menambah barang modal dan kapasitas produksi masa kini.
Kemudian biasanya diikuti dengan perkembangan teknologi alat-alat produksi yang
semua ini akan mempercepat penambahan kemampuan memproduksi. Tidak setiap
negara selalu mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkembangan
kemampuan memproduksi yang dimiliki dalam hal faktor produksi yang semakin
meningkat.Banyak negara dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya masih
jauh lebih besar potensi pertumbuhan yang dapat tercapai. Oleh kerananya diperlukan

713
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

perhatian yang lebih untuk membuat pertumbuhan ekonomi (output) tersebut semakin
terus meningkat.

Perbankan Syariah
Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayarannya
serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh
karena itu, usaha bank akan selalu berkaitan dengan masalah uang sebagi dagangan
utamanya (Sudarsono, 2007: 27).

Menurut Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008 tentang perbankan, Bank
Syariah adalah: “Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah”. Menurut Muhammad (2005: 1): “Bank Syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga, atau lembaga keuangan/perbankan yang
operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits Nabi
SAW”.

Pembiayaan bank syariah saat ini dapat dijadikan alternatif solusi bagi para pelaku usaha
yang memiliki masalah dalam hal permodalan.Pembiyaan syariah pun emiliki peranan
yang penting bagi para pelaku usaha yang ada di Indonesia ke depannya terutama bagi
para pelaku usaha mikro. Peranan penting tersebut antara lain membuka peluang
pembiayaan bagi kegiatan usaha berdasarkan prinsip kemitraan/patnership (Mahliza,
2011).Konsep yang diterapkan adalah hubungan kerjasama investasi yang harmonis
(mutual investor relationship) yang berbeda dengan pola hubungan debitur dan kreditur
yang antagonis (debtor to creditor relationship) pada pembiayaan perbankan
konvensional. Menurut Siregar (2002) yang menyatakan bahwa produk dan jasa yang
ditawarkan pembiayaan syariah memiliki keunggulan berupa peniadaan pembebanan
bunga yang berkesinambungan (perpetual interest effect), pembatasan kegiatan
spekulasi, pengutamaan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan antara sektor keuangan
dan sektor riil (linkages between financial sector and real sector), serta pembiayaan
ditujukan kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan nilai-nilai etika dan moralitas.

Peranan pokok Bank Syariah adalah melayani penitipan dana untuk kemudian
dialokasikan ke berbagai bentuk pembiayaan yang produktif dan konsumtif yang halal.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan Bank Syariah terbagi menjadi 2 (dua) yakni
pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.
1. Pembiayaan produktif, merupakan pembiayaan yang menghasilkan barang antara atau
barang akhir, baik yang dikerjakan oleh sektor pertanian, industri maupun jasa.
2. Pembiayaan konsumtif, merupakan pembiayaan yang bersifat konsumtif (untuk
pembelian barang-barang kebutuhan rumah tangga). Kebutuhan konsumtif dapat
berupa barang (seperti makanan, minuman, pakaian, elektronik, perumahan), dan jasa
(seperti kesehatan, perndidikan, hiburan, pariwisata). Bank Syariah dapat menyediakan
pembiayaan konsumtif dengan skema jual beli dengan angsuran dan sewa-beli.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi pembiayaan modal


kerja dan pembiayaan investasi.
1. Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan untuk membeli bahan baku untuk
peningkatan produksi maupun keperluan perdagangan. Pembiayaan modal kerja
meliputi pembiayaan likuditas, pembiayaan piutang, pembiayaan persediaan untuk
pembelian bahan baku, barang dalam proses, pembelian barang jadi.
2. Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan untuk pembelian barang-barang modal,
khusus ketika mendirikan perusahaan baru, pengembangan perusahaan maupun
rehabilitasi. Pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dalam rentang waktu
yang cukup lama. Karena luasnya aspek yang dikelola, bank dapat menggunakan

714
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

prinsip musyarakah mutanasiqah. Yaitu prinsip penyertaan dan secara bertahap bank
akan melepaskan penyertaannya setalah pemilik perusahaan mampu berdikari.
Skema lain adalah al-ijarah al muntaha bit-tamlik, yaitu menyewakan barang modal
dengan opsi diakhiri dengan pemilikan oleh pengusaha. Karakteristik pembiayaan
investasi adalah untuk pengadaan barang-barang modal, memilki perencanaan
aloakasi dana yang lebih profesional, berjangka waktu menengah dan panjang.

Tenaga Kerja
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat. Tenaga kerja dapat juga diartikan penduduk usia (berusia 15-64)
atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartipasi dalam aktivitas
tersebut (Mulyadi Subri, 2003).

Engelbrecht dalam Situmorang (2007) menyimpulkan bahwa sumber daya manusia


berguna untuk meningkatkan penghasilan individu dan sebagai mesin penggerak
pertumbuhan ekonomi. Menurut Sitepu (2009), peningkatan investasi sumber daya
manusia secara langsung berdampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja yang
mendorong peningkatan pendapatan dan konsumsi rumah tangga. Investasi sumber daya
manusia cenderung menyebabkan distribusi pendapatan yang lebih merata dan
cenderung mengurangi jumlah kemiskinan.

Menurut Lewis (1954) dalam Todaro (2004) angkatan kerja yang bersifat homogen dan
tidak terampil dianggap bisa bergerak dan beralih dari sektor tradisional ke sektor modern
secara lancar dan dalam jumlah terbatas.Keadaan demikian, penawaran tenaga kerja
mengandung elastisitas yang tinggi.Meningkatnya permintaan atas tenaga kerja (dari
sektor trasional) bersumber pada ekspansi kegiatan sektor modern.Dengan demikian
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tenaga kerja.

Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dianalisis menggunakan alat analisis
Panel Data (E-Views).Objek penelitian adalah pengaruh Pembiayaan Bank Syariah dan
Tenaga Kerja terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sektoral tahun 2006-
2013.

Variabel adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel dalam penelitian ini meliputi:
1. Produk Domestik Bruto (PDB) menurut lapangan usaha atas harga konstan 2000
tahun 2006-2013.
2. Tenaga kerja yaitu penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan
utama tahun 2006-2013.
3. Pembiayaan Bank Syariah berdasarkan sektor ekonomi tahun 2006-2013.

Panel Data
Model ini menggabungkan observasi lintas sektor dan runtun waktu sehingga jumlah
observasi meningkat. Estimasi panel data akan meningkatan derajat kebebasan,
mengurangi kolinearitas antara variabel penjelas dan memperbaiki efisiensi estimasi.
Verbeek (2000) mengemukakan bahwa keuntungan regresi dengan data panel adalah
kemampuan regresi data panel dalam mengidentifikasi parameter-parameter regresi
secara pasti tanpa asumsi restriksi atau kendala.

715
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

Penentuan dilakukan dengan uji F untuk memilih metode yang terbaik diantara ketiga
model tersebut dengan melakukan uji Chow dan uji Hausman. Uji Chow untuk menguji
antara model common effect dan fixed effect. Sedangkan uji Hausmant dilakukan untuk
menguji data analisis dengan menggunakan fixed effecct atau random effect, pengujian
tersebut dilakukan dengan E-Views.

Analisa Dan Pembahasan


Pembahasan
Hasil Model Estimasi dalam Data Panel
Hasil pengujian dari model estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect,
sebagai berikut, untuk melihat model yang digunakan memiliki heterogenitas dalam
karakteristik masing-masing industri diuji antara Common Model dan Individual Effect
Model didasarkan pada Chow Test, dengan hipotesa nol bahwa tidak ada heterogenitas
individu dan hipotesa alternatifnya adalah bahwa terdapat heterogenitas pada cross
section. Karena hasil tersebut menunjukkan Chi-square signifikan (p-value 0.000 lebih
kecil dari 5%) sehingga model mengikuti Fixed Effect.Berdasarkan hasil uji hausman
didapatkan prob Chi2 sebesar 0,0050< 0,05 (5%) dan disimpulkan hipotesa nol diterima
sehingga model yang digunakan model Fixed Effect.

Tabel 1 Hasil Uji T (Pengujian Parsial)


Variabel Koefisien Sig Keputusan
Constant 10,733 0,000 -
Pembiayaan Bank Syariah Sektoral (logPBS) 0,155 0,000 Ho ditolak
Tenaga Kerja Sektoral -0,077 0,362 Ho diterima
Variabel dependen: logPDB
Sumber: data diolah, E-views 8

LogPBS berpengaruh positif terhadap LogPDB seperti ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,155189. Hasil pengujian t-statistik menunjukkan nilai probabilita dari t
sebesar 0,000< 0.05 dengan demikian hipotesa null ditolak atau ada pengaruh yang
signifikan pembiayaan bank syariah terhadap PDB.LogTk berpengaruh negatif
terhadapLogPDB seperti ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,077161
dengan demikian hipotesa nul gagal ditolak atau tidak ada pengaruh tenaga kerja
terhadap PDB.

Hasil estimasi koefisien variabel persamaan regresi ditampilkan berdasarkan keseluruhan


estimasi yang meliputi 7 (tujuh) sektor lapangan usaha. 7 (tujuh) sektor lapangan usaha
antara lain; pertanian dan peternakan, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi. Berikut persamaan 7 (tujuh) sektor dari hasil estimasi
model, sebagai berikut:

Tabel 2 Persamaan Sektor Lapangan Usaha


Persamaan Pembiayaan Bank
No Sektor
Syariah dan Tenaga Kerja
1 pertanian dan peternakan PDB = 26,856 + 0,096 (PBS) - 0,930 (TK)
2 pertambangan dan penggalian PDB = 6,481 + 0,009 (PBS) + 0,297 (TK)
3 industri pengolahan PDB = 4,063 + 0,105 (PBS) + 0,429 (TK)
4 listrik, gas dan air PDB = 4,602 + 0,088 (PBS) + 0,257 (TK)
5 bangunan PDB = 4,614 + 0,244 (PBS) + 0,248 (TK)
6 perdagangan, hotel dan restoran PDB = 3,193 + 0,226 (PBS) + 0,374 (TK)
7 pengangkutan dan komunikasi PDB = 22,324 + 0,461 (PBS) - 0,975 (TK)
Sumber: data diolah, E-views 8

716
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

Analisis Ekonomi
Hasil estimasi model menunjukan bahwa pembiayaan bank syariah (PBS) memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Berikut penjelasan
peranan PBS setiap sektor lapangan usaha terhadap pembangunan ekonomi.

Sektor Pertanian dan Peternakan


Sektor pertanian dan peternakan merupakan sektor yang sangat penting untuk
perekonomian Indonesia.Dengan wilayah Indonesia yang sangat luas dan penduduknya
mencapai kurang lebih 240juta jiwa, sektor pertanian menjadi komoditas utama untuk
memenuhi pangan.Produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian tahun 2008 tumbuh
sebesar 4,8% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 3,4%.
Kinerja sektor pertanian masih ditopang oleh sub sektor perkebunan dan tanaman bahan
makanan. Kinerja sektor perekonomian membaik terutama disebabkan oleh membaiknya
produktifitas dari peningkatan produksi pertanian selama tahun 2008.Disamping itu,
kinerja sektor pertanian tersebut didukung oleh tingginya permintaan ekspor sub sektor
perkebunan terutama kelapa sawit pada paruh pertama tahun 2008 di Sumatera dan
Kalimantan.Pada paruh kedua tahun 2008, pertumbuhan subsektor perkebunan
melambat terutama terkait dengan turunnya permintaan ekspor dan menurunnya harga
komoditas perkebunan.

Dari hasil pengolahan data pembiayaan bank syariah, dimana pembiayaan bank syariah
sektor pertanian berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien
0,096851, artinya setiap pertumbuhan pembiayaan bank syariah sektor pertanian sebesar
1% mengakibatkan pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 0,096851%.
Pertumbuhan pembiayaan bank syariah tahun 2006-2008 meningkat pesat, tetapi
mengalami penurunan di tahun 2009. Tahun 2009-2013 pembiayaan bank syariah
mengalami fluktuasi.Pada tahun 2008 peningkatan pesat terjadi karena membaiknya
kinerja produktivitas sektor pertanian subsektor tanaman bahan makanan yang berasal
dari peningkatan produksi sektor pertanian di tahun 2008, paling besar wilayah Jawa dan
Sumatera.Dan dipengaruhi oleh tingginya permintaan ekspor kelapa sawit pada semester
pertama tahun 2008. Penurunan pembiayaan pada tahun 2009 disebabkan oleh
meningkatnya pembiayaan bermasalah disektor pertanian pada Desember 2009
meningkat dari Rp10 triliun menjadi Rp64 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sektor Pertambangan dan Penggalian


Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang penting dalam ekonomi
Indonesia. Sektor pertambangan dan penggalian menjadi sumber penghasil devisa.
Sektor ini terdiri dari subsektor migas (minyak, gas dan uap panas bumi), pertambangan
non migas serta penggalian.Pertumbuhan sektor pertambangan pada tahun 2013 berada
dalam tren yang melambat.Menurunnya produksi minyak disertai melemahnya
permintaan ekspor pertambangan nonmigas menjadi penyebab melambatnya
pertumbuhan sektor ini.Tren penurunan produksi minyak terus berlanjut di 2013. Produksi
minyak tahun 2013 turun sebesar 4,2% menjadi 826 barel per hari (bph) dari tahun lalu
sebesar 862 bph. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi alamiah dan masih
terbatasnya produksi sumber minyak baru. Di sisi lain, kinerja subsektor pertambangan
nonmigas juga menunjukkan perlambatan akibat melemahnya permintaan ekspor dan
turunnya harga komoditas. Selain itu, produksi tembaga dan emas mengalami gangguan
terkait terhentinya operasi Freeport Indonesia selama dua bulan pada semester I 2013
karena runtuhnya tambang di areal Big Ghossan.

Pembiayaan bank syariah (PBS) dan PDB sektor pertambangan dan penggalian
cenderung stabil dan meningkat. Namun besarnya pembiayaan pada sektor
pertambangan dan penggalian masih sangat kecil.Ada beberapa faktor yang
menyebabkan penyaluran pembiyaan pada sektor pertambangan dan penggalian yang

717
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

masih minim yaitu resiko yang besar pada pembiayaan sektor ini.Karena investasi pada
sektor pertambangan dan penggalian butuh waktu yang sangat lama untuk menghasilkan
nilai tambah.Hasil pengolahan data meunjukkan pembiayaan bank syariah terhadap
pertumbuhan PDB sektor pertambangan dan penggalian pengaruhnya tidak signifikan.
Salah satu faktornya adalah Pengelolaan sektor pertambangan dan penggalian di
Indonesia sebagian besar dilakukan oleh pihak asing dimana modal dan teknologi berasal
dari luar negeri (Indonesian Commercial Newsletter,2009).Pertumbuhan penyaluran
investasi melalui pembiayaan bank syariah pada sektor pertambangan dan penggalian
pada tahun 2006-2013 memperlihatkan tren yang fluktuatif. Penurunan sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2012, disebabkan jatuhnya harga minyak dan
gas alam karena reaksi terhadap data penciptaan lapangan kerja AS yang
mengecewakan. Selain itu rencana program nuklir negara iran juga turut memicu
pelemahan harga minyak (www.tempo.com).

Sektor Industri Pengolahan


Sektor industri mampu berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena
kemampuan dalam peningkatan nilai tambah yang tinggi.Industri juga dapat membuka
peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang juga dapat
meningkatkan kesejahteraan. Dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2012 sekitar 14
juta orang (termasuk industri mikro, kecil dan menengah), tenaga kerja sektor industri
turut memberikan kontribusi sebesar 12-13% terhadap total tenaga kerja nasional.Jika
dilihat dari kebijakan makro ekonomi Pemerintah baik dari sudut kebijakan fiskal maupun
moneter, dapat terlihat bahwa sektor industri memegang peranan strategis dalam upaya
mencapai sasaran pembangunan ekonomi.Pembangunan sektor industri menjadi sangat
penting karena kontribusinya terhadap pembentukan PDB sangat besar. Pada tahun
2004-2012, industri pengolahan (migas dan non-migas) memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap PDB, dimana pada tahun 2004 mencapai 28,07% dan pada tahun
2012 sebesar 23,98%. Meskipun mengalami penurunan, peranan sektor industri
pengolahan terhadap PDB tetap yang paling besar, diikuti sektor pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan sebesar 14,44%, sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 13,90%, pertambangan dan penggalian sebesar 11,78%, sektor jasa-jasa
sebesar 10,78%, serta sektor konstruksi/bangunan sebesar 10,45%.

Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional juga tercermin dari dampak
kegiatan ekonomi sektor riil bidang industri dalam komponen konsumsi maupun investasi.
Pada tahun 2012, nilai investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) memberikan
kontribusi sebesar 54,12% terhadap total investasi PMDN. Investasi di sektor industri
tersebut akan berperan sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif
atau meluas ke berbagai sektor jasa keteknikan, penyediaan bahan baku, transportasi,
distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya (Laporan Perkembangan
Program Kerja Kemenperin 2004-2012).Pembiayaan bank syariah meningkat searah
dengan produk domestik bruto sektor industri pengolahan. Berarti hubungan antara
pembiayaan bank syariah dengan PDB sektor industri pengolahan adalah positif. Dari
hasil pengolahan data pembiayaan bank syariah, dimana pembiayaan bank syariah
sektor industri pengolahan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan
koefisien 0,105801, artinya setiap pertumbuhan pembiayaan bank syariah sektor industri
pengolahan sebesar 1% mengakibatkan pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan
sebesar 0,105801%.

Pertumbuhan pembiayaan bank syariah peningkatan pada tahun 2007 dan mulai
menurun pada tahun 2008 dikarenakan adanya krisis ekonomi dunia yang berdampak
melambatnya pembiayaan sektor industri pengolahan. Diakhir tahun 2009 pembiayaan
bermasalah pada sektor industri menurun 36,33% dibandikan tahun 2008. Sehingga
setelah tahun 2009 pembiayaan sektor industri pengolahan dapat meningkat kembali.
Pada tahun 2013 pembiayaan sektor industri kembali turun, penyebabnya adalah

718
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

terbatasnya pertumbuhan ekspor.Hal ini terlihat pada melambatnya kinerja subsektor


berorientasi ekspor seperti makanan dan minuman, subsektor kimia dan barang dari
karet, dan subsektor logam dasar, besi dan baja.Melambatnya subsektor makanan dan
minuman berasal dari melemahnya ekspor crude pal oil karena melemahnya harga
komoditas. Sementara, kinerja subsektor logam dasar yang melambat selain karena
melemahnya ekspor, juga karena melambatnya kinerja sektor kontruksi yang menurunkan
permintaan barang input konstruksi. Selain dari subsektor berorientasi ekspor,
melambatnya pertumbuhan sektor industri juga berasal dari menurunnya kinerja
subsektor industri migas seiring menurunnya produksi minyak. Di lain pihak, kinerja
subsektor industri alat angkut, mesin, dan peralatannya masih tumbuh meningkat.
Penjualan kendaraan bermotor pada tahun 2013 masih tumbuh tinggi didorong masih
kuatnya permintaan dan dimulainya program mobil murah ramah lingkungan. Namun,
kinerjanya yang meningkat tidak didukung oleh perbaikan struktur produksi sehingga
masih membutuhkan input impor yang tinggi. Meskipun program mobil ramah lingkungan
diharuskan memiliki kandungan komponen domestik sebesar 80%, pada tahap awal
produsen baru bisa memenuhi kandungan domestik sekitar 40%.

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih


Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih merupakan sektor yang sangat vital. Sektor menjadi
penunjang seluruh kegiatan ekonomi dan infrastuktur untuk mendorong kegiatan produksi
maupun kebutuhan masyarakat.Karena sektor ini sangat penting untuk hajat semua
masyarakat maka pengelolaannya oleh pemerintah.Produksi listrik sebagian besar
dikelola oleh perusahaan listrik negara. Produksi gas dikelola oleh perusahaan gas
negara(PGN) dan air bersih dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM).Pembiayaan
bank syariah (PBS) pada sektor listrik, gas dan air menunjukan pertumbuhan yang sangat
cepat dan signifikan. Pembiayaan bank syariah (PBS) pada tahun 2006 hanya sebesar
Rp 17 Miliar, meningkat pesat pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp4,663 Miliar.
Peningkatan kinerja Pembiayaan bank syariah (PBS) sektor listrik, gas dan air
menunjukan kontribusi yang positif dari pembiayaan perbankan syariah (PBS) terhadap
pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor listrik, gas dan air. Pembiayaan bank
syariah (PBS) meningkat searah dengan produk domestik bruto (PDB) sektor listrik, gas
dan air. Berarti hubungan antara pembiayaan bank syariah (PBS) dengan PDB sektor
listrik, gas dan air adalah positif. Dari hasil pengolahan data pembiayaan bank syariah
(PBS), dimana pembiayaan bank syariah sektor listrik, gas dan air berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 0,088776, artinya setiap pertumbuhan
pembiayaan bank syariah sektor listrik, gas dan air sebesar 1% mengakibatkan
pertumbuhan PDB sektor listrik, gas dan air sebesar 0,088776%.Pertumbuhan
pembiayaan pada sektor listrik, gas dan air yaitu pada tahun 2007. Kemudian mulai
menurun mulai tahun 2008 hingga tahun 2013. Penurunan sektor ini disebabkan
subsektor listrik yang mengalami krisis, sehingga berdampak pada melambatnya sektor
listrik, gas dan air.

Sektor Bangunan
Peranan sektor bangunan sangat penting untuk pembangunan ekonomi
Indonesia.Kontribusi sektor bangunan pada PDB pada negara berkembang menghasilkan
3-6% dari produk domestik bruto (PDB).Peran sektor bangunan juga dapat dilihat dari
potensi yang sangat besar dari segi lapangan kerja, kebutuhan material dan peraturan
publik yang mendukung ekonomi.Pembiayaan bank syariah (PBS) meningkat searah
dengan produk domestik bruto (PDB) sektor bangunan. Berarti hubungan antara
pembiayaan bank syariah (PBS) dengan PDB sektor bangunan adalah positif.Dari hasil
pengolahan data pembiayaan bank syariah (PBS), dimana pembiayaan bank syariah
sektor bangunan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien
0,244744, artinya setiap pertumbuhan pembiayaan bank syariah sektor bangunan
sebesar 1% mengakibatkan pertumbuhan PDB sektor bangunan sebesar 0,244744%.
Pertumbuhan pembiayaan bank syariah (PBS) sektor bangunan menunjukan fluktuasi

719
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

yang tinggi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2009 pembiayaan
pada sektor bangunan menurun.Penurunan ini dampak dari krisis yang terjadi pada tahun
2008.Keadaan perekonomi menjadi kurang baik.Sehingga menyebabkan melambatnya
pembiayaan bank syariah pada sektor ini. Pada tahun 2013 sektor bangunan kembali
mengalami penurunan, hal ini disebabkan menurunnya aktivitas investasi dan
kontruksi.Kondisi ini sejalan dengan hasil survei properti komersial dan residensial Bank
Indonesia yang menunjukan terbatasnya penambahan stok properti terutama untuk
properti komersial dan lahan industri.Selain itu, pelaku usaha properti juga menahan
ekspansi terkait dengan peningkatan sukuk bunga kredit dan kebijakan pengetatan uang
muka.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor penunjang kegiatan ekonomi
yang menghasilkan produk dan jasa.Pada tahun 2013 subsektor perdagangan melambat
dikarenakan masih terbatasnya perdagangan ekspor dan melambatnya kinerja sektor
pengahasil barang.Sementara itu, subsektor hotel dan subsektor restoran tumbuh
membaik terkait meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan dan meningkatnya aktivitas
Pemilu pada semester II 2013.Pembiayaan bank syariah (PBS) meningkat searah dengan
produk domestik bruto (PDB) sektor perdagangan, hotel dan restoran. Berarti hubungan
antara pembiayaan bank syariah (PBS) dengan PDB sektor perdagangan, hotel dan
restoran adalah positif. Dari hasil pengolahan data pembiayaan bank syariah (PBS),
dimana pembiayaan bank syariah sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 0,226265, artinya setiap
pertumbuhan bembiayaan bank syariah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
1% mengakibatkan pertumbuhan PDB sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
0,226265%. Pembiayaan bank syariah (PBS) sektor perdagangan, hotel dan restoran
menunjukan fluaktuatif.Penurun yang sangat signifikan tahun 2009 pada sektor
perdagangan disebabkan meningkatkan pembiayaan bermasalah.Pada tahun 2013 sektor
ini mengalami kembali menurun, penyebabnya adalah melambatnya subsektor
perdagangan karena masih terbatasnya perdagangan ekspor dan melambatnya kinerja
sektor penghasil barang.

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai peran yang penting sebagai pendorong
aktivitas di semua sektor ekonomi.Dalam perkembangan zaman, peran sektor ini menjadi
sangat vital dan menjadi ukuran dari kemajuan suatu negara.Terutama jasa komunikasi
yang menjadi hubungan semua orang di dunia tanpa batas.Untuk subsektor transporatsi
mempunyai peranan sebagai jasa pelayanan mobilitas perekonomian.Pembiayaan bank
syariah (PBS) meningkat searah dengan produk domestik bruto (PDB) sektor
pengangkutan dan komunikasi. Berarti hubungan antara pembiayaan bank syariah (PBS)
dengan PDB sektor pengangkutan dan komunikasi adalah positif. Dari hasil pengolahan
data pembiayaan bank syariah (PBS) dengan menggunakan model fixed effect (Lihat
Lampiran 2), dimana pembiayaan bank syariah sektor pengangkutan dan komunikasi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 0,461036, artinya
setiap pertumbuhan pembiayaan bank syariah sektor pengangkutan dan komunikasi
sebesar 1% mengakibatkan pertumbuhan PDB sektorpengangkutan dan komunikasi
sebesar 0,461036%.Pertumbuhan pembiayaan bank syariah (PBS) sektor pengangkutan
dan komunikasi menunjukan fluktuatif. Pada tahun 2009 penurunan sangat tinggi terjadi
pada sektor ini, salah satu penyababnya adalah meningkatnya pembiayaan bermasalah
(NPF) pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 94,51% dibandingkan
tahun 2008 (www.infobanknews.com).

Dari pengujian model Fixed Effect hubungan tenaga kerja (TK) terhadap produk domestik
bruto (PDB) yaituberpengaruh negatif dan tidak signifikan seperti ditunjukkan dengan nilai
koefisien regresi sebesar -0,077161 dengan demikian hipotesa nul gagal ditolak atau

720
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

tidak ada pengaruh tenaga kerja terhadap PDB.Berdasarkan hasil pengolahan data per
sektoral, rata-rata variabel tenaga kerja di semua sektor tidak memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi kecuali sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air.

Sektor listrik, gas dan air


merupakan sektor dimana peranan dari BUMN cukup besar yaitu di atas 5% dari total
penyerapan tenaga kerja. Karena sektor tersebut merupakan bidang public utilities yang
memang seharusnya disediakan oleh pemerintah.Sehingga tenaga kerja sektor listrik, gas
dan air berpengaruh pada pembangunan ekonomi.Investasi pada sektor pertambangan
dan penggalian menunjukan peningkatan yang cukup tinggi.Sektor ini memang
merupakan padat modal dan teknologi tinggi, oleh karena sektor ini lebih banyak
menyerap tenaga kerja yang terampil dan mempunyai keahlian khusus. Dengan banyak
menyerap tenaga kerja yang berkulitas akan meningkatkan produktifitas dan lebih efisien.
Sehingga kontribusi tenaga kerja pada sektor pertambangan berpengaruh positif.

Hasil pengolahan data menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari tenaga
kerja sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi.Hal ini disebabkan mulai
ditinggalkannya sektor pertanian oleh tenaga kerja yang bepindah ke sektor usaha
lainnya.Salah satu faktornya kurangnya pendapatan yang dihasilkan dari sektor pertanian,
sehingga tenaga kerja berpindah ke sektor yang lebih menjanjikan dalam pemenuhan
kesejahteraan hidup.Tenaga kerja sektor bangunan yang juga tidak berpengaruh
signifikan, disebabkan sektor ini lebih banyak menggunakan mesin-mesin alat berat
bangunan.Sehingga penyerapkan tenaga kerja tidak banyak.Oleh karenanya sektor
bangunan lebih memerlukan modal atau investasi yang besar.

Tenaga kerja sektor industri pengolahan dari hasil pengolahan data, tenaga kerja sektor
industri pengolahan tidak berpengaruh signifikan terhadap sektor industri.Disebabkan
pertumbuhan industri pengolahan yang sangat cepat tidak dapat dibarengi dengan
pertumbuhan tenaga kerja yang berkualitas sehingga tenaga kerja belum dapat maksimal
dalam berkontribusi pada sektor industri pengolahan.Masih banyaknya persoalan tenaga
kerja seperti kualitas pendidikan dan produktifitas menjadi penghambat untuk
pertumbuhan industri pengolahan.Sektor industri pengolahan sangat membutuhkan
tenaga ahli dan produktifitas dari tenaga kerja.

Tenaga kerja sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap sektor perdagangan, hotel dan restoran.Tenaga Kerja sektor
perdagangan, hotel dan restoran menunjukan peningkatan pada tahun 2006 sampai
dengan tahun 2013.Peningkatan tenaga kerja sektor perdagangan, hotel dan restoran
masih kurang berkontribusi terhadap peningkatan sektor perdagangan, hotel dan
restoran.Kebutuhan skill dan tingkatan pendidikan terhadap sektor perdagangan, hotel
dan restoran menjadi salah satu faktor kurangnya kontribusi dari tenaga kerja. Tenaga
sektor pengangkutan dan komunikasi juga tidak berpengaruh signifikan terhadap
sektor pengangkutan dan komunikasi.Disebabkannya menurunnya tenaga kerja pada
sektor ini dari tahun 2008 hingga 2012.

Kesimpulan Dan Saran


Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka didapat hasil sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil uji F (pengujian simultan) variabel independent secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Dengan kata lain
Pembiayaan Bank Syariah dan Tenaga Kerja secara bersama-sama dapat digunakan
untuk menentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
2. Bedasarkan Uji T (pengujian parsial) menyatakan bahwa variabel Pembiayaan Bank
Syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh signifikan dan positif.
3. Bedasarkan Uji T (pengujian parsial) menyatakan bahwa variabel Tenaga Kerja

721
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tidak berpengaruh signifikan dan negatif.
4. Besarnya coeficient of determination (R²) adalah 0.989255 atau 98,9% yang berarti
variabel bebas yang terdiri dari Pembiayaan Bank Syariah dan Tenaga Kerja dapat
memberikan kontribusi pengaruh sebesar 98,9% terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) sedangkan sisanya 1,1% diterangkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan
ke dalam model.
5. Dalam hasil estimasi model fixed effect, semua Pembiayaan Bank Syariah (PBS) di
setiap sektor memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan Produk Domestik
Bruto (PDB) kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Hal ini disebabkan
Pembiayaan Bank Syariah (PBS) sektor pertambangan dan penggalian pengaruhnya
sangat kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Karena pengelolaan sektor
pertambangan dan penggalian di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh pihak
asing yang menggunakan modal dan teknologi luar negeri.
6. Dalam hasil estimasi model fixed effect, hampir semua Tenaga Kerja di setiap sektor
memberikan pengaruh negatif atau tidak pengaruh signifikan terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB), kecuali sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, sekiranya penulis menyampaikan saran yang dapat
bermanfaat, sebagai berikut:
1. Pemerintah sebagai pengelola perekonomian negara, dapat mendorong investasi
disetiap sektor. Dan mendorong Bank Syariah untuk menyalurkan pembiayaan pada
sektor riil, agar perkonomian dapat berjalan dengan baik.
2. Pemerintah sebaiknya fokus untuk meningkatkan produktifitas dari tenaga kerja
maupun kualitas dari tenaga kerja. Pentingnya peran dari tenaga kerja dalam
membangun perekonomian. Dan pemerintah dapat menciptakan lapangan pekerjaan
atau kesempatan kerja pada angkatan kerja yang lebih banyak. Serta pemerintah
membatu pelatihan-pelatihan kerja kepada tenaga kerja, agar kemampuan tenaga
kerja dapat meningkat.
3. Perbankan syariah sebagai penggerak ekonomi, harus lebih fokus terhadap
penyaluran pembiayaan pada sektor produktif. Sebagaimana tujuan dari perbankan
syariah untuk memberikan kemaslahatan ekonomi dan sebagai penggerak ekonomi
yang adil dan merata pada masyarakat.

Daftar Pustaka
Amin, Ratih Mawarni. 2014. Tingkat Produktifitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di
Provinsi Sulawesi Utara.

Baltagi, Badi H. 2001. Econometric Analysis of Panel Data. John Wiley and Sons. New
York.

Banke, C dan Eggoh, J. 2011. Further Evidence on Finance Growth Causality: A Panel
Data Analysis

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Cetakan Pertama,


Penerbit PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.

Gudarzi Farahani, Yazdan and Sadr, Seyed Mohammad Hosseni. 2012. The Analysis of
Islamic Bank’s Financing and Economic Growth: Case Study Iran and Indonesian

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Kencana. Jakarta.

Kurniasari, Widita. 2011. Analisis Pengaruh Kredit Perbankan dan Tenaga Kerja
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia :Analisis Sektoral Tahun 2002-2008.

722
Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: 2460-8696

Muhammad. 2005. Manajeman Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMD YKPN

Pancawati, Neni. 2000. Pengaruh Rasio Kapital Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Stok
Capital dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap GDP Indonesia

Santoso, Imam Nugroho Heru. 2005. Analisis pertumbuhan kota semarang dan
kabupaten blora provinsi jawa tengah

Sitepu, Rasidin Karo Karo, Sinaga, Bonar M, Oktaviani, Rina dan Tambunan, Mangara.
2009. Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Distribusi
PendapatandanKemiskinan di Indonesia. Forum Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
Vol.32, (No.2): 117-118.

Situmorang, Armin Linda. 2007. Analisis Investasi dalam Human Capital dan Akumulasi
Modal Fisik Terhadap Peningkatan Produk Domestik Bruto.Tesis Tidak Diterbitkan
Medan: Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT Raja Grafindo


Persada,Jakarta.

Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi.
Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.

Sukirno, 2006. Makroekonomi: Teori Pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Todaro, Michael, P.dan Stephen C Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga,
Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 tahun 2008 tentang perbankan, Bank Syariah

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Verbeek, Marno. 2000. A Guide to Modern Econometrics. Chshester: John Willey & Sons.

www.bps.go.id

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.merdeka.com

723

Anda mungkin juga menyukai