Anda di halaman 1dari 13

Journal of Basic e-ISSN : 2656-6702

Education
Studies Volume 4 No 1

Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk


Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
di Kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Za’ima Zatalini1, Muhammadi²
1,2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang

ARTICLE INFO ABSTRACT


Key word : pre-reading This reseach’s backgrown is ability of pre-reading skill low. That seen a
skill, whole language
few students not yet can memorize type of alphabet, ability of
approach pronouncations of characters still low to, and can’t reading alout (high-
pitched reading) with pronounce and good intonation. Thast’s because
Kata Kunci: still minimum of development the appoarch of innovative learning which
kemampuan membaca teacher use on learning prosess. The purpose of this study is to describe
permulaan, the increase of students pre-reading ability inintegrated thematic
Pendekatan whole learning using the whole language approach . this research is a
language classroom action research (PTK) thas uses qualitative and quantitative
approaches. It is carried out in two cycles, where one cycle consist of
two mettings and the second cyle consists of one meeting. The research
subjects were teacher of first grade at SDN 27 Batu Bulek as observer,
reseaecher, and 15 students of first grade at SDN 27 Batu Bulek. The
results of the research showed the improvement of students’ learning
output, they were : a)the result of the RPP observations in the first cyle
werw 84,09%, incrased in the second cyle to 90,9%. B) the result of
teacher actifity in the fisrt cyle 78,13%, incrased in the second cyle to
87,5%. C) the initial reading service for student in the first cyle had an
average of 72,83 with a proportion of 53,33%, the increased in the
second cyle to 81 with a propotion of 86,333%. Based on the these
result it can be concluded that the whole language appoarch can
improve students reading skill in integrated thematic learning.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan membaca permulaan
yang masih rendah. Terlihat beberapa peserta didik belum hafal bentuk
huruf abjad, rendahnya kemampuan dalam mengucapkan bunyi huruf,
serta belum bisa membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Hal tersebut disebabkan minimnya pengembangan pendekatan
pembelajaran inovatif yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Tujuan penelitian ini untuk memdeskripsikan peningkatan kemampuan
membaca permulaan peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu
menggunakan pendekatan whole language. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Dilaksanakan dalam dua siklus, dimana siklus
satu terdiri dari dua pertemuan dan siklus dua terdiri dari satu
pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru kelas satu sebagai observer,
peneliti sebagai praktisi, dan peserta didik kelas I SDN 27 Batu Bulek
yang berjumlah 15 orang. Hasil penelitian membuktikan kenaiakan
1136
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

yaitu: a) hasil pengamatan RPP pada siklus I 84.09%, naik pada siklus II
menjadi 90.9%. b) hasil aktivitas guru pada siklus I 78.13%, meningkat
pada siklus II menjadi 87.5%. c) penilaian kemampuan membaca
permulaan peserta didik pada siklus I rata-ratanya yaitu 72.83 dengan
persentase 53.33%, lalu bertambah pada siklus II menjadi 81 dengan
persentase 86.33%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan pendekatan whole language dapat meningkatkan kemampuan
membaca peserta didik pada pembelajaran tematik terpadu
Corresponding author :
zaimazatalini15@gmail.com
JBES 2021

PENDAHULUAN memperoleh pesan, yang hendak


Pembelajaran bahasa indonesia
disampaikan penulis melalui media kata-
merupakan pembelajaran pokok dan kunci
kata/bahasa tulis”.
dalam semua proses pembelajaran.
Pembelajaran membaca di SD
Dimana pembelajaran bahasa berkaitan
merupakan dasar atau landasan untuk
dengan muatan pembelajaran lain serta
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
digunakan dalam memahami materi
Pembelajaran membaca di SD meliputi
pembelajaran. Mata pelajaran memerlukan
pembelajaran membaca permulaan dan
Bahasa Indonesia dalam prosesnya yang
pembelajaran membaca lanjutan.
meliputi keterampilan menyimak,
Membaca permulaan adalah tahap awal
berbicara, membaca dan menulis. Empat
dalam belajar membaca dan diberikan di
komponen tersebut saling berhubungan
kelas rendah di sekolah dasar yaitu, kelas
satu sama lain. Dalam pembelajaran
satu sampai kelas tiga. “Membaca
Bahasa Indonesia hendaknya disajikan
permulaan merupakan suatu keterampilan
secara holistik dengan memadukan
awal yang harus dipelajari atau dikuasai
keempat komponen tersebut agar
oleh pembaca” (Dalman, 2014: 85). Hal ini
pembelajaran lebih bermakna bagi peserta
sejalan dengan yang dikemukakan oleh
didik. Komponen membaca dan menulis
Taufina (2016: 166-167) yang menyatakan
harus lebih dahulu dikuasai sejak awal
“pembelajaran membaca permulaan
memasuki Sekolah Dasar(SD).
merupakan tingkatan proses pembelajaran
Keterampilan membaca merupakan
membaca untuk menguasai sistem tulisan
keterampilan berbahasa yang sangat
sebagai representasi visual bahasa sering
penting kedudukannya untuk menunjang
disebut dengan belajar membaca”.
terlaksananya pembelajaran. Tarigan
Namun pada kenyataannya,
(2008: 7) menyatakan bahwa ”membaca
berdasarkan hasil observasi yang telah
adalah suatu proses yang dilakukan serta
dilakukan peneliti di kelas I SDN 27 Batu
dipergunakan oleh pembaca untuk
Bulek pada tanggal 9-14 November 2020,
1137
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

peneliti melihat permasalahan yang yang efektif dalam mengajarkan


terdapat pada proses pembelajaran, pembelajaran membaca permulaan
diantaranya adalah rendahnya kemampuan sehingga kegiatan membaca sangat
membaca pada peserta didik kelas I. monoton dan kurang menarik bagi peserta
Ditemukan kesulitan yang dihadapi peserta didik. Kelima, media pembelajaran yang
didik dalam membaca permulaan digunakan ukuran hurufnya kecil sehingga
diantaranya yaitu, (1) beberapa peserta kurang efektif digunakan.
didik belum hafal bentuk huruf abjad; (2) Berdasarkan beberapa permasalahan
kemampuan peserta didik dalam yang telah dipaparkan tersebut, terlihat
mengucapkan bunyi huruf yang ditanyakan proses pembelajaran yang belum maksimal
masih rendah; (3) peserta didik belum dan rendahnya kemampuan membaca
lancar membaca kata dan kalimat permulaan peserta didik kelas I.
berdasarkan gambar yang disajikan; (4) Solusi dari permasalahan tersebut
peserta didik belum bisa membaca nyaring yaitu guru hendaknya perlu untuk
huruf, suku kata, kata kalimat dengan lafal meningkatkan kemampuan membaca
dan intonasi yang tepat. permulaan diperlukan penerapan
Adapun permasalahan diatas pendekatan pembelajaran yang sesuai,
disebabkan karena beberapa faktor. yang menciptakan suasana kelas yang
Berikut peneliti uraikan faktor kondusif, sesuai dengan bahan bacaan,
permasalahan yang ditemukan. Pertama, serta nyaman bagi anak untuk belajar.
dalam perencanaan pembelajaran kurang Sebagaimana di ungkapkan Taufik dan
mengembangkan penggunaan pendekatan Muhammadi (2012: 39) “pendekatan
pembelajaran yang inovatif dan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
menyenangkan. Kedua, guru sebagai tolak atau sudut pandang kita terhadap
pendidik yang berperan dalam kelas proses pembelajaran, yang merujuk pada
kurang mampu menyajikan pembelajaran pandangan tentang terjadinya suatu proses
secara holistik atau keseluruhan sehingga yang sifatnya masih sangat umum, di
keempat keterampilan berbahasa belum dalamnya mewadahi, mengisnspirasi,
nampak dalam pembelajaran. Ketiga, guru menguatkan dan melatari metode
belum mampu menciptakan suasana yang pembelajaran dengan cakupan teoritis
kondusif dalam kelas, sehingga peserta tertentu”. Salah satu pendekatan
kurang terarah untuk membaca dan merasa pembelajaran yang diterapkan dalam
nyaman selama pembelajaran. Ketempat, pembelajaran keterampilan bahasa
guru belum menggunakan pendekatan
1138
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

menurut penulis adalah pendekatan intonasi yang benar. Sehingga peserta


pembelajaran Whole Language. didik dapat lebih mudah memahami dan
Pendekatan whole language memperagaakan kegiatan membaca
menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, dengan tepat
artinya tidak terpisah-pisah. “Pendekatan Agar pelaksanaan pembelajaran
Whole Language berasumsi bahwa bahasa berjalan terarah maka harus disesuaikan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dengan langkah-langkah pembelajaran
dipisah-pisah, oleh karena itu reading aloud (membaca nyaring). Urutan
pembelajaran komponen bahasa (fonem, pembelajaran penerapaan pendekatan
morfem, klausa, kalimat, wacana) dan whole language menurut Rahim (dalam
keterampilan berbahasa (menyimak, Faisal (2017) adalah (1) memilih
berbicara, membaca, wacana) harus cerita/teks yang akan dibaca oleh peserta
disajikan secara utuh dalam situasi yang didik, (2) memperkenalkan cerita atau teks
nyata (autentik) dan bermakna kepada pada peserta didik (tekanan, kata, lafal,
peserta didik” (Hidayah, 2014 :295). dan intonasi (3) membagi teks berdasarkan
Penerapan pendekatan paragraf (4) menunjuk sejumlah peserta
pembelajaran Whole Language dapat didik untuk membaca nyaring (5)
meningkatkan kemampuan membaca memberikan kesempatan kepada peserta
permulaan sehingga kemampuan dan didik berdiskusi (6) memberikan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta kesempatan kepada peserta didik untuk
didik dapat tercapai secara holistik dan mengekpresikan perasaan secara bebas.
dapat terus dikembangkan secara Pendekatan whole language ini
operasional dan menyeluruh. Dengan memiliki beberapa keungggulan menurut
melibatkan kemampuan linguistik peserta Menurut Sari, Kristanti, dan Nurjannah
didik secara keseluruhan, yaitu kecerdasan (2020: 28) yaitu (1) pengajaran bahasa
yang berhubungan dengan menggunakan disajikan secara utuh dan menyeluruh
kata-kata dan memahami kalimat-kalimat (2)siswa berperan aktif didalam kelas (3)
kompleks. Whole language dapat digabungkan
Salah satu karakteristik pendekatan dengan berbagai disiplin ilmu yang
whole language pembelajarannya yaitu lainnya.
demonstrasi, dimana guru secara aktif Berdasarkan dari uraian dari latar
terlibat dalam peragaan pemakaian bahasa belakang di atas. Maka, rumusal masalah
seperti bercerita, membacakan buku di dalam penelitian ini adalah Bagaimana
hadapan peserta didik dengan lafal dan rencana pelaksanaan pembelajaran,
1139
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

pelaksaan pembelajaan dan penggunaan upaya untuk memecahkan masalah


pendekatan whole language dalam tersebut dengan cara melakukan berbagai
pembelajaran tematik terpadu untuk tindakan yang terencana dalam situasi
meningkatkan kemampuan membaca nyata serta menganalisis setiap pengaruh
permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek dari perlakuan tersebut”.
Tanah Datar? Waktu dan Tempat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang Penelitian ini dilaksanakan di Kelas I
telah dipaparkan maka tujuan penelitian SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar.
adalah untuk mendeskripsikan rencana Penelitian ini dilaksanakan di semester II
pelaksanaan pembelajaran pelaksaan tahun ajaran 2020/2021 di SDN 27 Batu
pebelajaran, dan penggunaan pendekatan Bulek Tanah Datar. Penelitian ini
whole language dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Siklus I
tematik terpadu untuk meningkatkan dilaksanakan dua kali pertemuan.Siklus II
kemampuan membaca permulaan di kelas dilaksanakan satu kali pertemuan.
I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
METODOLOGI PENELITIAN siswa semester II kelas I SDN 27 Batu
Jenis Penelitian Bulek tanah Datar. Dengan jumlah siswa
Jenis penelitian yang dipakai oleh sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 10
peneliti adalah PTK. PTK adalah orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa
penelitian yang diadakan oleh guru guna perempuan. Di samping itu, penulis
merubah cara mengajar dalam kelas. sebagai praktisi (guru) pada kelas I SDN
Menurut Hamzah, uno, Lamatenggo, dan 27 Batu Bulek dan satu orang pengamat
satria dan koni (2011: 37) “penelitian (observer) yaitu guru kelas I SDN 27 Batu
tindakan kelas adalah penelitian yang Bulek.
dilakukan oleh guru didalam kelasnya Prosedur
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan Sebelum melakukan penelitian,
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai peneliti terlebih dahulu melakukan studi
guru, sehingga proses pembelajaran dapat pendahuluan, berupa observasi terhadap
berjalan dengan baik, dan hasil belajar proses pembelajaran di Kelas I SDN 27
siswa meningkat”. Hal ini sejalan dengan Batu Bulek. Hal ini bertujuan untuk
Sanjaya (2009: 26) “PTK diartikan sebagai mengetahui permasalahan yang terdapat
proses pengkajian masalah pembelajaran pada pembelajaran Tematik Terpadu. Studi
didalam kelas melalui refleksi diri dalam pendahuluan dilakukan untuk mengamati
1140
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

proses pembelajaran di kelas dan diskusi pengamatan secara sistematis. Penilaian


dengan guru tentang pembelajaran yang non tes dilakukan dari awal sampai akhir
terjadi, dari studi pendahuluan maka akan pembelajaran
terlihat masalah yang akan diteliti. Teknik Analisis Data
Kemudian permasalahan tersebut diatasi Data yang didapat dalam penelitian
dengan penelitian tindakan kelas melalui ini dianalisis dengan menggunakan
prosedur yang terdiri dari beberapa analisis data kualitatif dan kuantitatif.
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, Analisis data kualitatif yaitu analisis data
pengamatan, dan tahap refleksi. dengan refleksi sejak pengumpulan data
Intrumen Penelitian sampai seluruh data terkumpul. Sedangkan
Instrumen yang akan digunakan dalam analisis kuantitatif yang berhubungan
penelitian ini yaitu dokumen analisis, dengan hasil perolehan peserta didik
observasi, tes dan non tes. Observasi berupa angka-angka. Menurut Kunandar
digunakan untuk mengumpulkan data (2010), dalam pelaksanaan PTK, ada 2
tentang aktivitas siswa dan juga guru jenis data yang dapat dikumpulkan oleh
dalam meningkatkan kemampuan peneliiti ialah: (1) Data kuantitatif yaitu
membaca permulaan dengan menggunakan nilai hasil belajar, (2) Data kualitatif, ialah:
pendekatan pembelajaran whole language. data yang berupa kalimat dan bukan
Objek observasi adalah guru dan siswa angka, dalam Kemendikbud (2016:146),
selama proses pembelajaran berlangsung. dengan rumus sebagai berikut:
Tes digunakan untuk mengevaluasi Jumlah skor yang diperoleh
kemampuan membaca permulaan dengan Nilai = Jumlah skor maksimal x

pendekatan whole language. Berpedoman 100%


pada lembar tes yang digunakan untuk Dengan kriteria taraf
memperkuat data observasi yang terjadi keberhasilannya dapat ditentukan sebagai
didalam kelas. Hal ini dilakukan untuk berikut: peringkat sangat baik (A) = nilai
memperoleh data yang akurat tentang 90< A ≤ 100, baik (B) = nilai 80 < B ≤ 89,
kemampuan membaca permulaan peserta cukup (C) = nilai 70 < C ≤ 79, dan kurang
didik. (D) = nilai ≤ 70
Non tes digunakan untuk menilai
aspek keterampilan dan sikap siswa selama
proses pembelajaran. Hasil belajar peserta
didik dilakukan tanpa menguji peserta
didik melainkan dilakukan dengan
1141
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran pada hari Kamis 4 Maret


2021
Siklus I Pertemuan I
Materi pembelajaran pada siklus
Perencanaan
satu pertemuan pertama ini didapatkan dari
Sebelum diadakan penelitian buku guru, buku peserta didik, internet
terlebih dahulu peneliti menyusun RPP, serta buku penunjang yang relevan. Sesuai
peneliti terlebih dahulu memilih tema, sub dengan tema tujuh benda, hewan dan
tema pembelajaran yang akan tumbuhan di sekitarku, subtema satu benda
dikembangkan dengan menggunakan hidup dan benda tak hidup pembelajaran 3,
pendekatan whole language Semester II Mata pelajaran yang terkait dengan
dikelas I. pembelajaran 3 adalah Bahasa Indonesia,
Tema yang dipakai dalam Matematika dan SBdP. memiliki KI, dan
penelitian adalah tema tujuh benda, hewan KD, indikator, tujuan pembelajaran, materi
dan tumbuhan di sekitarku, subtema satu pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
benda hidup dan benda tak hidup media dan summber belajar, metode dan
pembelajaran 1. Mata pelajaran yang pendekatan pembelajaran, serta penilaian.
terkait dengan pembelajaran 1 adalah
Pelaksanaan
Bahasa Indonesia, Pkn dan SBdP.
Pelaksanaan pembelajaran tema 7
Perncanaan disusun satu kali
dengan menggunakan pendekatan whole
pembelajaran, dialokasikan dalam waktu 6
languge di kelas I SDN 27 Batu Bulek
x 35 menit atau satu hari pembelajaran.
Tanah Datar siklus satu pertemuan satu
Pada siklus I pertemuan satu dilaksanakan
diadakan pada hari Rabu, 3 Maret 2021.
pada hari Rabu, 3 Maret 2021.
Pembelajarannya berlangsung selama 6 x
Perencanan tindakan pada siklus
35 menit. Tema yang diajarkan pada siklus
satu pertemuan dua sama halnya dengan
satu pertemuan 1 ini adalah tema tujuh
penyusunan perencanaan dengan siklus
benda, hewan dan tumbuhan di sekitarku,
pertama pertemuan pertama. RPP disusun,
subtema 1 benda hidup dan benda tak
peneliti menganalisis setiap Kompetensi
hidup, pembelajaran 1. Adapun muatan
dasar yang akan dikembangkan dalam
pembelajaran yang terkait pada
buku guru dan buku siswa kurikulum 2013
pembelajaran 1 adalah Bahasa Indonesia,
kelas I tema 7 semester II. RPP ini disusun
PPKn dan SBdP.
pas dengan waktu penelitian dilaksanakan.
Perencanaan dirancang untuk satu kali Pelaksanaan pembelajaran terdri
dari: a) kegiatan pendahuluan, b) kegiatan
pertemuan (6 x 35 menit) atau satu hari
1142
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

inti yang terdiri dari langkah-langkah diperoleh skor 38 dengan skor maksimal
pendekatan whole language c) kegiatan 44, maka nilai siklus I pertemuan 2 adalah
penutup. 86,36% dan tergolong standar baik (B).
Pelaksanaan pembelajaran tematik Jadi hasil penggamatan yang
menggunakan pendekatan whole language dilakukan observer terhadap peneliti, pada
di kelas 1 SDN 27 Batu Bulek siklus satu lembar penilaian RPP siklus sat
pertemuan 2 dilaksanakan pada hari persentrase nlai memperoleh rata-rata
Kamis, 4 Maret 2021. Pembelajarannya 84,09%% dengan kualifikasi baik (B).
berlangsung selama 6 x 35 menit. Tema b. Pengamatan Aspek guru
yang diajarkan pada siklus satu ini adalah Menurut hasil pengamatan yang
tema tujuh benda, hewan dan tumbuhan di dikerjakan oleh pengamat terhadap
sekitarku, subtema 1 benda hidup dan aktivitas yang dilakukan peneliti dalam
benda tak hidup, pembelajaran 3. Adapun pembelajaran siklus I pertemuan satu ini
muatan pembelajaran yang terkait pada dengan jumlah skor yang diperoleh 24 dari
pembelajaran 3 ini adalah Bahasa jumlah skor maksimal 32. Dengan
Indonesia, Matematika dan SBdP. demikian, presentase nilai aktivitas guru
Kegiatan pembelajaran terdri dari: ini adalah 75%. Hal ini menggambarkan
a) kegitan pendahuluan, b) kegiatan inti bahwa kriteria keberhasilan guru dalam
yang terdiri dari langkah-langkah melaksanakan pembelajaran tematik
pendekatan whole language c) kegiIatan termasuk dalam kualifikasi baik (B).
pentup. Menurut hasil penggamatan yang
dilakukan oleh pengamat terhadap
Pengamatan
aktivitas yang dilakukan peneliti dalam
a. Pengamatan Aspek RPP
pembelajaran siklus satu pertemuan dua ini
Dari pengamatan yang dilakukan
dengan jumlah nilai yang didapat 26 dari
observer terhadap peneliti, pada lembar
jumlah skor maksimal 32. jadi presentase
penilaian RPP siklus satu pertemuan satu
nilai aktivitas guru ini adalah 81,25%. Hal
diperoleh skor 36 dan skor maksimal 44,
ini menunjukkan bahwa kriteria
maka nilai siklus satu pertemuan satu
keberhasilan guru dalam melaksanakan
adalah 81,81% dan tergolong standar baik
pembelajaran tematik masuk kedalam
(B).
indikator baik (B).
Dari pengamatan yang dilakukan
Maka hasil pengamatan yang
observer terhadap peneliti, pada lembar
dilakukan oleh observer terhadap aktivitas
penilaian RPP siklus satu pertemuan dua
yang dilakukan peneliti dalam
1143
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

pembelajaran siklus satu ini persentase kriteria keberhasilan peserta didik dalam
nilai memperoleh rata-rata 78,13%. Hal ini melaksanakan pembelajaran tema 7 masuk
menampilkan bahwa kriteria keberhasilan kedalam indikator cukup (C).
guru dalam melaksanakan pembelajaran d. Pengamatan kemampuan membaca
tema 7 termasuk dalam kualifikasi cukup permulaan
(C). Penilaian kemampuan membaca
c. Pengamatan Aspek peserta didik permulaan peserta didik dalam proses
Menurut nilai pengamatan yang pembelajaran tema 7 menggunakan
diadakan oleh pengamat kepada aktivitas pendekatan whole language pada siklus I
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pertemuan satu memperoleh angka rata-
siklus satu pertemuan satu ini dengan rata, peserta didik yang memperoleh skor
jumlah nilai yang didapat 24 dari jumlah diatas 75 sebanyak 7 orang, sedangkan
skor yg harus dicapai 32. Jadi demikian, yang memperoleh skor dibawah 75
presentase nilai aktivitas peserta didik sebanyak 8 orang.
adalah 75%. Ini menunjukkan bahwa Pada siklus I pertemuan dua
kriteria keberhasilan peserta didik dalam memperoleh angka rata-rata 75,66, peserta
melaksanakan pembelajaran tematik didik yang memperoleh skor diatas 75
termasuk dalam kualifikasi cukup (C). sebanyak 9 orang, sedangkan yang
Menurut hasil pengamatan yang memperoleh skor dibawah 75 sebanyak 6
diadakan oleh pengamat terhadap aktvitas orang. Jadi hasil penilaian kemampuan
pesrerta didik dalam kegiatan membaca permulaan siklus I pertemuan 1
pembelajaran siklus satu pertemuan dua ini dan pertemuan 2 adalah dengan nilai rata-
dengan jumlah skor yang diperoleh 25 dari rata 72,33 dengan persentase 53,33%.
jumlah nilai maksimal 32. Dengan
Refleksi
demikian, presentase nilai aktivitas peserta
Keputusan observer, yang
didik adalah 78,13%. Hal ini menampilkan
dilakukan oleh guru kelas I kepada
bahwa kriteria keberhasilan peserta didik
aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan
dalam melaksanakan pembelajaran tema
oleh peserta didik pada siklus satu perlu
delapan tergolong pada kriteria cukup (C).
kiranya dilakukan perbaikan karena masih
Jadi hasil pengamatan yang dinilai
ada kegiatan yang belum dicapai pada
oleh pengamat terhadap aktivitas peserta
siklus satu. Diusahakan pada pertemuan
didik dalam kegiatan pembelajaran siklus I
selanjutnya dikerjakan . dan pada siklus
ini pesentase nilai memperoleh rata-rata
76,57%. Hal ini menampilkan bahwa
1144
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

dua lebih bagus lagi dengan adanya Siklus II Menurut pengamatan


masukan dan perbaikan. yang dilakukan observer terhadap peneliti,
pada lembar penilaian RPP siklus dua
Siklus I Pertemuan II
memperoleh skor 40 dengan skor
Perencanaan
maksimal 44, maka nilai siklus dua adalah
Perncanaan pada siklus dua tidak 90,09% dengan kriteria sangat baik (SB).
jauh bebeda dengan perencanan b. Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II
pembelajaran pada siklus satu. RPP Menurut hasil pengamatan yang
dirancang masih pada tema tujuh benda, dilakukan oleh pengamat terhadap
hewan dan tumbuhan di sekitarku Subtema aktivitas yang dilakukan peneliti dalam
dua hewan di sekitarku pembelajaran 1 pembelajaran siklus dua ini dengan jumlah
pendekatan whole language dengan benar. skor yang diperoleh 28 dari jumlah skor
RPP ini disusun sama dengan waktu maksimal 32. Dengan demikian,
penelitian berlangsung. Perencanaan presentase nilai aktivitas guru ini adalah
disusun untuk satu kali pertemuan (6 x 35 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
menit) atau 1 hari pembelajaran pada kriteria keberhasilan guru dalam
Jumat 12 Maret 2021 melaksanakan pembelajaran tema 7
Pelaksanaan termasuk dalam dengan kriteria baik (B).
Pelaksanan perencanaan siklus dua c. Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
dengan pendekatan whole language pada Siklus II
tema tujuh benda, hewan dan tumbuhan di Berdasarkan hasil pengamatan
sekitarku Subtema dua hewan di sekitarku yang dilakukan oleh pengamat terhadap
pembelajaran 1 dilakukan pada hari Jumat aktivitas peserta didik dalam kegiatan
12 Maret 2021. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dengan jumlah
tindakan peneliti berperan sebagai guru skor yang diperoleh 28 dari jumlah skor
dan guru kelas I sebagai pengamat. maksimal 32. Dengan demikian,
Pelaksanaan pembelajaran terdiri presentase nilai aktivitas peserta didik
dari : a) kegiatan pendahuluan, b) kegiatan adalah 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
inti yang terdiri dari langkah-langkah kriteria keberhasilan peserta didik dalam
pendekatan whole language c) kegiatan melaksanakan pembelajaran tema 7
penutup. tergolong pada golongan baik (B).
Pengamatan d. Pengamatan Kemampuan Membaca
a. Pengamatan Aspek Penilaian RPP Permulaan Siklus II

1145
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

Dalam proses pembelajaran tema 76,57%, (4) persentase kemampuan


tujuah dengan pendekatan whole language membaca permulaan siklus satu 53,33%,
pada siklus II memperoleh angka rata-rata (5) persentase RPP siklus II 90,09%, (6)
81, yaitu peserta didik yang memperoleh persentase aktivitas guru pada pelaksanaan
skor diatas 75 sebanyak 13 orang, siklus II 87,5%, (7) persentase aktivitas
sedangkan yang memperoleh skor dibawah peserta didik pada pelaksanaan siklus II
75 sebanyak 2 orang. 87,5%, (8) persentase kemampuan
Refleksi membaca permulaan siklus dua 86,33%
Dari hasil penilaian observer Grafik Hasil Siklus I dan Siklus II
terhadap pelaksanaan pembelajaran tema 7
yang peneliti lakukan dengan observer
(guru kelas I), untuk hasil siklus satu dapat
dikatakan berhasil. Bisa dilihat pada
persentase penilaain kemampuan membaca
permulaan siklus satu 46,66% dan siklus II
86,66%. hal ini dapat dikatakan telah
mengalami peningkatan. Dan bisa
disimpulkan bahwa pada siklus dua telah
mencapai kriteria yang diinginkan. Dengan SIMPULAN
demikian penelitian di sudahi pada
Penelitian ini berkaitan dengan
pertemuan siklus dua dan tidak diteruskan
penggunaan pendekatan whole language
lagi kepada sikulus seterusnya.
untuk meningkatkan kemampuan
PEMBAHASAN
membaca permulaan mengalami
Pada sebelumnya sudah dibahas
peningkatan pada siklus I ke siklus II pada
dan sudah peneliti paparkan. Hal yang
setiap pertemuannya dengan persentase
berhubungan tentang bagaimana
nilai yang didapat pada siklus I 53,33%
pelaksanaan pembelajaran tema 7 dengan
lalu pada siklus II meningkat menjadi
pendekatan whole language. Dari
86,33%.
pelaksanaan pembelajaran tema 7
Berdasarkan hasil ini dapat dilihat
diperoleh persentase sebagai berikut: (1)
kemampuan membaca permulaan
persentase RPP siklus I 84,09%, (2)
menggunakan pendekatan whole language
persentase aktivitas guru pada pelaksanaan
mengalami peningkatan dari siklus I
siklus I 78,13%, (3) persentse aktivitas
sampai siklus II.
peserta didik pada pelaksanaan siklus satu
1146
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

SARAN (Membaca Nyaring) Terhadap


Dari penelitian dan pembahasan Keterampilan Membaca Peserta
serta kesimpulan yang didapatkan, maka Didik Kelas II MI Madani
disampaikan saran yaitu: Alauding paopao. Skripsi. Tidak
Perencanaan, diharapkan guru Diterbitkan. Makasar: UIN
dapat merancang pelaksanaan Alauddin Makasar.
pembelajaran menggunakan pendekatan
Hamzah, Uno, Lamatenggo, Satria, &
whole language, karena pemilihan
Koni.2011. Menjadi Peneliti PTK
pendekatan whole language merupakan
Yang Professional. Jakarta: Bumi
salah satu alternatif untuk meningkatkan
Aksara
kemmapuan membaca permulaan.
Pelaksanaan, diharapkan guru Hartati, Ani Hendriani, & Tatang
dapat melakukan pembelajaran tematik Syatipudin. (2019). Penerapan
pendekatan whole language, selain itu Pendekatan Whole Language
guru diharapkan mampu membina peserta Untuk Meningkatkan Kemampuan
didik melakukan kegiatan pembelajaran Menulis Siswa Kelas V Sekolah
yang berlangsung secara menyeluruh dan Dasar, Jurnal Pendiidkan Guru
terarah sesuai dengan RPP yang dirancang. Sekolah Dasar, 245
Kemampuan membaca permulaan,
diharapkan guru dapat memahami dan Hidayah, Nurul. 2014. Pendekatan

melaksanakan pendekatan whole language Pembelajaran Bahasa

dalam pembelajaran tematik sehingga bisa Indonesia.Jurnal Pendidikan dan

menaikkan hasil belajar peserta didik Pembelajaran Dasar (Nomor

menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya 2014), 293-204

dan sesuai dengan apa yang diinginkan.


Sanjaya, Wina. 2011. Strategi
REFERENSI Pembelajaran Berorientasistandar
Proses Pendidikan. Jakarta:
Dalman. 2014. Keterampilan Membaca.
Prenada Media Group.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sari,ayu Mefita, Dian Kristanti dan
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik
Nurjannah. (2020). Penerapan
Terpadu. Yogyakarta: Gava Media.
Pendekatan Whole Languange
Faisal, Megawati. 2017. Pengaruh Untuk Meningkatkan Kemampuan
Penerapan Metode Reading Aloud Membaca Siswa Pada Pelajaran
1147
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juni 2021)

Bahasa Indonesia Kelas V Sd


Negeri Peureumeue, Jurnal Bina
Gogik, 24-33

Tarigan, Hendri Guntur. 2008. Membaca


Sebagau Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Percetakan
Angkasa.

Taufina. 2016. Mozaik Keterampilan


Berbahasa Di Sekolah Dasar.
Bandung: Cv. Angkasa

Taufik, Taufina dan Muhammadi. 2012.


Mozaik Pembelajaran Inovatif.
Padang: Sukabina Press.

Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa


Indonesia : Apresiasi Sastra di
Sekolah Dasar. Jakarta: Remaja
Rosdak

1148
Za’ima Zatalini, Muhammadi│ Penggunaan Pendekatan Whole Language untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Permulaan di kelas I SDN 27 Batu Bulek Tanah Datar

Anda mungkin juga menyukai