Anda di halaman 1dari 10

SOCA

IMUNISASI PADA BAYI NY.A USIA 1 BULAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Penugasan Stase KDPK

Dosen Pengampu Bdn. Mira Meliyanti, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh :

Kelas A

Damar Pawitrasari 4009230156


Dewi Astuti 4009230129
Dini Sandi Ardayani 4009230072
Elin Suherlina 4009230065
Mulyati 4009230181
Reni Anggraeni 4009230082
Rianne Prianika Putri 4009230103
Tati Karyati 4009230064

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2023
Kasus :
Seorang suami istri datang ke Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) membawa

bayi perempuannya yang berusia 1 bulan , ia mengatakan ingin melakukan

imunisasi, ini anak pertamanya, riwayat melahirkan anak yang pertama ini melalui

persalinan normal, bayi menangis kuat, gerakan tonus otot aktif, BAK 4x/hari dan

BAB 2x/hari. ibu memberikan buku KIA yang berisi keterangan bahwa bayi

tersebut sudah diberikan Vit K dan HB 0. Berdasarkan data yang tercatat di buku

KIA belum tercantum kunjungan imunisasi berikutnya. Hasil pemeriksaan BB bayi

3600 gram, suhu 36,4 ℃,PB 52 cm.

Penilaian :

a. Tentukan apa langkah yang dilakukan selanjutnya oleh bidan

Melakukan skrining imunisasi, melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan

memberikan imunisasi dasar rutin sesuai jadwal dan berdasarkan status

imunisasi sebelumnya. Pada kunjungan ini bayi diberikan Imunisasi BCG dan

Polio 1

b. Tentukan proritas Tindakan dari Langkah yang dilakukan

1) Memberitahu orangtua tentang pentingnya pemberian imunisasi BCG dan

Polio 1 serta akibatnya bila bayi tidak mendapatkan imunisasi tersebut

2) Melakukan informed consent untuk memberikan imunisasi BCG dan Polio

1 pada bayi
3) Mengkaji data subjektif pada bayi, berupa identitas, riwayat persalinan dan

riwayat imunisasi sebelumnya serta memastikan status imunisasi dan usia

bayi

4) Menyiapkan vaksin ( BCG dan Polio) dan posisi pasien yang benar

5) Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi

6) Meneteskan vaksin Polio sebanyak 2 tetes

7) Menyuntikkan vaksin sesuai standar melarutkan vaksin BCG terlebih

dahulu. Dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 3ml) dan pelarut BCG

yang sudah tersedia

8) Memberikan dosis 0,05ml sebanyak satu kali

9) Menyuntikkan secara intra cutan (IC) di daerah lengan kanan atas (insertion

musculus deltoideos) dengan menggunakan ADS 0,05 ml

10) Menyimpan Vaksin yang sudah dilarutkan ke dalam termos pendingin.

Vaksin BCG harus digunakan sebelum lewat 3 jam

11) Menjelaskan efek samping yang akan terjadi pada bayi, kemungkinan KIPI

dan upaya yang harus dilakukan serta jadwal imunisasi berikutnya

12) Melakukan pencatatan dan pelaporan

c. Buat alasan mengapa hal itu dilakukan

Imunisasi BCG dan Polio merupakan salah satu dari imunisasi program.

Imunisasi Program adalah Imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai

bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.


d. Lakukan analisis untuk setiap Langkah yang dilakukan dengan membuat

berbagai pertanyaan yang relevan

1) Apa pentingnya imunisasi BCG dan Polio?

2) Berapa batas usia pemberian imunisasi BCG dan Polio?

3) Bagaimana cara pemberian imunisasi BCG dan Polio?

4) Bagaimana tanda keberhasilan imunisasi BCG dan Polio?

5) Apa saja efek samping yang mungkin terjadi pada imunisasi BCG dan Polio?

6) Apa saja kontra indikasi pemberian imunisasi BCG dan Polio?

e. Beri jawaban langsung terhadap analisis masalah tersebut (Diskusi)

1) Apa pentingnya imunisasi BCG dan Polio?

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan

kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC), yaitu penyakit paru-

paru yang sangat menular, sedangkan imunisasi Polio diberikan untuk

mencegah bayi dari penyakit Polio.

2) Berapa batas usia pemberian imunisasi BCG dan Polio?

Imunisasi BCG diberikan sebelum usia bayi 2 bulan, sedangkan imunisasi

polio dilakukan sebanyak 4 kali secara oral dengan interval satu bulan dan

dua kali diberikan secara suntikan.

3) Bagaimana cara pemberian imunisasi BCG dan Polio?

Imunisasi BCG diberikan dengan menyuntikkan vaksin BCG yang sudah

dicampur pelarut dengan dosis suntikkan 0,05 ml, disuntikkan di lengan


kanan atas (deltoid), sedangkan imunisasi Polio diberikan secara oral

dengan meneteskan dua tetes vaksin pada bayi

4) Bagaimana tanda keberhasilan imunisasi BCG dan Polio?

Timbul indurasi (benjolan) kecil dan eritema (merah) di daerah bekas

suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian., yang berubah menjadi

pastula, kemudian pecah menjadi ulkus (luka). Pada imunisasi Polio,

dikatakan berhasil jika bayi sudah mendapatkan 2 (dua) tetes vaksin polio

oral.

5) Apa saja efek samping yang mungkin terjadi pada imunisasi BCG dan

Polio?

Umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul pembengkakan

kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah

6) Apa saja kontra indikasi pemberian imunisasi BCG dan Polio?

Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau

menunjukkan uji Mantoux positif atau pada anak yang mempunyai penyakit

kulit yang berat/menahun.

Pada imunisasi Polio, vaksin harus ditunda pada mereka yang sedang

menderita demam, penyakit atau penyakit kronis progresif. Hipersensitif

pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya.

f. Buatlah resume (Kesimpulan) dari kasus yang dipaparkan

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada By. Ny. A usia 1 (satu) bulan

pada kasus ini yaitu pemberian imunisasi dasar berupa imunisasi BCG dan Polio

1. Imunisasi BCG dan Polio termasuk ke dalam Imunisasi Program.


Imunisasi Program adalah Imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang

sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka melindungi yang bersangkutan

dan masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.

Imunisasi Program terdiri atas Imunisasi rutin, Imunisasi tambahan, dan

Imunisasi khusus.

Imunisasi diberikan pada sasaran yang sehat untuk itu sebelum

pemberian Imunisasi diperlukan skrining untuk menilai kondisi sasaran.

Prosedur skrining sasaran meliputi menilai kondisi sasaran, Jenis dan manfaat

Vaksin yang diberikan, Akibat bila tidak diImunisasi, Kemungkinan KIPI dan

upaya yang harus dilakukan serta Jadwal Imunisasi berikutnya.

A. Imunisasi BCG

1) Pengertian

a) Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk

menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis

(TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.

b) Imunisasi BCG adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi

walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG, pencegahan imunisasi

BCG untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC

milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang.

c) Imunisasi BCG adalah pemberian vaksin yang sangat mengandalkan

kuman TBC yang dilemahkan.


2) Pemberian Imunisasi

Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kali dan tidak

perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup

sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan

vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.

a) Usia Pemberian Imunisasi

Sedini mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya di bawah 2

(dua) bulan. Jika diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan

dilakukan tes Mantoux (tuberkulin) terlebih dahulu untuk

mengetahui apakah bayi sudah kemasukan kuman kuman

Myobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinansi dilakukan bila

hasil tes-nya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah

atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir bayi di

imunisasi BCG.

b) Cara Pemberian Imunisasi

Cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan

lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)

atau penyuntikan pada paha.

c) Tanda Keberhasilan

Timbul indurasi (benjolan) kecil dan eritema (merah) di daerah

bekas suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian., yang

berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi ulkus (luka).

Tidak menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas (demam). Luka


ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan parut. Jikapun

indurasi (benjolan) tidka timbul, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Karena kemungkinan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara

penyuntikannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk

kedalam kulit. Jadi, meskipun benjolan tidak timbul, antibodi tetap

terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi tidak perlu

diulang, karena di daerah endemi TB, infeksi alamiah akan selalu

ada. Dengan kata lain, anak akan mendapatkan vaksinasi alamiah.

d) Efek Samping Imunisasi

Umumnya tidak ada. Namun, pada beberapa anak timbul

pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian

bawah (atau diselangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha).

Biasanya akan sembuh sendiri.

e) Kontra-Indikasi Imunisasi

Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit

TB atau menunjukkan uji Mantoux positif atau pada anak yang

mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.

B. Imunisasi Polio

Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio 1, 2 dan 3.

OPV (oral polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral. Sedangkan IPV

(inactivated polio vaccine) inaktif disuntikan. Kedua vaksin polio tersebut

dapat dipakai secara bergantian. Vaksin IPV dapat diberikan pada anak yang
sehat maupun anak yang menderita immunokompromais, dan dapat

diberikan sebagai imunisasi dasar maupun ulangan.. Polio-0 diberikan saat

bayi lahir sesuai 19 pedoman PPI atau pada kunjungan pertama sebagai

tambahan untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi. Selanjutnya

dapat diberikan vaksin OPV dan IPV. Untuk imunisasi dasar (polio- 2,3,4)

diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan. Interval antara dua imunisasi tidak

kurang dari 4 minggu (Sudarti, Endang. 2010).

Dalam rangka eradikasi polio (Erapo), masih diperlukan Pekan

Imunisasi Nasional (PIN) yang dianjurkan Kementrian Kesehatan. Pada

PIN semua balita harus mendapat imunisasi OPV tanpa memandang status

imunisasinya (kecuali pasien imunokompromais diberikan IPV) untuk

memperkuat kekebalan dimukosa aluran cerna dan memutuskan transmisi

virus polio luar. Dosis OPV diberikan 2 tetes per-oral, IPV dapat diberikan

tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DtaP/IPV, DtaP/IPV).

Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio-

4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun) (Ranuh dkk, 2014). Kontra

indikasi umumnya pada imunisasi; vaksin harus ditunda pada mereka yang

sedang menderita demam, penyakit atau penyakit kronis progresif.

Hipersensitif pada saat pemberian vaksin ini sebelumnya. Penyakit demam

akibat infeksi akut ditunggu sampai sembuh. Efek sampingnya berupa

reaksi lokal pada tempat penyuntikan diantaranya nyeri, kemerahan,

indurasi dan bengkak bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan

dan bisa bertahan satu atau dua hari. Kejadian dan tingkat keparahan dari
reaksi lokal tergantung pada tempat dan cara penyuntikkan serta jumlah

dosis yang sebelumnya diterima. Reaksi sistemik yang ditimbulkan demam

dengan atau tanpa disertai myalgia, sakit kepala atau limfadenopati (Ranuh

dkk, 2014).

g. Buatlah skema sistematis untuk resume tersebut.

IMUNISASI BCG &


POLIO 1

PEMBERIAN USIA, CARA PEMBERIAN,


PENGERTIAN
IMUNISASI TANDA KEBERHASILAN,
EFEK SAMPING, KONTRA
INDIKASI

Sumber : Permenkes RI No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai