Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

1. Daftar Isi…………………………………………………………………..i

2. Bab I Pendahuluan ………………………………………………………..1

A. Latar Belakang …………………………………………………….....1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….....1

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...1

3. Bab II Isi…………………………………………………………………04

A. Latar Belakang Politik……………………………………………….04

1. Masa peralihan …………………………………………………..04

B. Latar Belakang Sosial………………………………………………..11

C. Latar Belakang Ekonomi…………………………………………….13

4. Bab III Penutup………………………………………………………….16

A. Kesimpulan …………………………………………………………16

B. Saran ………………………………………………………………..16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dapat diketahui bahwa, Alkitab sampai saat ini masih dalam perdebatan
banyak orang maupun dikalangan non Kristen, dimana banyak orang non
Kristen yang memperdebatkan tentang ayat-ayat yang dianggap kontradiksi di
dalam alkitab. Maka dari pada itu penulis tertarik untuk membahas tentang
ayat alkitab yang di anggap kontadiksi.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Alkitab?
b. Apa sajakah ayat Alkitab yang dianggap kontradiksi?
c. Apakah bukti-bukti yang dapat menjelaskan bahwa ayat Alkitab tidak
kontradiksi?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa itu Alkitab
b. Untuk mengetahui ayat apa saja yang dianggap kontradiksi
c. Untuk menjelaskan bahwa ayat Alkitab tidak ada kontradiksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pergertian Alkitab
Alkitab adalah nama kumpulan kitab-kitab yang di akui sebagai kanonik
dan diterima sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen dimana pun. Istilah ini
diambil dari kata Yunani “biblia” (jamak, “buku-buku”), dalam pengertian
tunggal, mak artinya meliputi keseluruhan kumpulan kitab-kitab yang
dipahami sebagai satu kitab saja.
Mengenai Alkitab (biblos), maka tidak akan lepas dan terpisahkan dengan
doktrin Yang ada didalamnya (Kitab Suci), karena seluruh isi Alkitab
mengandung tulisan-tulisan yang keluar langsung dari perkataan Sang Firman.1
B. Ayat-Ayat yang dianggap Kontradiksi
1. II Raja-Raja 24:8 dengan II Tawarikh 36:9
Dalam 2 Raja-raja, lamanya raja Yoyakhin berkuasa TERTULIS: "3 bulan",
TETAPI dalam 2 Tawarikh: "3 bulan 10 hari".
2. Yang dibunuh Daud, pasukan berkuda atau pasukan jalan kaki?
a. 40.000 pasukan berkuda (II Samuel 10: 18)
b. 40.000 pasukan berjalan kaki (I Tawarikh 19: 18)
3. Apakah kepada pasukan mengatakan bahwa Yesus adalah orang benar
(Lukas 23:47) atau Yesus adalah Anak Tuhan? (Markus 15:39)
4. Matius 21:19 mengatakan bahwa pohon yang dikutuk oleh Yesus menjadi
kering seketika itu juga sedangkan Markus 11:20 menyebutkan bahwa itu
baru terjadi keesokan harinya?
5. Apakah Tuhan menetapkan usia manusia hanya sampai 120 tahun saja
(Kejadian 6:3) atau lebih? (Kejadian 11:12-16)
6. Apakah Yesus memikul salib-Nya sendiri (Yohanes 19:17) atau tidak?
(Matius 27:31-32)2

1
Hery Budi Yosef, Pengantar Kekitaban (Bibliologi) (Yokyakarta: Penerbuit Samudra
Biru, 2020), 1-2
2
Harold V. lolowang , Fabricating Jesus (Yokyakarta: ANDI, 2020), 45
C. Bukti bahwa Ayat Tidak kontradiksi
Menurut pendapat salah satu pakar Alkitab Josh McDowell : "Alkitab
dapat dipercaya dan memiliki kejujuran secara historis".
1. 2 RAJA-RAJA 24:8 vs 2 TAWARIKH 36:9.
Dalam 2 Raja-raja, lamanya raja Yoyakhin berkuasa TERTULIS: "3 bulan",
TETAPI dalam 2 Tawarikh: "3 bulan 10 hari".
JAWAB : (Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)
 2 Raja-raja 24:8,
"Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga
bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta binti
Elnatan, dari Yerusalem."
 2 Tawarikh 36:9,
"Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga
bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN."
Penulis Tawarikh menuliskan lamanya masa pemerintahan Yoyakhin
secara lebih spesifik, sedangkan penulis kitab Raja-raja hanya menyebutkan
secara garis besar dan membulatkan jumlah bulannya saja, dengan anggapan
bahwa tambahan sepuluh hari tidak cukup perlu untuk disebutkan secara
khusus.
Jadi, jelas bahwa tiga bulan dalam kitab Raja-raja adalah pembulatan atau
penulisan secara genap dari tiga bulan sepuluh hari sebagaimana ditulis dalam
Kitab Tawarikh. Dapat diilustrasikan dengan wanita hamil selama sembilan
bulan, ada yang menambahkannya menjadi sembilan bulan sepuluh hari.
Pembulatan ini sering dijumpai dalam kitab Raja-raja.
2. Yang dibunuh Daud, pasukan berkuda atau pasukan jalan kaki?
a. 40.000 pasukan berkuda (II Samuel 10: 18)
b. 40.000 pasukan berjalan kaki (I Tawarikh 19: 18)
JAWAB:
(Kategori: salah memahami isi cerita atau maksud penulis)
 2 Samuel 10:18,
"tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud membunuh
dari orang Aram itu tujuh ratus ekor kuda kereta dan 40.000 orang pasukan
berkuda. Sobakh, panglima tentara mereka, dilukainya sedemikian, hingga ia
mati di sana."
Dalam naskah Ibrani, kedua kitab Samuel merupakan satu kitab saja.
Pemisahan yang sekarang kita miliki kurang tepat, karena menyebabkan
tercerainya hikayat Daud dari peristiwa Saul yang mendahsyatkan di
pegunungan Gilboa. Para pengarang Septuaginta menganggap Samuel dan
Raja-raja selaku suatu hikayat Kerajaan Israel yang lengkap yang terbagi
dalam 4 kitab. Ketika kitab-kitab ini diterjemahkan dalam bahasa Latin
disebut "Kitab-kitab Raja-raja", sehingga kedua kitab Samuel yang kita miliki
masing-masing disebut "Kitab Raja-raja" yang pertama dan yang kedua.
Kemungkinan penanggalan yang paling tua untuk seluruh karya itu
agaknya adalah pada akhir abad ke-10 sebelum Masehi. Mutu bahasa
Ibraninya dan kebersihannya dari pengaruh bahasa Aram menghunjuk pada
waktu terdahulu sumber-sumbernya dikarang, dan hal itu bukannya berarti
kitab selengkapnya diselesaikan pada waktu itu.
 1 Tawarikh 19:18,

"tetapi orang Aram itu lari dari hadapan orang Israel, dan Daud
membunuh dari orang Aram itu tujuh ribu ekor kuda kereta dan
40.000 orang pasukan berjalan kaki; juga Sofakh, panglima tentara itu,
dibunuhnya."

Kitab Tawarikh [Ibrani: 'divre hayyamim'] berarti "Kejadian- kejadian


sehari-hari" atau "sejarah", tapi judul itu tidak cukup untuk
mengungkapkan sifat atau tujuan kitab Tawarikh. Sebutan yang
dipakai dalam terjemahan-terjemahan Roma Katolik 'paralipomena'
berasal dari Septuaginta melalui Vulgata. Suatu batas waktu yang
paling awal bagi waktunya kitab-kitab ini ditulis yaitu ± 537 sebelum
Masehi. Namun bukti-bukti agaknya mengharuskan kita mengambil
kesimpulan bahwa Tawarikh dan Ezra-Nehemia semula mewujudkan satu
Kitab. Hal ini mengalihkan waktu penulisan itu hingga setelah
430 sebelum Masehi.

3. Apakah kepada pasukan mengatakan bahwa Yesus adalah orang benar (Lukas
23:47) atau Yesus adalah Anak Tuhan? (Markus 15:39)
(Kategori: ayat diartikan secara sempit)
Pertanyaan di atas berkaitan dengan pernyataan yang diajukan oleh kepala
pasukan pada saat Yesus mati di kayu salib, didasarkan pada dua ayat dalam
Markus 15:39 dan Lukas 23:47. Tetapi seperti yang sebelumsebelumnya, kedua
ayat di atas bukan merupakan pertentangan melainkan pernyataan yang saling
melengkapi. Matius 27:54 dan Markus 15:39 sama-sama setuju bahwa kepala
pasukan menyatakan Yesus adalah “Anak Tuhan!” Tetapi Lukas 23:47
menyebutkan bahwa kepala pasukan itu mengatakan Yesus adalah “orang
benar”. Apakah teramat sulit dipercaya jika kepala pasukan itu mengatakan
kedua-duanya? (Bahkan ada lagi ucapannya yang tidak dicatat karena dianggap
kurang relevan atau signifikan). Pola tersebut sering terjadi pada penyaksian
Injil, karena tidak satupun kitab Injil menyatakan bahwa ucapan kepala
pasukan pada salah satu ayat di atas merupakan keseluruhan ucapannya.
Oleh karena itu jangan berpikiran sempit atas apa yang dikatakan oleh
kepala pasukan terhadap Yesus. Matius dan Markus lebih tertarik menuliskan
pernyataan sang kepala pasukan tentang keTuhanan Yesus, di sisi lain Lukas
lebih meniliknya dari segi kemanusiaan Yesus, sebagai salah satu tema pokok
dalam kitabnya. Karena itulah, ia menangkap pernyataan kepala pasukan
seperti yang tertulis dalam kitabnya.
4. Apakah Tuhan menetapkan usia manusia hanya sampai 120 tahun saja
(Kejadian 6:3) atau lebih? (Kejadian 11:12-16)
(Kategori: salah membaca ayat)
Dalam Kejadian 6:3 kita baca: “Berfirmanlah Tuhan: “Roh-Ku tidak akan
selama-lamanya tinggal di dalam manusia karena manusia itu adalah daging,
tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.”Shabbir menganggap
pernyataan ini bertentangan dengan usia orang-orang yang pada waktu itu yang
mencapai usia lebih dari 120 tahun seperti yang disebutkan dalam Kejadian
11:12-16. Saya yakin hal ini terjadi karena Shabbir salah membaca atau salah
memahami ayat bacaan di atas. Seratus dua puluh tahun usia yang disebutkan
Tuhan dalam Kejadian 6:3 tidak mungkin berbicara mengenai batas usia
manusia sementara orang-orang yang lebih tua umurnya disebutkan dalam
kitab Kejadian (malahan dalam pasal-pasal yang berdekatan, termasuk Nuh
sendiri).
Angka itu lebih ditujukan untuk jangka waktu yang diberikan oleh Tuhan
selama 120 tahun sebelum air bah betul-betul didatangkan. Itulah jangka waktu
peringatan kepada Nuh, seperti yang kita baca dalam 1 Petrus 3:20: “Tuhan
tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya.”
Dengan demikian ayat dalam Kejadian 6:3 akan selaras dengan yang terdapat
dalam Kejadian 11.
5. Matius 21:19 mengatakan bahwa pohon yang dikutuk oleh Yesus menjadi
kering seketika itu juga sedangkan Markus 11:20 menyebutkan bahwa itu baru
terjadi keesokan harinya?
(Kategori: salah memahami maksud penulis)
Perbedaan yang terdapat dalam Matius dan Markus sehubungan dengan
pohon ara yang dikutuk Yesus, perlu dilihat dari cara mereka mengurut materi
masing-masing untuk menyusun kitabnya. Jika kita melihat teknik penulisan
yang digunakan Matius secara umum, ia kadang kala menyusun cerita lebih
berdasarkan urutan topik pertopik daripada menggunakan urutan kronologis
waktu seperti yang dilakukan oleh Markus dan Lukas. Misalnya, dalam matius
5-7, mengenai khotbah di bukit, sangat jelas bahwa beberapa diantara khotbah
Yesus tersebut terjadi pada saat yang berbeda, seperti halnya khotbah/ucapan
bahagia dalam Lukas 6:20-49.
Matius cenderung mengelompokkan isi/materinya menurut tema-tema
dalam suatu rangkaian logis. Contoh lainnya, misalnya terdapat dalam pasal 13
mengenai sederetan perumpamaan-perumpamaan tentang kerajaan surga,
dimana setelah diperkenalkan tema-nya, Matius lalu cenderung menceritakan
perumpamaan tersebut hingga kesudahannya. Sedangkan jika kita membaca
kisah di atas dari sudut pandang Markus, kita akan melihat kisahnya secara
kronologis. Dalam kitab Markus diceritakan bahwa Yesus pergi ke Bait Suci
pada hari Minggu dan kembali lagi ke sana pada keesokan Seninnya. Dari
markus 11:11-19 jelas dinyatakan bahwa Yesus tidak mengusir para pedagang
melainkan sampai hari senin, setelah ia mengutuk pohon ara (ayat 12-14).
Kesimpulannya, Matius merasa bahwa ia lebih efektif mengelompokkan secara
topikal perbuatan-perbuatan yang dilakukan pada minggu siang dengan
pengamatan awal pada Senin siang. Sedangkan Markus memilih untuk
menuliskan alur cerita berdasarkan kronologisnya. Jadi perbedaanperbedaan di
atas bukan merupakan pertentangan, melainkan hanya menunjukkan perbedaan
gaya yang penulis gunakan dalam menyusun kitab mereka masing-masing.
6. Apakah Yesus memikul salib-Nya sendiri (Yohanes 19:17) atau tidak? (Matius
27:31-32)
(Kategori: salah mengartikan ayat, atau ayat dicocokkan dengan pertimbangan
sempit)
Yohanes 19:17 menyatakan bahwa Yesus memikul salib-Nya sendiri ke
tempat yang bernama “tempat tengkorak”. Sedangkan Matius 27:31-32
mengatakan bahwa Ia disalibkan di Golgota tetapi Simon dari Kirene-lah yang
dipaksa untuk memikul salib-Nya menuju ke Golgota. Markus 15:20-21 sama
dengan Matius memberikan informasi tambahan bahwa Yesus mulai memikul
salib sejak dari istana Pilatus (Praetorium). Sedangkan Simon, ia sedang berjalan
dari luar kota melintasi jalan yang dilalui oleh Yesus yang sedang memikul salib.
Ini menunjukkan bahwa Yesus telah melalui jalan yang cukup jauh, mulai dari
tempat Pilatus sampai di jalan tersebut.
Saat itu, kondisi Yesus teramat lemah akibat dicambuk dan disiksa, dan Ia
tidak sanggup lagi membawa salib yang berat sehingga Ia terjatuh atau hampir
tak mampu berjalan ke depan. Melihat hal ini, seorang pasukan kemudian
memaksa Simon untuk menggantikan Yesus membawakan salib-Nya. Lukas
23:26 juga sepakat menyatakan bahwa Simon ditahan untuk ganti memikul salib
Yesus, sementara Yesus dibebaskan dari pikulan. Dengan demikian tidak ada
pertentangan, Yesus yang memulai memikul salib tetapi kemudian Simon yang
mengambil alih di tengah-tengah perjalanan, sampai ke tempat tujuan.3

3
Mariwali Yanto matalu, Dokmatika Kristen (Penerbit: Gerakan kebangunan Kristen
Reformed,2017 ), 152
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Alkitab tidak palsu dan setiap ayat yang ada dalam Alkitab
tidak ada yang kontradiksi karena kita tahu sendiri bahwa Alkitab adalah
Ilhaman dari Tuhan dan Alkitab adalah Firman Allah dan apabila banyak
yang mengatakan bahwa Alkitab kontradiksi maka orang tersebutlah yang
salah menafsirkan. Maka dari itu kita harus belajar banyak dan memints
Roh kudus untuk menuntun kita memahami setiap ayat di Alkitab.
B. Saran
Biarlah melalui makalah ini, pembaca dapat memahami bahwa
setiap ayat yang ada di Alkitab tidak kontradiksi dan Alkitab adalah asli.
DAFTAR PUSTAKA

Harold V. lolowang , Fabricating Jesus Yokyakarta: ANDI, 2020

Hery Budi Yosef, Pengantar Kekitaban (Bibliologi) Yokyakarta: Penerbuit Samudra Biru,
2020

Mariwali Yanto matalu, Dokmatika Kristen, Penerbit: Gerakan kebangunan Kristen


Reformed, 2017

Anda mungkin juga menyukai