Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN WAKTU SELAMA SATU MINGGU

DI SUSUN OLEH :
NABIILA ANGGIYANTI

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


PRODI D4 – ADMINISTRASI NEGARA
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pemberian Waktu Selama
Satu Minggu” dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan yang seharusnya dipenuhi.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan didukung oleh data dan informasi terkini, makalah
ini bertujuan untuk memperjelas segala kebingungan dan konflik serta masalah yang sedang
terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Semoga makalah ini dapat memberikan pandangan yang
lebih dalam dan bermanfaat terkait upaya-upaya saya dan pembaca dalam mengatasi masalah,
konflik, serta berbagai kesalahpahaman diantaranya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan maklah ini, oleh
karena itu saya akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi
lebih baik lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita berdua.

Pontianak, 29 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

PENDAHUAN………………………………………………………………………...(1)

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………..………(1)

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………..………...(2)

C. TUJUAN…………………………………………………………………………...(2)

PEMBAHASAN……………………………………………………………………...(3)

A. PENDEKATAN PENULIS DALAM MENANGANI KASUS………………….(4)


B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
SEBUAH HUBUNGAN……………………………………………………………..(4)

PENUTUP……………………………………………………………………………..(5)
A. SARAN……………………………………………………………………………..(5)
B. KESIMPULAN…………………………………………………………………....(5)

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….(6)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Perubahan dinamika hubungan antara individu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam era yang
semakin terhubung secara digital, banyak pasangan dan individu menghadapi tantangan dalam mengelola
waktu yang mereka habiskan bersama. Aktivitas sehari-hari seperti pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas
sosial dapat memakan waktu berharga yang mungkin sebelumnya dihabiskan bersama pasangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pentingnya memberikan waktu khusus selama satu minggu dalam
sebuah hubungan, memahami dampaknya terhadap komunikasi, dan keberlanjutan hubungan tersebut.
Terlebih lagi, kita akan menjelajahi strategi praktis yang dapat membantu untuk memprioritaskan waktu
bersama di tengah kesibukan masing-masing. Dalam era yang serba sibuk ini, masalah ini menjadi
semakin relevan dan untuk diperhatikan.

Dalam kasus ini melibatkan pemahaman tentang pentingnya waktu dalam hubungan interpersonal. Waktu
adalah aspek kritis dalam interaksi manusia, dan dalam konteks hubungan, pemberian waktu satu sama
lain dapat menjadi penentu utama kualitas dan keberlangsungan hubungan tersebut. Kehidupan modern
yang semakin sibuk dengan tuntutan pekerjaan, sosial, dan teknologi telah mengubah cara kita
mengalokasikan waktu kita dalam hubungan. Dalam era di mana kita sering terhubung secara digital dan
jadwal yang padat, pemberian waktu aktif dan berkualitas kepada pasangan dapat memperkuat hubungan,
membangun ikatan emosional, dan menciptakan rasa penghargaan yang mendalam. Oleh karena itu,
memahami bagaimana pemberian waktu satu minggu dalam sebuah hubungan dapat memengaruhi
kualitas hubungan tersebut

Selain itu, ada pun faktor – fakotr penghambat lain yang mempengaruhi terjadinya pemberian waktu
selama satu minggu
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendekatan yang di gunakan dalam menghadapi dan menangani kasus


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menjalani sebuah
hubungan yang baik

C. TUJUAN

Tujuan dari kebijakan yang dirumuskan Dinas Sosial Kota Pontianak dalam
menyelaraskan dengan RPJMD Kota Pontianak yaitu “Menurunnya Kemiskinan” agar tingkat
kemiskinan di kota Pontianak tidak meningkat. Kebijakan yang dilakukan diharapkan
mengurangi jumlah orang atau keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Kota
Pontianak. Ini dapat dicapai melalui berbagai program dan inisiatif yang bertujuan memberikan
bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Kebijakan dinas sosial juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Ini termasuk memberikan akses yang lebih baik
ke layanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan, sehingga masyarakat memiliki kualitas hidup
yang lebih baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Dinas Sosial Dalam Menangani Kasus


Dinas Sosial Pontianak mengambil pendekatan komprehensif dalam menangani kasus
pengentasan kemiskinan di kota ini. Pertama, mereka mengidentifikasi kelompok masyarakat
yang rentan terhadap kemiskinan melalui survei dan penelitian ekstensif. Setelah
teridentifikasi, mereka menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan profesional yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, layanan sosial membantu melibatkan
masyarakat dalam jaringan kerja sama, memfasilitasi akses terhadap layanan kesehatan, dan
memberikan bantuan sosial dalam bentuk kebutuhan dasar atau dukungan keuangan untuk
membantu keluarga miskin. Dalam hal ini, kerjasama dengan pemangku kepentingan seperti
LSM dan pemerintah daerah sangat penting untuk memastikan efektivitas program ini dalam
pengentasan kemiskinan di Pontianak. Implementasi kebijakan untuk menurunkan kemiskinan
di Kota Pontianak dapat menggunakan berbagai pendekatan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Dinas Sosial dalam
menangani kasus menurunnya kemiskinan di Pontianak yaitu seperti ; Pertama, pendekatan
partisipatif yang melibatkan aktif masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan kebijakan. Ini memastikan bahwa kebijakan yang dijalankan sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi warga kota. Kedua, pendekatan berbasis wilayah yang menyesuaikan
kebijakan dengan karakteristik geografis dan sosial setiap wilayah di Kota Pontianak. Hal ini
memungkinkan solusi yang lebih relevan dan efektif. Ketiga, pendekatan terpadu
menggabungkan berbagai program dan proyek yang mendukung penurunan kemiskinan,
seperti pengembangan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Keempat, pendekatan ekonomi terfokus pada upaya peningkatan peluang ekonomi, seperti
program pelatihan, pendukungan kewirausahaan, dan bantuan modal usaha kecil. Kelima,
pendekatan pendidikan dan kesehatan untuk memastikan akses yang lebih baik ke pendidikan
berkualitas dan layanan kesehatan, termasuk program bantuan biaya pendidikan dan layanan
kesehatan yang terjangkau. Keenam, pendekatan infrastruktur untuk meningkatkan
infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik demi memperbaiki kualitas
hidup warga dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Terakhir, pendekatan keberlanjutan
untuk memastikan bahwa kebijakan tidak hanya memiliki dampak jangka pendek, tetapi juga
berkelanjutan dalam jangka panjang dengan perencanaan yang baik.

B. Prinsip – Prinsip Pokok Implementasi Kebijakan


Dalam melaksanakan kebijakan pelayanan sosial yang bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan di Pontianak, ada beberapa prinsip dasar yang dipegang teguh. Pertama, prinsip
inklusi yang mengutamakan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam pengembangan dan
pelaksanaan program, memastikan tidak ada kelompok yang terpinggirkan. Kedua, prinsip
keberlanjutan, yaitu program dirancang untuk keberlanjutan jangka panjang guna membantu
masyarakat keluar dari kemiskinan secara berkelanjutan. Selain itu, prinsip partisipasi aktif,
yang mendorong partisipasi aktif masyarakat pada setiap tahapan kebijakan, mulai dari
perencanaan hingga evaluasi, agar kebijakan konsisten dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat setempat. Terakhir, prinsip tanggap, dimana program yang dilaksanakan harus
mampu beradaptasi terhadap dinamika perubahan dan kebutuhan masyarakat, serta
memberikan dukungan yang tepat dan efektif seiring dengan perkembangan situasi.
Berpegang pada prinsip tersebut, Dinas Sosial Pontianak berupaya semaksimal mungkin
untuk menyelesaikan kasus kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
wilayah tersebut.

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan


Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan
pelayanan sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di Pontianak. Pertama,
dukungan penuh dan komitmen pemerintah daerah serta koordinasi antar instansi terkait
menjadi faktor kuncinya. Tanpa dukungan kuat dari pemerintah daerah, akan sulit
menerapkan kebijakan yang efektif.
Kedua, partisipasi aktif dan dukungan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program akan
memastikan kebijakan selaras dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sehingga lebih dapat
diterima dan berdampak positif.
Selain itu, ketersediaan sumber daya, baik finansial maupun manusia, merupakan faktor
penting. Kebijakan pelayanan sosial memerlukan alokasi anggaran dan sumber daya manusia
yang memadai untuk melaksanakan program secara efektif.
Selain itu, pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan merupakan faktor penting.
Sistem pemantauan yang baik dapat mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada saat
implementasi dan memberikan solusi cepat untuk memperbaiki kebijakan.
Terakhir, kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas dalam merespons perubahan situasi
dan kebutuhan masyarakat merupakan faktor yang tidak boleh diabaikan. Adaptasi kebijakan
terhadap dinamika pembangunan akan meningkatkan efektivitas dan relevansi kebijakan
pengentasan kemiskinan di Pontianak.

BAB III

PENUTUP

A. Saran
Saran untuk pengembangan makalah dengan judul "Implementasi Kebijakan
Dinas Sosial dalam Menangani Kasus Menurunnya Kemiskinan di Pontianak" adalah
memperdalam analisis terkait dampak dan efektivitas program-program yang telah
dijalankan oleh dinas sosial di Pontianak. Misalnya, dapat menggali lebih dalam hasil
konkret dari program bantuan sosial yang telah diimplementasikan, serta mengukur
sejauh mana program tersebut mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat yang
terdampak kemiskinan. Selain itu, bisa menambahkan pembanding dengan kebijakan
serupa di kota lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif mengenai
keberhasilan implementasi di Pontianak.
Penting juga untuk mengidentifikasi hambatan atau tantangan yang dihadapi
selama implementasi kebijakan dinas sosial, seperti kendala birokrasi, pemahaman
masyarakat, atau potensi adanya penyalahgunaan program. Dalam menggarap makalah,
dianjurkan untuk menggali rekomendasi-rekomendasi konkret guna memperbaiki
implementasi kebijakan, seperti peningkatan koordinasi antarinstansi terkait, sosialisasi
yang lebih luas tentang program sosial, atau peningkatan pengawasan agar kebijakan
dinas sosial dapat berdampak maksimal dalam menangani kasus kemiskinan di
Pontianak.

B. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa implementasi kebijakan dinas
sosial dalam menangani penurunan tingkat kemiskinan di Pontianak memerlukan
pendekatan holistik dan terkoordinasi secara efektif. Program-program bantuan sosial
yang telah diterapkan oleh dinas sosial di Pontianak memiliki potensi untuk mengurangi
tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan
seperti keterbatasan sumber daya, koordinasi yang efektif antar lembaga, serta
pemahaman dan partisipasi masyarakat perlu diatasi dengan cermat.
Perlu adanya upaya berkelanjutan untuk memantau, mengevaluasi, dan
menyesuaikan kebijakan dinas sosial sesuai dengan perubahan dan kebutuhan yang
berkembang. Diperlukan juga kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, lembaga
swadaya masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan untuk
memastikan efisiensi dan efektivitas dari kebijakan dinas sosial. Dalam jangka panjang,
implementasi kebijakan ini harus dapat menciptakan dampak positif yang signifikan
dalam memerangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Pontianak

DAFTAR PUSTAKA

https://dinsos.pontianak.go.id/frontend/document/dokumen-0YyGo.pdf

https://dinsos.pontianak.go.id/frontend/document/dokumen-VmL05.pdf

Anda mungkin juga menyukai