Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No.

3 Juli – September 2014


 

MASJID KAMPUS SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI


AKTIVIS DAKWAH DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
MAHASISWA

Campus Mosque Roles As Da’wah Activists


Communications Media In The Students’ Character

Qaharuddin Tahir1, Hafied Cangar2, Basir Syam3


1
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin
tosang@hotmail.com;
2
Bagian Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin;
,3Bagian Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak

Masjid kampus mempunyai peranan penting dalam aktivitas dakwah di kampus, sehingga menarik untuk
menjadi objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara aktivitas
dakwah dan penggunaan masjid kampus sebagai media komunikasi terhadap pembentukan karakter mahasiswa
dan bagaimana karakter mahasiswa yang dibentuk dan dibina melalui aktivitas dakwah yang menggunakan
masjid kampus sebagai media komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis
dengan mengorganisasikan data, yaitu menggabungkan kelompok data yang satu dengan yang lainnya sehingga
data yang dianalisis berada dalam satu kesatuan dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas dakwah dan penggunaan masjid kampus sebagai media komunikasi berhubungan
secara simultan dan signifikan terhadap pembentukan karakter mahasiswa dan karakter mahasiswa yang
terbentuk melalui aktivitas dakwah yang menggunakan masjid sebagai media komunikasi berupa karakter
pribadi, karakter ibadah dan karakter sosial. dengan demikian masjid adalah media komunikasi yang vital dalam
aktivitas dakwah.

Kata kunci : aktivis, dakwah, masjid, media, komunikasi, pembentukan karakter

Abstract
 
Campus mosque has an important role in propaganda activities on campus, making it attractive for the research
object. This aims of the research are to determine the influence of da’wah activities and the use of campus
mosque as a medium of communication in the character building of students in the city of Makassar. and to
observe how the characters of students built and suvervised through Da’wah activities conducted in campus
mosques. This research employed a mixture of quantitative and qualitative methods. Data were collected with
questionnaires, interviews, observation, and documentation and were analyzed with classification and then
presented in frequency tables. The results of the research indicated that campus da’wah activities and the use of
mosque as a communication media is simultaneously and significantly correlated to the change of students’
characters. Students’ characters built through campus mosques da’wah activities tend to be characters of
worship, personal and social. thus the mosque is a vital communication medium in missionary activity.  

Keywords: activists, da’wah, mosques, media, communication, characters.

PENDAHULUAN makan dan minum, kebutuhan komunikasi


adalah kebutuhan manusia yang amat
Komunikasi adalah kebutuhan penting, untuk membina hubungan sosial
manusia yang tidak kalah pentingnya antara manusia. Komunikasi dakwah
dengan kebutuhan pokok yang lain, seperti adalah jalan untuk menyebarkan dan

186
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

menyampaikan pesan-pesan agama kepada komunikasi dalam rangka menjalankan


ummat, dan masyarakat. Pada umumnya agenda kegiatan dan pengkaderan
kegiatan dakwah dalam masyarakat dan mahasiswa Islam.
secara khusus pada warga kampus adalah Penelitian ini bertujuan untuk
sebuah kegiatan dan upaya yang dilakukan mengetahui bagaimana hubungan antara
oleh aktivis dakwah dengan menggunakan aktivitas dakwah dan penggunaan masjid
masjid sebagai saluran komunikasi, dengan kampus sebagai media komunikasi
harapan untuk terciptanya kampus sebagai terhadap pembentukan karakter mahasiswa
pusat kajian ilmiah, yang akrab dengan serta untuk mengetahui karakter
nilai-nilai religius, dan usaha untuk mahasiswa yang dibentuk dan dibina
mengajak mahasiswa untuk mencintai melalui aktivitas dakwah yang
kebajikan dan mencegah dan membenci menggunakan masjid kampus sebagai
perbuatan munkar, sehingga tercipta media komunikasi.
mahasiswa yang berkarakter kuat dan
religius.
Kegiatan dakwah sebagai salah satu BAHAN DAN METODE
bentuk komunikasi dapat memanfaatkan
berbagai bentuk saluran komunikasi untuk Lokasi dan Rancangan Penelitian
menyampaikan pesan-pesan dakwah Penelitian ini dilaksanakan di
kepada khalayaknya, dalam hal ini masjid kampus unhas, masjid kampus
mahasiswa. Media komunikasi yang dapat UNM dan masjid kampus Uin Alauddin
dimanfaatkan dalam aktivitas dakwah ini .Jenis penelitian yang lakukan dalam
dapat berupa : pidato, seminar, diskusi, penelitian ini dengan metode penelitian
palatihan atau training, dapat pula berupa kombinasi (Mixed Methods) yaitu metode
pamflet, surat kabar, majalah serta dalam yang menggabungkan metode kualitatif
kegiatan para aktivis dakwah mereka dan kuantitatif. Menurut Creswell dalam
menggunakan masjid sebagai media utama (Sugiyono, 2012). Penelitian kombinasi
untuk menyampaikan pesan kepada (Mixed Methods) adalah merupakan
khalayaknya. penelitian, dimana peneliti mengumpulkan
Kehadiran masjid kampus dapat dan menganalisis data, mengintegrasikan
menjadi angin segar bagi pengembangan temuan, dan menarik kesimpulan secara
dakwah untuk menciptakan mahasiswa inferensial dengan menggunakan dua
yang berilmu,bertaqwa, beramal dan pendekatan atau metode penelitian
berkarakter Islami. Peran penting masjid kualitatif dan kuantitatif dalam suatu studi.
kampus ditandai dengan kehadiran Objek yang akan diteliti dalam
organisasi mahasiswa dalam bentuk penelitian ini adalah masjid sebagai media
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di komunikasi dan aktivis dakwah kampus
masing-masing kampus, dan pada tahun sebagai pelaku dari kegiatan dakwah.
2004 berdiri Asosiasi Masjid Kampus Sumber informasi dalam penelitian ini
Indonesi (AMKI) yang berusaha menjadi akan diperoleh melalui informan,
wadah yang menghimpun aktivis dakwah pemilihan informan penelitian adalah
kampus seluruh Indonesia. dengan menggunakan prosedur purposif ,
Besarnya potensi yang dimiliki adalah salah satu strategi menentukan
Masjid yang dapat dimanfaatkan dan informan yang paling umum dalam
dikembangkan untuk pembinaan dan penelitian kualitatif. Yaitu menentukan
pemberdayaan ummat, yang dewasa ini kelompok peserta yang menjadi informan
belum dimanfaatkan dan dikelola secara sesuai dengan kriteriater terpilih yang
optimal oleh ummat Islam, secara umum relevan dengan masalah penelitian
dan warga kampus secara khusus. Masjid (Bungin, 2011). Dalam penelitian ini yang
Kampus selama ini berperan sebagai media paling mengetahui pemanfaatan masjid

187
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

kampus sebagai media komunikasi dalam komunikasi kualitatif pada dasarnya


rangka pembentukan karakter mahasiswa, dikembangkan dengan maksud hendak
adalah ketua lembaga dakwah di masjid memberikan makna (making sense of)
kampus masing-masing, karena merekalah terhadap data, menafsirkan (interpreting),
yang paling mengetahu segala bentuk atau mentransformasikan (transforming)
kegiatan dakwah dan pemanfaatan masjid data ke dalam bentuk-bentuk narasi,
kampus selama ini. Sehingga yang kemudian mengarah pada temuan yang
menjadi informan adalah : Ketua LDK bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah
MPM Unhas, Ketua FSI RI UNM dan yang akhirnya sampai pada kesimpulan-
Ketua LDK MPM Uin Alauddin. kesimpulan final (Pawito, 2008). Korelasi
Sampel sebanyak 60 (empat puluh) Berganda Analisis korelasi ganda
orang yang mewakili komunitas aktivis berfungsi untuk mencari besarnya
dakwah di tiga masjid kampus, hal ini hubungan dan kontribusi dua variabel
sesuai pendapat (Bungin, 2013). Prosedur bebas (X) atau lebih secara simultan
penentuan sampel secara kuota, peneliti (bersama-sama) dengan variabel terikat
memutuskan pada saat merancang (Y).
penelitian, berapa banyak orang dengan Pengambilan keputusan dalam uji
karakteristik yang diinginkan untuk korelasi berganda dapat dengan
dimasukkan sebagai informan. Kriteria membandingkan antara nilai probabilitas
yang dipilih memungkinkan peneliti untuk 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan
fokus pada orang yang peneliti perkirakan dasar pengambilan keputusan sebagai
akan paling mungkin memiliki berikut, jika nilai probabilias 0,05 lebih
pengalaman, tahu tentang, atau memiliki kecil atau sama dengan nilai probabilitas
wawasan ke dalam topik penelitian. sig. F change atau [0,05 < sig. Fchange],
Karena sifat populasi homogen maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
maka besar kecilnya sampel tidak tidak ada hubungan yang signifikan antara
berpengaruh (Bungin, 2013). Apabila variabel X dengan variabel Y. Jika nilai
keadaan populasi homogen, maka besar probabilias 0,05 lebih besar dari nilai
kecilnya sampel tidaklah merupakan probabilitas sig. F change atau [0,05 > sig.
masalah. Homogen yang dimaksudkan di Fchange], maka Ho ditolak dan Ha
sini adalah sikap para aktivis dakwah diterima, artinya ada hubungan yang
dalam memandang persoalan keagamaan, signifikan antara variabel X dengan
karena mereka memiliki pemahaman yang variabel Y.
sama.
Sumber data dalam penelitian ini adalah HASIL
data primer yang diperoleh di lapangan dan
data sekunder diperoleh dari referensi lain Komposi responden berdasarkan
yang mendukung. Pengumpulan data kriteria berdasarkan usia, asal perguruan
dilakukan dalam dua tahap, pertama tinggi, angkatan atau tahun masuk
observasi (pengamatan) pada kegiatan perguruan tinggi dan fakultas. Kriteria ini
yang diadakan oleh Lembaga Dakwah dianggap tidak berpengaruh terhadap
Kampus yang menggunakan masjid objektivitas responden dalam memberikan
sebagai media komunikasi. Dan jawaban terhadap pertanyaan kuesioner.
selanjutnya akan diadakan pembagian Data umum sampel terdiri atas usia 20<
kuesioner, wawancara dan observasi sebanyak 25 %, usia 21 – 25 tahun
lanjutan dengan Aktivis Dakwah Kampus. sebanyak 63,3 %, usia 26 – 30 ttahun
Teknik analisis deskriftif-kualitatif, sebanya 11,6 %. Sampel menuru asal
yakni analisis data yang penekanannya perguruan tinggi masing-masing 33,3 % .
pada deskritif atau penggambaran dari apa berdasarkan tahun masuk perguruan tinggi
yang diteliti. Analisis data dalam penelitian terdiri atas angkatan 2006 – 2008 sebanyak

188
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

4,8 %, angkatan 2009 – 2011 sebanyak adalah 5 X 4 X 60 = 1200 jadi karakter


56,6 %, angkatan 2012 – 2014 sebanyak pribadi = 926 : 1200 = 0,77 atau 77 % dari
38,8 %. Komposisi responden berdasarkan yang diharapkan. Butir pertanyaan untuk
fakultas terdiri atas : exact sebanyak 46,6 karakter ibadah adalah pada pertanyaan
%, non exact sebanyak 36,6 %, agama butir 2 (dua), 4 (empat), 5 (lima) jadi
Islam 16,6 %. sebanyak tiga butir pertanyaan jadi
Pengujian validitas dan reliabilitas nilainya adalah 274 + 248 + 236 = 758.
adalah pengujian yang amat penting untuk Yang skor idelanya seandainya semua
mendukung berlangsungnya penelitian responden menjawab dengan skor lima
dengan baik. Instrumen yang valid berarti maka 5 X 3 X 60 = 900 jadi karakter
alat ukur yang digunakan untuk pribadi jika dikuantitatifkan maka = 758 :
mendapatkan data dan mengukur data itu 900 = 0,84 atau 84 % dari yang
valid. diharapkan. Butir pertanyaan untuk
Hasil perhitungan uji validitas karakter sosial adalah pada pertanyaan
untuk semua item prtanyaan, menunjukkan butir 8 (delapan), 9 (sembilan), 10
bahwa semua nilai r hitung > r tabel pada nilai (sepuluh) jadi sebanyak tiga butir
signifikansi 5 %. Oleh karena itu dapat pertanyaan jadi nilainya adalah 240 + 265
disimpulkan bahwa semua item pertanyaan + 229 = 734. Yang skor idelanya
dalam instrumen ini valid untuk digunakan seandainya semua responden menjawab
sebagai alat untuk mengukur variabel dengan skor lima maka 5 X 3 X 60 = 900
penelitian. jadi karakter pribadi jika dikuantitatifkan
Uji reliabilitas suatu penelitian maka = 734 : 900 = 0,81 atau 81 % dari
merujuk pada derajat stabilitas, yang diharapkan.
konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Uji Berdasarkan data hasil penelitian
reliabilitas digunakan untuk mengetahui maka hubungan antara Aktivitas Dakwah
adanya konsistensi alat ukur dalam Kampus dan Pemanfaatan Masjid sebagai
penggunaannya. Uji reliabilitas dihitung Media Komunikasi secara simultan
dengan menggunakan rumus alpa. Uji (bersama-sama) terhadap pembentukan
signifikan digunakan dengan taraf α = 005 karakter mahasiswa, yang dihitung dengan
Instrumen dikatan reliabel jika nilai alpha koefisien korelasi adalah 0,595 ini
lebih besar dari r tabel (0,444). menunjukkan pengaruh yang sedang.
Hasil uji reliabilitas yang Karena itu lebih besar dari 0,399.
dilakukan, maka diperoleh nilai koefisien Sedangkah kontribusi yang diberikan
nilai reliabilitas untuk angket X1 sebesar secara simultan variabel Aktivitas Dakwah
0,763, angket X2 sebesar 0,858 dan nilai Y Kampus dan Pemanfaatan Masjid sebagai
sebesar 0,912. Berdasarkan nilai koefisien Media Komunikasi terhadap Perubahan
reliabilitas tersebut yang nilainya lebih karakter mahasiswa adalah 35,3 %
besar dari r tabel yaitu 0,444 maka dapat sedangkan 55,7% ditentukan oleh variabel
disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel yang lain. Nilai probabilitas (sig.F change)
atau konsisten, sehingga dapat digunakan = 0,000. Karena nilai sig.F change 0,000 <
sebagai alat untuk pengumpulan data 0,05, maka keputusannya adalah H0
penelitian. ditolak dan Ha diterima. Artinya :
Apabila dirincikan maka data yang Aktivitas dakwah kampus dan penggunaan
diperoleh dari hasil penelitian adalah masjid kampus sebagai media komunikasi
sebagai berikut : Nomor butir pertanyaan berhubungan secara simultan dan
untuk karakter Pribadi adalah pada signifikan terhadap pembentukan karakter
pertanyaan butir 1(satu), 3 (tiga), 6 (enam) mahasiswa.
dan tujuh (7) jadi sebanyak 4 (empat) butir
pertanyaan jadi nilainya adalah 232 + 248 PEMBAHASAN
+ 248 + 197 = 926. Yang skor idealnya

189
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berbagai bentuk ada dalam bentuk
aktivitas dakwah dan penggunaan masjid ceramah, pelatihan, diskusi ilmiah. Muara
kampus sebagai media komunikasi dari kegiatan ilmiah yang dilaksanakan
berpengaruh secara simultan dan signifikan adalah untuk mendalami la-quran dan
terhadap pembentukan karakter mahasiswa Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
dan karakter mahasiswa yang terbentuk wasallam (Gazalba, 1994). Pelajaran
melalui aktivitas dakwah yang Qur’an dan hadis langsung berhubungan
menggunakan masjid sebagai media dengan masjid. Ilmu yang wajib bagi setiap
komunikasi adalah karakter pribadi, muslim antara lain Ilmu tentang pokok-
karakter ibadah dan karakter sosial. pokok keimanan, ilmu tentang syariat-
Kegiatan dan tempat-tempat syariat Islam dan ilmu yang berkaitan
tertentu yang banyak ditemui dalam dengan interaksi yang terjadi antara
masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang seseorang dengan orang lain.
sebagai media komunikasi sosial, misalnya Masjid adalah institusi pertama
rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu
panggung kesenian dan pesta rakyat dan pengetahuan dalam Islam, dan dia
(Cangara, 2011). membawa kekhususan yang asasi
Dalam teori ekologi media ada dinisbatkan kepada masyarakat muslim. Ia
istilah media adalah pesan (medium is the merupakan sumber tolakan pertama untuk
message) McLuhan, 1964 pernyataan ini dakwah Islam, dan juga sebagai sumber
merepresentasikan nilai-nilai ilmiah mata air petunjuk Rabbani. Maka pada
McLuhan : Isi dari pesan yang langitnya, menjulang tinggi dakwah
menggunakan media adalah nomor dua kepada iman dan amal shalih (Shalih,
dibandingkan dengan mediumnya (saluran 2011).
komunikasi). Medium memiliki Interaksi sosial yang terbina di
kemampuan untuk mengubah bagaimana masjid akan tercermin dalam kehidupan
kita berfikir tentang orang lain, diri kita sosial yang bersangkutan di luar masjid,
sendiri dan dunia di sekeliling kita dalam interaksi yang baik di masjid juga akan
(West dan Turner, 2010). baik juga di luar masjid. (Gazalba, 1994).
Sebagai tempat melaksanakan Ikatan jamah yang terjalin di dalam masjid
sholat masjid mempunyai peranan sebagai di bawah keluar. Perkenalan dan ikatan
tempat berkumpul para jamaah masjid rohaniah yang ditumbuhkan dalam
pada saat melakukan sholat berjamaah. pengalaman agama, dilanjutkan di luar
Masjid kampus menjadi wadah untuk masjid dalam kehidupan sehari-hari.
melaksanakan sholat berjamaah di kampus, Hubungan antara masjid dengan
mahasiswa dapat melakukan interaksi masyarakat sangat kuat, masjid menjadi
sesama mereka setelah melakukan sholat, tempat yang potensial sebagai media untuk
sholat berjamaah bagi laki-laki adalah mengokohkan hubungan sosial diantara
kewajiban. Interaksi yang dilakukan jamaah (Shalih, 2011). Hubungan
sesama mahasiswa akan melahirkan persaudaraan yang ada di antara manusia
kebersamaan antara mereka dan mereka sangat beraneka ragam menurut macam-
dapat mengintensifkan komunikasi untuk macam tujuan dan maksudnya, maka
menyusun rencana kerja dalam kegiatan hubungan persaudaraan yang paling kokoh
mereka. talinya, paling mantap jalinannya, paling
Sebagaimana yang dikemukakan kuat ikatannya, dan paling setia kasih
Gazalba (1994), bahwa tugas pertama dan sayangnya ialah persaudaraan berdasarkan
utama sudah tentu menurut arti kata masjid agama. Karena, persaudaraan semacam ini
itu sendiri yaitu tempat sujud. tidak putus talinya, tidak akan berubah
Kajian ilmiah di masjid rutin karena perubahan zaman, dan tidak akan
dilaksanakan oleh aktivis dakwah kampus

190
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

berbeda karena perbedaan orang dan masjid kampus dapat masuk dalam semua
tempat (Salim, 2013). kategori komunikasi intrapersonal,
Untuk pembinaan Akhlak, komunikasi antarpersonal, komunikasi
pembinaan akhlak mahasiswa di masjid kelompok, komunikasi publik, komunikasi
kampus terjadi melalui proses komunikasi massa.
antara yang intens antara ustadz yang Dalam penelitian ini analisis data
membimbing mereka dalam belajar, proses yang digunakan adalah analisis korelasi
komunikasi terjadi berupa komunikasi ganda yang berfungsi untuk mencari
dalam bentuk pidato dimana mahasiswa besarnya hubungan dan kontribusi dua
berperan sebagai komunikan, pembinaan variabel bebas (X1) dan variabel bebas
akhlak adalah hal yang penting. (X2) secara simultan (bersama-sama)
Pendidikan agama erat kaitannya dengan dengan varia bel terikat (Y). dapat dihitung
pembinaan akhlak, tidak berlebihan bila dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
dikatakan bahwa pembinaan akhlak dalam 20.
pengertian Islam adalah bagian yang tidak Selanjutnya analisis dilakukan
dapat dipisahkan dari pendidikan agama. berdasarkan hasil tabulasi data variabel
Sebab yang baik adalah yang dianggap Aktivitas Dakwah Kampus (X1),
baik oleh agama dan yang buruk adalah Penggunaan Masjid sebagai Media
apa yang dianggap buruk oleh agama. Komunikasi (X2) dan variabel
Sehingga keutamaan-keutamaan akhlak Pembentukan karakter Mahasiswa (Y).
dalam masyarakat Islam adalah akhlak dan Berdasarkan jawaban semua responden
keutamaan yang diajarkan oleh agama, pada seluruh pertanyaan pada kuesioner.
sehingga seorang muslim tidak sempurna Uji Korelasi menunjukkan
agamanya sampai akhlaknya menjadi baik. hubungan antara tiga atau lebih variabel
Dari perspektif tentang model yang terdiri dari dua atau lebih variabel
komunikasi maka, model komunikasi yang independent dan satu variabel dependent.
terjadi di masjid kampus adalah model Korelasi ganda berkaitan dengan
komunikasi interaksional. Dalam interaksi interkorelasi variabel-variabel independen
tersebut terjadi proses interaksional atau sebagaimana korelasi mereka dengan
hubungan timbal balik dimana komunikan variabel dependen. Korelasi ganda adalah
tidak hanya menerima pesan secara pasif, suatu nilai yang memberikan kuatnya
tetapi terjadi hubungan timbal balik atau pengaruh atau hubungan dua variabel atau
hubungan komunikasi dua arah antara lebih secara bersama-sama dengan variabel
komunikator dengan komunikan, hal ini lain (Riduwan, 2012). Berdasarkan uji
sejalan dengan pendapat West dan Turner korelasi yang diadakan maka terbukti
(2010), bahwa satu elemen yang penting bahwa variabel X1 dan X2 berhubungan
bagi model komunikasi interaksional secara simultan terhadap variabel Y.
adalah umpan balik (feedback), atau Pertanyaan dalam kuesioner yang
tanggapan terhadapa suatu pesan. Umpan berkaitan dengan karakter sebanyak 10
balik dapat berupa verbal atau nonverbal, pertanyaan, poin tentang karakter pribadi
sengaja maupun tidak disengaja. Umpan terdapat pada pertanyaan ke satu, tiga,
balik juga membantu para komunikator enam dan tujuh. Pertanyaan tentang
mengetahui apa pesan mereka telah karakter ibadah terdapat pada pertanyaan
tersampaikan atau tidak dan sejauh mana poin ke dua, empat dan lima. Sedangkan
pencapaian makna terjadi. Dalam model pertanyaan tentang karakter sosial terdapat
interaksional, umpan balik terjadi setelah pada pertanyaan delapan, sembilan dan
pesan diterima, tidak pada saat pesan sepuluh.
sedang dikirim. Untuk hal yang berkaitan dengan
Berdasarkan bentuk komunikasinya karakter manusia, pembagian pokok pokok
maka kegiatan komunikasi yang terjadi di karakter atau akhlak dapat diklasifikasikan

191
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
 

secara umum terdiri atas empat bagian Bungin Burhan. (2013). Metodologi
yaitu hikmah, keberanian, menjaga Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rajawali
kohormatan diri dan keadilan (Al-Gazali, Press.
1994). Apabila disimpulkan karakter terdiri Cangara Hafied. (2011). Pengantar Ilmu
atas karakter pribadi, karakter ibadah dan Komunikasi (Edisi Revisi).
karakter sosial. Jakarta: Rajawali Pres.
Gazalba Sidi. (1994). Masjid Pusat Ibadah
KESIMPULAN DAN SARAN dan Kebudayaan Islam. Bandung.
Pustaka Al-Husna Baru.
Kami menyimpulkan bahwa Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi
aktivitas dakwah dan penggunaan masjid Kualitatif. Yogyakarta : Pelangi Aksara.
kampus sebagai media komunikasi Riduwan. (2012). Dasar-Dasar Statistik.
berhubungan secara simultan dan Bandung : Alfabeta
signifikan terhadap pembentukan karakter Salim Haitami. (2013). Masjid sebagai
mahasiswa dan karakter mahasiswa yang Tempat Pembinaan dan Kaderisasi
terbentuk melalui aktivitas dakwah yang Ummat. Pontianak : STAIN
menggunakan masjid sebagai media Pontianak
komunikasi berupa karakter ibadah, Shalih. (2011). Masjid dan Pengaruhnya
karakter pribadi dan karakter sosial. dalam Dunia Pendidikan.
Disarankan agar fungsi masjid kampus Makkah:Universitas Al-Imam
sebagai media dakwah perlu ditingkatkan. Muhammad Bin Su’ud Al-
DAFTAR PUSTAKA Islamiyah.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Al-Ghazali. (1994). Ihya Uluddin Jilid 5. Kombinasi (Mixed Method). Bandung :
Semarang : CV. Asy. Syifa. Alfabeta.
Bungin Burhan. (2011). Analisis Data West Richard dan Turner Lynn H. (2010).
Penelitian Kualitatif; Pemahaman Pengantar Teori Komunikasi;
Filosofis dan Analisis dan Aplikasi Edisi 3 Buku
Metodologi ke Arah Penguasaan 2 (Penj. Maria Natalia Damayanti
Model Aplikasi. Jakarta : Rajawali Press. Maer). Jakarta: Salemba Humanika.

192

Anda mungkin juga menyukai