Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS SAPALA
Jl. Pandan Liris RT. 01 Kecamatan Paminggir Kode Pos 71453 Email
puskesmassapala@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMANTAUAN MINUM OAT

A. Pendahuluan

Penyakit TB merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia.
Pada awal penemuan obat anti tuberkulosis (OAT), timbul harapan penyakit ini
akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini
tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan
tumbuh kembang, morbiditas, mortalitas, dan kecatatan. Dengan meluasnya kasus
HIV-Aids, tuberkulosis mengalami peningkatan bermakna secara global. Indonsesia
menduduki peringkat ketiga dunia dalam jumlah total pasien TB setelah Cina dan
India. Namun dari porposi jumlah pasien disbanding jumlah penduduk, Indonesia
menduduki peringkat pertama. TB anak yang tidak diobati secara tepat akan
menjadi sumber penularan infeksi TB pada saat dewasa. Penderita dengan BTA
positif merupakan sumber penularan yang paling infeksius.

B. Latar Belakang

Salah satu permasalah dalam penanggulangan TB adalah pengobatan yang tidak


teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga teah
menimbulkan kekebalan ganda kuman TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
atau Multi Drug Resistance (MDR). TB bukan hanya masalah bagi penderita tetapi
juga masalah bagi masyarakat khususnya keluarga. Kunci utama keberhasilan
penobatan TB adalah keyakinan bahwa penderita TB meminum semua obatnya
sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai atau putus berobat. Hal tersebut bisa
dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau memantau penderita Tb pada saat
minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse) yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di
bawah pengawasan langsung yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO).
Pada pasien rawat jalan, yang bertindak sebagai PMO bisa berasal dari
keluarganya yang tinggal serumah. Apabila penderita tinggal sendirian, yang
menjadi PMO dapat berasal dari saudara, tetangga, ketua RT, dan TOMA.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu pengawasan pasien TB selama pengobatan hingga sembuh.
2. Tujuan Khusus
a. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal samapai
sembuh
b. Mendampingi pasien pada saat kunjungan konsultasi ke puskesmas dan
memberikan dukungann moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratu.
c. Mengingatkan pasien TB datang ke Puskesmas untuk mendapatkan obat
dan periksa ulang dahak sesuai jadwal.
d. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT
e. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang
yang tinggal serumah.

D. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Mengawasi dan memberikan dorongan serta memastikan kepada penderita TB


agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
2. Mengingat kan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah
ditentukan.
3. Memberikan penyuluhan tentang TB dan menyarankan anggota keluarga
penderita yang mempunyai gejala sama termasuk setiap anak balita di keluarga
tersebut untuk periksa ke petugas Kesehatan.
4. Melihat atau mengawasi gejala efek samping minum OAT yaitu adanya tanda-
tanda atau keluhan yang timbul setelah minum obat dan mengirimkan penderita
ke petugas kesehatan bila timbul gejala efek samping obat.
5. Untuk menjamin keteraturan pengobatan TB maka sebaiknya setiap dosis yang
ditelan oleh pasien TB diawasi oleh seorang pengawas menelan obat.

E. Sasaran
Semua pasien TB yang berobat di Puskesmas Sapala.
F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

G. 2023

NO Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Kunjungan rumah
untuk pemantauan
minum obat OAT

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi dilakukan setelah selasai kegiatan untuk ditindak lanjut.

Mengetahui,
Pimpinan UPT. Puskesmas Sapala Pengelola P2TB

Nely Ruaida, SKM Hilmina, A.Md.Kep


NIP. 19840921 201101 2 003 NIP. 19960427 201903 2 020

Anda mungkin juga menyukai