BJT - Metode Penelitian Hukum - Tugas 1 Belum Dijawab
BJT - Metode Penelitian Hukum - Tugas 1 Belum Dijawab
11
TUGAS 1
UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA
KULIAH UNIVERSITAS
TERBUKA SEMESTER:
(2023.1)
Pengajuan yudicial review terhadap undang-undang yang tidak sejalan dengan UUD 1945,
terkait dengan keberadaan masyarakat hukum adat, sudah diajukan sejumlah pihak. Kajian
ini ingin menelusuri orientasi keadilan sosial dari putusan Mahkamah Konstitusi terkait
implikasinya terhadap masyarakat hukum adat, dengan menegaskan urgensi Undang-
Undang Pengakuan dan Perlindungan bagi Masyarakat Hukum Adat. Ada empat putusan
Mahkamah Konstitusi yang membuka jalan keadilan bagi keberadaan masyarakat hukum
adat, yakni Putusan MK No. 001-21-22/PUU- I/2003 dan No. 3/PUU-VIII/2010 (memperjelas
tolak ukur frasa “sebesar- besar kemakmuran rakyat”), Putusan MK No. 10/PUU-I/2003
(memperjelas empat syarat masyarakat hukum adat), Putusan MK No. 35/PUU-X/2012
(membedakan hutan adat dan hutan negara), dan Putusan MK No. 006/PUU- III/2005 dan
11/PUU-V/2007 (dasar kerugian konstitusional). Putusan ini seharusnys berimplikasi kepada
kemajuan pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat yang lebih adil. Seyogianya
dengan empat putusan Mahkamah Konstitusi, sudah lahir Undang-Undang yang
mengkoordinir semua pengakuan dan perlindungan terhadap Masyarakat Hukum Adat.
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang
paling cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
2. Soal No 2
HKUM4306.11
Pembentukan peraturan perundangan harus dilakukan dengan taat asas dalam berbagai
aspeknya. Termasuk didalamnya adalah asas-asas yang telah ditetapkan oleh undang-
undang. Untuk itu, setiap perancang peraturan perundangan (drafter) perlu memahami benar
dan melaksanakan asas-asas tersebut. Memahami dan melaksanakan asas-asas tersebut,
adalah merupakan salah satu upaya penataan regulasi. Diantara rumusan asas yang dapat
dijadikan rujukan adalah asas 3E (efficiency, effectivity, dan efficacy). Asas 3E ini pada
dasarnya memiliki kesesuaian dengan asas-asas yang ditetapkan dalam Undang-Undang
No. 12 Tahun 2011.
Jelaskan menurut saudara, berdasarkan Jurnal diatas pendekatan penelitian apa yang
paling cocok dalam melakukan penelitian tersebut!
Jawaban:
1. Berdasarkan jurnal di atas, pendekatan penelitian yang paling cocok adalah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif akan
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang mendalam dan terperinci mengenai
keadaan masyarakat hukum adat. Sedangkan metode studi kasus memungkinkan peneliti
untuk mempelajari keadaan secara holistik, dan memahami fenomena yang kompleks terkait
pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat. Dengan demikian, penelitian yang
dilakukan akan menghasilkan analisis yang lebih mendalam dan berkontribusi pada
peningkatan keadilan sosial bagi masyarakat hukum adat.
Dalam melaksanakan penelitian terkait pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum
adat, pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus menjadi pilihan yang tepat. Hal ini
dikarenakan penelitian tentang masyarakat hukum adat memiliki kompleksitas dan
keragaman yang sangat tinggi. Dalam konteks ini, pendekatan kualitatif memungkinkan
peneliti untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang kompleks secara mendalam, dan
metode studi kasus memungkinkan peneliti untuk mempelajari kasus-kasus tertentu dalam
konteks yang lebih luas.
HKUM4306.11
Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif, peneliti akan menggunakan teknik
pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik-teknik
tersebut akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih kaya dan
terperinci mengenai keadaan masyarakat hukum adat, dan menghasilkan analisis yang lebih
mendalam dan kaya. Adapun metode studi kasus sendiri memungkinkan peneliti untuk
mempelajari kasus-kasus yang kompleks dan konteks yang lebih luas, sehingga
memungkinkan untuk memahami dinamika pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum
adat secara menyeluruh. Dengan metode studi kasus, peneliti dapat melihat kasus-kasus
spesifik dan mencari pola-pola yang lebih umum yang dapat diterapkan pada kasus lain. Hal
ini akan membantu dalam merumuskan kebijakan dan regulasi yang lebih efektif dan adil
terkait pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat.
Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sangat cocok untuk penelitian terkait
pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat
memahami fenomena yang kompleks dan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan
keadilan sosial bagi masyarakat hukum adat.
2. Asas 3E dalam pembentukan peraturan perundang-undangan merujuk pada tiga prinsip, yaitu
efisiensi (efficiency), efektivitas (effectivity), dan efikasi (efficacy). Efisiensi mengacu pada
upaya untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya. Efektivitas
mengacu pada keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, efikasi
mengacu pada dampak yang dihasilkan oleh peraturan perundang-undangan tersebut.
Dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2011, terdapat beberapa asas yang berkaitan dengan
asas 3E tersebut. Asas-asas tersebut adalah kepastian hukum, keadilan, kemanfaatan,
kesederhanaan, keterbukaan, kehati-hatian, keterpaduan, dan keberlanjutan.
Kepastian hukum, keadilan, dan keterbukaan berkaitan dengan efektivitas. Kepastian hukum
mengacu pada jaminan bahwa peraturan perundang-undangan dapat diterapkan secara
konsisten dan terukur. Keadilan mengacu pada kesetaraan perlakuan di depan hukum.
Sementara, keterbukaan mengacu pada aksesibilitas terhadap peraturan perundang-undangan.