Makalah Kromatografi Pertukaran Ion
Makalah Kromatografi Pertukaran Ion
Oleh :
Gita Putri Kusumawardani
0613 3040 1037
KELAS 2 KE
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
berjudul “Kromatografi Pertukaran Ion” ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Analitik Instrumen.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
5. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan karya tulis ini sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
1.3 Tujuan
Menjelaskan kromatografi pertukaran ion.
Mengetahui komponen dasar kromatografi pertukaran ion.
Mengetahui kelebihan dari kromatografi pertukaran ion.
Mengetahui kegunaan dari kromatografi pertukaran ion.
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang
membacanya, khususnya :
a) Penulis, penulis mendapatkan banyak pengetahuan selama proses pembuatan makalah ini
dan diharapkan penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di waktu yang akan
datang.
b) Mahasiswa, mahasiswa diharapkan dapat mendapatkan banyak pengetahuan dari makalah ini
sehingga bisa memahami maksud dari materi yang di sampaikan.
c) Dosen, dosen diharapkan dapat lebih sabar, ulet, serta disiplin dalam membimbing
mahasiswanya, karena dosen sangat berperan dalam proses pembelajaran mengenai materi ini
sehingga tidak adanya kekeliruan dan penyampaian dan pembuatan makalah ini.
Kromatografi pertukaran kation, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan positif dan
kolom kromatografi yang digunakan bermuatan negatif. Kolom yang digunakan biasanya
berupa matriks dekstran yang mengandung gugus karboksil (-CH2-CH2-CH2SO3- dan -O-
CH2COO-). Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah asam sitrat,
asam laktat, asam asetat, asam malonat, buffer MES dan fosfat.
Kromatografi pertukaran anion, bila molekul spesifik yang diinginkan bermuatan negatif dan
kolom kromatografi yang digunakan bermuatan positif. Kolom yang digunakan biasanya
berupa matriks dekstran yang mengandung gugus -N+(CH3)3, -N+(C2H5)2H, dan –N+(CH3)3.
Larutan penyangga (buffer) yang digunakan dalam sistem ini adalah N-metil piperazin, bis-
Tris, Tris, dan etanolamin.
Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama enzim). Molekul
lain yang umumnya dapat dimurnikan dengan menggunakan kromatografi pertukaran ion ini
antara lain senyawa alkohol, alkaloid, asam amino, dan nikotin.
Kromatografi penukar ion dilakukan dengan fasa diam yang mempunyai gugus fungsi
bermuatan. Kebanyakan mekanisme penukaran ion sederhana:
(a) X- + R+Y-Y- + R+X- (penukar anion)
Dimana X adalah ion cuplikan
Pada kromatografi penukar anion ion cuplikan X- bersaing dengan ion fasa gerak Y-
terhadap bagian ionik pada penukar ion R. Pemisahan ion sederhana berdasarkan pada
perbedaan kekuatan interaksi ion terlarut dengan resina. Jika senyawa terlarut berinteraksi
lemah dengan adanya ion fasa gerak, ion terlarut keluar awal pada kromatogram, sedangkan
senyawa terlarut yang berinteraksi kuat dengan resina, berarti lebih kuat terikat dan keluar
belakangan.
Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya; resin penukar ion dapat secara luas
diklasifikasikan dalam empat golongan, yakni :
1. Eluent, yang berfungsi sebagai fase gerak yang akan membawa sampel tersebut masuk ke
dalam kolom pemisah.
2. Pompa, yang berfungsi untuk mendorong eluent dan sampel tersebut masuk ke dalam kolom.
Kecepatan alir ini dapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa mengakibatkan perbedaan
hasil
3. Injektor, tempat memasukkan sampel dan kemudian sampel dapat didistribusikan masuk ke
dalam kolom.
4. Kolom pemisah ion, berfungsi untuk memisahkan ion-ion yang ada dalam sampel.
Keterpaduan antara kolom dan eluent bisa memberikan hasil/puncak yang maksimal, begitu
pun sebaliknya, jika tidak ada kesesuaian, maka tidak akan memunculkan puncak.
5. Detektor, yang berfungsi membaca ion yang lewat ke dalam detektor.
6. Rekorder data, berfungsi untuk merekam dan mengolah data yang masuk.
Gambar 1. Komponen dasar kromatografi pertukaran ion
Gambar 2
Gambar 2 menunjukkan dua buah kolom; kolom pemisah kation dan kolom pemisah anion.
Kolom pemisah inilah yang menjadi inti dalam teknik pemisahan kromatografi ion. Benda
inilah yang bisa memisahkan ion-ion tersebut ketika sampel dilewatkan ke dalamnya,
sehingga puncak yang muncul secara bergantian dan berurutan. Bisa diibaratkan dalam tubuh
manusia bahwa kolom ini adalah sebagai jantung pada manusia, sehingga tanpa jantung,
manusia tidak bisa hidup. Demikian halnya pada teknik ini, tanpa adanya kolom pemisah,
maka tidak akan mungkin terjadi pemisahan ion (Weiss, 1995).
Beberapa kelebihan yang dimiliki kromatografi ion sehingga menjadikan “the best
choice” dalam dunia pemisahan ion-ion di antaranya :
a. Kecepatan (speed)
Kecepatan dalam analisis suatu sampel menjadi aspek yang sangat penting dalam hal
analisis ion. Salah satu yang menyebabkannya adalah masalah klasik yaitu untuk mengurangi
biaya dan bisa menghasilkan data-data analisis yang akurat dan cepat. Namun, sebenarnya
yang lebih penting adalah memberikan andil dengan maksimal dalam perhatian kepada
kondisi lingkungan (environmental efforts) yang dari hari ke hari jumlah sampel yang mau
dianalisis (untuk diketahui kandungan apa saja di dalamnya) semakin bertambah. Itulah
sebabnya, teknik ini terus dikembangkan orang untuk mendapatkan teknik
pemisahan/pendeteksian yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah. Sebagai
tambahan pula bahwa limbah (waste) yang dihasilkan dari penggunaan eluen dapat
dikurangi.
b. Sensitivitas (sensitivity)
Dengan berkembangnnya teknologi mikroprosessor, mulailah orang
mengkombinasikannya dengan efisiensi kolom pemisah, mulai skala konvensional (ukuran
diameter dalam milimeter) sampai skala mikro yang biasa juga disebut microcolumn.
Sehingga walaupun hanya dengan jumlah sampel yang sangat sedikit, misal 10µl yang
diinjetkan ke dalam sistem kromatografi, ion-ion yang ada dalam sampel tersebut dapat
terdeteksi dengan baik.
c. Selektivitas (selectivity)
Dengan sistem ini, bisa dilakukan pemisahan berdasarkan keinginan, misalnya
kation/anion organik saja atau kation/anion anorganik yang ingin dipisahkan. Itu dapat
dilakukan dengan memilih kolom pemisah yang tepat. Ataupun hanya ion tertentu yang ingin
diukur walaupun banyak ion lain yang ada dalam sampel.
http://kruiqito.blogspot.com/2012/11/kromatografi-ion.html
http://klephone-file.blogspot.com/2012/03/kromatografi-penukar-ion.html
http://prof-chem.blogspot.com/2012/04/kromatografi-penukar-ion.html
http://id.wikipedia.org