Anda di halaman 1dari 154

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. S G3P2A0H2 UMUR 32 TAHUN DENGAN


KELUHAN KRAM PERUT DI PUSKESMAS
PEMBANTU BATU 5 TANJUN PINANG
TAHUN 2023

Laporan Tugas Akhir


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas akhir Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjungpinang

Di Susun Oleh

Disusun Oleh :
NINI SANIA

NIM.PO7224220 1966

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
2023
LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY. S G3P2A0H2 UMUR 32 TAHUN DENGAN
KELUHAN KRAM PERUT DI PUSKESMAS
PEMBANTU BATU 5 TANJUN PINANG
TAHUN 2023

Laporan Tugas Akhir


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas akhir Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Tanjungpinang

Di Susun Oleh

Disusun Oleh :
NINI SANIA

NIM.PO7224220 1966

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. S G3P2A0H2 UMUR 32 TAHUN DENGAN
KELUHAN KRAM PERUT DI PUSKESMAS
PEMBANTU BATU 5 TANJUN PINANG
TAHUN 2023

Oleh :
NINI SANIA
NIM. PO72242201966

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Dewan Pembimbing


Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Tanjungpinang
Pada tanggal:

SUSUNAN DEWAN PEMBIMBING

Pembimbing Utama

Marella,SST.,MKM (.............................................)
NIP. 199003042022032001

Pembimbing Pendamping

Ristina Rosauli Harianja,MKM (.............................................)


NIP.-

Tanjungpinang, 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. S G3P2A0H2 UMUR 32 TAHUN DENGAN
KELUHAN KRAM PERUT DI PUSKESMAS
PEMBANTU BATU 5 TANJUN PINANG
TAHUN 2023

Oleh :

NINI SANIA
NIM. PO72242201966

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Proposal Laporan Tugas Akhir


Pada Tanggal: 2023

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua
Marella,SST.,MKM (.............................................)
NIP. 199003042022032001

Penguji I
Rita Ridayani, M.Keb (.............................................)
NIP. 198403232008012005

Penguji II
Ristina Rosauli Harianja,MKM (.............................................)
NIP.-

Tanjungpinang, 2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : NINI SANIA
NIM : PO72242201966
Program Studi : D III Kebidanan
Angkatan : 2020-2023

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan


Tugas Akhir saya yang berjudul:

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


Ny. S G3P2A0H2 UMUR 32 TAHUN DENGAN KELUHAN

KRAM PERUT DI PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5


TANJUNGPINANG TAHUN 2023

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tanjungpinang, Juni 2023

NINI SANIA
NIM : PO72242201966

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NINI SANIA

Tempat,Tanggal Lahir : Selatpanjang, 09 April 2002

Agama : Islam

Alamat : Jalan Nusa Indah Kelurahan Selatpanjang


Riwayat Pendidikan
1. SD : 010 Selatpanjang

2. SMP : 001 Selatpanjang

3. SMA : 001 Selatpanjang


4. Kuliah : poltekkes kemenkes tanjugpinang Prodi
D-III kebidanan

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai


kemudahan, petunjuk serta karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Usulan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny. S umur 32 tahun dengan keluhan kram
perut di Puskesmas pembantu batu 5” Tanjungpinang tahun 2023 dengan baik
dan tepat waktu.
Usulan Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan pada Program
studi D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungpinang
Dalam penyusunan Usulan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah
mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan inipenulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Iwan Iskandar, SKM, MKM selaku Direktur PoltekkesKemenkes
Tanjungpinang.
2. Ibu Rahmadona, M. Keb selaku ketua program Studi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
3. Ibu Marella SST. MKM selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Usulan Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
4. Ibu Ristina Rosauli Harianja. MKM selaku Pembimbing Pendamping
yang juga telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada
penulis dalam penulisan Usulan Laporan Tugas Akhir.
5. Ibu Rita Ridayani, M. Keb selaku penguji yang juga telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan Usulan
Laporan Tugas Akhir ini.

v
6. Kepala Puskesmas pembantu batu 5 ’’Dwi Wahyu Kartini, SST’’ beserta
pegawai yang telah memberi izin.
7. Ibu Siti Maryam yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Usulan Laporan Tugas Akhr ini. Orang tuaku tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun material, serta kasih sayang
yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungpinang yang telah memberikan dukungan baik berupa
motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Usulan
Laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut
adil dalam terwujudnya Usulan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kesempurnaan itu


hanya milik Allah SWT oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal/ Laporan
Tugas Akhir ini.

Tanjungpinang, juni 2023

Penulis

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Proporsi Anemia Hamil ...........................................................................10

Tabel 2 Perubahan Uterus Pada Masa Nifas .........................................................32

Tabel 3 Definisi Operasional ................................................................................47

vii
DAFTAR BAGAN

Kerangka Teori ...................................................................................................45

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pemeriksaan Leopold....................................................... 15

Gambar 2 Tinggi Fundus Uteri dan Usia Kehamilan ........................


15

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi Klien

Lampiran 2 Persetujuan menjadi Klien (informed consent)

Lampiran 3 Jadwal rencana pelaksanaan LTA

Lampiran 4 Jadwal kunjungan Laporan Kasus Komprehensif

Lampiran 5 Format/pengkajian ANC kunjungan I

Lampiran 6 Format/pengkajian ANC kunjungan II

Lampiran 7 Format/pengkajian INC

Lampiran 8 Partograf

x
Lampiran 9 Format/pengkajian PNC kunjungan I

Lampiran10 Format/pengkajian PNC kunjunganII


Lampiran11 Format/pengkajian BBL kunjungan I
Lampiran 12 Format/pengkajian BBL kunjungan II
Lampiran 13 Lembaran Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 14 Lembaran Konsultaasi Pembimbing pendamping

Lampiran 15 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan materi SAP

Lampiran 16 Dokumentasi pelaksanaan LTA

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di
suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Angka Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang terjadi
saat hamil, bersalin, dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan. Angka
kematian bayi adalah jumlah bayi dalam usia 28 hari pertama per 1.000
kelahiran hidup. Yang berkaitan dengan kehamilan merupakan masalah yang
sampai saat ini belum dapat diatasi. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka
kematian yang berkaitan dengan masalah kehamilan, seperti AKI dan AKB di
berbagai dunia.
Menurut data World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia pada tahun 2017 adalah 211 per 10.000 Kelahiran hidup dan
diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 295.000 kematian per tahun. World
Health Organization (WHO) berupaya menurunkan morbiditas dan mortalitas
dengan membentuk suatu paradigma global yaitu Millenium Development Goals
(MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 dan belum mencapai target, sehingga
dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dibawah 70 per 100.000 KH dan Angka Kematian
Bayi (AKB) dibawah 25 per 1.000 KH. Berdasarkan program SDGs tersebut,
pemerintah indonesia menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yang terdiri dari sembilan agenda (Nawa
Citta). Agenda kelima dari Nawa Citta menargetkan AKI kurang dari 306 per
100.000 KH dan menurunkan AKB menjadi dibawah 24 per 1000 KH pada
tahun 2019 (Kemenkes RI, 2015)

1
Kesehatan ibu dan anak dikatakan berhasil dalam kualitas pelayanan
kebidanan pada suatu wilayah dengan menilai AKI dan AKB. AKI di indonesia
masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara dan belum mencapai target
Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 untuk menurunkan
AKI sebesar 70 per 100.000 KH dan AKB sebesar 12 per 1.000 KH (Kemenkes
RI, 2021). AKI di Indonesia Tahun 2020 sebesar 4.627 per 100.000 KH dan
AKB sebesar 28.158 per 1.000 KH. Jumlah kematian ibu pada Tahun 2021 di
Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan 2020 sebesar 7.389 per 100.000
KH dengan penyebab perdarahan, dan hipertensi dalam kehamilan. AKB pada
tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2020 sebesar 27.556
per 1.000 KH dengan penyebab berat badan lahir rendah (BBLR), Asfiksia,
penyebab lainnya antara lain kelainan kongenital, infeksi, tetanus neonatorium
dan kematian postnatal disebabkan penyakit infeksi, peneumonia, diare, dan
kelainan kongenital.
Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya provinsi
Kepulauan Riau. AKI provinsi Kepulauan Riau tahun 2020 sebesar 92 per,
100.000 KH dan Tahun 2021 sebesar 241 per 100.000 KH. Namun AKI di
Kepulauan Riau tidak dapat mencapai target indikator kinerja AKI tahun 2021.
AKB di provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020 sebesar 5,5 per 1.000 KH dan
tahun 2021 terjadi peningkatan sebesar 7,5 per 1000 KH (Dinkes, Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau, 2021)
Provinsi Kepulauan Riau memiliki sebuah kota yang bernama kota
Tanjung Pinang. AKI di kota tanjung pada tahun 2019 sebesar 130, 86 per
100.000 KH yang mana mengalami penurunan ditahun 2020 yaitu sebesar 107,
47 per 100.000 KH penyebab tingginya AKI di provinsi kepulauan riau
disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan. Sedangkan AKB di kota
tanjungpinang tahun 2019 yaitu sebesar 6, 02 per 1.000 KH penyebab utamanya
AKB di provinsi Kepulauan Riau BBLR dan Asfiksia. (Dinas Kesehatan
Kepulauan Riau, 2020)
2
Berbagai Upaya telah dilakukan pemerintah guna menurunkan AKI dan
AKB. Salah satunya ialah pelayanan kebidanan yang terstandar dimana
pelayanan kesehatan ibu hamil atau Antenatal Care harus memenuhi frekuensi
minimal 6 kali pemeriksaan kehamilan dimana 2 kali pemeriksaan dilakukan
oleh dokter. Standar frekuensi pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kementerian
Kesehatan RI, 2022)
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dalam asuhan kebidanan
diperlukan asuhan berkesinambungan dan berkualitas untuk mendeteksi dini
adanya resiko dan komplikasi, karena kesejahteraan ibu dan anak selalu
terpantau oleh tenaga kesehatan. Salah satu program lainnya bersifat menyeluruh
dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan yaitu asuhan
kebidanan komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu
pemeriksaan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan
konseling asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan secara berkala
diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
Asuhan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal yang terjadi pada seorang
wanita hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkan serta melatih
dalam pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antipasi masalah yang
mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan
tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Tujuan asuhan komprehensif ini untuk menurunkan AKI dan AKB
(Prapitasari, 2021)
Tindakan yang dilakukan bidan dalam menurunkan AKI dan AKB di
indonesia yaitu dengan menjalankan peran bidan dengan asuhan komprehensif
secara profesional pada perempuan sepanjang siklus reproduksi yang meliputi
masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, bayi, balita, dan prasekolah, pre menopause, kesehatan reproduksi
3
perempuan dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan masyarakat
sesuai kode etik profesi. (Poltekkes Kemenkes Semarang, 2021)
Upaya pemerintah kota Tanjungpinang untuk menurunkan AKI dan AKB
antara lain pelaksanaan antenatal yang berkualitas dan terpadu, kegiatan kelas ibu
hamil, persalinan yang aman dilakukan dengan tenaga kesehatan serta pemantauan
kasus kematian ibu dan bayi yang akurat (Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang,
2019). Selain itu upaya kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dapat diketahui dari cakupan pelayanan Antenatal Care ANC), cakupan persalinan
oleh nakes dan cakupan pelayanan nifas (Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau, 2020)

Berdasarkan latar belakang diatas dari puskesmas pembantu batu 5


pelayanan kesehatan komprehensif harus dilakukan oleh bidan yang kompeten
untuk mendeteksi secara dini komplikasi mungkin saja terjadi. Salah satunya
bidan yang sudah menerapkan asuhan kebidanan komprehensif adalah bidan di
puskesmas pembantu batu 5 dimana pelayanan di puskesmas ini sudah
terstandarisasi, sesuai Evidence Based Midwifery, pelayanan ramah, fasilitas nya
sudah memadai dan selalu menerapkan ilmu kebidanan yang kompenten.
Dipuskesmas pembantu batu 5 ini melayani pemeriksa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, bayi, balita dan juga pelayanan KB. Di puskesmas ini
memiliki ruangan yang cukup luas. Berdasarkan laporan tahunan di puskesmas
pembantu batu 5 pada tahun 2022 kunjungan ANC K1 215, K2 250, K3 250, K4
sebanyak 270, kunjungan INC sebanyak 35 orang, kunjungan PNC sebanyak 35
orang, Bayi Baru Lahir 35, balita dan juga pelayanan KB sebanyak 245
kunjungan. kunjungan INC, PNC sebanyak 35 kunjungan dikarenakan
selebihnya pasien ada yang memilih tempat persalinan dan kunjungan PNC di
fasilitas kesehatan lain seperti di PMB, RS, dan di Puskesmas Lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, asuhan kebidanan komprehensif
sangat penting dilakukan karena dapat menurunkan AKI dan AKB. Hal ini akan

4
meningkatkan pengawasan terhadap kehamilan dan deteksi dini terhadap
masalah dalam kehamilan yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, maka penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan komprehensif dengan judul “ Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S G3P2A0H2 umur 32 Tahun dengan
keluhan kram perut di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang tahun 2023.
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kemudian ini dibagi atas 3 semester yaitu kehamilan trimester pertama mulai 0-
14 minggu, dan kehamilan trimester kedua mulai 14 -28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28 – 42 minggu (Yuli, 2017). Keluhan yang terjadi pada
trimester 3 salah satunya adalah kram perut bagian bawah. Kram perut bagian
bawah umumnya dianggap hal normal bagi seorang wanita yang sedang
mengalami masa kehamilan. Kram perut bagian bawah adalah rasa sakit yang
menusuk atau tajam pada perut bagian bawah atau selangkangan. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar.
Penyebab Kram perut bagian bawah ini disebabkan karena rahim yang
membesar sehingga mengakibatkan adanya tekanan pada kandung kemih yang
berlokasi dibagian bawah perut. Kram perut bagian bawah juga bisa dirasakan
ketika janin bergerak. Dengan semakin besarnya janin maka gerakan kepala,
badan, dan tendangan kakinya akan semakin kuat. Gerakan janin yang kuat bisa
menyebabkan kontraksi ringan (kontraksi palsu yang tidak menyebabkan
persalinan atau sering disebut kontraksi Braxton-Hicks). Akibat yang
ditimbulkan pada kehamilan apabila tidak segera ditangani maka dapat
menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih tekanan pada kandung kemih
dapat membuat urine berada lebih lama disana sehingga mengakibatkan
timbulnya infeksi saluran kemih. Pada persalinan dapat berakibat terjadinya
persalinan premature.
5
Upaya yang bisa dilakukan oleh bidan untuk mengatasi kram perut
bagian bawah yaitu dengan memberikan KIE pada ibu hamil mengenai kram
perut bagian bawah merupakan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester
3, upaya yang dilakukan ibu hamil berupa mengompres area kram dengan air
hangat, mandi dengan air hangat, dengan membungkuk kearah kram untuk
mengurangi peregangan dan ligamentum, memiringkan panggul dan menyokong
uterus dengan menggunakan bantal tepat dibawahnya. Pemerintah juga
menetapkan program ANC untuk mengurangi resiko komplikasi saat kehamilan
yaitu dengan pelayanan antenatal harus diberikan sesuai standar yang sudah
ditetapkan di Era Adaptasi kebiasaan baru yaitu pelayanan antenatal care/ ANC
pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di
trimester 2, 3x di trimester 3. Minimal 2x periksa oleh dokter saat kunjungan 1
di trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di trimester ke 3. Pemerintah juga
mengupayakan asuhan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang biasa
disebut Asuhan Komprehensif atau Continuity of Care. Asuhan ini merupakan
ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitik beratkan kepada
kualitas pelayanan pada pasien (Keluarga) dengan dapat membantu bidan
(tenaga kesehatan) dan merupakan asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan
kualitas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensi. Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S G3P2A0H2 Umur
32 Tahun dengan keluhan kram perut di Puskesmas Pembantu Batu 5
Tanjungpinang Tahun 2023. Pemberian asuhan kebidanan tersebut diharapkan
dapat memberikan kepastian bahwa seluruh proses yang dialami mulai dari
hamil sampai dengan kunjungan neonatal dapat berlangsung secara fisiologis
tanpa ada komplikasi.

6
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S, G3P2A0H2


Umur 32 Tahun dengan keluhan kram perut di Puskesmas Pembantu Batu 5
Tanjungpinang Tahun 2023?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.
S, G3P2A0H2 Umur 32 Tahun dengan keluhan kram perut di
Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang Tahun 2023.
2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny. S,


G3P2A0H2 Umur 32 tahun di Puskesmas Pembantu Batu 5
Tanjungpinang Tahun 2023.
b. Mampu melaksanakan asuhan persalinan pada Ny. S, G3P2A0H2
Umur 32 tahun di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang
Tahun 2023.
c. Mampu melaksanakan asuhan Nifas pada Ny. S, G3P2A0H2
Umur 32 tahun di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang
Tahun 2023.
d. Mampu melaksanakan asuhan Bayi Baru Lahir pada By Ny.S
Umur 32 tahun di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang
Tahun 2023.
e. Mampu melaksanakan pendokumentasian dengan metode SOAP
asuhan kebidanan yang berikan pada ibu dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

7
D. Manfaat
1. Teoritis

Diharapkan laporan praktik klinik komprehensif ini dapat menambah


pengetahuan, pengalaman, dan wawasan penulis tentang asuhan
kebidanan secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan pendokumentasian SOAP.

2. Praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan dalam
praktik memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.

b. Bagi Lahan Praktik


Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
khususnya di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang Tahun
2023.

c. Bagi Institusi
Asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data
dasar untuk asuhan kebidanan komprehensif selanjutnya

d. Bagi Klien
Mendapatkan pelayanan dan pengetahuan asuhan kebidanan yang
aman dan nyaman secara komprehensif.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Komprehensif

1. Definisi

Asuhan kebidanan komprehensif adalah pemeriksaan yang dilakukan


secara rinci, menyeluruh, dan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
dan bayi baru lahir yang diharapkan dapat mengurangi kematian maternal yang
menjadi salah satu permasalahan terbesar didunia saat ini (WHO, 2016)
Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung
jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan klien yang memiliki kebutuhan
atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir,
keluarga, kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan masyarakat).
(Husannah., E.et al, 2019)

Pentingnya kita melakukan asuhan komprehensif yaitu untuk menurunkan


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) supaya kesehatan
ibu dan bayi terus meningkat dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara
berkala mulai dari masa kehamilan, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Dapat
membantu memberikan kesejahteraan ibu dan anak sebagai tindakan preventif
dan deteksi dini dalam upaya penanganan komplikasi maternal yang mungkin
terjadi baik pada saat kehamilan hingga proses nifas.
2. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan komprehensif yaitu :

a. Menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang


siklus reproduksi.
b. Menurunkan Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) supaya kesehatan ibu dan bayi terus meningkat dengan cara
memberikan asuhan kebidanan secara berkala mulai dari masa
kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. (WHO 2016)

9
B. Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari


spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3trimester,dimana trimester
kesatu berlangsung dalam 12 dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke-27), dan trimester ke-tiga 13 minggu (minggu 28-
40 minggu) (Prawirohardjo, 2016).
Menurut Depkes RI (2016), menyatakan bahwa kehamilan adalah suatu
proses pembuahan dalam rangka melanjutkan yang terjadi secara alami
menghasilkan janin yang tumbuh dirahim ibu. Kehamilan adalah sebuah
proses yang dimulai dari tahap konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 38 minggu – 40 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir.

2. Tanda-tanda kehamilan trimester III

a. Terasa pergerakan janin didalam rahim.

Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20


minggu.

b. Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu kehamilan dengan menggunakan


alat fetal elektrocardiograf (dopler). Dengan stethoscope leanec, DJJ
baru dapat didengar pada usia kehamilan 18 -20 minggu.
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih

10
tua (trimester akhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna
menggunakan USG.
d. Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat menggunakan foto rontgen dan USG.


3. Perubahan fisiologis dan psikologis ibu hamil trimester III Perubahan fisiologis

pada ibu hamil trimester III

a. Sistem Respirasi

Kehamilan mempengaruhi sistem pernapasan pada volume paru-


paru dan ventilasi. Perubahan fisiologi sistem pernapasan selama
kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan
kebutuhan oksigen bagi tubuh dan janin. Perubahan tersebut terjadi
karena pengaruh hormonal dan biokimia. (Yuliani, 2021).

b. Sistem Endokrin

Trimester III hormon oksitosin mulai meningkat sehingga


menyebabkan ibu mengalami kontraksi. Oksitosin merupakan salah
satu hormon yang sangat diperlukan dalam persalinan dan dapat
merangsang kontraksi uterus ibu. Selain hormon oksitosin ada
hormon prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat kehamilan aterm.

c. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada


kehamilan, karena akibat pembesaran uterus keposisi depan, lordosis
menggeser pusat daya berat kebelakang ke arah tungkai. Hal ini
menyebabkan tidak nyaman pada bagian punggung terutama pada
akhir kehamilan sehingga perlu posisi relaksasi miring kekiri.
d. Sistem Perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otot saluran kemih menurun. Kencing lebih sering
(poliuria), laju filtrasi glomerulus meningkat sampai 69%.

11
e. Sistem Kardiovaskuler

Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan


puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Nadi dan tekanan darah arteri
cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik lagi
seperti pada pra hamil.

f. Uterus

Perubahan uterus mulai menekan ke arah tulang belakang,


menekan vena kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada
akhir kehamilan sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu
(braxton hicks). Istmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang
menjadi segmen bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik
menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada
akhir kehamilan.

g. Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai


persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron dan somatotropin.

h. Kenaikan berat badan

Peningkatan berat badan pada trimester III merupakan


petunjuk penting tentang perkembangan janin. Keperluan
penambahan berat badan semua ibu hamil tidak sama tetapi harus
melihat dari BMI atau IMT sebelum hamil. IMT merupakan proporsi
standar berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). IMT perlu
diketahui untuk menilai status gizi catin dalam kaitannya dengan
persiapan kehamilan. (Kemenkes RI, 2021)

12
Tabel 1

Kategori Indeks Masa Tubuh

Nilai Indeks Masa Kategori Status


Gizi

Tubuh (IMT)

< 17,0 Kekurangan Tingkat Berat Sangat Kurus


17-<18,5 Kekurangan Tingkat Ringan Kurus

18,5-25,0 Normal Normal

>25,0-27,0 Kelebihan Tingkat Ringan Gemuk


>27,0 Kelebihan Tingkat Berat Obesitas

(sumber : Kemenkes RI, 2021 )

Perubahan psikologis ibu hamil trimester III

Kehamilan pada trimester III sering disebut fase penantian yang penuh
dengan kewaspadaan. Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan
waspada, ibu sering merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
dialami pada saat persalinan. Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu waktu, serta takut bayinya yang akan dilahirkan tidak normal. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta
gangguan body image. (Rustikayanti. dkk. 2016).

4. Tanda bahaya kehamilan trimester III

13
Pada kehamilan trimester III ada beberapa tanda bahaya trimester III
yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi ataupun
kegawatdaruratan. (Kementerian Kesehatan RI (2016) :
a. Demam tinggi, menggigil, dan berkeringat.
b. Bengkak pada kaki, tangan wajah, atau sakit kepala disertai kejang.
c. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
d. Perdarahan
e. Air ketuban keluar sebelum waktunya
f. Diare berulang.

5. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III

Ibu hamil trimester III kemungkinan besar mengalami ketidaknyamanan,


keluhan yang dialami seperti :
a. Sering buang air kecil, merupakan hal yang umum dialami ibu hamil,
terutama ketika usia kehamilan memasuki trimester III. Keluhan
tersebut biasanya disebabkan oleh perubahan hormone yang terjadi
selama kehamilan. Perubahan hormone kehamilan membuat tubuh
bumil lebih banyak menghasilkan darah. Hal ini membuat ginjal akan
lebih banyak menyaring darah dan meningkatkan produksi urine.
b. Kram perut, kram perut yang dirasakan selama hamil adalah hal yang
normal. Kram perut merupakan salah satu keluhan ibu yang mungkin
sudah bisa dirasakan sejak awal kehamilan. Kram perut ini akibat
ketegangan di otot satu satunya ialah kontraksi, perubahan ukuran
Rahim, perubahan posisi Rahim, meningkatnya hormone.
Cara mengatasi kram perut saat hamil ialah duduk atau berbaring saat
kram perut muncul dan hindari melakukan gerakan tiba tiba,
mengonsumsi air putih yang cukup, karena kram perut bisa menjadi
tanda bumil mengalami dehidrasi, gerakkan tubuh atau lakukan
olahraga ringan, hindari makanan yang bergas berlebihan seperti
kacangan- kacangan dan kubis.
c. Konstipasi atau sembelit adalah tingginya kadar hormone
progesterone didalam tubuh. Meski merupakan hal yang wajar,
kenaikan kadar hormone progesterone selama kehamilan ini

14
menyebabkan otot-otot usus mengalami relaksasi dan bergerak lebih
lambat, Rahim yang semakin membesar, kurang mengonsumsi air
putih, kurang mengonsumsi makanan mengandung serat, kurang
berolahraga, stress.
d. sulit tidur
e. nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada
area lumbal sacral (tulang belakang). Nyeri punggung biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena
nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut
dan postur tubuhnya (Diana & Mafticha, 2017).
6. Kram Perut Kehamilan Trimester III
Kram perut selama kehamilan adalah salah satu keluhan ibu hamil yang
mungkin sudah bisa dirasakan sejak awal kehamilan. Kebanyakan kram
perut tidak berbahaya. Kram perut adalah respon rahim terhadap apapun
yang terjadi padanya. Menurut Kementerian Kesehatan RI, 2016 kram
sendiri merupakan keluhan yang umum terjadi saat hamil dimana keluhan
tersebut dapat bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Penyebab kram perut antara lain : ukuran rahim yang bertambah sesuai usia
kehamilan, perut yang semakin membesar tersebut dapat membuat
penekanan terhadap otot, sendi serta pembuluh darah, perubahan posisi
rahim membit kontraksi, produksi gas berlebihan, dan lain sebagainya.
Keluhan kram perut dapat menjadi tanda kontraksi. Namun keluhan
tersebut dapat menjadi tanda bahaya bila disertai saat buang air kecil, kram
sangat berat dan tak kunjung hilang, kluar flek atau darah perdarahan,
disertai demam dan sebagainya. Sementara itu untuk mengurangi keluhan
sebaiknya duduk atau berbaring saat kram perut, konsumsi air putih,
melakukan olahraga ringan, hindari makanan yang bergas berlebihan
misalnya kacang, kubis, mandi air hangat serta sebaiknya kontrol ke dokter
kandungan rutin.

7. Kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester III

15
Selama kehamilan agar janin dapat berkembang secara optimal, maka
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya perlu dipenuhi oleh zat
gizi yang lengkap dan cukup, baik berupa vitamin, mineral, kalsium,
karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Karena pada dasarnya selama
kehamilan berbagai zat gizi yang kita konsumsi akan berdampak langsung
pada kesehatan dan perkembangan janin ibu sendiri. Kebutuhan ibu hamil
trimester III (Ekasari & Natalia, 2019) :
a. Nutrisi

Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat


badan.Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari sebelumnya.
Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester ini antara 0,3-
0,5 kg/minggu.
b. Seksual

Hubungan seksual pada trimester III tidak berbahaya kecuali ada


beberapa riwayat.
1. Pernah mengalami abortus sebelumnya
2. Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya

3. Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan disertai rasa


nyeri dan panas pada jalan lahir.

c. Istirahat

Cukup istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan


kesehatan jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri
dan tumbuhkembang janinnya didalam kandungan.

d. Kebersihan Diri (personal hygiene)

Penting bagi ibu menjaga kebersihan diri selama hamil, hal ini
dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan lain yang
juga penting dijaga yaitu persiapan laktasi dengan cara penggunaan
bra yang longgar dan menyangga untuk memberikan kenyamanan
bagi ibu.
16
8. Asuhan antenatal
a. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk mengoptimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan (Prawirohardjo, 2016).

b. Tujuan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus diupayakan oleh bidan
melalui asuhan antenatal yang efektif, adalah mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik dan mental sosial ibu dan bayi dengan
pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan
serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu
untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan
merawat secara fisik, psikologis dan sosial mempersiapkan rujukan
apabila diperlukan (Puji & Siti, 2016)

9. Standar asuhan kehamilan trimester III


a. Kunjungan Antenatal Care
i. 2 kali pada Trimester pertama, optimal pada kehamilan 1-12
minggu sejak haid terlambat 1 bulan 2 kali
ii. 1 kali pada Trimester kedua, optimal pada kehamilan 12-24
minggu 1 kali
iii. 3 kali pada Trimester ketiga, optimal pada kehamilan 24-40
minggu 1 minggu 1 kali (Buku KIA, 2020)

b. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal

Dalam melakukan pelayanan dan pemeriksaan antenatal care, tenaga


kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai
standar yang terdiri dari 10T, yaitu:

17
1. Timbang berat badan tinggi badan : pada setiap kali kunjugan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram (kg) selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai
dengan 16 kg. Sedangkan tinggi badan ibu dikategorikan adanya
resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm (Walyani, 2015).

2. Ukur tekanan darah : untuk deteksi apabila tekanan darah


cenderung naik ibu diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklamsi. Sedangkan apabila tekanan darah ibu hamil dibawah
normal dipikirkan kearah anemia. Dimana tekanan darah normal
berkisar dimana 110/80 sampai 120/80 (Walyani, 2015).

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dilakukan pada kontak


pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu
hamil beresiko KEK, maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
(PP-IBI, 2016)

4. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan dengan


Palpasi fundus bertujuan untuk menentukan besar dan
konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak dan presentasi,
gerakan janin dan penurunan persentasi ke panggul dan kontraksi
rahim braxton hicks dan his. Cara melakukan palpasi menurut
leopold terdiri dariatas 4 bagian yaitu :

a. Leopold I : Untuk menentukan umur kehamilan dan bagian teratas


janin yang terdapat pada fundus.

18
b. Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-
bagian kecil janin.

c. Leopold III : Untuk menentukan presentasi janin atau bagian janin


yang berada pada di segmen bawah uterus atau bagian terbawah janin
dan apakah bagian tersebut sudah masuk ke rongga panggul atau
belum.

d. Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh bagian terbawah janin


sudah masuk PAP.

19
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi tetanus toksoid (TT)

7. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)

8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tata laksana kasus

10. Temu wicara (mengingat asuhan perencanaan persalinan dan


pencegahan komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

C. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah
cukup berada dalam perut ibunya, dengan disusul oleh keluarya plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu kebidanan, ada berbagai
jenis persalinan diantaranya adalah persalinan spontan, persalinan buatan
dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah persalinan yang
berlangsung dengan adanya kekuatan dari ibunya melalui jalan lahir.
(Yuni Fitriana, dkk 2018).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan


plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan
kelahiran plasenta. (Affandi. (2017).

20
2. Tujuan
Tujuan asuhan persalinan pada ibu hamil, yaitu : (Yuni Fitriana,
dkk2018)
a. Memberikan dukungan yang baik secara fisik maupun emosional
kepada ibu dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran.
b. Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan intervensi
minimal, sesuai dengan tahap persalinannya.
c. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai
kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan
dilakukandalam persalinan.
d. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir
e. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.

3. Standar asuhan persalinan

Menurut Kementerian Kesehatan RI, (2015),


Penatalaksanaan pada asuhan persalinan normal antara lain:
A. Asuhan persalinan kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang


teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga servik
membuka lengkap 10 cm. Kala I persalinan dibagi menjadi dua fase
yaitu: fase laten dimulai sejak awal berkontraksi sampai pembukaan
kurang dari 4 cm. Fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm sampai 10.
Pada multigravida pembukaan serviks akan terjadi rata rata lebih dari
1 cm hingga 2 cm per jam.

a) Memberikan asuhan sayang ibu selama proses persalinan Persalinan


saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menakutkan bagi
ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman
yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan
sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya.

21
b) Penapisan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi gawat darurat
kala I persalinan.
Pemberian asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu
waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau
penyulit. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan
kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko kematian dan
kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan
pemeriksaan fisik tetap waspada terhadap indikasi
kegawatdaruratan. Langkah dan tindakan yang akan dipilih
sebaiknya dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa
proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga
akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang
akan dilahirkan (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

c) Persiapan perlengkapan, bahan dan obat yang diperlukan


Harus tersedia daftar perlengkapan, bahan dan obat yang
diperlukan untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi serta
adanya serah terima antar petugas pada saat pertukaran waktu
jaga. Setiap petugas harus memastikan kelengkapan dan
kondisinya dalam keadaan aman dan siap pakai.

B. Asuhan persalinan kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah


lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua
juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda gejala
persalinan kala II yaitu ibu merasa ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-
vagina dan sfingter ani membuka.
Pada asuhan persalinan kala II dapat dilakukan asuhan
sayang ibu seperti menganjurkan agar ibu selalu didampingi oleh
keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya,
memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan
melahirkan bayinya.
22
C. Asuhan persalinan kala III

Kala tiga persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi
fundus, tali pusat memanjang, adanya semburan darah. Setelah
plasenta lahir segera lakukan manaemen aktif kala tiga. Segera
(dalam satu menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin
10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus
lateralis). Lakukan penegangan tali pusat secara perlahan. Jika
setelah 15 menit melakukan PTT dan dorongan dorsokranial, bila
plasenta belum juga lahir maka ulaingi pemberian oksitosin 10
IU IM dosis kedua. Tunggu kontraksi yang kuat kemudian ulangi
PTT dan dorongan dorsokranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
Jika plasenta belum lahir dan mendadak terjadi perdarahan,
segera lakukan plasenta manual.

i. Tujuan manajemen aktif kala III (MAK III)


Tujuan MAK III adalah untuk menghasilkan kontraksi
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,
mencegahperdarahan, dan mengurangi kehilangan darah selama
kala III persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan
fisiologis.

ii. Mengetahui fisiologi kala III


Pada kala III persalinan, otot uterus berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus. Tempat implantasi
plasenta mengalami pengerutan akibat pengosongan kavum uteri
dan kontraksi lanjutan, sehingga plasenta dilepaskan dari
pelekatannya dan pengumpulan darah pada ruang uteroplasenter
akan mendorongplasenta ke luar dari jalan lahir. Terdapat tanda-
tanda lepasnya plasenta, yaitu perubahan bentuk dan tinggi
23
fundus uterus, tali pusat memanjang dan semburan darah
mendadak ( Kementerian Kesehatan RI, 2015).

iii. Keuntungan manajemen aktif kala III


Beberapa keuntungan manajemen aktif kala III yaitu,
persalinan kala III menjadi singkat, mengurangi jumlah
kehilangan darah dan mengurangi kejadian retensio plasenta
(JNPK-KR, 2017).

iv. Langkah Manajemen Aktif Kala III Sesuai Standar


a. Pemberian suntikan oksitosin 10 IU dalam 1 menit
setelah bayi lahir
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
c. Masase fundus uteri

D. Asuhan persalinan kala IV


a. Pemantauan kala IV
Pemantauan Kala IV setiap 15 menit pada jam pertama, dan
setiap 30 menit pada jam ke dua. Keadaan yang dipantau meliputi
keadaan umum ibu, tekanan darah, pernapasan, suhu dan nadi,
tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, dan jumlah darah.

b. Memeriksa dan menilai perdarahan


Periksa dan temukan penyebab perdarahan meskipun
sampai saat ini belum ada metode yang akurat untuk
memperkirakan jumlah darah yang keluar. Estimasi perdarahan
yaitu, apabila perdarahan menyebabkan terjadinya perubahan
tanda vital (hipotensi), maka jumlah darah yang keluar telah
mencapai 1.000 –1.200 ml. Apabila terjadi syok hipovolemik,
maka jumlah perdarahan telah mencapai 2.000 – 2.500 ml
(Kemenkes R.I, 2015 )

24
c. Penjahitan perineum

Jika ditemukan robekan perineum atau adanya luka


episiotomi lakukan penjahitan laserasi perineum dan vagina
yang bertujuan menyatukan kembali jaringan tubuh dan
mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Kewenangan
bidan pada laserasi grade 1 dan 2, berikut derajat laserasi
perineum dan vagina.

4. Tanda tanda persalinan

Tanda awal persalinan yaitu perut mulas yang teratur,


timbulnya semakin sering dan lama. Keluar lendir bercampur
darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir
(Kemenkes RI, 2016)

Tanda tanda persalinan menurut (JNPK-KR, 2017), yaitu :


Penipisan dan pembukaan serviks

1) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan


serviks(frekuensi minimal 3 kali dalam 10 menit )
2) Keluar cairan lendir bercampur darah (Show) melalui
vagina

5. Tahapan persalinan

1) Kala I atau Kala Pembukaan

Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala 1 dibagi


menjadi sebagai berikut, menurut (Yuni Fitriana, dkk 2018)
a. Fase Laten

Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu, dari
0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b. Fase Aktif

25
Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang
terbagilagi menjadi berikut ini :

i. Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase


pembukaan dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm
dalam waktu 2 jam.
ii. Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari
pembukaan 4 cm sampai 9 cm dalam waktu 2 jam.

2) Kala II

Pengeluaran tahap persalinan kala II ini dimulai dari


pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

3) Kala III atau Kala Uri

Tahap persalinan ini dimana kala III dimulai dari lahirnya bayi
sampai dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi
lahir kontraksi berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat. Seluruh proses tersebut biasanya
memakan waktu sekitar 5-30 menit setelah bayi lahir.

4) Kala IV

Masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam klinik, atas


pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV
persalinan, meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa
dimulainya masa nifas (puerperium), sering juga terjadinya
perdarahan pada masa ini.

6. Kebutuhan dasar ibu bersalin

Ada beberapa kebutuhan dasar ibu selama proses persalinan


yaitu,menurut (Walyani, dkk 2015) Dukungan Fisik dan Psikologis.

26
a. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama
pada ibu primipara
b. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan
menghambat proses persalinan.
c. Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping
persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memberikan
dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan

7. Langkah-langkah asuhan persalinan normal

Persalinan merupakan proses fisiologis yang tidak akan habis


sejalan dengan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini. Asuhan
Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan terlaksananya
persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan benar,
target akhirnya adalah penurunan angka mortalitas ibu dan bayi di
Indonesia. Pada awalnya APN terdiri dari 58 langkah, namun setelah
direvisi menjadi 60 langkah, berikut langkah-langkah APN (menurut
Midwifery Update, 2016) :
1. Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan. Ibu merasakan
ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum menonjol,
vulva dan sfingter ani membuka.
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu
dan bayi baru lahir.
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering.

27
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati- hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari
depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di
atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120- 160x/menit).
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk meyiapkan posisi ibu untuk
meneran. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan dipastikan ibu merasa nyaman
13. Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
untuk meneran dalam dalam selang waktu 60 menit.

28
15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu.
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untu mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan sangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
21. Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menompang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menulusurkan tangan yang ada di
atas dari punggung ke arah kaki. Pegang kedua mata kaki dengan
melingkari ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
25. Lakukan penilaian sepintas apakah bayi menangis, apakah bayi
cukup bulan, apakah bayi bergerak aktif.

29
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu
tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk
dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dengan dan geser
hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat bayi pada
titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain untuk mendorong isi tali
pusat ke arah ibu sekitar 5 cm dan klem tali pusat pada sekitar 2
cm distal dari kelm pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mamae ibu.
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir 30-40 detik, hentikan penegangan tali

30
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur di atas.
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian di lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah di sediakan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikanplasenta telah
di lahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastik
atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
41. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain bersih dan kering.
43. Pastikan kandung kemih kosong.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45. Evaluasi dan ekstimalsi jumlah kehilangan darah.
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan kedaaan umum ibu baik.

31
47. Pantau kedaaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-
60x/menit).
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
50. Bersih ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu untuk
memakai pakaian bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman atau makanan
yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi.
56. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi normal 40-60 kali/menit dan
temperature tubuh normal 36,5-37,5ºC setiap 15 menit.
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikkan
imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah lateral, letakkan bayi di
dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat di susukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
32
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan.

8. Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik,


memantau, mengevaluasi dan menatalaksanaan persalinan. Partograf
dapat dipakai untuk memberikan peringatan awal bahwa suatu persalinan
berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin. Serta perlunya rujukan.
Hal tersebut sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis
selama kala I persalinan. (Depkes 2017).

Penggunaan partograf secara rutin dapat memastikan bahwa ibu


dan bayinya mendapatkan asuhan yang sama. Kondisi ibu dan janin harus
dinilai dan di catat secara seksama yaitu : Denyut jantung janin dicatat
setiap 30 menit.
1. Air ketuban di catat dengan lambang-lambang berikut :
i. U : Selaput ketuban utuh (belum pecah)
ii. J : Selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih
iii. M : Selaput ketuban pecah dan bercampur meconium
iv. D : Selaput ketuban pevah dan bercampur darah
v. K : Selaput ketuban pecah dan air ketuban kering

2. Penyusupan (molase) tulang kepala janin, catat dengan


lambanglambang berikut :

i. 0: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan

mudah dipalpasi
ii. 1: Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah

33
iii. 2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun
bisa dipisahkan
iv. 3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapatdipisahkan
3. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian
pemeriksaan fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu
berada dalam fase aktif persalinan, catat pada patograf hasil
temuan setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
4. Penurunan bagian terbawah janin

Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0- 5, tertera


diisi yang sama dengan angka pembukaan servik, berikan tanda “O”
yang ditulis pada waktu yang sesuai.

5. Jam : catat jam yang sesungguhnya


Waktu : menyatat beberapa jam waktu yang di jalani sesudah pasien
diterima
6. Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk
menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-
tiap kontraksi dalam hitungan detik
7. Nadi di catat setiap 30 menit
8. Tekanan darah dan suhu badan dicatat setiap 2 jam

D. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan


selesai dengan berakhirnya setelah kira-kira 6 minggu persalinan. Istilah
puerperium berasal dari puer yang artinya anak dan perium artinya
melahirkan, menunjukan berlangsungnya antara berakhirnya periode

34
persalinan dan kembalinya organ-organ reproduksi wanita kekondisi
normal seperti sebelum hamil. (Munthe, J.dkk, 2019)

2. Tujuan Masa Nifas


a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif

c. Dapat mendeteksi masalah ibu dan bayi

d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun


bayi

e. Dan memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan


kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat (Munthe, J.dkk,
2019)
3. Tahapan nifas
` Menurut Wulandari (2020) ada beberapa tahapan yang dialami
oleh wanita selama masa nifas, yaitu sebagai berikut :
a. Immediate puerperium, yaitu waktu 0-24 jam setelah
melahirkan, ibu telah di perbolehkan berdiri atau jalan
jalan
b. Early puerperium, yaitu waktu 1-7 hari pemulihan setelah
melahirkan. Pemulihan menyeluruh ke alat-alat
reproduksi berlangsung selama 6 minggu.
c. Later puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu setelah
melahirkan, inilah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk
pulih dan sehat sempurna. Waktu sehat bisa berminggu-
minggu, bulan, dan tahun.

4. Perubahan fisiologis masa nifas


Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan
dengan kondisi post partum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami

35
perubahan setelah melahirkan antara lain (Risa Pitriani, & Rika
Andriyani. (2014) :

a) Uterus Involusi

merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum


hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana Tinggi Fundus Uterinya
(TFU)

Tabel 2 Perubahan Uterus

Waktu TFU Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr

1 minggu ½ pst symps 500 gr

2 minggu Tidak teraba 350 gr

6 minggu Bertambah kecil 50 gr

8 minggu Normal 30 gr

b) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea


berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada

36
setiapwanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya
infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena
adanya proses involusi.

Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu


keluarnya:

1. Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-
4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
2. Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan
dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7
post partum.
3. Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.
Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.
4. Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post
partum. Lokhea yang menetap pada awal periode post partum
menunjukkan adanya tanda- tanda perdarahan sekunder yang
mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta.
Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya
endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen
dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau
busuk yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran
lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.

c) Perubahan Vagina dan perineum

1. Membentuk lorong berdinding lunak dan luas, perlahan mengecil


tetapi jarang kembali ke ukuran nulipara rugae terlihat kembali
pada minggu ke-3.
2. Berkurangnya sirkulasi progesterone mempengaruhi otot- otot
pada panggul, perineum, vagina dan vulva
37
3. Proses ini membantu pemulihan ke arah tonisitas/elastisitas
normal dari ligamen otot rahim.
4. Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan mobilisasi,
senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi. (Simanullang,
2016).

d) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini


disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan,
kurangnya asupan makan, hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.

e) Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit


untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan
ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih
setelah mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan
tulang pubis selama persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen
yang besifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”.

f) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus, pembuluh


darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit,
sehingga akan menghentikan perdarahan.

5. Kebutuhan dasar ibu nifas

Kebutuhan nutrisi bagi ibu nifas terbagi menjadi 2 yaitu :


a. Nutrisi dan cairan
1. Kebutuhan Nutrisi

38
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat 25% karena berguna untuk selama proses
kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air
susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Wanita dewasa
memerlukan 2.200 k. kalori sedangkan ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa tetapi
ditambah 700 k. kalori bulan selanjutnya. (Wulandari, R. &
Endang Yuswatiningsih. (2016).

2. Kebutuhan Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses
metabolisme tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat
tubuh ibu tidak dehidrasi. Asuhan tablet tambah darah dan zat
besi diberikan selama 40 hari postpartum. (Walyani, dkk 2015)

b. Ambulasi
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan
mobilisasi. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.
Mobilisasidini (early mobilization) bermanfaat untuk :
1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi
puerperium
2. Ibu merasa lebih sehat dan kuat

3. Mempercepat involusi alat kandungan

4. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik

5. Meningkatan kelancaran peredaran darah, sehingga


mempercepatfungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme

6. Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu

7. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai.

c. Kebersihan Diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan dan mandi 2x sehari.
39
d. Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu postpartum setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi serta
memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar
panggul dan otot perut sekitar rahim.

6. Kunjungan nifas
Kunjungan 1 ( 6 jam – 48 jam setelah persalinan )
Tujuan kunjungan :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk


jikaperdarahan belanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pedarahan masa nifas karena
atonia uteri

4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

Kunjungan II (3-7 hari setelah persalinan) Tujuan kunjungan:


1. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
40
Kunjungan III (8 – 28 hari setelah persalinan) Tujuan kunjungan:
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari

Kunjungan IV (29-42 hari setelah persalinan) Tujuan kunjungan:


1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit - penyulit yang
ibu dan bayi alami
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Wahyuni,
2018)

7. Standar asuhan nifas


Standart pelayanan nifas (Dinkes, 2015) adalah :
a. Standart 13 : bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
b. Standart 14 : penanganan pada 2 jam pertama setelah lahir Bidan
melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi
dalam 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang
diperlukan. Bidan juga memberikan penjelasan tentang hal yang
mempercepat pulih nya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk
memulai memberikan ASI.

41
c. Standart 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas Bidan
memberikan pelayanan selama masa nifas mulai kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu ke enam setelah
persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar. Penemuan dini, penanganan atau
perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas.
Memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL, pemberian ASI,
imunisasi, dan KB

8. Asuhan kebidanan ibu nifas


Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Nugroho, dkk., 2014).

E. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram. Bayi
baru lahir disebut juga dengan neonates, merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ektrauterine (Walyani, 2015).

2. Tujuan
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir pada tingkat yang
normal

b) Mengetahui cara dan manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


pada bayi baru lahir
c) Memahami cara memotong, mengikat, dan merawat tali pusat
padabayi
42
d) Mengetahui pentingnya pemberian Vit K sekaligus cara
memberikannya

e) Mengetahui cara memandikan bayi baru lahir dengan benar dan


baik. (Prawirohardjo, 2018)
3. Standar asuhan BBL
a) Standar 13 : perawatan Bayi Baru Lahir

meliputi penilaian kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya


pernapasan. Mencegah terjadinya hipotermi, hipoglikemi, dan
infeksi.
b) Standar 14 : penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
meliputi perawatan ibu dan bayi yang bersih serta aman selama
kalaIV untuk memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan asuhan
sayangibu dan sayang bayi, serta memulai pemberian IMD.
c) Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas meliputi
pemberian pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah
persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif (Maharani, 2017)

4. Kunjugan Neonatus

Kunjungan neontaus adalah pelayanan kesehatan kepada neonates


sedkitnya 3 kali yaitu : (Kemenkes, 2016) :
a) Kunjungan neonatus I (usia 6-48 jam)
Asuhan yang diberikan adalah : mempertahankan suhu tubuh
bayi, melakukan pemeriksaan fisik bayi, mengenali tanda-tanda
bahaya seperti : pemberian ASI, merawat tali pusat dan menjaga
kehangatan tubuh bayi. Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin
(hipotermi) kemudian memberikan imunisasi HB0

b) Kunjungan neonatus II (usia 3-7 hari)


Asuhan yang diberikan adalah : menjaga suhu tubuh bayi,
menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering, konseling

43
terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif
pencegahan hipotermi.

c) Kunjungan neonatus III (usia 8-28 hari)


Asuhan yang diberikan adalah : menjaga suhu tubuh bayi,
menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering, konseling
terhadap ibudan keluarga untuk memberian ASI eklusif pencegahan
hipotermi, memeriksa ada atau tidaknya tanda bahaya atau gejala
sakit kemudian memberitahu ibu tentang imunisasi BCG

Pemeriksaan BBL dilakukan pada saat 6 jam setelah bayi lahir dan 6
hari, setelah bayi lahir. Adapun pemeriksaan bayi yang dilakukan
adalah :
1. Keadaan umum tonus otot baik dan simetris.

2. Melihat warna kulit.

3. Meraba kehangatan : bila teraba dingin atau terlalu panas,


lakukanpengukuran suhu.
4. Melihat adanya hipersalivasi dan atau muntah.

5. Melihat abdomen : apakah pucat atau perdarahan pada tali pusat.

6. Melihat abdomen : apakah pucat atau perdarahan padatali pusat.

7. Memeriksa adanya pengeluaran meconium dan air seni.

8. Menilai cara menyusui.

9. Beberapa tahapan perkembangan gerak refleks yang dialami pada


bayi baru lahir secara kronologis yaitu :
i. Tahap gerak reflek menghisap (sucking reflek)
ii. Tahap gerak reflek pencarian (search reflek)
iii. Tahap gerak reflek moro (moro reflek)
iv. Tahap gerak reflek tidak simetrisleher
(asymmetrical tonicneck reflek)
44
v. Tahap gerak refkek simetrisleher (asymmetrical
tonic neckreflek)
vi. Tahap gerak reflek telapak kaki (plantar grasp
reflek)
vii. Tahap gerak reflek kedua telapak tangan
(plamar mandi bular reflek)
viii. Tahap gerak reflek berjalan kaki (stepping reflek)
ix. Tahap gerak reflek berenang (swimming reflek)

5. Kebutuhan dasar BBL


1. Pemberian nutrisi
Nutrisi yang diberikan pada bayi sejak dalam kandungan
sampai lahir merupakan penunjang utama pada pertumbuhan dan
perkembangan optimalnya. Nutrisi terpenting yang harus didapati
oleh bayi adalah air susu ibu (ASI). Hal tersebut dikarenakan ASI
membantu menyempurnakan kematangan organ pencernaan.
(juita dan prisusanti, 2020)

2. Kebutuhan perawatan kesehatan dasar pada bayi


a. Pencegahaan infeksi mata
b. Pemberian vitamin K
c. Pemberian imunisasi HB0
3. Kebutuhan pakaian
Bayi membutuhkan kehangatan, salah satu penunjang
kehangantan bayi untuk mencegah hipotermi adalah pakaian.
Bayi membutuhkan pakaian ynag layak, bersih, aman, dan
nyaman. Selain untuk memberikan kehangantan pada bayi,
pakaian jugamemiliki manfaat yaitu melindungi bayi dari benda
yang dapat membahayakan bayi dari benda tajam maupun
hewan. (juita dan prisusanti, 2020)
4. Personal Hygiene
Apabila kebersihan tidak dijaga maka akan
mengakibatkan penyakit seperti penyakit kulit, gangguan
45
pencernaan, dan gangguan pernmafasan paada bayi yang biasa
sering terjadi.

6. Asuhan BBL
Asuhan bayi baru lahir yang dapat diberikan menurut KemenkesRI
(2016) adalah :
a) Mencegah kehilangan panas
Mencegah terjadinya kehilangan panas dapat dilakukan dengan
mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks,
meletakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi,
menyelimuti ibu dan bayi serta memakaikan topi di kepala
bayi, dan jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir.
b) Perawatan tali pusat

Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira


dua menit setelah bayi lahir.
c) Inisiasi menyusu dini (IMD)

d) Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung
ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung
setidaknya satu jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat
menyusu sendiri Pencegahan infeksi mata
e) Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah
satu jam kontak kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan
infeksi tersebut menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%.
f) Suntikan Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin K injeksi 1 mg


intramuscular di paha kiri anterolateral setelah satu jam
kontak kulit kekulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K yang
dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
g) Pemberian imunisasi bayi baru lahir

46
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan satu jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur dua jam.
Hepatitis B diberikan 0,5 ml intramuscular di paha kanan
anterolateral.
h) Pemberian identitas

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera


mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan
pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi.
Apabila fasilitas memungkinkan, dilakukan pula cap telapak
kaki bayi pada rekam medis kelahiran.
i) Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Adapun anamnesis dan pemeriksaan bayi yang dilakukan yaitu


keadaan umum, memeriksa pernapasan, melihat gerakan,
melihat warna kulit, melihat adanya muntah, melihat adanya
kelainan bawaan, melihat kepala ada bengkak atau memar,
melihat abdomen, memeriksa adanya pengeluaran mekonium
dan air seni, menimbang bayi, mengukur panjang badan,
mengukur lingkar kepala, mengukur lingkar dada, dan menilai
cara menyusui ( JNPK-KR, 2017).

47
7. Kerangka Teori

Bagan 1.
Kerangka Teori
Sumber: Kemenkes RI, 2020; Mutmainnah, AU., dkk, 2017 ; Rini, 2017; PMK
RINo.25

Tahun 2014

48
BAB III
PERSIAPAN PELAKSANAAN TINJAUAN KASUS

A. Tempat dan Waktu


1. Tempat
Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil ini akan dilaksanakan di
Puskesmas Pembantu Batu 5 Kota Tanjungpinang dan di rumah Ny. S.
2. Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif akan dilaksanakan pada


bulan Januari Sampai dengan bulan Juni tahun 2023.

B. Subjek Studi Kasus


Subjek yang digunakan pada laporan ini adalah ibu hamil TM III yaitu usia
kehamilan 37- 38 minggu pada Ny.S dan By. Ny. S. Dimulai dari Asuhan ibu hamil,
ibu bersalin, masa nifas dan bayi baru lahir di Puskemas Pembantu Batu 5 Kota
Tanjungpinang

C. Definisi Operasional
Defenisi operasional sebaiknya di akumulasi dengan pengetahuan dan
pemahaman seseorang peneliti tentang variabel-variabel yang akan ditelitinya.
Definisi operasional merupakan jembatan awal yang menghubungkan persepsi
peneliti dengan orang-orang yang membaca penelitinya. Kemampuan
mendeskripsikan variabel secara baik dan benar mutlak dimiliki oleh seorang peneliti
agar tidak terjadi kesalahan persepsi pembaca dalam menafsirkan variabel tersebut

49
Tabel 3

Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur


Asuhan Kebidanan Asuhan Yang diberikan Format pengkajian wawancara
Kehamilan Penulis kepada Ny.S dengan asuhan kebidanan Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan dan pada ibu hamil dan fisik
Pelayanan sesuai dengan standar ANC set Observasi
Kebidanan 10 T sebanyak 2 kali Studi
Kunjungan di puskesmas dokumentasi
Pembantu batu 5
Asuhan Kebidanan Asuhan Persalinan adalah semua Format pengkajian wawancara
pada persalinan Asuhan dan pelayanan selama asuhan kebidanan Pemeriksaan
Persalinan yang diberikan pada ibu bersalin, fisik
Penulis kepada Ny.S sesuai partograf, dan Partus Observasi
Dengan 60 langkah Asuhan Set Studi
Persalinan Normal (APN) dokumentasi
Dipuskesmas Pembantu Batu
5

Asuhan Kebidanan Asuhan nifas adalah peran dan Format


Wawancara
masa nifas tanggung jawab penulis pengkajian
Pemeriksaan Fisik
dengan memberikan asuhan asuhan
nifas pada Ny. S dengan kebidanan Observasi
kunjungan sebanyak 2 kali pada ibu nifas Studi dokumentasi
yaitu kunjungan pertama pada dan Nifas Set
hari ke 3 postpartum di
Puskesmas Pembantu Batu 5
dan hari ke 7 postpartum
dilakukan di rumah Ny. S
Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan pada bayi Format
Wawancara
Bayi Baru Lahir baru lahir (BBL) pengkajian
asuhan Pemeriksaan Fisik
adalah asuhan atau pelayanan
yang diberikan kepada By. Ny. kebidanan bayi Observasi
S dengan kunjungan sebanyak baru lahir dan Studi dokumentasi
2 kali yaitu kunjungan BBL Set
pertama pada hari ke 3
postpartum di Puskesmas
Pembantu Batu 5 dan hari ke 7
kunjungan Neonatal dilakukan
di rumah Ny. S

50
D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan laporan kasus ini digunakan berbagai pengumpulan data


antara lain data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer ini biasanya data yang dikumpul sendiri dengan mengamati
secara langsung pada pasien melalui pengisian format pengkajian dalam bentuk
SOAP dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)

Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara


dan yang diwawancara untuk memberikan atau menerima informasi tertentu.
Wawancara biasanya bermaksud untuk memperolah keterangan, pendirian, pendapat
secara lisan dari seseorang yang biasanya disebut responden (Mamik, 2015).
b. Pengamatan (observasi)
Pengamatan merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung untuk mencari hal-hal yang akan diteliti. Adapun pengamatan yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan digunakan untuk mengetahui keadaan fisik ibu secara sistematis
dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, danperkusi.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang (laboratorium) digunakan untuk mengetahui komplikasi
yang mungkin terjadi pada pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksaan
darah (Hb, golongan darah, screening test HIV/AIDS, sifilis) dan pemeriksaan urin
(protein urin dan glukosa urin).

2. Data Sekunder
Biasa data itu sudah dikomplikasi terlebih dahulu oleh instansi salah satunya
dokumentasi. Dokumentasi ini metode dari sebuah pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Yang berasal dari buku KIA ibu,
buku kohort di Puskesmas Pembantu Batu 5 profil Provinsi Kepri dan profil
Kemenkes RI.

51
E. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan umum : sphygmanometer, stetoskop, timbangan berat badan, jam,
thermometer.
b. Pemeriksaan ANC : Bak instrument berisi sepasang sarung tangan, kom
tertutup berisi kapas DTT (6 buah), senter, metlin, leane/Doppler, reflek
hammer, jam tangan, bengkok, tensi meter, stetoskop, thermometer, lila,
timbangan, pengukur tinggi badan, pemeriksaan penunjang (Hb sahli set,
protein urine set, dan reduksi urine set) serta format pengkajian.
c. Pemeriksaan INC : Alat untuk TTV (tensi meter, stetoskop, thermometer),
persiapan APD level 2 (handscoon, googles, jumpsuit, masker N-95, sepatu
boots, face shield), partus set, hecting set, infuse set, hanscoon steril dan
bersih, baskom berisi air DTT dan larutan klorin, nierbekken 2 buah, piring
plasenta, lampu sorot, underpad, tabung oksigen, tiang infuse, tempat sampah
medis dan non medis serta format pengkajian.
d. Pemeriksaan PNC : Bak instrument berisim sarung tangan, kom tertutup berisi
kapas DTT (6 buah), senter, thermometer, stetoskop, jam tangan, perlak/alas,
bengkok, tensimeter, baskom berisi air klorin dan air bersih serta format
pengkajian.
e. Pemeriksaan BBL : Timbangan bayi, metlin, thermometer, kom berisi kapas,
spuit 3 cc, obat-obatan, Vitami. K, Hb0, Salep mata sertaformat pengkajian.

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara : format asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi baru lahir. Alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi : catatan medik (kohort) dan
buku KIA ibu

52
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian


Lokasi penelitian yang penulis lakukan terletak di Puskesmas pembantu
batu 5 yang merupakan milik pemerintah di Kota Tanjungpinang tepat nya di
Jl. Sultan Sulaiman yang merupakan salah satu lahan praktik yang cukup
memadai. Sarana yang terdapat di Puskesmas pembantu batu 5 ialah ruang
pendaftaran, ruang Poli, Apotek, ruang KIA KB, ruangan VK atau kamar
bersalin, 2 buah kamar mandi dan ruangan setelah persalinan. Perlengkapan
yang tersedia di puskesmas pembantu batu 5 juga sudah memenuhi untuk
penunjang pelayanan yang diberikan.
Untuk jenis pelayanan yang diberikan juga sudah sesuai dengan standar
asuhan kebidanan yang meliputi, asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, balita, imunisasi, dan KB. Di puskesmas pembantu batu
5 juga termasuk puskesmas yang nyaman karena puskesmas ini dibuat oleh
pemerintah agar pasien merasa nyaman, aman dalam pelayanan dan privasi
tetap terjaga

B. Hasil
1. Asuhan kebidanan kehamilan
a. Kunjungan Antenatal Care Yang Pertama Tanggal 02 Mei 2023
Pukul 10.47 WIB
Pemeriksaan kehamilan pertama dilakukan pada tanggal 02 Mei 2023
Pukul 10.47 wib. Ibu nya bernama Ny. S umur 32 tahun, suku batak, agama
islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan IRT, Alamat Jl. Kota piring Km 8
Perum Malam Dewa. Ibu datang ingin memeriksa kehamilannya, Menarche 15
Tahun, Teratur, Siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya Haid 2-3 x ganti
balutan sehari. HPHT 29 - Agustus – 2022.
Dari anamnesis yang penulis lakukan, ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan ketiga. Riwayat kehamilan sekarang pada Trimester I dan Trimester
II ibu mengatakan tidak ada keluhan, gerakan janin pertama kali ibu rasakan
pada kehamilan 20 minggu dengan frekuensi lebih dari 10 kali perhari dan
gerakan janin aktif.
53
Dilihat dari riwayat kehamilan ibu, ibu melakukan 6 kali pemeriksaan
kehamilan, dengan 1 kali di puskesmas dan satu kali di dokter SpOG pada
trimester pertama dengan keluhan pusing, 1 kali di trimester kedua dengan
tidak ada keluhan, dan 3 kali pada trimester ketiga dengan dua kali di
puskesmas pembantu batu 5 dan 1 kali di dokter SpOG dengan keluhan kram
perut. Riwayat imunisasi TT 1 diberikan saat bayi, TT2 diberikan pada waktu
SD, TT3 pada waktu SD, TT4 diberikan pada saat catin, TT 5 diberikan saat
hamil. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit dari keluarga ataupun riwayat
penyakit sekarang. Status perkawinan ibu sah, usia menikah 21 tahun, kurang
lebih 3 bulan setelah menikah ibu hamil.
Pada pola eliminasi ibu buang air kecil kurang lebih 3-4 kali perhari,
buang air besar kurang lebih 2 kali perhari. Pola istirahat ibu tidur siang
kurang lebih 2 jam, tidur malam kurang lebih 7 jam dan tidak ada masalah.
Pada pola aktivitas ibu belum pernah melakukan seksual selama hamil. Dan
pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 1 november 2022
didapatkan hasil Hb ialah 12,4 g/dL. Bahwa ibu dalam keadaan normal dan
tidak mengalami anemia.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,4 0C, tinggi
badan 149 cm, berat badan sebelum hamil 56 kg dan berat badan sesudah
hamil 68 kg.
Hasil dari pemeriksaan fisik keseluruhan yang dilakukan secara head to
toe didapatkan hasil pemeriksaan normal dan tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan abdomen pembesaran sesuai usia kehamilan ibu, terdapat strie
gravidarum dan linea nigra, tidak ada bekas luka operasi dan pada
pemeriksaan palpasi leopold 1 TFU dua jari bawah px, teraba bulat, lunak,
tidak melenting, kemungkinan bokong janin. Pada leopold II bagian perut kiri
ibu teraba keras memapan yaitu punggung janin, bagian perut kanan ibu teraba
seperti tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin. Leopold III bagian terendah
janin teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin dan kepala tidak dapat
digoyangkan. Kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP). Leopold IV
konvergen TFU Mc. Donald 33 cm. Didapatkan hasil tafsiran berat janin
(TBJ) (33-12)x 155 = 3.255 gram. Pada askultasi denyut jantung janin (DJJ)
ada dengan frekuensi 145 kali/ menit dengan irama teratur. Pemeriksaan
54
genetalia perineum bersih, tidak edema dan tidak ada varises. Pada ekstremitas
atas dan ekstremitas bawah tidak ada edema dan tidak ada varises serta reflek
patella positif (+/+)
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang didapatkan diagnosa pada Ny.
S G3P2A0H2 Usia kehamilan 35 minggu normal. Asuhan kebidanan
kehamilan yang diberikan kepada Ny. S adalah menginformasikan tentang
hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu dan janin baik. Yaitu tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/ menit, berat
badan sebelum hamil 56 kg dan berat badan sesudah hamil 68 kg.
Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik. Memberitahu ibu tentang
ketidaknyaman kehamilan Trimester III, memberitahu ibu tentang tanda
bahaya kehamilan Trimester III, Memberitahu ibu tentang pola nutrisi selama
kehamilan, memberitahu ibu, memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan,
dan memberitahu ibu untuk mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan
dan jadwal kunjungan ulang.
Dari hasil pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan
didapatkan evaluasi ibu mengerti dan bersedia melakukan semua yang
disarankan.
b. Kunjungan Antenatal Care Kedua pada Tanggal 19 Mei 2023
pukul 10.30 Wib
Pada kunjungan ke II tanggal 19 Mei 2023 pukul 10.30 Wib Ny. S usia
kehamilan 37-38 Minggu melakukan kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilan. Ibu mengatakan kram perut bagian bawah. Pada pola kebiasaan
sehari hari ibu tidak mengalami keluhan dan masalah. Pada pemeriksaan
laboratorium pada tanggal 29 Mei 2023 diperoleh hasil Hb ibu ialah 10 g/dl.
Dimana disini ibu mengalami Anemia ringan salah satunya adalah kekurangan
zat besi dan vitamin b12. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang tidak
teratur. Dan memberitahu ibu kepada ibu cara mengatasi anemia ringan ialah
dengan cara rutin meminum tablet Fe dan mengkonsumsi makanan yang baik
untuk anemia ringan seperti daging, hati ayam, bayam, kacang-kacangan dan
telur untuk menstabilkan sel darah merah pada ibu.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 84 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,4 0 C, BB
sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 68 kg, Tinggi badan 149 cm, LILA 32 cm.
55
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan atau masalah. Hasil dari
pemeriksaan abdomen didapat, leopold I TFU 3 jari bawah px bagian teratas
janin teraba bulat, lunak, tidak melenting, yaitu bokong janin. Leopold II
bagian kiri perut ibu teraba keras memapan yaitu punggung janin, dan
disebelah kanan perut ibu teraba seperti tonjolan- tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin. Leopold III bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting kemungkinan kepala janin dan kepala tidak bisa digoyangkan,
kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP). Leopold IV Divergen. Dari
pengukuran TFU 33 cm, maka didapatkan taksiran berat janin (TBJ) yaitu
sebesar (33-11)x 155 = 3.410 gram. Hasil pemeriksaan DJJ 141 kali/ menit
dengan irama teratur. Pemeriksaan genetalia dilakukan dengan tanya jawab
karena ibu tidak bersedia diperiksa secara lansung. Pada ekstremitas ibu tidak
ada oedema, tidak ada sianosis ujung jari, dan tidak ada varises, tidak ada
keluhan, reflek patella pada kaki kanan dan kiri yaitu positif (+/+).
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. S
G3P2A0H2 usia kehamilan 37-38 minggu dengan kehamilan normal. Asuhan
kebidanan kehamilan yang berikan kepada Ny. S adalah menginformasikan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yakni keadaan ibu dan janin baik,
mengevaluasi tentang pola nutrisi ibu, menginformasikan tanda bahaya
kehamilan Trimester III, menginformasikan ketidaknyamanan kehamilan
Trimester III, dan memberitahu ibu cara mengatasi kram perut yang ibu alami
pada kehamilan ini, mengevaluasi tentang persiapan persalinan ibu, serta
memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu atau ibu mengalami
keluhan, dan jika sudah ada tanda tanda mules yang sering. Dari hasil
pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan didapatkan hasil
evaluasi ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan asuhan yang telah
disarankan.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan


a. Kala I
Ny. S datang ke Puskesmas pembantu batu 5 pada tanggal 12 juni 2023
pukul 08.10 wib. Ibu mengatakan perutnya mules mules sejak jam 06.00 wib
dan belum ada tanda tanda keluarnya lendir bercampur darah, dan air air (air
ketuban) dari jalan lahir. Pada pola kebiasaan sehari- hari ibu tidak bisa makan
56
karena menahan perutnya yang terasa mulas, buang air besar dan air kecil
belum ada. keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah
110/69 mmHg, nadi 88 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,5 0C,
BB sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 68 kg, Tinggi badan 149 cm, LILA 32
cm. Pada leopold didapatkan bagian perut kiri ibu teraba keras memapan yaitu
kemungkinan punggung janin, bagian perut kanan ibu teraba seperti tonjolan –
tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin.
Pada pemeriksaan fisik tidak ada ditemukan kelainan. Hasil pemeriksaan
DJJ positif dengan frekuensi 145 kali/ menit, His 2x10’x35’’. Kemudian di
lakukan pemeriksaan dalam, portio lunak tipis, presentasi kepala, pembukaan
4 cm, ketuban utuh (+) pengeluaran Bloodsly (-). Pada pemeriksaan
ekstremitas ibu normal dan reflek patella kiri dan kanan (+/+).
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan, didapatkan diagnosa Ny. S
G3P2A0H2 usia kehamilan 40-41 minggu dengan inpartu kala I fase aktif,
masalah tidak ada, kebutuhan asuhan kala I, diagnosa potensial tidak ada,
tindakan segera tidak ada. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. S
adalah menginformasikan hasil pemeriksaan, memberikan dukungan
emosional, memberitahu kepada kelurga atau suami untuk mendampingi ibu
saat persalinan, memberitahu ibu mengenai teknik relaksasi menganjurkan ibu
memenuhi asupan nutrisinya, mengajarkan ibu cara meneran dengan baik dan
benar, mempersiapkan alat –alat penolong persalinan, mengobservasi
kemajuan persalinan serta menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi atau
jalan jalan keruangan agar mempercepat proses persalinan.
Pada tanggal 12 juni 2023 pukul 12. 10 wib ibu mengatakan perutnya
semakin mulas dan ada rasa ingin BAB dilakukan pemeriksaan dalam didapati
pembukaan 9 cm, ketuban utuh (+) kepala Hodge II His 3x10’x45’’, tekanan
darah 95/65 mmHg, Nadi 82 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,5
0
C, DJJ 142 kali/ menit. Dari hasil pemeriksaan yang didapat kan pada Ny. S
G3P2A0H2 usia kehamilan 40-41 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif,
diagnosa potensial tidak ada, tindakan segera tidak ada. Setelah itu penulis
mendokumentasikan asuhan dalam SOAP dan hasil pemeriksaan dilembae
observasi serta memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan
partograf. Segera kembali memeriksa kelengkapan alat pertolongan
persalinan.
57
b. Kala II
Pada pukul 13. 00 wib ibu mengatakan perutnya mules semakin sering dan
rasa ingin meneran, kemudian dilakukan pemeriksaan dalam didapati
pembukaan sudah lengkap 10 cm, His 5x10’x45’’, ketuban pecah (-) spontan,
warna air ketuban keruh, presentasi kepala, posisi UUK depan, sudah ada
tanda gejala kala II yaitu sudah adanya tanda dorongan ingin meneran, tekanan
anus, perineum menonjol, vulva dan sfighter ani membuka. Dari hasil
pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa Ny. S
G3P2A0H2 usia kehamilan 40-41 minggu inpartu kala II normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. S adalah dengan melakukan asuhan
persalinan normal sesuai 60 langkah APN, dan menyarankan ibu untuk tenang
dan rilek dengan cara tarik napas melalui hidung dan keluarkan melewati
mulut secara perlahan selama proses pertolongan persalinan tidak ditemukan
masalah. Bayi lahir pukul 13.05 wib penulis melakukan penilaian sepintas :
bayi menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin
perempuan. Langkah selanjutnya penulis melakukan penjepitan dan
pemotongan tali pusat dan ibu diberikan Suntikan Oksitosin 1 ampul secara
Intra muskular (IM) Setelah itu bayi dilakukan IMD. Dalam hal ini tindakan
yang telah dilakukan terlaksana.
c. Kala III
Pukul 13.15 Wib ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan
ibu mengatakan perutnya terasa mules. Dari hasil data pemeriksaan umum
didapati keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah
120/70 mmHg, Nadi 80 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, TFU sepusat ,
kandung kemih kosong, perdarahan kala III 150 cc. Tanda tanda pelepasan
plasenta sudah terlihat yaitu tali pusat memanjang, adanya semburan darah,
dan uterus globular. Dari hasil anamnesa didapatkan diagnosa Ny. S P3A0
parturient kala III normal. Ibu merasa mules kebutuhsn yang diberikan
manajemen aktif kala III, diagnosa potensial tidak ada, tindakan segera tidak
ada.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa

58
Ny. S P3A0 dengan postpartum kala III normal. Penulis melakukan
manajemen aktif kala III plasenta lahir lengkap pukul 13.15 wib. Setelah
plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase fundus uterus sebanyak 15
kali selama 15 detik dengan gerakan memutar searah jarum jam, uterus
berkontraksi dengan baik (fundus uterus keras), memeriksa kedua plasenta
(maternal – fetal) pastikan plasenta dilahirkan lengkap. Mengevaluasi luka
laserasi mukosa vagina dan luar perineum dan tidak terdapat luka robekan
jalan lahir pada ibu.
d. Kala IV
Pada tanggal 12 juni 2023 pukul 13.20 wib ibu mengatakan senang dengan
kelahiran bayinya dan ibu mengatakan ia merasa lelah. Keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 120/70 mmHg, pernapasan 20
kali/ menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan kala IV 80
cc, kandung kemih kosong, dan tidak terdapat robekan laserasi jalan lahir.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa Ny.
S P3A0 dengan parturient kala IV normal. Ibu tidak mengalami masalah,
penulis memastikan kontraksi uterus baik dan perdarahan pervaginam dalam
batas normal (DBN). Membersihkan ibu menggunakan air DTT,
membersihkan ruangan sekitar ibu menggunakan air klorin dan mencuci
tangan. Kemudian penulis melakukan perawatan BBL, dan pemantauan
postpartum 2 jam persalinan serta melengkapi partograf.

3. Asuhan Kebidanan Nifas


a. Asuhan kebidanan postnatal care (PNC) kunjungan I pada hari
ke-3
Pada tanggal 14 juni 2023, pukul 10.30 wib Ny. S umur 32 tahun P3A0
mengatakan sedikit nyeri pada abdomen dan ibu merasa senang melihat
bayinya sedang menyusui, ibu bersyukur ASI nya keluar banyak, dan darah
yang keluar seperti haid biasa.
Pada pemeriksaan umum, keadaan umu ibu baik, kesadaran composmetis,
TD 119/70 mmHg, Nadi 84 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu
36.50C. Pada pemeriksaan payudara ibu puting susu ibu menonjol, ada
pengeluaran ASI dan kebersihan bersih. Pada pemeriksaan abdomen kontraksi

59
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan
genetalia pengeluaran lochea rubra yang berwarna merah kehitaman.

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. S


P3A0 3 hari postpartum normal, masalah nyeri pada abdomen, kebutuhan
penkes mengenai nyeri abdomen yang dialami oleh ibu, penkes kebersihan
vagina atau personal hygiene. Diagnosa potensial tidak ada, tindakan segera
tidak ada. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. S adalah
menginformasikan tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik,
memberitahu ibu bahwa rasa nyeri yang ibu alami adalah hal yang normal. Hal
ini disebabkan karena rahim, kulit, otot dan perut mengalami peregangan
selama 9 bulan dan setelah melahirkan rahim akan berkontraksi agar bisa
kembali pada bentuk semula, memberitahu ibu mengenai personal hygiene,
mengganti pembalut sesering mungkin agar tidak terjadi infeksi,
menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, menginformasikan kepada ibu
tentang tanda- tanda bahaya masa nifas, yaitu perdarahan berlebihan : infeksi,
lochea berbau, nyeri perut dan pelvis, pusing disertai migrain, nyeri epigastrik,
penglihatan kabur, demam, payudara merah, panas dan terasa sakit, kehilangan
nafsu makan dalam waktu yang lama, dan terjadinya bengkak kaki, tangan ,
wajah. Memberitahu ibu untuk segera kepelayanan kesehatan jika mengalami
tanda tersebut, memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI secara
ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun dan menyusui
bayinya secara on demand (sesuai keinginan bayi). Jika bayi tidur lebih dari 3
jam, maka bangunkan bayi untuk segera disusukan, menginformasikan kepada
ibu untuk beristirahat ketika bayinya tidur, menginformasikan kepada ibu
tentang personal hygiene, menginformasikan tentang jadwal kunjungan ulang
yaitu pada 7 hari postpartum yaitu pada tanggal 18 juni 2023.

b. Asuhan kebidanan postnatal care (PNC) kunjungan II pada hari


ke-7
Pada kunjungan ke- II tanggal 18 juni 2023, pukul 14.31 wib Ny. S umur
32 tahun P3A0 dengan postpartum 7 hari mengatakan tali pusat bayi sudah
lepas pada hari ke- lima, dan ibu sudah dapat beraktivitas seperti biasa.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, TD 100/70 mmHg, Nadi
60
80x/ menit, suhu 36,4 0C. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan,
tetapi ibu mengatakan bahwa puting susunya lecet, pengeluaran ASI lancar,
kontraksi uterus baik, TFU pertengah antara pusat simpisis.
Dari hasil anamnesa pemeriksaan, didapatkan diagnosa pada Ny. S P3A0
dengan postpartum hari ke-7 normal. Asuhan kebidanan yang diberikan
kepada Ny. S adalah menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,
memberitahu penkes kepada ibu cara mengatasi puting susu lecet yang ibu
alami, memberitahu ibu untuk segera ke fasilitas kesehatan jika ibu mengalami
tanda bahaya masa nifas, menginformasikan kepada ibu untuk tetap menjaga
pola istirahat, menginformasikan kepada ibu mengenai kebersihan personal
hygiene, memberitahu mengenai beberapa metode kontrasepsi (KB) yang
tidak mengganggu produksi ASI : AKDR, MOW, MOP, Kondom, implant
(Progestin), suntik, mini pil (Progestin). (ibu mengerti dan mengetahui metode
KB yang tersedia dan bersedia memilih KB suntik 3 bulan

4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir


a. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) kunjungan 1 hari ke- 3
Pada tanggal 14 juni 2023 pukul 10.30 wib. Bayi bernama Bayi Ny. S
umur 3 hari, jenis kelamin perempuan, lahir pada tanggal 12 juni 2023
pukul 13.05 wib. Riwayat antenatal ibu G3P2A0H2 usia kehamilan 40-41
minggu, ibu memeriksa kehamilannya sebanyak 6 kali. Pada riwayat
intranatal, jenis persalinan normal. Dari penilaian sepintas bayi langsung
menangis, ekstremitas kemerahan, tonus otot aktif. Keadaan bayi dari hasil
pemeriksaan normal, tidak ada kelainan. Pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayi ASI setiap 2 jam sekali, pada pola eliminasi buang air kecil 4-5
kali sehari, buang air besar 3 kali sehari dan bayi mandi 1 kali sehari. Pada
pemeriksaan umum yaitu keadaan umum bayi baik, nadi 141 kali/ menit,
pernapasan 40 kali/ menit, suhu 37,3 0C, BB 3.300 gram, panjang badan 50
cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 36 cm. Pada pemeriksaan fisik bayi
secara head to toe didapatkan hasil pemeriksaan normal tidak terdapat
infeksi dan kelainan.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan, didapatkan diagnosa dari Ny. S
umur 3 hari dengan bayi baru lahir normal. Bayi tidak mengalami masalah.

61
Kebutuhan bayi adalah asuhan kebidanan bayi baru lahir. Tidak ada
diagnosa potensial dan tidak ada tindakan segera.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. S adalah
menginformasikan kepada ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif dan
on demand, memberitahu ibu cara merawat tali pusat, memberitahu ibu
tanda bahaya pada bayi, memberitahu ibu untuk selalu menjaga
kehangatan pada bayinya, dan memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan
ulang pada hari ke-7 masa nifas. Evaluasi yang didapat dari asuhan yang
diberikan yaitu ibu mengetahui keadaan bayi yaitu baik, bersedia
memberikan ASI secara ekslusif dan on demand, mengetahui cara
merawat tali pusat, mengetahui tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi
baru lahir dan bersedia membawa bayi kepelayanan kesehatan jika bayi
mengalami tanda tersebut, mengetahui cara menjaga dan bersedia menjaga
kehangatan bayi, serta ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 18 juni 2023.

b. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) Kunjungan II hari ke 7


BBL.
Pada tanggal 18 juni 2023 pukul 14.25 wib Ny. S mengatakan bayinya
sehat, tidak ada keluhan, menyusu kuat. Pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayi ASI setiap 2 jam sekali dalam 1 hari, buang air kecil 6 kali
sehari, dan buang air besar 2-3 kali sehari. Pada pemeriksaan umum yaitu
keadaan umum bayi baik, nadi 141 kali / menit, pernapasan 41 kali/ menit,
suhu 37,3 0C, berat badan 3.300 gram, panjang badan 50 cm. Pada
pemeriksaan fisik yang dilakukan secara head to toe hasil pemeriksaan
normal dan tidak ada kelainan pada bayi.
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan, didapatkan diagnosa bayi Ny. S
umur 7 hari dengan bayi baru lahir normal. Bayi tidak mengalami masalah.
Kebutuhan bayi adalah asuhan kebidanan bayi baru lahir dan perawatan
tali pusat. Tidak ada diagnosa potensial dan tidak ada tindakan segera.
Asuhan yang diberikan kepada bayi Ny. S adalah menginformasikan
kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum
bayi baik, memberitahu ibu untuk tetap memberika ASI secara ekslusif dan

62
on demand, memberitahu ibu untuk tidak memberikan makanan tambahan
apapun atau formula pada bayi selama 6 bulan, memberitahu ibu untuk
tidak memberikan apapun pada pusat bayi, membersihkan dengan air
bersih saja dan mengeringkan dengan handuk bersih, memberitahu ibu
untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda
bahaya pada bayi baru lahir dan memberitahu kepada tentang imunisasi
dan waktu pemberiannya. Evaluasi yang didapatkan dari asuhan bayi baru
lahir adalah ibu dan keluarga mengetahui keadaan umum bayi baik,
bersedia memberikan ASI secara ekslusif dan on demand, bersedia ke
pelayanan kesehatan jika terjadi tanda bahaya atau ada keluhan pada bayi,
dan ibu mengetahui jenis-jenis imunisasi, dan bersedia membawa bayinya
imunisasi sesuai waktu pemberiannya.

C. Pembahasan
Pada studi kasus ini penulis mengikuti perkembangan Ny. S umur 32
tahun G3P2A0H2 mulai usia kehamilan 35 minggu hingga bersalin sampai
dengan kunjungan nifas dan kunjungan bayi baru lahir. Bab ini berisi
tentang pembahasan kasus yang diambil, penulis akan mencoba membahas
dan membandingkan antara teori dan praktik lapangan. Untuk lebih
sistematis nya maka penulis membuat pembahasan dengan mengacu pada
pendekatan manajemen kebidanan dan menyimpulkan data, menganalisis
data, dan membuat penatalaksanaan asuhan sesuai dengan manajemen
kebidanan.

1. Asuhan kebidanan kehamilan


a) Kunjungan Antenatal Care I
Asuhan 10T pertama yang dilakukan penulis adalah melihat BB dan TB
ibu, kenaikan berat badan ibu sebanyak 12 kg dari berat badan 56 sampai
68 kg dan TB 149 cm Menurut Walyani (2015) pertambahan berat badan
ibu hamil saat trimester III normalnya adalah 12,7-13,4 kg dan tinggi badan
badan ibu 149 cm. Hal ini sesuai dan tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik lapangan.
Pemeriksaan kedua yaitu mengukur tekanan darah, tekanan darah pada
Ny. S kunjungan pertama yaitu 110/70 mmHg dan pada kunjungan kedua
63
tekanan darah pada Ny. S yaitu 100/70 mmHg. Menurut teori tekanan darah
normal berkisar 110/70 sampai 120/70 mmHg dan tidak >140/ 90 mmHg.
Dilakukan pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi gejala hipertensi
dan preeklamsi (Yulizawati, 2017). Dari hasil pemeriksaan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan, karena tekanan darah ibu
dari hasil pemeriksaan sistole dan diastole dalam batas normal.
Asuhan 10T ketiga yaitu pemeriksaan nilai status gizi dengan cara
pengukuran LILA ibu yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kekurangan
energi kronik (KEK) dan hasil pemeriksaan LILA Ny. S dalam batas normal
yaitu 28 cm, dimana status gizi ibu sudah baik dan sesuai dengan teori,
LILA yang < 23,5 pada ibu hamil rentan mengalami KEK (Kekurangan
Energi Kronik) pada kehamilan (Kemenkes RI, 2016).
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan
praktik dikarenakan nilai lingkar lengan atas ibu dalam batas normal hal ini
juga didukung oleh berat badan ibu yang mengalami kenaikan dalam batas
normal.
Keempat dari hasil pemeriksaan didapatkan TFU 33 cm pada usia
kehamilan 35 minggu, ini termasuk kedalam batas normal. Pengukuran
tinggi fundus pada setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidaknya dengan umur kehamilan. Jika
pengukuran tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24 minggu (Walyani, 2015).
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik antara usia kehamilan
ibu dan tinggi fundus uteri.
Pemeriksaan kelima yaitu penulis menentukan presentasi dan
pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ). Dari hasil pemeriksaan didapatkan
bahwa presentasi janin dibagian bawah adalah kepala dan kepala belum
masuk pintu atas panggul. Berdasarkan hasil pengkajian dan teori presentasi
janin normal dan ibu tidak mengalami panggul sempit. Hal ini berdasarkan
teori dikatakan bahwa pemeriksaan presentasi janin untuk mengetahui letak
janin. Denyut jantung janin (DJJ) pertama didapatkan 145 kali/ menit dan
pemeriksaan ANC kedua didapatkan DJJ 141 kali/ menit. Menurut

64
Kemenkes RI, (2016) DJJ dikatakan normal berkisar 120-160 kali / menit.
Penulis mengamati bahwa selama pemeriksaan ANC didapatkan hasil DJJ
dalam rentang normal. Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan pemeriksaan keenam yaitu Imunisasi TT, imunisasi TT tidak
dilakukan oleh penulis karena ibu sudah mendapatkan imunisasi lengkap
yaitu TT 1 diberikan saat bayi, TT2 diberikan pada waktu SD, TT3 pada
waktu SD, TT4 diberikan pada saat catin, TT 5 diberikan saat hamil. Ibu
telah mendapatkan imunisasi lengkap sehingga dapat perlindungan seumur
hidup. Hal ini normal untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu
hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Penulis mengamati bahwa status
imunisasi TT ibu telah lengkap sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan ketujuh dan kedelapan yaitu pemeriksaan lab dan tablet tambah
darah atau Fe kepada ibu minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Menurut Yulizawati, (2017) untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu
hamil harus mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan diberikan sejak kontak pertama. Ibu telah mengkonsumsi rutin
selama kehamilannya sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan. Selama kehamilan Ny. S melakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu 10T yang kedelapan, dengan hasil kunjungan pertama
12,4 g/dL dan kunjungan kedua Hb 12,4 g/dL, glukosa urine negatif,
protein urine negatif dan HIV/AIDS non reaktif. Sesuai dengan teori yaitu
menurut Yulizawati (2017) normal Hb untuk ibu hamil pada trimester III
adalah >11g/dL, nilai normal protein urine adalah negatif, nilai normal
glukosa urine adalah negatif, dan nilai HIV/AID adalah negatif. Maka tidak
ditemukan kejanggalan pada pemeriksaan laboratorium ibu. Hal ini
menunjukan bahwa ibu telah memahami pentingnya screening untuk
mengetahui kondisi kesehatannya dan pada pengkajian ini hasil
pemeriksaan ibu normal.
Asuhan pemeriksaan kesembilan yaitu tatalaksana/ penanganan kasus,
berdasarkan hasil pemeriksaan kehamilan dan hasil pemeriksaan
laboratorium terhadap Ny. S keadaan ibu normal sehingga tidak

65
memerlukan tatalaksana kasus. Hal ini menurut Yulizawati, (2017) setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil pada pemeriksaan antenatal dan
laboratorium harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
bidan. Berdasarkan hal ini keadaan ibu normal sesuai dengan teori sehingga
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Pemeriksaan kesepuluh yaitu konseling meliputi asuhan yang diberikan
kepada ibu sesuai dengan keluhannya antara lain mengenai cara mengatasi
keluhan - keluhan yan ibu alami selama kehamilan, menginformasikan
tanda bahaya kehamilan Trimester III, ketidaknyamanan kehamilan
Trimester III, menginformasikan tanda – tanda persalinan
menginformasikan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 hari sekali
pada malam hari sebelum tidur. Sebaiknya tablet Fe tidak dikonsumsi
bersamaan dengan kopi, susu, teh, karena dapat menghambat penyerapan
zat besi dan kalsium 1 kali sehari pada siang hari untuk pertumbuhan tulang
dan gigi janin. Hal ini normal konseling dilakukan setiap kunjungan
antenatal yang meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup sehat dan bersih,
peran suami/ keluarga, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular seksual dan
tidak menular, penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling didaerah
epidemi rendah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif,
KB pasca persalinan, dan imunisasi.
Dengan demikian maka tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
lapangan. Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan
diagnosis Ny. S G3P2A0H2 kehamilan 35 minggu usia 32 tahun dengan
kehamilan normal. Berdasarkan pemeriksaan kehamilan yang telah
dilakukan Ny. S tidak ditemukan masalah yang memerlukan penanganan
lebih lanjut. Asuhan standar minimal 10T pada kehamilan ini sudah
dilakukan (Timbang berat badan, Pengukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, ukur LILA, ukur TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ,
Screening imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah (Fe), Tes
laboratorium, dan tatalaksana kasus, dan temu wicara). Kehamilan Ny. S
berjalan dengan normal hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan

66
pemeriksaan kehamilan dengan asuhan standar minimal 10T. Penulis sudah
melakukan 2 kali kunjungan sesuai dengan definisi operasional.
Berdasarkan data – data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan
bahwa kehamilan Ny. S adalah kehamilan normal karena tidak ditemukan
adanya kelainan ataupun faktor resiko pada kehamilan ini telah sesuai
dengan teori.

b) Kunjungan Antenatal Care II


Pada kunjungan ANC kedua usia kehamilan 37- 38 minggu, ibu datang
ke Puskesmas pembantu batu 5, mengatakan kram perut bagian bawah. Dari
hasil pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, TD
100/70 mmHg, BB 68 kg, tanda – tanda vital dalam batas normal, TFU 33
cm, DJJ 141 kali/ menit. Tujuan dilakukan pemeriksaan denyuut jantung
janin selama kehamilan ialah untuk mendeteksi dini ada atau tidaknya
faktor – faktor resiko perinatal. Hal ini telah sesuai dengan teori yang
ditemukan oleh (Walyani, 2015). Detak jantung janin yang normal adalah
antara 120 – 160 kali/ menit. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
Selanjutnya yaitu mengukur TFU pada usia kehamilan 37-38 minggu
sesuai dengan usia kehamilan dengan hasil TFU 33 cm. Menurut Sari
Anggita, (2015) TFU normal pada usia kehamilan 37- 38 minggu yaitu 32-
33 cm diatas sympisis. Dari hasil pengkajian dan teori yang sudah sesuai
sehingga ada kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Penulis kemudian memberikan asuhan kepada ibu tentang pola
kebutuhan nutrisi yang terpenuhi seperti sayuran, buah- buahan, serta gizi
seimbang. Sesuai dengan teori menurut (Kemenkes RI, 2016) yaitu
menganjurkan ibu hamil untuk meningkatkan asupan energi kurang lebih
350 – 450 kkal/ hari. Kebutuhan kalori ini perlu dipecah kedalam
komponen makro dan mikro. Nutrisi makro terdiri dari karbohidrat, protein
dan lemak. Sedangkan nutrisi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Hal ini
bertujuan untuk kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin.
Kebutuhan zat besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan janin, pemeliharaan dan kesehatan ibu serta persediaan
67
laktasi, baik untuk janin maupun ibu. Selanjutnya asuhan yang diberikan
ialah menginformasikan kepada ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu,
sakit yang teratur dibawah perut dan menjalar kepinggang, keluar lendir
bercampur darah, dan keluar air- air yang berbau khas dari jalan lahir, hal
ini perlu diketahui agar bisa membedakan antara tanda – tanda palsu
sehingga ibu bisa memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Keluar
lendir bercampur darah, keluar air – air, dan kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan serviks.
Berdasarkan teori asuhan yang diberikan sudah sesuai maka tidak ada
kesenjangan. Dan diakhir kunjungan menganjurkan kepada ibu datang
kembali untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau datang jika ada keluhan.
Hal ini sudah sesuai dengan teori menurut (Kemenkes RI, 2016) bahwa
kunjungan ulang sangat dianjurkan pada usia kehamilan antara 36 minggu
sampai persalinan. Sehingga antara teori dan asuhan sudah sesuai dan tidak
ada kesenjangan.
Berdasarkan pemeriksaan kehamilan yang telah dilakukan Ny. S tidak
ditemukan adanya masalah yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
Asuhan standar 10T pada kehamilan ini sudah dilakukan (timbang berat
badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU,
tentukan presentasi janin dan DJJ, screening imunisasi TT, pemberian tablet
zat besi, test laboratorium, tata laksana kasus dan temu wicara. Kehamilan
Ny. S berjalan normal hal ini sudah sesuai dengan teori (Walyani, 2015)
yang menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan sesuai dengan asuhan
standar 10T.

2. Asuhan kebidanan persalinan


a. Asuhan kebidanan kala I
Pada pengkajian Ny. S usia kehamilan 40 – 41 minggu datang ke
puskesmas pembantu batu 5 dalam keadaan inpartu mengeluh perut terasa
mules – mules. Hal ini sejalan dengan teori menurut Fitriana, dkk (2018)
tanda persalinan secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil akan
melahirkan ditandai dengan kontraksi rahim. Mulanya kontraksi terasa
seperti mules mules pada perut, berangsur – angsur bergeser ke bagian

68
bawah perut mirip dengan mules saat menstruasi dan lendir mulanya
menyumbat leher rahim, lendir yang tebal dari mulut rahim terlepas,
sehingga menyebabkan keluar lendir yang bewarna kemerahan bercampur
darah dan terdorong keluar karena kontraksi. Hal ini menunjukan bahwa
teori sejalan dengan data yang didapatkan.
Hasil pengkajian data objektif, pemeriksaan fisik abdomen menunjukan
His 2x10’x35”. Kemudian pemeriksaan fisik genetalia dilakukan VT
(vagina touch) yang menunjukan pembukaan 4 cm, sesuai dengan teori
(Kemenkes RI, 2016) yaitu kala I persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus teratur hingga serviks membuka lengkap 10 cm. Kala I
persalinan terdiri dari dua fase yaitu fase laten dengan pembukaan 0-3 cm
dan fase aktif 4-10 cm. Dari hasi pemeriksaan menunjukan bahwa ibu
sedang berada pada tahap persalinan kala I fase aktif. Hal ini menunjukan
bahwa tindakan yang dilakukan penulis sudah tepat dimana penulis
melakukan pemeriksaan untuk memastikan ibu sudah berada pada tahap
persalinan kala I fase aktif. Pada hasil pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu
normal.
Selanjutnya agar ibu lebih nyaman dan mempercepat pembukaan,
penulis memberikan asuhan berupa dukungan kepada ibu, Menurut Teori
(Walyani, 2015) dukungan juga dapat diberikan oleh orang terdekat pasien
seperti suami, keluarga, teman, perawat, bidan, maupun dokter berupaya
dukungan semangat dan usapan punggung (masase) untuk mengurangi
nyeri selama kala I. Berdasarkan teori dan asuhan yang diberikan penulis
sudah sesuai, karena suami dan keluarga memberi dukungan semangat dan
melakukan usapan punggung saat ibu mengalami kontraksi dan sakit yang
dirasakan oleh ibu berkurang.
Asuhan selanjutnya mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara
apabila ada kontraksi ibu boleh menarik napas dari hidung dan hembuskan
melalui mulut perlahan – lahan untuk mengurangi rasa sakit yang ibu
rasakan. Hal ini sudah sesuai dengan teori karena salah satu kebutuhan fisik
ibu selama persalinan adalah pengurangan rasa nyeri dengan cara relaksasi
dan latihan pernapasan. Asuhan yang diberikan penulis telah dilakukan

69
dengan hasil ibu merasa rileks dan nyerinya berkurang saat ibu mengatur
pernapasannya ketika ada kontraksi.
Selanjutnya menjelaskan kepada ibu tanda dan gejala kala II yaitu
adanya dorongan ingin meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva
dan sfighter ani membuka, berdasarkan (menurut Midwifery Update, 2016)
gejala dan tanda kala II persalinan yaitu ibu merasakan ingin meneran
bersamaan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rectum vaginanya, perineum menonjol, vulva vagina dan sfighter ani
membuka meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Berdasarkan
pengkajian dan asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori dan
masalah ibu teratasi sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
lapangan praktik.

Pada kala I ibu mengalami fase aktif yaitu 5 jam mulai dari jam 08.10
wib – 13. 00 wib. Hal tersebut dikarenakan ibu multigravida, menurut
(Midwifery Update, 2016) lamanya kala 1 untuk multi gravida adalah 8
jam. Hal ini sesuai dengan teori dan praktik lapangan.

b. Asuhan kebidanan kala II

Pada kala II pukul 13.00 wib Ny. S mengeluh perutnya mules semakin
sering dan rasa ingin meneran. Penulis melakukan pemeriksaan yaitu His
5x10’x45” ketuban sudah pecah (-) keruh dan hasil pemeriksaan dalam
pembukaan sudah lengkap, presentasi kepala, UUK didepan. Menurut
Fitriana, dkk (2018) kala II adalah pengeluaran buah kehamilan sebagai
hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan pembukaan, dimulai dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahit. Diagnosa pemeriksaan kala II
ditegakkandengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah keliatan di vulva dengan
diametet 5- 6 cm. Tanda gejala kala II yaitu sudah adanya dorongan untuk
meneran, tekanan anus, perineum menonjol, dan vulva serta sfighter ani
membuka. Asuhan yang diberikan penulis kepada ibu yaitu ibu bebas
memilih posisi yang nyaman, dan ibu memilih posisi berbaring diatas
tempat tidur. Posisi berbaring akan membantu dalam penurunan kepala
70
janin dan kerja gravitasi menurunkan kepala janin ke panggul dan terus
kedasar panggul. Berdasarkan teori dan asuhan yang diberikan sudah sesuai
karena penulis memberikan pilihan dan pasien yang menentukan pilihan
tersebut atas kenyamanan yang dirasakannya. Kala II berlansung 5 menit.
(Menurut Kemenkes RI, 2016) lama kala II untuk primigravida 50 menit
dan multigravida 30 menit. Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu
kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh mengejan,
mengajari ibu mengejan dan menolong persalinan sesuai dengan 60 langkah
APN. Waktu dari kala II berlangsung normal karena sejalan dengan teori.

c. Asuhan kebidanan kala III


Pukul 13.15 wib ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan
ibu mengatakan perutnya terasa mules, lalu penulis melakukan pemeriksaan
dan ditemukan tanda- tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat memanjang,
adanya semburan darah, dan uterus globular.
Menurut Walyani (2016) yaitu kala III merupakan waktu pelepasan
plasenta dan pengeluaran plasenta yang ditandai dengan tali pusat
bertambah panjang, uterus globular, dan keluar darah tiba tiba. Dilakukan
manajemen aktif kala III yaitu peregangan tali pusat terkendali (PTT).
Menurut Kemenkes RI, (2016) dimulai dengan pemberian suntik oksitosin
10 IU/IM segera setelah bayi lahir, dilanjutkan dengan PTT dan masase
( pemijatan fundus uteri) setelah plasenta lahir sekaligus dilakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta dengan hasil selaput lengkap, panjang
tali pusat lebih kurang 50 cm, berat 500 gram, diameter 20 cm, ketebalan 3
cm dan insersi centralis 1 dan penulis memeriksa laserasi jalan lahir, tidak
terdapat laserasi jalan lahir dan dilakukan masase sebanyak 15 kali selama
15 detik dan kontraksi ibu teraba keras.
Asuhan yang diberikan kepada ibu yaitu melakukan masase uterus yang
searah jarum jam dan dilakukan selama 15 kali selama 15 detik yang
bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih baik, dan dapat
membantu pencegahan perdarahan. Menurut Walyani (2016) yaitu asuhan
yang diberikan bertujuan menghasilkan kontraksi uterus lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
71
mengurangi kehilangan darah kala III persalinan. Plasenta lahir 10 menit
setelah bayi lahir. Hal ini sesuai dengan batas normal kala III. Kala III
adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Setelah kala II
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar
5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka
plasenta lepas dari lapisan dinding rahim. Setelah plasenta lahir dilakukan
masase fundus uteri. Asuhan kala III sudah terlaksana, berjalan dengan
normal tanpa komplikasi dan sejalan dengan teori.

d. Asuhan kebidanan kala IV


Asuhan yang diberikan pada kala IV yaitu memastikan uterus
berkontraksi dengan baik, perdarahan dalam batas normal, tidak ada
keluhan, TTV normal, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong,
tidak ada laserasi jalan lahir. Mengobservasi yang dilakukan pada kala IV
ialah pemantauan TTV, kontraksi uterus, TFU, perdarahan. Berdasarkan
asuhan kala IV yang dilakukan sudah terlaksana, berjalan normal tanpa
komplikasi sejalan dengan teori.
Pada kala IV penulis melakukan pemantauan pada Ny. S selama 2 jam
yaitu 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan. Dan didapatkan hasil pemeriksaan Ny. S dalam batas normal.
(Walyani, 2015) pemantauan kala IV dilakukan mulai dari plasenta lahir
sampai dua jam pertama postpartum. Maka tindakan yang dilakukan tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Berdasarkan teori dalam buku Midwifery Update, (2016) melakukan
pemantauan 2 jam postpartum setelah membersihkan dan merapikan ibu
dan ala –alat persalinan serta mendokumentasikan hasil pemeriksaan
kedalam partograf dengan melakukan pemeriksaan TFU, kontraksi rahim
dan perdarahan pervagina, serta kandung kemih merupakan langkah
langkah yang harus dilakukan sesuai 60 Langkah APN.

3. Asuhan kebidanan nifas


a) Kunjungan asuhan nifas hari ke – 3
Pada kunjungan nifas, penulis melakukan kunjungan pada hari ke – 3
postpartum 14 juni 2023 dan hari ke – 7 postpartum 18 juni 2023. Hal ini
72
sesuai dengan teori Kementerian Kesehatan RI, (2020) yaitu pelayanan
kesehatan ibu nifas yan sesuai dengan standar dilakukan sekurang- kurannya
4 kali jadwal dianjurkan, yaitu kunjungan I dilakukan 6 jam – 2 hari
postpartum, kunjungan II dilakukan 3 hari – 7 hari postpartum, kunjungan III
dilakukan 8 hari – 28 hari postpartum. Asuhan kebidanan yang diberikan
oleh penulis kepada Ny. S sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
Hasil pengkajian pada data subjektif diperoleh Ny. S telah melahirkan
anak ke tiga, dua hari yang lalu pada tanggal 12 juni 2023 di puskesmas
pembantu batu 5.
Hasil anamnesa didapatkan bahwa ibu mengatakan nyeri abdomen
setelah melahirkan dan ibu tidak mengalami keluhan lainnya. Penulis
memberikan asuhan kepada ibu bahwa nyeri perut setelah melahirkan adalah
hal yang normal terjadi, karena rahim, kulit, otot dan perut mengalami
peregangan selama 9 bulan dan setelah melahirkan rahim akan berkontraksi
agar bisa kembali pada bentuk semula. Berdasarkan hasil pengkajian penulis
tidak menemukan penyulit pada Ny. S dan tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik lapangan.
Berdasarkan hasil pengkajian data objektif, pemeriksaan fisik abdomen,
menunjukan TFU ibu adalah 2 jari dibawah pusat. Menurut Munthe, J.dkk,
(2019) pada akhir persalinan tinggi fundus uteri setinggi pusat, kemudian
menurun setiap harinya. Pada akhir minggu pertama tinggi fundus uteri yaitu
2 jari dibawah pusat, pemeriksaan genetalia terdapat lochea rubra pada ibu.
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas, dan lochea selama 2 hari postpartum adalah lochea rubra. Penulis
memberikan asuhan mengenai pola nutrisi kepada ibu selama masa nifas
seperti, banyak makan sayur yang dapat memproduksi ASI seperti bayam,
tahu, tempe dan sejenis sayur lainnya. Ibu nifas memerlukan nutrisi dan
cairan lebih dari pada saat hamil, karena saat kesehatan setelah melahirkan,
ibu nifas dianjurkan menjaga gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, minum sedikit 3 liter setiap
hari. Memberitahu kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

73
lagi sekaligus bayi atau datang saja jika ibu ada keluhan. Hal ini sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan praktik lapangan.

b) Kunjungan asuhan nifas ke – II hari ke – 7


Kunjungan ke 2 hari ke- 7 postpartum Kementerian Kesehatan RI, (2016)
mengatakan kunjungan masa nifas 4 kali dari 6 jam sampai hari ke- 28. Hal
ini sesuai dengan kesamaan teori dan data. Penulis melakukan kunjungan II
pada hari ke – 7 postpartum ibu mengatakan puting susu nya lecet disebelah
kanan, ASI keluar lancar, dan ibu aktif menyusui bayinya setiap 2 jam sekali.
Pada pengkajian data objektif pemeriksa abdomen ditemukan TFU ibu
pertengah pusat simpisis. Menurut Dinkes, 2015 TFU satu minggu setelah
kelahiran adalah pertengah pusat simpisis. Maka tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik lapangan. Dari hasil pemeriksaan ditemukan lochea
sanguinolenta bewarna merah kuning berisi darah dan bercampur lendir pada
hari ke 4 sampai hari ke – 7 postpartum. Maka hal ini tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan selanjutnya yang diberikan penulis kepada Ny. S ialah
pendidikan kesehatan tentang pola istirahat yang baik yaitu tidur malam 7-8
jam dan tidur siang 1-2 jam, karena ibu harus menyusui dan pasti kurang
istirahat. Penulis menganjurkan ibu untuk tidur ketika bayi nya tidur dan
memberikan ASI secara on demand. Karena menurut Dinkes, (2015) ibu
nifas perlu istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan, ibu
dapat beristirahat atau tidur siang selagi bayi tidur, istirahat atau tidur yang
dibutuhkan oleh ibu nifas sekitar 7- 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada
siang hari.
Berdasarkan pengkajian dan asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan
teori dan masalah ibu teratasi sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik lapangan. Kemudian penulis, menginformasikan kepada ibu tentang
pola nutrisi yang ibu butuhkan selama masa nifas, seperti banyak makan
sayur yang dapat mengkonsumsi ASI seperti, bayam, tahu, tempe dan sejenis
sayur lainnya, memberitahu ibu cara mengatasi puting susu lecet yang ibu
alami. Menurut (Nugroho, dkk., 2014) ibu nifas memerlukan nutrisi dan
cairan yang lebih dari pada saat hamil dikarenakan saat ini ibu nifas

74
menyusui bayinya. Untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan.
Ibu nifas dianjurkan menjaga gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, minum sedikitnya 3 liter
setiap hari. Maka tidak ada ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik
lapangan.

4. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir


a) Kunjungan I asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir usia 3 hari
Kunjungan pertama BBL dilakukan pada usia bayi 3 hari pertama. Sesuai
dengan pelaksanaan kunjungan neonatus menurut Kementerian Kesehatan
(2016), kunjungan pertama dilakukan pada hari ke – 3 setelah persalinan. Hal
ini menunjukan yang dilakukan penulis sudah tepat dan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Hasil pengumpulan data, pemeriksaan fisik pada saat 1 jam pertama
setelah persalinan yaitu mengukur antropometri, lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 36 cm berat badan 3.300 gram, panjang badan 50 cm. Hal ini
sesuai dengan teori menurut juita dan prisusanti, (2020) pengukuran
antropometri untuk lingkar kepala normal berkisar 32-35 cm, panjang badan
45-50 cm, berat badan 2.500 – 3.000 gram dan didapati teori ini sesuai
dengan hasil data penulis. Pada pemeriksaan fisik abdomen menunjukan tali
pusat sedikit basah dan belum lepas sehingga penulis memberikan cara
merawat tali pusat pada ibu agar selalu kering dan bersih. Sesuai dengan teori
juita dan prisusanti, (2020) tali pusat harus selalu kering dan bersih. Hal ini
menunjukan asuhan yang diberikan penulis sudah tepat dan tidak ada
kesenjangan teori dan praktik lapangan.
Asuhan yang penulis berikan yaitu memberitahu ibu keadaan umum bayi
baik, memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif setiap 2 jam
sekali atau kapanpun bayi minta sesuai dengan teori JNPK-KR, 2017
menyusui secara ekslusif hanya memberikan ASI saja. Hal ini menunjukan
asuhan yang diberikan penulis sudah tepat dan pada hasil pengkajian ini tidak
didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.

75
b) Kunjungan II asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir usia 7 hari
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke 7 setelag bayi lahir. Hal ini
sesuai dengan teori Kemenkes Kesehatan (2016). Kunjungan neonatus yaitu
satu kali pada umur 3 – 7 hari. Dari hasil pemeriksaan keadaan bayi baik,
tanda tanda vital normal Ny. S mengatakan tali pusat bayi sudah lepas pada
hari ke lima, menurut juita dan prisusanti, (2020) tali pusat normal apabila
warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering dan
mengecil dan lepas pada minggu pertama. Dari hasil pemeriksaan bayi pada
kunjungan pertama dan kedua tidak ditemukan masalah, keadaan bayi normal
dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan yang diberikan kepada Ny. S adalah menganjurkan menjaga
kehangatan bayi, menganjurkan memberi ASI ekslusif tanpa makanan
tambahan atau minuman apapun, mengingatkan kembali tanda bahaya bayi
baru lahir dan memberikan imunisasi lengkap. Menurut juita dan prisusanti,
(2020) ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa campur
dengan tambahan cairan lain dan tambahan makanan padat dan hal ini
menunjukan bahwa penulis memberikan asuhan sesuai dengan teori dan
praktik.
Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya untuk diberikan imunisasi karena
tubuh bayi baru lahir belum memiliki sistem kekebalan yang sempurna dan
lebih rentan terhadap benda di sekeliling nya seperti kuma, virus dan bakteri.
Oleh karena itu dengan imunisasi dapat meningkatkan kekebalan terhadap
suatu penyakit. Dari hasil analisa penulis, ibu mengerti dan memahami apa
yang disampaikan oleh penulis. Ibu juga bersedia membawa bayinya untuk
imunisasi. Pada hasil pemeriksaan ini ibu dalam keadaan normal.
Berdasarkan teori Prawirohardjo (2014) imunisasi adalah suatu upaya
menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar suatu penyakit tersebut, tidak akan
sakit atau pun sakitnya hanya mengalami gejala yang ringan. Berdasarkan
pengkajian dan asuhan yang diberikan sudah selesai dengan teori dan tidak
ditemukan kesenjangan dari teori maupun praktik.

76
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pengkajian kepada Ny. S


dan By. Ny. S dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Dapat
disimpulkan bahwa asuhan kebidanan komprehensif telah terpenuhi sesuai dengan
standar dan teori kebidanan serta berjalan dengan baik dimana asuhan kebidanan
komprehensif yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Telah mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. S G3P2A0H2
usia 32 tahun di puskesmas pembantu batu 5 dilaksanakan sebanyak 2 kali
menggunakan standar 10T dan tidak ada komplikasi atau penyulit selama
kunjungan.
b. Telah mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. S usia 32
tahun dengan normal di puskesmas pembantu batu 5 tanjung pinang tahun
2023.
c. Telah mampu melaksanakan asuhan nifas pada Ny. S G3P2A0H2 usia 32
tahun di puskesmas pembantu batu 5 tanjung pinang tahun 2023 yang
dilaksanakan sebanyak 2 kali kunjungan.
d. Telah mampu melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ny. S usia
32 tahun di puskesmas pembantu batu 5 tanjungpinang tahun 2023
e. Asuhan komprehensif yang telah diberikan kepada Ny. S dan bayi Ny. S
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa
77
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan secara langsung ilmu yang didapat
selama diperkuliahan mengenai manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, khususnya tentang kram perut.
2. Bagi lahan praktik
Untuk bidan dilahan praktik dapat mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan dalam memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir. Sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan dari waktu ke waktu. Serta bisa
mengevaluasi dan lebih memperhatikan asuhan atau pendidikan kesehatan tidak
hanya terkait fisik klien tetapi psikis klien juga, khususnya pada pasien dengan kram
perut.
3. Bagi institusi pendidikan
bagi institusi pendidikan diharapkan agar menyediakan referensi buku – buku
terbaru mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga dapat menambah
pengetahuan bagi mahasiswa.

4. Bagi klien
Diharapkan klien dapat mengerti tentang pengetahuan mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas hingga bayi baru lahir, dan dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Klien juga
diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak dalam pemilihan dan penggunaan
alat –alat kontrasepsi yang telah diberikan, diharapkan dapat membawa anaknya ke
PKM atau posyandu setiap bulan untuk mendapatkan imunisasi lengkap, serta
memantau pertumbuhan dan perkembangan sesuai umurnya.

78
79
DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kota Tanjungpinang. 2022. Profil Kesehatan Kota Kepulauan Riau

Tahun 2022. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Kepulauan Riau.

Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, 2020) Angka Kematian Ibu dan Bayi.

Walyani (2015) Asuhan Kebidanan Kehamilan (2015) Jakarta : Deepublish.

Prapitasari, 2021 AKI AKB. Upaya Penurunan Angka Kematian.


Yogyakarta.

WHO 2019 AKI AKB. Angka Kematian Ibu dan Bayi Yogyakarta:
Deepublish.

Dinkes Provinsi Kepri. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Tahun2019. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.


Kemenkes RI, 2020 Angka Kematian Ibu Yogyakarta: Deepublish Legawati
2018. Yogyakarta: Deepublish.
Dinkes, Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2021) Angka Kematian Ibu
dan Bayi Yogyakarta: Deepublish
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.

(Cresi et al., 2019).

Amalia, Maya. " Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lama Rawat Inap Hospital
Bayi Prematur. " Jurnal Keperawatan'Aisyiyah 9.2 (2022): 127-137.
Saputri, NAS, & Asmaul Husnah. (2022). Asuhan KebidananKomprehensif
Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang. (2022). Ilmu Kesehatan
Mandira Cendikia, 1 (5), 6-11.
Media Centre (WHO, 2016). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta:
Deepublish.
Husannah., E. et al, 2019. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta:
Deepublish.
Risa & Rika. 2014. Perubahan Fisiologis Pada Masa
Kehamilan.Yogyakarta:Deepublish.
Prawirohardjo, 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed 4.
Cetakan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Menurut Depkes RI. 2016. Pengertian Kehamilan. Depkes RI.

( Depkes 2018 ). Alfiani, Mitha, et al. "Comprehensive Midwifery Care For


Mrs “F” With A Normal Pregnancy At The Caile Public Health
Center." Jurnal Life Birth 6.1 (2022): 11-19. Yuliani, 2021. Asuhan
Kehamilan. Yayasan Kita Menulis, 2021.

Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2020. In Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Rustikayanti. dkk. (2016). Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester


III.
SEAJOM: Jurnal Kebidanan Asia Tenggara, 2 (1), 45-49.

Diana & Mafticha, (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu


Hamil. Surakarta:Penebit cv Kekata Group.
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016 Kementerian
KesehatanRepublik Indonesia.
Yulizawati, 2017 Asuhan Kehamilan Yogyakarta : Deepublish
Ekasari & Natalia. (2019). Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Yayasan Ahmar
Cendekia.
Prawirohardjo, 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina SarwonoPrawirohardjo
Puji & Siti, 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Kemenkes, R. (2020). Buku Kia Revisi Lengkap.
Kemenkes, RI.
Prawirohardjo, 2018. Ilmu Kebidanan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
YayasanBina Sarwono Prawirohardjo
Juwita, & Prisusanti. (2020). Asuhan Neonatus dan Kebutuhan
Dasar Bayi BaruLahir. Pasururuan: Qiara Media.
Kemenkes. RI. (2016). Buku Asuhan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Kemenkes
RI.
JNPK-KR, 2017. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Pemeriksaan Fisik Bayi. Jakarta
Depkes RI.
Walyani. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru;
2015.
PPIBI, 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: PPIBI.
Kemenkes RI. 2020; Mutmainnah. dkk. (2017) Kerangka Teori Asuhan
Kebidanan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia RI.
Yuni Fitriana, dkk. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta; Pustaka Baru
Press Affandi.
(2017). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Faridah, Faridah, and Mauli Sofiani. "Penyuluhan Kesehatan Tentang Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) Di Desa Bungie Kecamatan Simpang Tiga
Kabupaten Pidie." BAKTIMAS: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
4.3 (2022): 139-146.
Kemenkes RI. 2015. Standar Asuhan Persalinan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI

JNPK - KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. Walyani.
2015. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Kemenkes RI. 2016. Tanda Persalinan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI


Dinkes Provinsi Kepri. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2019 pada Tahun 2018-2019. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau
Midwifery Update. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Cetakan Pertama
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta .
Depkes 2017. Partograf. Program Studi Diii. Midwifery Journal, 2(2).
Wulandari. (2020). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Cendikia Press.

Munthe, J., dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Berkesinambungan


(continuity of care). Jakarta: CV Trans Info Media

Risa Pitriani, & Rika Andriyani. (2014). Panduan Lengkap Asuhan


KebidananIbu Nifas Normal. CV BUDI UTAMA.
Wulandari, R. & Endang Yuswatiningsih. (2016). Kebutuhan Dasar Pada
Ibu Nifas. Yogyakarta: Cendikia Press
Wahyuni. 2018. Bahan Ajar Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dinkes, (2015). Profil Kesehatan Tahun 2015. Dinas Kesehatan
Nugroho, dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika
Walyani. dkk. (2015). Asuhan Persalinan Nifas dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta:Pustaka Baru Press
Sari Anggita, (2015) Askeb Kehamilan – (2015) Yogyakarta.
Mamik. 2015. Metode Wawancara Kualitatif. Sidoarjo: Zifatama Publisher.
Simanullang, E. 2016. Modul Askeb Nifas & Menyusu. Medan : Akademik
Kebidanan Mitra Husada
LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Menjadi Klien (Informed Concent)

PERMOHONAN MENJADI KLIEN


Kepada,
- Yth. Ny. S Ditempat
Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa Poltekkes Kemenkes


Tanjungpinang Prodi D III Kebidanan :
Nama : Nini Sania
NIM : PO72242201966
Akan mengadakan kegiatan Laporan Tugas Akhir dengan Judul :
“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. S UMUR 32
TAHUN G3P2A0H2 DENGAN KELUHAN KRAM PERUT DI
PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5 TANJUNGPINANG TAHUN 2023”

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu ibu dalam proses


kehamilan, persalinan, nifas dan BBL, tidak menimbulkan akibat
merugikan bagi ibu sebagai klien, kerahasian semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan kegiatan,
jika ibu bersedia menjadi klien, maka tidak ada ancaman bagi ibu dan
keluarga.
Adapun ibu setuju untuk menjadi klien saya, maka dengan ini saya
mohon untuk kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan
menjawab pertanyaan saya dengan wawancara. Atas perhatian dan
kesediaan ibu saya ucapkan terimakasih.

Termohon Pemohon

(Siti Maryam) Nini sania


NIM. PO72242201966

MENGETAHUI
CL Pembimbing Dosen Pembimbing

(Dwi Wahyu Kartini, SST) (Marella, SST., MKM)


NIP. 19860421 200902 2007 NIP. 199003042022032001
Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Klien (Informed Concent)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI KLIEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Istri/Suami : Siti Maryam/Amir hamzah
Pekerjaan Istri/Suami : IRT/Buruh harian

Alamat : Jl. Kota piring Km 8. Pulau Malam Dewa


No.Hp : 085375512531
Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa :
Telah memperoleh penjelasan sepenuhnya menyadari, mengerti,
dan memahami tentang ujian, manfaat tindakan dan resiko yang mungkin
timbul dalam kegiatan ini, serta tidak menuntut apapun apabila terjadi hal-
hal diluar kewenangan bidan pelaksana. Maka saya (Setuju/Tidak setuju)
diikut sertakan dan bersedia berperan serta dalam Laporan kasus yang
berjudul : “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S
G3P2A0H2 usia 32 tahun Dengan Keluhan Kram Perut di Puskesmas
Pembantu Batu 5 Kota Tanjungpinang Tahun 2023”. Demikian surat
persetujuan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

CL Pembimbing Yang Menyatakan

(..................) (..................)
(Dwi Wahyu Kartini, SST) (Siti Maryam)
NIP.19860421 200902 2007

Dosen Pembimbing Utama Pelaksana

(Marella, SST., MKM.) Nini Sania


NIP. 199003042022032001 NIM. PO72242201966

Saksi- Saksi
1. Suami (pak Amir Hamzah)
2. Nila Tingtyas
3. Kristin Soviana Manullang
Lampiran 3 Jadwal Rencana Pelaksanaan LTA

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN LAPORAN


TUGAS AKHIR (LTA)

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 Studi Pustaka

2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar Proposal

4 Revisi Proposal

5 Asuhan
Komprehensif
6 Penyusunan LTA

7 Sidang Hasil
LTA

Tanjung pinang, 2023

Nini Sania
NIM. PO72242201966
Lampiran 4 Jadwal Kunjungan Laporan Kasus Komprehensif

No Jenis Asuhan Hari/Tanggal Paraf Cl Paraf Dosen


Pembimbing Pembimbing

1 Asuhan Kebidanan Selasa 2 mei 2023


Kehamilan (Kunjungan
Pertama)

2 Asuhan Kebidanan Jum’at 19 mei


Kehamilan (Kunjungan 2023

Kedua)
3 Asuhan Kebidanan Senin 12 juni 2023
Persalinan
4 Asuhan Kebidanan Masa Senin 12 juni 2023
Nifas & Menyusui
(Kunjungan Pertama)
5 Asuhan Kebidanan Masa Selasa 18 juni 2023
Nifas & Menyusui
(Kunjungan Kedua)
6 Asuhan Kebidanan Bayi Senin 18 juni 2023
Baru Lahir (Kunjungan
Pertama)
7 Asuhan Kebidanan Bayi Selasa 18 juni
Baru Lahir (Kunjungan 2023

Kedua)
JADWAL KUNJUNGAN
Tanjung pinang, 2023

Marella, SST., MKM


NIP. 199003042022032001
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA NY. S G3P2A0H2 UMUR
32 TAHUN DENGAN USIA KEHAMILAN 35 MINGGU DI PUSKESMAS
PEMBANTU BATU 5 TANJUNG PINANG 2023

Nama pengkaji : Nini Sania Tanggal : 02 Mei 2023

Nim. P072242201966 Pukul : 10.30 WIB

I. Data Subjektif
A. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 32 Tahun Umur : 39 Tahun
Suku : Batak Suku : Palembang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SLTA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh harian
Gol.darah : A+ Gol. Darah :-
Alamat : Jl. Kota piring Km 8
Perum. Malam dewa
No. Telp :085375512531

B. Keluhan Utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan


Alasan Kunjungan : ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya

C. Riwayat Haid
Menarche : 15 Tahun Baunya : Bau khas
Siklus : 28 hari Banyaknya : 2-3 x ganti balutan
Lama Haid : 6-7 hari
Warna : Merah
Disminorhae : Tidak ada
D. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Hamil Tahun Usia Jenis Tempat penolong Komplikasi JK/BB/PB Nifas


ke kehamilan persalinan bersalin Pada bayi/ dan
ibu keadaan
bayi

1 2012 37 – 38 Spontan PMB Bidan Tidak Ada Pr/2400 gr 30


Minggu /50 cm hari

2 2019 37 – 38 Spontan PMB Bidan Tidak Ada Pr/3400 30


Minggu gr/ 49 cm hari

3 Hamil
ini

E. Riwayat kehamilan sekarang


G3P2A0H2
HPHT : 29 – 08 – 2022
TP : 06 – 06 - 2023
UK : 35 Minggu
Obat yang dikonsumsi : Tablet tambah darah dan kalsium
Pergerakan janin pertama kali : 20 Minggu
Keluhan – keluhan pada
TM I : pusing
TM II : T.A.K
TM III : Kram perut bagian bawah
F. Riwayat Imunisasi
TT 1 : Bayi TT 5 : Hamil
TT 2 : SD
TT 3 : SD
TT 4 : Catin
G. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan sekarang
Tidak ada
H. Riwayat operasi yang berhubungan dengan kandungan
Tidak ada
I. Riwayat operasi yang tidak berhubungan dengan kandungan
Tidak ada
J. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi : Tidak ada Ginjal : Tidak ada
Diabetes melitus : Tidak ada PMS : Tidak ada
Asma : Tidak ada TBC : Tidak ada
Jantung : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Riwayat Sc/ operasi abdomen : Tidak ada
K. Riwayat alergi makanan / obat – obatan
Tidak ada
L. Riwayat perkawinan
Perkawinan : Pertama Lama Menikah Baru hamil < 3 bulan
Status perkawinan : Sah
Umur waktu menikah : 21 tahun
M. Riwayat kontrasepsi
Rencana pakai KB : suntik
Jenis KB yang pernah digunakan : Suntik 1 bulan
Jenis KB yang digunakan : Tidak ada
Masalah dalam penggunaan KB : Tidak ada
Alasan berhenti menjadi akseptor : Ingin memiliki anak lagi
N. Riwayat spikologis
Keadaan emosi : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Bahagia
Pandangan suami terhadap kehamilan : Bahagia
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
O. Rencana persiapan persalinan
Tempat akan bersalin : Puskesmas Pembantu Batu 5
Penolong persalinan : Bidan
Transportasi : Mobil
Nama calon pendonor : Keluarga
Pendamping persalinan : Suami
Penjaga anak dirumah : Ibu sendiri
P. Pemenuhan kebutuhan rutin
1) Nutrisi
a) Makanan
Jenis makanan : Nasi, Lauk pauk
Frekuensi : 3 kali sehari
Masalah : Tidak ada
b) Minuman
Jenis minuman : air putih, susu ibu hamil
Frekuensi : 6 gelas / hari
Masalah : Tidak ada
2) Pola Eliminasi
a) BAK
Frekuensi : 3- 4 x sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
b) BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Warna : kuning lunak
Masalah : Tidak ada
3) Pola istirahat
Tidur siang : + 2 jam
Masalah : tidak ada
Tidur malam : +8 jam
Masalah : Tidak ada
4) Pola Aktivitas
Senam hamil : Ada
Jalan Pagi : Ada
Keluhan : Tidak ada
Aktivitas seksual : Tidak ada
5) Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Gosok gigi : 3 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 3 kali sehari
6) Penggunaan obat – obatan, rokok, alkohol
Obat – obatan : Tidak ada
Rokok : Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
Q. Riwayat laboratorium
Hb : 12,4 g/dL
R. Riwayat Tranfusi darah : Tidak ada
S. Riwayat Test HIV/AIDS : Non Reaktif (NR)

II. Data Objektif


A. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmetis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Suhu : 36,4 0C
Pernapasan : 20 kali/ menit
BB sebelum hamil : 56 Kg
BB sesudah hamil : 68 Kg
TB : 149 cm
LILA : 28 cm
B. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok, tidak berketombe
Kebersihan : Bersih
2. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
3. Muka
Oedema : Tidak ada
Cloasmagravidarum: Tidak ada
Pucat : Tidak pucat
4. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Sinusitis : Tidak ada
5. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Caries : Tidak ada
6. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
7. Leher
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Kelenjar tyrodi : Tidak ada
8. Payudara
Pembesaran mamae : Ada
Areola : Kehitaman
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
9. Abdomen
a) Inspeksi
Bekas Luka : Tidak ada
Striaegravidarum : Tidak ada
Linea Nigra : Ada
b) Palpasi
Leopold I : 2 jari dibawah px
Leopold II : Bagian perut kiri ibu teraba keras memapan
yaitu punggung janin, bagian perut kanan ibu teraba seperti tonjolan kecil
yaitu ekstremitas janin
Leopold III : Bagian terendah janin, teraba bulat, keras,
melenting yaitu kepala janin dan kepala tidak dapat digoyangkan
Leopold IV : Konvergen
TFU : 33 cm
TBJ : 3.255 gram
c) Auskultasi
DJJ : Ada
Irama : Teratur
Frekuensi : 145 kali / menit
Punctum max : Perut bawah sebelah kiri
10. Genetalia
Varises : Tidak dilakukan
Haemoroid : Tidak dilakukan
Pengeluaran : Tidak dilakukan
Kelainan : Tidak dilakukan
11. Eskstremitas
Oedema : Tidak oedema
Kaku sendi : Tidak ada
Reflek patella : (+/+)
Kelainan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
12. Ukuran panggul
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan
13. Pemeriksaan penunjang
Hb : 12,4 g/dL
Glukosa urine : Non Reaktif
Protein urine : Negatif
HIV/ AIDS : Non Reaktif
III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S umur 32 tahun G3P2A0H2 usia kehamilan 35 Minggu
Dengan keadaan ibu baik dan keadaan janin normal
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan : Penkes Pola Nutrisi, Tablet Fe dan Kalsium
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
IV. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin baik.
Tekanan darah ibu 110/70 mmHg, suhu 36,4 0C, dan BB 68 kg (Ibu
mengerti)
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu usia kehamilan (UK) 35 minggu,
DJJ 145 kali/ menit, Taksiran berat janin (TBJ) : 3.255 gram (Ibu
mengerti)
3. Memberitahu ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang seperti
bayam, brokoli, buah buahan, daging, telur, kacang kacangan, ubi, susu,
dan air putih yang cukup ( Ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya Trimester III yaitu perdarahan
pervagina, air ketuban keluar sebelum waktunya, demam tinggi, bengkak
kaki, tangan, wajah, sakit kepala disertai kejang, janin yang dirasakan
kurang aktif dari sebelumnya. Jika ibu mengalami keluhan dan tanda
bahaya tersebut ibu segera dibawa ke tenaga kesehatan. (Ibu mengerti)
5. Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III yaitu
peningkatan frekuensi berkemih (BAK), sakit punggung bagian atas dan
bawah, oedema, kram kaki, konstipasi, kesemutan dan insomnia. Bila
ibu mengalami keluhan tersebut, ibu bisa berjalan pagi atau melakukan
senam hamil. (Ibu mengerti)
6. Memberitahu ibu tentang tanda - tanda persalinan yaitu perut mules
semakin sering, timbul nya semakin teratur dan semakin lama, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari
jalan lahir. (Ibu mengerti)
7. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu pakaian ganti yang
nyaman, perlengkapan mandi ibu bila diperlukan, pembalut/ pampers,
perlengkapan pakaian bayi, topi bayi, kain ganti ibu, dan makanan. (Ibu
mengerti)

8. Memberikan ibu terapi obat Fe 30 tablet dengan dosis 1x1 diminum pada
malam hari, kalsium 30 tablet 1x1 diminum pada pagi hari (Ibu mengerti
dan bersedia melakukannya).
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi dan
datang jika ibu mengalami keluhan. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
kunjungan ulang).
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA NY. S G3P2A0H2
UMUR 32 TAHUN DENGAN USIA KEHAMILAN 37 – 38 MINGGU DI
PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5 TANJUNGPINANG 2023.

Nama pengkaji : Nini Sania Tanggal : 19 Mei 2023

NIM : PO72242201966 Pukul : 10.30 WIB

I. Subjektif
A. Alasan Kunjungan : ibu mengatakan ingin memeriksa
kehamilannya
B. Keluhan Utama : kram perut bagian bawah
C. Riwayat kehamilan sekarang
a. Kehamilan
1. Trimester I
Periksa : Melayu kota piring
Keluhan : pusing
Asuhan : Penkes Trimester I
Obat – obatan : Asam folat, B6
2. Trimester II
Periksa : Melayu kota piring
Keluhan : Tidak ada
Asuhan : Penkes Trimester II
Obat – obatan : Fe, B6, Kalsium
3. Trimester III
Periksa : Puskesmas pembantu batu 5
Keluhan : Kram perut bagian bawah
Asuhan : Penkes Kram perut
Obat – obatan : Masih ada
b. Pergerakan janin pertama kali dirasakan : 20 minggu
c. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam : 10 kali
d. Keluhan yang dirasakan saat ini
Rasa 5L (letih, lemah, lesu, lemes, lunglai) : Tidak ada
Mual muntah yang lama : Tidak ada
Nyeri perut : Ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala berat terus terusan : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervagina : Tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Obat – obatan yang digunakan : Tidak ada
e. Pemeriksaan laboratorium
Hb : Tidak dilakukan
HIV/AIDS : Tidak dilakukan
HbsAg : Tidak dilakukan
Syphilis : Tidak dilakukan
D. Imunisasi
TT 1 : Ada (bayi)
TT 2 : Ada (SD)
TT 3 : Ada (SD)
TT 4 : Ada (Catin)
TT 5 : Ada (Hamil)
E. Kebiasaan sehari – hari
Obat / jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
F. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan saat ini
Tidak ada
G. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
H. Riwayat operasi yang tidak dan berhubungan dengan kandungan
Tidak ada
I. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : Pertama
Status perkawinan : Sah
Setelah perkawinan berapa lama hamil : < 3 bulan
Umur waktu kawin : 21 tahun
J. Riwayat KB
Jenis KB yang di inginkan : Suntik
Jenis KB yang pernah digunakan : Suntik
Kapan berhenti menjadi akseptor :-
Alasan berhenti menjadi akseptor : Ingin memiliki anak
Keluhan : Tidak ada
K. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
1. Makanan
Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, buah – buahan
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Porsi : 2 piring
Masalah : Tidak ada
2. Minuman
Jenis : Air putih, susu
Frekuensi : 6 gelas
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK
Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Warna : Kuning lunak
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : + 2 jam
Masalah : Tidak ada
Tidur malam : + 8 jam
Masalah : Tidak ada
d. Aktivitas
Seksual : Tidak pernah dilakukan
Pekerjaan : IRT
Masalah : Tidak ada
e. Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Keramas : 3 kali seminggu
Sikat gigi : 3 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 2 – 3 kali
L. Psikososial
Keadaan emosional : Stabil
Pengambilan keputusan keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang di inginkan : Laki – laki
M. Perencanaan persiapan persalinan
Tempat akan bersalin : Puskesmas pembantu batu 5
Penolong persalinan : Bidan
Transportasi : Mobil
Nama calon pendonor darah : Belum Tau
Pendamping persalinan : Suami

II. Objektif
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Suhu : 36,40C
Pernapasan : 20 kali/ menit
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 68 kg
TB : 149 cm
LILA : 32 cm
B. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok, tidak berketombe
Muka : Tidak oedema
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak stomatitis, tidak pucat
Telinga : Tidak ada pengeluaran

b. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran

c. Dada
1. Payudara
Pembesaran Mamae : Ada
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung
Bunyi : Normal
3. Paru – paru
Bunyi : Normal

d. Abdomen
1. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
Striae : Tidak ada
Linea nigra : Ada
2. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px bagian teratas Janin
teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang,


memapan yaitu punggung janin. Dan dibagian kanan perut ibu
teraba seperti tonjolan – tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin.

Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bulat, keras,


melenting yaitu kepala janin dan kepala tidak bisa digoyangkan

Leopold IV : Divergen
TFU (Mc. Donald) : 33 cm
TBJ : (33 – 11) x 155 = 3.410 gram
3. Auskultasi
DJJ : Ada (141x/ menit)
Irama : Teratur

e. Genetalia luar
Perineum : Tidak dilakukan
Oedema : Tidak dilakukan
Pengeluaran : Tidak dilakukan
Varises : Tidak dilakukan
f. Ekstremitas
1. Atas
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Sianosis ujung jari : Tidak ada

2. Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Reflek patella : Tidak ada
a. Pemeriksaan panggul
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S umur 32 tahun G3P2A0H2 UK 37 – 38 minggu
dengan keadaan ibu baik dan keadaan janin normal.
Masalah : Kram perut bagian bawah
Kebutuhan : Penkes pola istirahat dan aktivitas
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
IV. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin baik.
Tekanan darah ibu 100/70 mmHg, suhu 36,4 0C dan BB 68 kg (Ibu
mengerti)
2. Memberitahu ibu kram perut bagian bawah yang ibu rasakan adalah hal
yang wajar terjadi pada kehamilan Trimester III, karena nyeri ini akibat
rahim yang membesar sehigga mengakibatkan adanya tekanan pada
kandung kemih dan menyebabkan terasa nyeri. Cara mengatasinya
berbaring atau duduk sementara atau mengubah posisi, rileks atau
melakukan latihan relaksasi, banyak mengkonsumsi air putih. (Ibu
mengerti)
3. Memberitahu ibu pola istirahat yang cukup yaitu pada siang hari ibu
sebaiknya tidur 1-2 jam sehari, dan pada malam hari sebaikanya ibu tidur
7 – 8 jam sehari (Ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang seperti
nasi, lauk pauk, daging, telur, buah – buahan, ubi, kacang – kacangan,
susu, air putih. (Ibu mengerti)
5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan Trimester III yaitu
perdarahan pervagina, air ketuban keluar sebelum waktunya, demam
tinggi, bengkak di kaki, tangan, wajah, sakit kepala disertai kejang, janin
yang bergerak kurang aktif dari sebelumnya. Jika ibu mengalami tanda –
tanda tersebut ibu segera dibawa ke tenaga kesehatan. (Ibu mengerti)
6. Memberitahu ibu tentang ketidaknyaman kehamilan Trimester III yaitu
peningkatan frekuensi berkemih (BAK), sakit punggung bagian atas dan
bawah, nyeri perut atau kram perut dibagian bawah, oedema, kram kaki,
konstipasi, kesemutan, dan insomnia. Bila ibu mengalami keluhan
tersebut, ibu bisa berjalan pagi atau melakukan senam hamil. (Ibu
mengerti)
7. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu perut mules
semakin sering dan teratur, timbulnya semakin sering dan keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan
lahir. (Ibu mengerti)
8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu pakaian ganti yang
nyaman, perlengkapan mandi ibu bila diperlukan, pembalut/ pampers,
perlengkapan pakaian bayi, topi bayi, kain ganti ibu, dan makanan. (Ibu
mengerti)
9. Memberitahu kepada ibu untuk melanjutkan minum obat tablet tambah
darah dan kalsium jika masih ada dan minum sesuai dengan aturan yang
telah dianjurkan. (Ibu mengerti)
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 2 minggu lagi atau bila
ibu mengalami keluhan. (Ibu mengerti)
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE (INC) PADA NY. S USIA 32
TAHUN G3P2A0H2 DENGAN USIA KEHAMILAN 40 – 41 MINGGU

DI PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5 TANJUNG

PINANG TAHUN 2023.

Nama Pengkaji : Nini Sania Tanggal : 12 juni 2023

Nim : PO72242201966 pukul :13. 05 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
1. keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya mules – mules sejak pukul 06.00 Wib
2. Pemenuhan kebutuhan rutin
a. Pola nutrisi
Makanan
Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayuran, buah – buahan
Frekuensi : 2 – 3 kali sehari
Masalah : Tidak ada

Minuman
Jenis Minuman : Air putih, susu
Frekuensi : 6 gelas sehari
Masalah : Tidak ada

b. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Warna : Kuning lunak
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5 – 6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang : + 2 jam
Tidur malam : + 8 jam
Masalah : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/ 70 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit
Suhu :36,50C
RR : 20 kali/ menit
TB : 149 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 68 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak ketombe, tidak rontok
Muka : Tidak pucat dan Tidak Oedema
Mata : sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada polip
Mulut : Tidak stomatitis, tidak pucat.
Telinga : Tidak ada pengeluaran
b. Leher
Kelenjar Tyroid: Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
c. Dada
a) Payudara
Pembesaran mamae : Ada
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
b) Jantung
Bunyi : Normal
c) Paru – paru
Bunyi : Normal
d. Abdomen
a. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Striaegravidarum : Tidak ada
Linea : Nigra
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px bagian teratas janin teraba
bulat, lunak tidak melenting, yaitu bokong janin

Leopold II : Bagian perut kiri ibu teraba keras, panjang, memapan,


yaitu punggung janin. Dan disebelah perut kanan ibu teraba seperti
tonjolan – tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin.

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting


yaitu kepala janin.

Leopold IV : Divergen
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
His : 2 x 10’x35 “
c. Auskultasi
DJJ : 145 x/ menit
Irama : Teratur
d. Genetalia
1. Pemeriksaan dalam
Pukul : 08.10 WIB
Pengeluaran : (-)
Portio : Lunak
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Teraba
Posisi : Kepala
Molase : Tidak ada
Penurunan : Hodge II
2. Ekstremitas
Atas
Oedema : Tidak Oedema
Kaku sendi : Tidak ada
Sianosis ujung jari : Tidak ada
Bawah
Oedema : Tidak Oedema
Varises : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S G3P2A0H2 Usia kehamilan 40 -41 minggu
inpartu kala 1 fase aktif
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Asuhan Kala 1
Diagnosa potensial : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan
janin baik, TD 110/70 mmHg, Nadi 88 x/ menit, DJJ 145 x/ menit, pembukaan 4 cm
dan ibu dalam masa persalinan ( Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang
dijelaskan)
2. Memberitahu ibu tentang rasa mules dan sakit perut menjalar hingga
kepinggang adalah hal yang wajar karena itu merupakan tanda – tanda persalinan.
(Ibu mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan)
3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar selalu semangat dalam
menghadapi persalinan nanti. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak perlu cemas untuk
menghadapi persalinan semuanya akan berjalan dengan lancar. (Terlaksana)
4. Memberitahu kepada keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan,
memberi dukungan atau membantu mengusap dan memijat pinggang ibu saat sakit
atau saat kontraksi kuat agar rasa sakit berkurang dan ibu merasa nyaman.
(Terlaksana)
5. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yang benar dengan cara menarik
nafas dalam dalam secara perlahan melalui hidung dan mengeluarkan pelan pelan
melewati mulut. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya ).
6. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik yaitu jika ada kontraksi ibu boleh
mengedan dan menarik nafas dalam – dalam dengan posisi dagu ibu menempel
didada, kepala menghadap perut, dan mengajarkan ibu untuk istirahat bila tidak ada
kontraksi. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
7. Mempersiapkan partus set, heacting set, infus set, obat – obatan serta
perlengkapan penolong persalinan, pakaian ibu dan pakaian bayi. (Terlaksana).
8. Membantu mempersiapkan perlengkapan persalinan seperti bedong bayi, kain
panjang, baju bayi, baju ibu, popok bayi, sarung tangan dan sarung kaki bayi, topi
bayi, pampers ibu dan underpath (Terlaksana).

LEMBAR OBSERVASI KALA 1 FASE AKTIF


TANGGAL OBSERVASI KETERANGAN

JAM

TD NADI RR S HIS DJJ


12-06-2023 110/70 88x/ menit 20x/ menit 36,50C 2x10’x35” 145x/ Pasien datang dengan
mmHg menit keluhan mules – mules sejak
jam 08.10 Wib
jam 06.00 Wib Bloodsly (-)

HPHT : 29 – 08 – 2022

TP : 05 – 06 – 2023

G3P2A0H2 UK 40-41
minggu

Vt O = 4 cm ket (+) portio


lunak, kepala H II

jam 12.10 wib 95/65 82x/ menit 20x/ menit 36,5 0C 3x10’x45” 142x/ Vt O 9 cm, ket (+) bloodsly
mmHg menit (+) kepala HII

jam 13. 00 Ibu merasa ingin BAB

wib Vt O lengkap , ket pecah


spontan keruh ibu dipimpin
meneran

13.05 wib Bayi lahir spontan, segera


menangis, hisap lendir
hidung dan mulut, potong
tali pusat dan di lakukan
IMD. Ibu diberikan injeksi
oksitosin 1 amp IM

13.15 wib Plasenta lahir spontan


lengkap, masase uterus,
kontraksi baik, tidak ada
laserasi jalan lahir

Ibu dibersihkan dan


dirapikan.

Terapi/ oral : Amox 500,


asmef, Sf, Vit A

SOAP PERKEMBANGAN KALA II

Tanggal : 12 juni 2023/ 13.05 Wib


A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat dan ada rasa ingin meneran
B. OBJEKTIF
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 95/65 mmHg
N : 82x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,5 0C
DJJ : 142x/ menit
HIS : 3x10’x45”
Perineum : Menonjol
Anus : Ada tekanan anus
Vulva : Membuka
Vt pukul : 12. 10 wib
Indikasi : Muncul nya lendir darah yang banyak
Presentasi : UUK
Portio : Tipis
Molase : Tidak ada
Pembukaan : Lengkap
Ketuban : Keruh
Posisi : Kepala
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S usia kehamilan 40 – 41 minggu inpartu kala II
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Asuhan kala II persalinan
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik,
pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, membantu ibu mengatur i
posisi yang nyaman sesuai keinginannya, ibu dibolehkan mengejan dan
tidak lama lagi bayi ibu akan melahirkan. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
2. Melihat adanya tanda persalinan kala II yaitu tekanan anus, vulva membuka,
dorongan meneran, dan perineum menonjol (Tanda dan gejala kala II sudah
terlihat dan ibu ingin meneran)
3. Memberitahu ibu jika ada kontraksi ibu boleh mengedan sambil menarik
nafas dalam dalam dengan posisi dagu menempel didada, kepala menghadap
ke perut ibu, dan mengajarkan kepada ibu jika tidak ada his ibu boleh
istirahat. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
4. Mendekatkan alat pertolongan persalinan dan menyalakan lampu sorot serta
menggunakan handscoon (Terlaksana)
5. Memimpin persalinan
a. Letakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu dan kain
bersih 1/3 dibawah bokong ibu saat kepala bayi telah membuka 5 – 6 cm
(Terlaksana).
b. Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan alat
partus set, pakai sarung tangan DTT/ steril pada kedua tangan.
(Terlaksana)
c. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm vulva membuka
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala
(Terlaksana)
d. Setelah kepala bayi lahir, tahan bagian bawah kepala dengan tangan
kanan mengusap muka bayi menggunakan kain bersih dan tunggu kepala
melakukan putaran paksi luar. Kemudian tangan kanan memeriksa lilitan
tali pusat (Tidak ada lilitan tali pusat) dan lakukan pegangan biparietal
untuk melahirkan bahu depan dan belakang. Lakukan sanggah susur
seluruh badana, jepit kaki dengan kedua jari tangan. (Terlaksana)
e. Bayi lahir spontan, langsung menangis pukul 13.05 wib (Terlaksana)
6. Melakukan penilaian sepintas, bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna
kulit kemerahan. (Terlaksana)
7. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya.kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan kain yang kering. Membiarkan bayi diatas perut (Terlaksana)
8. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua
dalam uterus (Terlaksana)
SOAP PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal/ pukul : 13.15 wib

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan ibu mengatakan
perutnya terasa mules

B. OBJEKTIF
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
R : 20x/ menit
S : 36,50C
TFU : Sepusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
Perdarahan kala II : 150 cc
Tanda – tanda pelepasan plasenta.
Uterus : Uterus berglobuler
Tali pusat : Memanjang
Semburan darah : Ada

C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Parturient kala III
Masalah : Ibu merasa mules
Kebutuhan : Manajemen Aktif kala III
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, bayinya sudah lahir
dan rasa mules yang ibu alami wajar karena uterus berkontraksi dan ari
arinya akan segera lahir (Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang telah
disampaikan)
2. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem pertama kira
kira 2 – 3 cm dari pusat bayi gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah distal (Ibu) dan jepit
kembali tali pusat dengan klem kedua kira – kira 2 cm dari klem pertama.
(Terlaksana)
3. Pindahkan klem tali pusat dengan jarak 5 – 10 cm dari vulva. Melakukan tali
pusat terkendali sejajar lantai dengan tangan kanan dan tangan kiri
melakukan dorsokranial lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan,
pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Kemudian mengikat tali
pusat dengan benang benang DIT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut lepaskan klem dan masukan kedalam
wadah yang telah disediakan. (Terlaksana)
4. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan plasenta. Plasenta lahir pukul 13. 15 wib. Dan meletakan diwadah
plsenta. (Terlaksana)
5. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ari – ari nya sudah lahir.
(Ibu mengerti)
6. Melakukan masase uterus sebanyak 15 kali selama 15 detik. Dan kontraksi
ibu baik (Terlaksana)
7. Melakukan pemeriksaan plasenta. Kotiledon lengkap, selaput ketuban uturh,
tali pusat + 50 cm, insersi central, kedalaman + 3 cm, beratnya + 500 gram.
Membungkus plasenta kedalam plastik. (Terlaksana)
8. Mengecek kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum ibu.
(Perdarahan dalam batas normal, dan tidak terdapat laserasi jalan lahir
(Terlaksana)
SOAP PERKEMBANGAN KALA IV
Tanggal/ pukul : 12 juni 2023/ 13.20 Wib

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan juga merasa lelah

B. OBJEKTIF
KU : Baik
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/ menit
R : 20x/ menit
S : 36,5 0C
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
Perdarahan kala IV : Dalam batas normal 80 cc
Laserasi : Tidak ada

C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Parturient Kala IV normal
Masalah : Ibu merasa lelah
Kebutuhan : Penkes istirahat
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, tidak terdapat
robekan laserasi jalan lahir (Terlaksana)
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan perdarahan pervaginam
dalam batas normal (Terlaksana)
3. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan selama 10 menit. Cuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan (Terlaksana)
4. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus untuk menilai
kontraksi (Terlaksana)
5. Membersihkan ibu dengan air DTT dan tempat bersalin dengan air klorin
0,5 % kemudian bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakaikan pampers
dan kain sarung yang baru serta mengganti baju ibu (Terlaksana)
6. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan ibu
minum dan makan yang diinginkan (Terlaksana)
7. Melakukan pemantauan kala IV dengan memeriksa tekanan darah, nadi,
suhu, TFU, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam kedua persalinan. Periksa suhu
tubuh ibu setiap 1 jam ( Terlampir dalam partograf)
8. Melakukan perawatan bayi baru lahir. Hasil nya yaitu jenis kelamin
perempuan, BB :3600 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm, LD : 36 cm
(Terlaksana)
9. Memberitahu ibu bahwa bayi akan disuntik vitamin K untuk mencegah
terjadinya perdarahan di otak bayi. Kemudian menyuntikan vit K 0,1 mg
cc secara IM pada paha kiri bayi. (Terlaksana)
10. Membuang sampah pada tempatnya. Merendam peralatan bekas kedalam
larutan air klorin 0,5 % selama 10 menit. Buka handscoon secara terbalik
dan rendam kedalam larutan klorin. Cuci, bilas, keringkan, lalu sterilkan
alat bekas pakai. (Terlaksana)
11. Melengkapi dokumentasi SOAP dan partograf (Terlaksana)
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE (PNC) PADA NY. S
USIA 32 TAHUN P3A0 DENGAN POSTPARTUM 3 HARI

TANJUNG PINANG TAHUN 2023

Nama pengkaji : Nini Sania Hari/ tanggal :14 juni 2023

NIM : PO72242201966 pukul : 10.30 wib

A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal/ pukul bersalin : 12 juni 2023/ 13.05 wib
Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 80 cc
3. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
Makan : 3x/ hari
Minum : 5 – 6 x/ hari
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur, buahan, air putih
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK : 3 – 4x/ hari
BAB : 2x/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Ganti pakaian dalam : 3x/hari
d. Istirahat
Tidur malam : 5- 6 jam
Tidur siang : 1-2 jam
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 119/ 70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20x/ menit
Kontraksi : Baik
Lochea : Rubra
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedema
Pucat/ tidak : Tidak pucat
c. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak ikterik
d. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Bentuk : Simetris
Gigi berlubang : Tidak ada
Carries : Tidak ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak polip
f. Telinga
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
g. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran Vena Jugularis
h. Dada
1. Payudara
Pembesaran : Simetris
Areola mamae : Hitam
Kebersihan : Bersih
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung : Bunyi lup dup
3. Dada : Tidak ada weizing
i. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Massa : Tidak ada
Kontraksi : Baik
j. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Usia 32 tahun postpartum hari kedua
dengan masa nifas normal
Masalah : Ibu mengatakan nyeri perut
Kebutuhan : Penkes Pola Nutrisi dan cara mengatasi nyeri perut
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

D. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik
dan memberitahu nyeri pada perut ibu adalah hal yang normal karena
disebabkan rahim, kulit, otot dan perut mengalami peregangan selama 9
bulan dan setelah melahirkan rahim akan berkontraksi agar bisa kembali ke
bentuk semula. (Ibu mengerti)
2. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya masa nifas yaitu, perdarahan
berlebihan, infeksi, lochea berbau, nyeri pada perut dan pelvis, pusing dan
lemes berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, demam,
payudara merah, panas, dan terasa sakit, kehilangan nafsu makan dalam
waktu lama, dan rasa sakit, merah, lunak dan bengkak pada wajah dan
ekstremitas. Memberitahu ibu untuk segera ke pelayanan kesehatan jika
mengalami tanda tersebut (Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya masa
nifas dan bersedia kepelayanan kesehatan jika mengalami tanda tersebut.)

3. Menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih + 2L perhari untuk


mempercepat supaya proses pemulihan. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)

4. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi yang sehat dan gizi seimbang. Dan
harus mengkonsumsi lebih banyak makanan untuk proses penyembuhan
setelah melahirkan dan untuk produksi ASI (Ibu mengerti)

5. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak ada pantangan dalam makanan apapun
kecuali ibu alergi terhadap makanan tersebut. Dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi serta perbanyak makan yang mengandung banyak protein
seperti ikan, telur, daging, tahu, tempe, sayuran hijau, buahan, serta
perbanyak minum air putih < 8 gelas/ hari. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)

6. Memastikan ibu memberi ASI ekslusif dengan baik tanpa tambahan


makanan atau formula (Ibu memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi)

7. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 7 – 8 jam pada waktu
malam dan 1 – 2 jam pada siang hari (Ibu mengerti)

8. Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu akan dilakukan kunjungan ulang


kerumah hari ke – 7 nifas pada tanggal 18 juni 2023 (Ibu Mengerti dan
bersedia)
II. Kunjungan Kedua Postnatal Care

Tanggal : 18 juni 2023 pukul : 14. 31 wib

A. Data Subjektif
1. Keluhan utama : ibu mengatakan sedikit nyeri pada abdomen
dan puting susu sebelah kanan lecet
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal/ pukul bersalin : 12 juni 2023/ 13. 05 Wib
Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III :150 cc
Kala IV : 80 cc
Komplikasi : Tidak ada
Ketuban : Keruh
1. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
Makan : 3 kali/ hari
Minum : 6 kali/ hari
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur, buahan, air putih
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/ hari
BAB : 2 kali/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Ganti pakaian dalam : 2 – 3 kali/ hari
Keramas : 3 kali seminggu
Mandi : 2 kali/ hari
Gosok gigi : 2 kali/ hari
d. Istirahat
Tidur malam : 6 – 7 jam
Tidur siang : 1 -2 jam
2. Riwayat psikologis
Keadaan emosional : Baik
Pandangan ibu terhadap kelahiran : Ibu merasa senang
Pandangan suami : Merasa senang
Pandangan keluarga : Merasa senang dengan kelahiran
bayi ibu, keluarga selalu menemani dan menjaga bayi ibu
3. Riwayat kontrasepsi
Metode KB yang pernah digunakan : Suntik
Masalah : Tidak ada

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 100/ 80 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36, 60C
Pernapasan : 20x/ menit
Kontraksi : Baik
Lochea : Sanguinolenta
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedema
Pucat/ tidak : Tidak pucat
c. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak kuning
d. Mulut
Stomatitis : Tidak stomatitis
Bentuk : Simetris
e. Hidung
Polip : Tidak polip
Bentuk : Simetris
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
g. Leher
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
h. Dada
1. Payudara
Pembesaran : Ada
Areola mamae : Hitam
Kebersihan : Bersih
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung : Bunyi nya Lup dup
3. Paru – paru : Tidak ada weizing
i. Abdomen
TFU : Pertengahan pusat simpysis
Kandung kemih : Kosong
Kontraksi : Baik
j. Ekstremitas
Oedema : Tidak oedema
Varises : Tidak Varises
k. Genetalia
Lochea : Sanguinolenta
Perineum : Tidak ada robekan
Haemoroid : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Usia 32 tahun postpartum 7 hari normal
Masalah : Nyeri perut dan puting susu lecet
Kebutuhan : Penkes mengatasi nyeri pada perut dan puting susu
lecet
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

D. PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik dan hasil TD 100/ 80 mmHg,
Nadi 80x/ menit, RR 20x/ menit, dan suhu 36,6 0C, TFU : pertengahan pusat
simpysis, kotraksi baik. Keadaan ibu normal (Ibu mengerti)
2. Memberitahu ibu bahwa tidak ada pantangan dalam makanan apapun
kecuali ibu alergi terhadap makanan, dan konsumsi makanan yang bergizi
serta perbanyak makan – makanan yang mengandung banyak protein seperti
ikan, telur, daging, tahu, tempe, sayuran hijau, buahan. Serta perbanyak
minum air putih minimal 8 gelas/ hari. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali pada ibu tentang pola istirahat yakni minimal 7 – 8
jam pada malam hari dan 1 – 2 jam pada siang hari atau ketika bayi sedang
tidur di usahakan ibu pun untuk tidur agar mencegah kelelahan maupun
stress (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
4. Memberitahu ibu mengenai nyeri perut yang ibu alami yaitu merupakan hal
yang normal, hal ini disebabkan karena rahim, kulit, otot dan perut
mengalami peregangan selama 9 bulan dan setelah melahirkan rahim akan
berkontraksi agar bisa kembali pada bentuk semula. (Ibu mengerti)
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu posisikan bayi dalam
posisi lurus, bayi menghadap ke payudara dengan hidung menempel di
puting ibu. Oleskan ASI dari puting susu hingga ke areola sebelum dan
sesudah menyusui agar puting susu ibu tidak lecet. Pegang payudara
membentuk huruf C kemudian letakan puting di pipi bayi, ketika mulut bayi
terbuka masukan puting hingga ke areola ke mulut bayi. Perhatikan ketika
bayi menyusui. Cara melepaskan puting yaitu dengan cara menarik dagu
bayi atau memasukan jari kelingking ke mulut bayi. Setelah selesai
menyusui, sendawakan bayi dengan cara letakan bayi regak lurus pada bahu
kemudian tepuk punggung bayi secara halus atau menyendawakan bayi
dengan cara di letakkan secara tengkurap dalam pangkuan ibu dan tepuk
halus pada punggung bayi sampai sendawa. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
6. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara yaitu melakukan pijatan
oksitosin dengan menstimuler puting susu dengan pelan. Memutar puting
susu secara perlahan dengan jari, mengurut atau mengusap ringan payudara
dengan menggunakan jari. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
7. Mengajarkan kepada ibu tentang personal hygiene yaitu menganjurkan
kebersihan seluruh tubuh terutama daerah perineum, ajarkan ibu bagaimana
cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih. Pastikan
bahwa ibu mengerti untuk memberikan daerah sekitar vulva.
8. Menginformasikan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke
puskesmas. (Ibu mengerti)
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NY. S USIA 3 HARI

BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5

TANJUNG PINANG TAHUN 2023.

Nama Pengkaji : Nini Sania Hari/ Pukul :14 juni 2023

NIM : PO72242201966 Pukul : 10.30 wib

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata

Nama Bayi : By Ny. S

Umur : 3 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal / pukul : 12 juni 2023/ 13. 05 Wib

Nama ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A

Umur : 32 tahun Umur : 39 Tahun

Suku/ bangsa : Batak/ Indonesia Suku/bangsa : Palembang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Kota piring Km 8 perum. Malam dewa

2. Riwayat kehamilan

Usia kehamilan : 40 – 41 minggu

Keadaan kesehatan ibu : Baik

Berapa kali periksa selama hamil : 6 kali

Tempat periksa : Puskesmas


Penyakit yang menyertai kehamilan : Tidak ada

Komplikasi ibu dan janin : Tidak ada

3. Riwayat persalinan
A. Persalinan
Tanggal / pukul : 12 juni 2023/13.05 Wib
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Komplikasi : Tidak ada
B. Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 80 cc
C. Plasenta, selaput ketuban, tali pusat
Plasenta : Lahir spontan
Selaput ketuban : Spontan
Insersi : Central
Tali pusat : + 50 cm
D. Riwayat kesehatan
Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Pernapasan : 46x/ menit
Nadi : 141x/ menit
Suhu : 37, 3 0C
Antropometri
Berat badan : 3.300 gram lingkar kepala : 34 cm
Panjang : 50 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar perut : 34 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK : Datar, Tidak ada kelainan
UUB : Datar, Tidak ada kelainan
Bentuk : Bulat, simetris
Molase : Tidak ada
Caput Succadenum : Tidak ada
Cepal Hematoma : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
c. Mata
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Merah muda
Tanda Infeksi : Tidak ada
Bentuk : Simetris
d. Mulut
Bentuk : Simetris
Labioskizis : Tidak ada
Labiopalatoskizis : Tidak ada
Refleks sucking : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks swallowing : Ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada kiri/ kanan
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Daun telinga : Ada
Lekuk telinga : Ada
g. Leher
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan kelenjar
h. Dada
Bentuk : Simetris
Puting susu : Ada
Retraksi : Ada
Bunyi jantung : Teratur, terdengar lup dup
Bunyi nafas : Bersih, Tidak ada rochi dan weizing
i. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Ada 10 jari
Refleks grap : Ada
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Normal
Benjolan : Tidak ada
k. Genitalia
Terdapat lubang vagina, labia mayora dan labia minora
l. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : lengkap
m. Anus
Pengeluaran : Mekonium
Bentuk : Berlubang
n. Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan
o. Kulit
Warna : Kemerahan
Vernikaseosa : Ada
Lanugo : Ada
Pembengkakan : Tidak ada
Bercak hitam : Tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : By. Ny. S umur 3 hari dengan keadaan normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi
ibu dalam keadaan normal, Nadi 141x/ menit, pernapasan 46x/ menit. (Ibu
dan keluarga mengerti dan senang mendengar hasil pemeriksaan pada bayi)
2. Memberitahu kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan
cara memakaikan selimut dan topi. (Ibu mengerti dan bersedia)
3. Menginformasikan kepada ibu tanda – tanda bahaya bayi baru lahir yang
harus di waspadai yaitu, bayi demam suhu 38 0C, atau bayi dingin suhu <
36,50C, bayi tidak dapat menyusui, bayi muntah selesai menyusui, tali pusat
merah dan bernanah. Menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke
tenaga kesehatan terdekat apabila mengalami tanda – tanda seperti diatas (ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
4. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan tanpa
makanan apapun, susuilah sesering mungkin atau semaunya bayi minimal 8x
sehari pada kedua payudara ibu karena ASI mempunyai banyak manfaat
seperti mempercepat proses pemulihan organ kewanitaan , sebagai
kontrasepsi alami, mencukupi kebutuhan gizi bayi dan ibu (Ibu mengerti)
5. Memberitahu kepada ibu tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar
kepada ibu yaitu tali pusat hanya perlu di lap kering jika sudah bayi
dimandikan dan setelah itu tali pusat di bungkus dengan kassa, tidak
memberikan bedak ataupun minyak angin atau lainnya pada tali pusat bayi.
Karena bisa menyebabkan tali pusat bayi iritasi dan memperlambat proses
pelepasan tali pusat. (Ibu mengerti)
6. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang hari
ke 7 pada tanggal 18 juni 2023. (Ibu mengerti)
II. Kunjungan Kedua Bayi Baru lahir

Tanggal : 18 juni 2023 Pukul : 14. 25 wib

A. DATA SUBJEKTIF
ibu mengatakan keadaan bayi baik, tidak ada keluhan
1. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
ASI : 7 – 8 x/ hari
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB : 6 kali/ hari
Warna : Kuning Jernih
Masalah : Tidak ada
BAK : 2 – 3 kali/ hari
Warna : Kekuningan
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Mandi : 1 kali sehari
Masalah : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Nadi : 141x/ menit
Suhu : 37,70C
Pernapasan : 41x/ menit
BB : 3.300 gram
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK : Datar, Tidak ada kelainan
UUB : Datar, Tidak ada kelainan
Bentuk : Simetris
Molase : Tidak ada
Caput succadenum : Tidak ada
Cepal Hematoma : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
c. Mata
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Merah muda
Tanda infeksi : Tidak ada
Bentuk : Simetris
d. Mulut
Bentuk : Simetris
Labioskisiz : Tidak ada
Labiopalatoskisiz : Tidak ada
Refleks sucking : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks swallowing : Ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada kiri/ kanan
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Daun telinga : Ada
Lekuk telinga : Ada
g. Leher
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan kelenjar
h. Bahu, lengan, tangan
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
Refleks grap : Ada
i. Dada
Bentuk : Simetris
Puting susu : Ada
Retraksi : Ada
Bunyi jantung : Teratur, terdengar lup dup
Bunyi nafas : Bersih, tidak ada rochi dan weizing
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Normal
Benjolan : Tidak ada
k. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
l. Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan
m. Anus
Pengeluaran : Mekonium
Bentuk : Berlubang
n. Kulit
Warna : Kemerahan
Vernikaseosa : Ada
Lanugo : Ada
Pembengkakan : Tidak ada
Bercak Hitam : Tidak ada
Tanda lahir : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

C. ASSESMENT
Diagnosa : By. Ny. S umur 7 hari dengan keadaan normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan
baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal, yaitu Nadi 141x/ menit, BB
3.300 gram. (Ibu dan keluarga mengerti dan senang mendengar hasil
pemeriksaan)
2. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayimya
dengan cara memakaikan selimut bayi dan topi bayi. (Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya)
3. Memberitahu kembali kepada ibu tentang personal hygiene bayinya yaitu
selalu menjaga kebersihan bayi dengan cara mengganti popok dan pakaian
jika sudah kotor dengan pakaian yang bersih dan kering. (Ibu mengerti)
4. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan tanpa
makanan atau minuman apapun, susuilah sesering mungkin. (Ibu mengerti)
5. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu membersihkan pusat bayi agar
tidak lembab dan basah. Hindari pusat basah dan lembab. (Ibu mengerti)
6. Mengingatkan keluarga agar bayi di timbang setiap bulan dan tanggal 30
juni 2023 harus di imunisasi sesuai jadwal imunisasi di Puskesmas
terdekat. Lanjutkan imunisasi sampai bayi berusia 9 bulan atau sampai
imunisasi bayi lengkap. (Ibu mengerti)
7. Menginformasikan kepada ibu tentang jadwal kunjungan bayi yaitu pada
hari ke-30 setelah melahirkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Kram perut pada ibu hamil

Sub Pokok Bahasan : Kenapa kram perut sering terjadi pada ibu hamil ?

Sasaran : Ibu hamil

Tanggal : 19 Mei 2023

Tempat : Puskesmas Pembantu Batu 5

Penyuluhan : Nini Sania

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kram perut pada ibu hamil di harapkan ibu
dapat mengatasi sedikit rasa ketidaknyamanan kram perut dan mengetahui
bagaimana cara mengatasi pola nutrisi yang baik saat hamil.

B. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai kram perut yang ibu alami saat hamil
diharapkan ibu :

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kram perut saat hamil


2. Menjelaskan penyebab kram perut saat hamil
3. Menjelaskan fisiologis pada ibu hamil
4. Menjelaskan cara mengatasi kram perut pada ibu hamil
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan

No Kegiatan Respon ibu hamil Waktu

1 Pendahuluan : a. Membalas 5 menit

Memberikan salam pembuka salam

dan perkenalan diri b. Mendengarkan


c. Memberikan
a. Menjelaskan tujuan
respon
b. Kontrak waktu
c. Memberikan leaflet

2 Penjelasan : Mendengarkan 10 menit

a. Menjelaskan pengertian dengan penuh

kram perut pada ibu hamil perhatian


b. Penyebab kram perut
pada ibu hamil
c. Cara mengatasi kram
perut pada ibu hamil

3 Penutup : a. Menanyakan hal 5 menit

a. Tanya jawab yang belum jelas

b. Menyimpulkan hasil b. Aktif

penyuluhan menyimpulkan

c. Memberikan salam bersama

penutup c. Membalas salam

G. Evaluasi
Metode evaluasi : Tanya jawab

H. Materi
Kram perut pada ibu hamil
Leaflet Antenatal Care (Kram Perut)
Dokumentasi Kegiatan Asuhan Komprehensif

ANC

INC

PNC
BBL

Anda mungkin juga menyukai