Lta Nini Format
Lta Nini Format
Di Susun Oleh
Disusun Oleh :
NINI SANIA
NIM.PO7224220 1966
Di Susun Oleh
Disusun Oleh :
NINI SANIA
NIM.PO7224220 1966
Oleh :
NINI SANIA
NIM. PO72242201966
Pembimbing Utama
Marella,SST.,MKM (.............................................)
NIP. 199003042022032001
Pembimbing Pendamping
Tanjungpinang, 2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
NINI SANIA
NIM. PO72242201966
Ketua
Marella,SST.,MKM (.............................................)
NIP. 199003042022032001
Penguji I
Rita Ridayani, M.Keb (.............................................)
NIP. 198403232008012005
Penguji II
Ristina Rosauli Harianja,MKM (.............................................)
NIP.-
Tanjungpinang, 2023
ii
SURAT PERNYATAAN
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
NINI SANIA
NIM : PO72242201966
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
iv
KATA PENGANTAR
v
6. Kepala Puskesmas pembantu batu 5 ’’Dwi Wahyu Kartini, SST’’ beserta
pegawai yang telah memberi izin.
7. Ibu Siti Maryam yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Usulan Laporan Tugas Akhr ini. Orang tuaku tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun material, serta kasih sayang
yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Tanjungpinang yang telah memberikan dukungan baik berupa
motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Usulan
Laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut
adil dalam terwujudnya Usulan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 8 Partograf
x
Lampiran 9 Format/pengkajian PNC kunjungan I
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat di
suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Angka Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang terjadi
saat hamil, bersalin, dan masa nifas (dalam 42 hari) setelah persalinan. Angka
kematian bayi adalah jumlah bayi dalam usia 28 hari pertama per 1.000
kelahiran hidup. Yang berkaitan dengan kehamilan merupakan masalah yang
sampai saat ini belum dapat diatasi. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka
kematian yang berkaitan dengan masalah kehamilan, seperti AKI dan AKB di
berbagai dunia.
Menurut data World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu
(AKI) di dunia pada tahun 2017 adalah 211 per 10.000 Kelahiran hidup dan
diperkirakan jumlah kematian ibu adalah 295.000 kematian per tahun. World
Health Organization (WHO) berupaya menurunkan morbiditas dan mortalitas
dengan membentuk suatu paradigma global yaitu Millenium Development Goals
(MDGs) yang berakhir pada tahun 2015 dan belum mencapai target, sehingga
dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yang menargetkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dibawah 70 per 100.000 KH dan Angka Kematian
Bayi (AKB) dibawah 25 per 1.000 KH. Berdasarkan program SDGs tersebut,
pemerintah indonesia menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 yang terdiri dari sembilan agenda (Nawa
Citta). Agenda kelima dari Nawa Citta menargetkan AKI kurang dari 306 per
100.000 KH dan menurunkan AKB menjadi dibawah 24 per 1000 KH pada
tahun 2019 (Kemenkes RI, 2015)
1
Kesehatan ibu dan anak dikatakan berhasil dalam kualitas pelayanan
kebidanan pada suatu wilayah dengan menilai AKI dan AKB. AKI di indonesia
masih merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara dan belum mencapai target
Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 untuk menurunkan
AKI sebesar 70 per 100.000 KH dan AKB sebesar 12 per 1.000 KH (Kemenkes
RI, 2021). AKI di Indonesia Tahun 2020 sebesar 4.627 per 100.000 KH dan
AKB sebesar 28.158 per 1.000 KH. Jumlah kematian ibu pada Tahun 2021 di
Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan 2020 sebesar 7.389 per 100.000
KH dengan penyebab perdarahan, dan hipertensi dalam kehamilan. AKB pada
tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2020 sebesar 27.556
per 1.000 KH dengan penyebab berat badan lahir rendah (BBLR), Asfiksia,
penyebab lainnya antara lain kelainan kongenital, infeksi, tetanus neonatorium
dan kematian postnatal disebabkan penyakit infeksi, peneumonia, diare, dan
kelainan kongenital.
Indonesia terdiri dari beberapa provinsi, salah satunya provinsi
Kepulauan Riau. AKI provinsi Kepulauan Riau tahun 2020 sebesar 92 per,
100.000 KH dan Tahun 2021 sebesar 241 per 100.000 KH. Namun AKI di
Kepulauan Riau tidak dapat mencapai target indikator kinerja AKI tahun 2021.
AKB di provinsi Kepulauan Riau Tahun 2020 sebesar 5,5 per 1.000 KH dan
tahun 2021 terjadi peningkatan sebesar 7,5 per 1000 KH (Dinkes, Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau, 2021)
Provinsi Kepulauan Riau memiliki sebuah kota yang bernama kota
Tanjung Pinang. AKI di kota tanjung pada tahun 2019 sebesar 130, 86 per
100.000 KH yang mana mengalami penurunan ditahun 2020 yaitu sebesar 107,
47 per 100.000 KH penyebab tingginya AKI di provinsi kepulauan riau
disebabkan oleh hipertensi dan perdarahan. Sedangkan AKB di kota
tanjungpinang tahun 2019 yaitu sebesar 6, 02 per 1.000 KH penyebab utamanya
AKB di provinsi Kepulauan Riau BBLR dan Asfiksia. (Dinas Kesehatan
Kepulauan Riau, 2020)
2
Berbagai Upaya telah dilakukan pemerintah guna menurunkan AKI dan
AKB. Salah satunya ialah pelayanan kebidanan yang terstandar dimana
pelayanan kesehatan ibu hamil atau Antenatal Care harus memenuhi frekuensi
minimal 6 kali pemeriksaan kehamilan dimana 2 kali pemeriksaan dilakukan
oleh dokter. Standar frekuensi pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor resiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan (Kementerian
Kesehatan RI, 2022)
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dalam asuhan kebidanan
diperlukan asuhan berkesinambungan dan berkualitas untuk mendeteksi dini
adanya resiko dan komplikasi, karena kesejahteraan ibu dan anak selalu
terpantau oleh tenaga kesehatan. Salah satu program lainnya bersifat menyeluruh
dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan yaitu asuhan
kebidanan komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu
pemeriksaan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan
konseling asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan secara berkala
diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
Asuhan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal yang terjadi pada seorang
wanita hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkan serta melatih
dalam pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antipasi masalah yang
mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan
tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Tujuan asuhan komprehensif ini untuk menurunkan AKI dan AKB
(Prapitasari, 2021)
Tindakan yang dilakukan bidan dalam menurunkan AKI dan AKB di
indonesia yaitu dengan menjalankan peran bidan dengan asuhan komprehensif
secara profesional pada perempuan sepanjang siklus reproduksi yang meliputi
masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, bayi, balita, dan prasekolah, pre menopause, kesehatan reproduksi
3
perempuan dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan masyarakat
sesuai kode etik profesi. (Poltekkes Kemenkes Semarang, 2021)
Upaya pemerintah kota Tanjungpinang untuk menurunkan AKI dan AKB
antara lain pelaksanaan antenatal yang berkualitas dan terpadu, kegiatan kelas ibu
hamil, persalinan yang aman dilakukan dengan tenaga kesehatan serta pemantauan
kasus kematian ibu dan bayi yang akurat (Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang,
2019). Selain itu upaya kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dapat diketahui dari cakupan pelayanan Antenatal Care ANC), cakupan persalinan
oleh nakes dan cakupan pelayanan nifas (Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau, 2020)
4
meningkatkan pengawasan terhadap kehamilan dan deteksi dini terhadap
masalah dalam kehamilan yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, maka penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan komprehensif dengan judul “ Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. S G3P2A0H2 umur 32 Tahun dengan
keluhan kram perut di Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang tahun 2023.
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kemudian ini dibagi atas 3 semester yaitu kehamilan trimester pertama mulai 0-
14 minggu, dan kehamilan trimester kedua mulai 14 -28 minggu, dan kehamilan
trimester ketiga mulai 28 – 42 minggu (Yuli, 2017). Keluhan yang terjadi pada
trimester 3 salah satunya adalah kram perut bagian bawah. Kram perut bagian
bawah umumnya dianggap hal normal bagi seorang wanita yang sedang
mengalami masa kehamilan. Kram perut bagian bawah adalah rasa sakit yang
menusuk atau tajam pada perut bagian bawah atau selangkangan. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar.
Penyebab Kram perut bagian bawah ini disebabkan karena rahim yang
membesar sehingga mengakibatkan adanya tekanan pada kandung kemih yang
berlokasi dibagian bawah perut. Kram perut bagian bawah juga bisa dirasakan
ketika janin bergerak. Dengan semakin besarnya janin maka gerakan kepala,
badan, dan tendangan kakinya akan semakin kuat. Gerakan janin yang kuat bisa
menyebabkan kontraksi ringan (kontraksi palsu yang tidak menyebabkan
persalinan atau sering disebut kontraksi Braxton-Hicks). Akibat yang
ditimbulkan pada kehamilan apabila tidak segera ditangani maka dapat
menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih tekanan pada kandung kemih
dapat membuat urine berada lebih lama disana sehingga mengakibatkan
timbulnya infeksi saluran kemih. Pada persalinan dapat berakibat terjadinya
persalinan premature.
5
Upaya yang bisa dilakukan oleh bidan untuk mengatasi kram perut
bagian bawah yaitu dengan memberikan KIE pada ibu hamil mengenai kram
perut bagian bawah merupakan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil trimester
3, upaya yang dilakukan ibu hamil berupa mengompres area kram dengan air
hangat, mandi dengan air hangat, dengan membungkuk kearah kram untuk
mengurangi peregangan dan ligamentum, memiringkan panggul dan menyokong
uterus dengan menggunakan bantal tepat dibawahnya. Pemerintah juga
menetapkan program ANC untuk mengurangi resiko komplikasi saat kehamilan
yaitu dengan pelayanan antenatal harus diberikan sesuai standar yang sudah
ditetapkan di Era Adaptasi kebiasaan baru yaitu pelayanan antenatal care/ ANC
pada kehamilan normal minimal 6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di
trimester 2, 3x di trimester 3. Minimal 2x periksa oleh dokter saat kunjungan 1
di trimester 1 dan saat kunjungan ke 5 di trimester ke 3. Pemerintah juga
mengupayakan asuhan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang biasa
disebut Asuhan Komprehensif atau Continuity of Care. Asuhan ini merupakan
ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitik beratkan kepada
kualitas pelayanan pada pasien (Keluarga) dengan dapat membantu bidan
(tenaga kesehatan) dan merupakan asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan
kualitas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensi. Penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S G3P2A0H2 Umur
32 Tahun dengan keluhan kram perut di Puskesmas Pembantu Batu 5
Tanjungpinang Tahun 2023. Pemberian asuhan kebidanan tersebut diharapkan
dapat memberikan kepastian bahwa seluruh proses yang dialami mulai dari
hamil sampai dengan kunjungan neonatal dapat berlangsung secara fisiologis
tanpa ada komplikasi.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.
S, G3P2A0H2 Umur 32 Tahun dengan keluhan kram perut di
Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang Tahun 2023.
2. Tujuan khusus
7
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai wawasan dan ilmu pengetahuan dalam
praktik memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
c. Bagi Institusi
Asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data
dasar untuk asuhan kebidanan komprehensif selanjutnya
d. Bagi Klien
Mendapatkan pelayanan dan pengetahuan asuhan kebidanan yang
aman dan nyaman secara komprehensif.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
9
B. Kehamilan
1. Pengertian
10
tua (trimester akhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna
menggunakan USG.
d. Kerangka janin
a. Sistem Respirasi
b. Sistem Endokrin
c. Sistem Muskuloskeletal
11
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Uterus
g. Payudara
12
Tabel 1
Tubuh (IMT)
Kehamilan pada trimester III sering disebut fase penantian yang penuh
dengan kewaspadaan. Trimester III sering kali disebut periode menunggu dan
waspada, ibu sering merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
dialami pada saat persalinan. Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu waktu, serta takut bayinya yang akan dilahirkan tidak normal. Rasa
tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek, serta
gangguan body image. (Rustikayanti. dkk. 2016).
13
Pada kehamilan trimester III ada beberapa tanda bahaya trimester III
yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi ataupun
kegawatdaruratan. (Kementerian Kesehatan RI (2016) :
a. Demam tinggi, menggigil, dan berkeringat.
b. Bengkak pada kaki, tangan wajah, atau sakit kepala disertai kejang.
c. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
d. Perdarahan
e. Air ketuban keluar sebelum waktunya
f. Diare berulang.
14
menyebabkan otot-otot usus mengalami relaksasi dan bergerak lebih
lambat, Rahim yang semakin membesar, kurang mengonsumsi air
putih, kurang mengonsumsi makanan mengandung serat, kurang
berolahraga, stress.
d. sulit tidur
e. nyeri punggung. Nyeri punggung merupakan nyeri yang terjadi pada
area lumbal sacral (tulang belakang). Nyeri punggung biasanya akan
meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena
nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut
dan postur tubuhnya (Diana & Mafticha, 2017).
6. Kram Perut Kehamilan Trimester III
Kram perut selama kehamilan adalah salah satu keluhan ibu hamil yang
mungkin sudah bisa dirasakan sejak awal kehamilan. Kebanyakan kram
perut tidak berbahaya. Kram perut adalah respon rahim terhadap apapun
yang terjadi padanya. Menurut Kementerian Kesehatan RI, 2016 kram
sendiri merupakan keluhan yang umum terjadi saat hamil dimana keluhan
tersebut dapat bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Penyebab kram perut antara lain : ukuran rahim yang bertambah sesuai usia
kehamilan, perut yang semakin membesar tersebut dapat membuat
penekanan terhadap otot, sendi serta pembuluh darah, perubahan posisi
rahim membit kontraksi, produksi gas berlebihan, dan lain sebagainya.
Keluhan kram perut dapat menjadi tanda kontraksi. Namun keluhan
tersebut dapat menjadi tanda bahaya bila disertai saat buang air kecil, kram
sangat berat dan tak kunjung hilang, kluar flek atau darah perdarahan,
disertai demam dan sebagainya. Sementara itu untuk mengurangi keluhan
sebaiknya duduk atau berbaring saat kram perut, konsumsi air putih,
melakukan olahraga ringan, hindari makanan yang bergas berlebihan
misalnya kacang, kubis, mandi air hangat serta sebaiknya kontrol ke dokter
kandungan rutin.
15
Selama kehamilan agar janin dapat berkembang secara optimal, maka
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya perlu dipenuhi oleh zat
gizi yang lengkap dan cukup, baik berupa vitamin, mineral, kalsium,
karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Karena pada dasarnya selama
kehamilan berbagai zat gizi yang kita konsumsi akan berdampak langsung
pada kesehatan dan perkembangan janin ibu sendiri. Kebutuhan ibu hamil
trimester III (Ekasari & Natalia, 2019) :
a. Nutrisi
c. Istirahat
Penting bagi ibu menjaga kebersihan diri selama hamil, hal ini
dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. Kebersihan lain yang
juga penting dijaga yaitu persiapan laktasi dengan cara penggunaan
bra yang longgar dan menyangga untuk memberikan kenyamanan
bagi ibu.
16
8. Asuhan antenatal
a. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk mengoptimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan (Prawirohardjo, 2016).
b. Tujuan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus diupayakan oleh bidan
melalui asuhan antenatal yang efektif, adalah mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik dan mental sosial ibu dan bayi dengan
pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
Pada asuhan kehamilan juga dikembangkan persiapan persalinan
serta kesiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu
untuk menyusui dengan sukses, menjalankan nifas normal dan
merawat secara fisik, psikologis dan sosial mempersiapkan rujukan
apabila diperlukan (Puji & Siti, 2016)
17
1. Timbang berat badan tinggi badan : pada setiap kali kunjugan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram (kg) selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai
dengan 16 kg. Sedangkan tinggi badan ibu dikategorikan adanya
resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm (Walyani, 2015).
18
b. Leopold II : Untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-
bagian kecil janin.
19
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
C. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah
cukup berada dalam perut ibunya, dengan disusul oleh keluarya plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu kebidanan, ada berbagai
jenis persalinan diantaranya adalah persalinan spontan, persalinan buatan
dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah persalinan yang
berlangsung dengan adanya kekuatan dari ibunya melalui jalan lahir.
(Yuni Fitriana, dkk 2018).
20
2. Tujuan
Tujuan asuhan persalinan pada ibu hamil, yaitu : (Yuni Fitriana,
dkk2018)
a. Memberikan dukungan yang baik secara fisik maupun emosional
kepada ibu dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran.
b. Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan intervensi
minimal, sesuai dengan tahap persalinannya.
c. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai
kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan
dilakukandalam persalinan.
d. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir
e. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.
21
b) Penapisan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi gawat darurat
kala I persalinan.
Pemberian asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu
waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau
penyulit. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan
kegawatdaruratan akan meningkatkan risiko kematian dan
kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Selama anamnesis dan
pemeriksaan fisik tetap waspada terhadap indikasi
kegawatdaruratan. Langkah dan tindakan yang akan dipilih
sebaiknya dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa
proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga
akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang
akan dilahirkan (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Kala tiga persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi
fundus, tali pusat memanjang, adanya semburan darah. Setelah
plasenta lahir segera lakukan manaemen aktif kala tiga. Segera
(dalam satu menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin
10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus
lateralis). Lakukan penegangan tali pusat secara perlahan. Jika
setelah 15 menit melakukan PTT dan dorongan dorsokranial, bila
plasenta belum juga lahir maka ulaingi pemberian oksitosin 10
IU IM dosis kedua. Tunggu kontraksi yang kuat kemudian ulangi
PTT dan dorongan dorsokranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
Jika plasenta belum lahir dan mendadak terjadi perdarahan,
segera lakukan plasenta manual.
24
c. Penjahitan perineum
5. Tahapan persalinan
Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu, dari
0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b. Fase Aktif
25
Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang
terbagilagi menjadi berikut ini :
2) Kala II
Tahap persalinan ini dimana kala III dimulai dari lahirnya bayi
sampai dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi
lahir kontraksi berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat. Seluruh proses tersebut biasanya
memakan waktu sekitar 5-30 menit setelah bayi lahir.
4) Kala IV
26
a. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan
muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama
pada ibu primipara
b. Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi
tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan
menghambat proses persalinan.
c. Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping
persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memberikan
dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan
27
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati- hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut
vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari
depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di
atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120- 160x/menit).
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk meyiapkan posisi ibu untuk
meneran. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan dipastikan ibu merasa nyaman
13. Melakukan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
untuk meneran dalam dalam selang waktu 60 menit.
28
15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu.
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untu mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan sangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
21. Setelah kepala bayi lahir, tunggu putaran paksi luar yang
berlangsung secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kepala ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menompang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menulusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menulusurkan tangan yang ada di
atas dari punggung ke arah kaki. Pegang kedua mata kaki dengan
melingkari ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk.
25. Lakukan penilaian sepintas apakah bayi menangis, apakah bayi
cukup bulan, apakah bayi bergerak aktif.
29
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10
unit (intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan satu
tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk
dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dengan dan geser
hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat bayi pada
titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain untuk mendorong isi tali
pusat ke arah ibu sekitar 5 cm dan klem tali pusat pada sekitar 2
cm distal dari kelm pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mamae ibu.
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir 30-40 detik, hentikan penegangan tali
30
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur di atas.
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
distal maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian di lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah di sediakan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikanplasenta telah
di lahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastik
atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
41. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain bersih dan kering.
43. Pastikan kandung kemih kosong.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45. Evaluasi dan ekstimalsi jumlah kehilangan darah.
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan kedaaan umum ibu baik.
31
47. Pantau kedaaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-
60x/menit).
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
50. Bersih ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu untuk
memakai pakaian bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman atau makanan
yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam klorin 0,5%, balikkan
bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering.
55. Pakai sarung tangan bersih /DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi.
56. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi normal 40-60 kali/menit dan
temperature tubuh normal 36,5-37,5ºC setiap 15 menit.
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikkan
imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah lateral, letakkan bayi di
dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat di susukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
32
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV persalinan.
8. Partograf
mudah dipalpasi
ii. 1: Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah
33
iii. 2: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun
bisa dipisahkan
iv. 3: Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapatdipisahkan
3. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan dibagian
pemeriksaan fisik, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu
berada dalam fase aktif persalinan, catat pada patograf hasil
temuan setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus di tulis digaris waktu
yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
4. Penurunan bagian terbawah janin
D. Nifas
1. Pengertian
34
persalinan dan kembalinya organ-organ reproduksi wanita kekondisi
normal seperti sebelum hamil. (Munthe, J.dkk, 2019)
35
perubahan setelah melahirkan antara lain (Risa Pitriani, & Rika
Andriyani. (2014) :
a) Uterus Involusi
8 minggu Normal 30 gr
b) Lokhea
36
setiapwanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya
infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena
adanya proses involusi.
1. Lokhea rubra Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-
4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
2. Lokhea sanguinolenta Lokhea ini berwarna merah kecokelatan
dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7
post partum.
3. Lokhea serosa Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena
mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta.
Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke14.
4. Lokhea alba Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post
partum. Lokhea yang menetap pada awal periode post partum
menunjukkan adanya tanda- tanda perdarahan sekunder yang
mungkin disebabkan oleh tertinggalnya sisa atau selaput plasenta.
Lokhea alba atau serosa yang berlanjut dapat menandakan adanya
endometritis, terutama bila disertai dengan nyeri pada abdomen
dan demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau
busuk yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran
lokhea yang tidak lancar disebut “lokhea statis”.
38
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui
akan meningkat 25% karena berguna untuk selama proses
kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air
susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Wanita dewasa
memerlukan 2.200 k. kalori sedangkan ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa tetapi
ditambah 700 k. kalori bulan selanjutnya. (Wulandari, R. &
Endang Yuswatiningsih. (2016).
2. Kebutuhan Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses
metabolisme tubuh. Minumlah cairan cukup untuk membuat
tubuh ibu tidak dehidrasi. Asuhan tablet tambah darah dan zat
besi diberikan selama 40 hari postpartum. (Walyani, dkk 2015)
b. Ambulasi
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan
mobilisasi. Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap.
Mobilisasidini (early mobilization) bermanfaat untuk :
1. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi
puerperium
2. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
c. Kebersihan Diri
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan dan mandi 2x sehari.
39
d. Senam Nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu postpartum setelah
keadaan tubuhnya pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi serta
memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar
panggul dan otot perut sekitar rahim.
6. Kunjungan nifas
Kunjungan 1 ( 6 jam – 48 jam setelah persalinan )
Tujuan kunjungan :
41
c. Standart 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas Bidan
memberikan pelayanan selama masa nifas mulai kunjungan rumah
pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu ke enam setelah
persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar. Penemuan dini, penanganan atau
perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas.
Memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL, pemberian ASI,
imunisasi, dan KB
2. Tujuan
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir pada tingkat yang
normal
4. Kunjugan Neonatus
43
terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif
pencegahan hipotermi.
Pemeriksaan BBL dilakukan pada saat 6 jam setelah bayi lahir dan 6
hari, setelah bayi lahir. Adapun pemeriksaan bayi yang dilakukan
adalah :
1. Keadaan umum tonus otot baik dan simetris.
6. Asuhan BBL
Asuhan bayi baru lahir yang dapat diberikan menurut KemenkesRI
(2016) adalah :
a) Mencegah kehilangan panas
Mencegah terjadinya kehilangan panas dapat dilakukan dengan
mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks,
meletakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi,
menyelimuti ibu dan bayi serta memakaikan topi di kepala
bayi, dan jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir.
b) Perawatan tali pusat
d) Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, letakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung
ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung
setidaknya satu jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat
menyusu sendiri Pencegahan infeksi mata
e) Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah
satu jam kontak kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan
infeksi tersebut menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%.
f) Suntikan Vitamin K
46
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan satu jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur dua jam.
Hepatitis B diberikan 0,5 ml intramuscular di paha kanan
anterolateral.
h) Pemberian identitas
47
7. Kerangka Teori
Bagan 1.
Kerangka Teori
Sumber: Kemenkes RI, 2020; Mutmainnah, AU., dkk, 2017 ; Rini, 2017; PMK
RINo.25
Tahun 2014
48
BAB III
PERSIAPAN PELAKSANAAN TINJAUAN KASUS
C. Definisi Operasional
Defenisi operasional sebaiknya di akumulasi dengan pengetahuan dan
pemahaman seseorang peneliti tentang variabel-variabel yang akan ditelitinya.
Definisi operasional merupakan jembatan awal yang menghubungkan persepsi
peneliti dengan orang-orang yang membaca penelitinya. Kemampuan
mendeskripsikan variabel secara baik dan benar mutlak dimiliki oleh seorang peneliti
agar tidak terjadi kesalahan persepsi pembaca dalam menafsirkan variabel tersebut
49
Tabel 3
Definisi Operasional
50
D. Teknik Pengumpulan Data
2. Data Sekunder
Biasa data itu sudah dikomplikasi terlebih dahulu oleh instansi salah satunya
dokumentasi. Dokumentasi ini metode dari sebuah pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Yang berasal dari buku KIA ibu,
buku kohort di Puskesmas Pembantu Batu 5 profil Provinsi Kepri dan profil
Kemenkes RI.
51
E. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :
1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi adalah sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan umum : sphygmanometer, stetoskop, timbangan berat badan, jam,
thermometer.
b. Pemeriksaan ANC : Bak instrument berisi sepasang sarung tangan, kom
tertutup berisi kapas DTT (6 buah), senter, metlin, leane/Doppler, reflek
hammer, jam tangan, bengkok, tensi meter, stetoskop, thermometer, lila,
timbangan, pengukur tinggi badan, pemeriksaan penunjang (Hb sahli set,
protein urine set, dan reduksi urine set) serta format pengkajian.
c. Pemeriksaan INC : Alat untuk TTV (tensi meter, stetoskop, thermometer),
persiapan APD level 2 (handscoon, googles, jumpsuit, masker N-95, sepatu
boots, face shield), partus set, hecting set, infuse set, hanscoon steril dan
bersih, baskom berisi air DTT dan larutan klorin, nierbekken 2 buah, piring
plasenta, lampu sorot, underpad, tabung oksigen, tiang infuse, tempat sampah
medis dan non medis serta format pengkajian.
d. Pemeriksaan PNC : Bak instrument berisim sarung tangan, kom tertutup berisi
kapas DTT (6 buah), senter, thermometer, stetoskop, jam tangan, perlak/alas,
bengkok, tensimeter, baskom berisi air klorin dan air bersih serta format
pengkajian.
e. Pemeriksaan BBL : Timbangan bayi, metlin, thermometer, kom berisi kapas,
spuit 3 cc, obat-obatan, Vitami. K, Hb0, Salep mata sertaformat pengkajian.
2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara : format asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi baru lahir. Alat dan bahan
yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi : catatan medik (kohort) dan
buku KIA ibu
52
BAB IV
B. Hasil
1. Asuhan kebidanan kehamilan
a. Kunjungan Antenatal Care Yang Pertama Tanggal 02 Mei 2023
Pukul 10.47 WIB
Pemeriksaan kehamilan pertama dilakukan pada tanggal 02 Mei 2023
Pukul 10.47 wib. Ibu nya bernama Ny. S umur 32 tahun, suku batak, agama
islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan IRT, Alamat Jl. Kota piring Km 8
Perum Malam Dewa. Ibu datang ingin memeriksa kehamilannya, Menarche 15
Tahun, Teratur, Siklus 28 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya Haid 2-3 x ganti
balutan sehari. HPHT 29 - Agustus – 2022.
Dari anamnesis yang penulis lakukan, ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan ketiga. Riwayat kehamilan sekarang pada Trimester I dan Trimester
II ibu mengatakan tidak ada keluhan, gerakan janin pertama kali ibu rasakan
pada kehamilan 20 minggu dengan frekuensi lebih dari 10 kali perhari dan
gerakan janin aktif.
53
Dilihat dari riwayat kehamilan ibu, ibu melakukan 6 kali pemeriksaan
kehamilan, dengan 1 kali di puskesmas dan satu kali di dokter SpOG pada
trimester pertama dengan keluhan pusing, 1 kali di trimester kedua dengan
tidak ada keluhan, dan 3 kali pada trimester ketiga dengan dua kali di
puskesmas pembantu batu 5 dan 1 kali di dokter SpOG dengan keluhan kram
perut. Riwayat imunisasi TT 1 diberikan saat bayi, TT2 diberikan pada waktu
SD, TT3 pada waktu SD, TT4 diberikan pada saat catin, TT 5 diberikan saat
hamil. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit dari keluarga ataupun riwayat
penyakit sekarang. Status perkawinan ibu sah, usia menikah 21 tahun, kurang
lebih 3 bulan setelah menikah ibu hamil.
Pada pola eliminasi ibu buang air kecil kurang lebih 3-4 kali perhari,
buang air besar kurang lebih 2 kali perhari. Pola istirahat ibu tidur siang
kurang lebih 2 jam, tidur malam kurang lebih 7 jam dan tidak ada masalah.
Pada pola aktivitas ibu belum pernah melakukan seksual selama hamil. Dan
pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 1 november 2022
didapatkan hasil Hb ialah 12,4 g/dL. Bahwa ibu dalam keadaan normal dan
tidak mengalami anemia.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,4 0C, tinggi
badan 149 cm, berat badan sebelum hamil 56 kg dan berat badan sesudah
hamil 68 kg.
Hasil dari pemeriksaan fisik keseluruhan yang dilakukan secara head to
toe didapatkan hasil pemeriksaan normal dan tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan abdomen pembesaran sesuai usia kehamilan ibu, terdapat strie
gravidarum dan linea nigra, tidak ada bekas luka operasi dan pada
pemeriksaan palpasi leopold 1 TFU dua jari bawah px, teraba bulat, lunak,
tidak melenting, kemungkinan bokong janin. Pada leopold II bagian perut kiri
ibu teraba keras memapan yaitu punggung janin, bagian perut kanan ibu teraba
seperti tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin. Leopold III bagian terendah
janin teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala janin dan kepala tidak dapat
digoyangkan. Kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP). Leopold IV
konvergen TFU Mc. Donald 33 cm. Didapatkan hasil tafsiran berat janin
(TBJ) (33-12)x 155 = 3.255 gram. Pada askultasi denyut jantung janin (DJJ)
ada dengan frekuensi 145 kali/ menit dengan irama teratur. Pemeriksaan
54
genetalia perineum bersih, tidak edema dan tidak ada varises. Pada ekstremitas
atas dan ekstremitas bawah tidak ada edema dan tidak ada varises serta reflek
patella positif (+/+)
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang didapatkan diagnosa pada Ny.
S G3P2A0H2 Usia kehamilan 35 minggu normal. Asuhan kebidanan
kehamilan yang diberikan kepada Ny. S adalah menginformasikan tentang
hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu dan janin baik. Yaitu tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, pernapasan 20 kali/ menit, berat
badan sebelum hamil 56 kg dan berat badan sesudah hamil 68 kg.
Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik. Memberitahu ibu tentang
ketidaknyaman kehamilan Trimester III, memberitahu ibu tentang tanda
bahaya kehamilan Trimester III, Memberitahu ibu tentang pola nutrisi selama
kehamilan, memberitahu ibu, memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan,
dan memberitahu ibu untuk mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan
dan jadwal kunjungan ulang.
Dari hasil pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan
didapatkan evaluasi ibu mengerti dan bersedia melakukan semua yang
disarankan.
b. Kunjungan Antenatal Care Kedua pada Tanggal 19 Mei 2023
pukul 10.30 Wib
Pada kunjungan ke II tanggal 19 Mei 2023 pukul 10.30 Wib Ny. S usia
kehamilan 37-38 Minggu melakukan kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilan. Ibu mengatakan kram perut bagian bawah. Pada pola kebiasaan
sehari hari ibu tidak mengalami keluhan dan masalah. Pada pemeriksaan
laboratorium pada tanggal 29 Mei 2023 diperoleh hasil Hb ibu ialah 10 g/dl.
Dimana disini ibu mengalami Anemia ringan salah satunya adalah kekurangan
zat besi dan vitamin b12. Hal ini dipengaruhi oleh pola makan yang tidak
teratur. Dan memberitahu ibu kepada ibu cara mengatasi anemia ringan ialah
dengan cara rutin meminum tablet Fe dan mengkonsumsi makanan yang baik
untuk anemia ringan seperti daging, hati ayam, bayam, kacang-kacangan dan
telur untuk menstabilkan sel darah merah pada ibu.
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 84 kali/ menit, pernapasan 20 kali/ menit, suhu 36,4 0 C, BB
sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 68 kg, Tinggi badan 149 cm, LILA 32 cm.
55
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan atau masalah. Hasil dari
pemeriksaan abdomen didapat, leopold I TFU 3 jari bawah px bagian teratas
janin teraba bulat, lunak, tidak melenting, yaitu bokong janin. Leopold II
bagian kiri perut ibu teraba keras memapan yaitu punggung janin, dan
disebelah kanan perut ibu teraba seperti tonjolan- tonjolan kecil yaitu
ekstremitas janin. Leopold III bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting kemungkinan kepala janin dan kepala tidak bisa digoyangkan,
kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP). Leopold IV Divergen. Dari
pengukuran TFU 33 cm, maka didapatkan taksiran berat janin (TBJ) yaitu
sebesar (33-11)x 155 = 3.410 gram. Hasil pemeriksaan DJJ 141 kali/ menit
dengan irama teratur. Pemeriksaan genetalia dilakukan dengan tanya jawab
karena ibu tidak bersedia diperiksa secara lansung. Pada ekstremitas ibu tidak
ada oedema, tidak ada sianosis ujung jari, dan tidak ada varises, tidak ada
keluhan, reflek patella pada kaki kanan dan kiri yaitu positif (+/+).
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. S
G3P2A0H2 usia kehamilan 37-38 minggu dengan kehamilan normal. Asuhan
kebidanan kehamilan yang berikan kepada Ny. S adalah menginformasikan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yakni keadaan ibu dan janin baik,
mengevaluasi tentang pola nutrisi ibu, menginformasikan tanda bahaya
kehamilan Trimester III, menginformasikan ketidaknyamanan kehamilan
Trimester III, dan memberitahu ibu cara mengatasi kram perut yang ibu alami
pada kehamilan ini, mengevaluasi tentang persiapan persalinan ibu, serta
memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu atau ibu mengalami
keluhan, dan jika sudah ada tanda tanda mules yang sering. Dari hasil
pemeriksaan dan tindakan asuhan kebidanan yang diberikan didapatkan hasil
evaluasi ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan asuhan yang telah
disarankan.
58
Ny. S P3A0 dengan postpartum kala III normal. Penulis melakukan
manajemen aktif kala III plasenta lahir lengkap pukul 13.15 wib. Setelah
plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase fundus uterus sebanyak 15
kali selama 15 detik dengan gerakan memutar searah jarum jam, uterus
berkontraksi dengan baik (fundus uterus keras), memeriksa kedua plasenta
(maternal – fetal) pastikan plasenta dilahirkan lengkap. Mengevaluasi luka
laserasi mukosa vagina dan luar perineum dan tidak terdapat luka robekan
jalan lahir pada ibu.
d. Kala IV
Pada tanggal 12 juni 2023 pukul 13.20 wib ibu mengatakan senang dengan
kelahiran bayinya dan ibu mengatakan ia merasa lelah. Keadaan umum ibu
baik, kesadaran composmetis, tekanan darah 120/70 mmHg, pernapasan 20
kali/ menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan kala IV 80
cc, kandung kemih kosong, dan tidak terdapat robekan laserasi jalan lahir.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan diagnosa Ny.
S P3A0 dengan parturient kala IV normal. Ibu tidak mengalami masalah,
penulis memastikan kontraksi uterus baik dan perdarahan pervaginam dalam
batas normal (DBN). Membersihkan ibu menggunakan air DTT,
membersihkan ruangan sekitar ibu menggunakan air klorin dan mencuci
tangan. Kemudian penulis melakukan perawatan BBL, dan pemantauan
postpartum 2 jam persalinan serta melengkapi partograf.
59
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan
genetalia pengeluaran lochea rubra yang berwarna merah kehitaman.
61
Kebutuhan bayi adalah asuhan kebidanan bayi baru lahir. Tidak ada
diagnosa potensial dan tidak ada tindakan segera.
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. S adalah
menginformasikan kepada ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif dan
on demand, memberitahu ibu cara merawat tali pusat, memberitahu ibu
tanda bahaya pada bayi, memberitahu ibu untuk selalu menjaga
kehangatan pada bayinya, dan memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan
ulang pada hari ke-7 masa nifas. Evaluasi yang didapat dari asuhan yang
diberikan yaitu ibu mengetahui keadaan bayi yaitu baik, bersedia
memberikan ASI secara ekslusif dan on demand, mengetahui cara
merawat tali pusat, mengetahui tanda bahaya yang dapat terjadi pada bayi
baru lahir dan bersedia membawa bayi kepelayanan kesehatan jika bayi
mengalami tanda tersebut, mengetahui cara menjaga dan bersedia menjaga
kehangatan bayi, serta ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 18 juni 2023.
62
on demand, memberitahu ibu untuk tidak memberikan makanan tambahan
apapun atau formula pada bayi selama 6 bulan, memberitahu ibu untuk
tidak memberikan apapun pada pusat bayi, membersihkan dengan air
bersih saja dan mengeringkan dengan handuk bersih, memberitahu ibu
untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda
bahaya pada bayi baru lahir dan memberitahu kepada tentang imunisasi
dan waktu pemberiannya. Evaluasi yang didapatkan dari asuhan bayi baru
lahir adalah ibu dan keluarga mengetahui keadaan umum bayi baik,
bersedia memberikan ASI secara ekslusif dan on demand, bersedia ke
pelayanan kesehatan jika terjadi tanda bahaya atau ada keluhan pada bayi,
dan ibu mengetahui jenis-jenis imunisasi, dan bersedia membawa bayinya
imunisasi sesuai waktu pemberiannya.
C. Pembahasan
Pada studi kasus ini penulis mengikuti perkembangan Ny. S umur 32
tahun G3P2A0H2 mulai usia kehamilan 35 minggu hingga bersalin sampai
dengan kunjungan nifas dan kunjungan bayi baru lahir. Bab ini berisi
tentang pembahasan kasus yang diambil, penulis akan mencoba membahas
dan membandingkan antara teori dan praktik lapangan. Untuk lebih
sistematis nya maka penulis membuat pembahasan dengan mengacu pada
pendekatan manajemen kebidanan dan menyimpulkan data, menganalisis
data, dan membuat penatalaksanaan asuhan sesuai dengan manajemen
kebidanan.
64
Kemenkes RI, (2016) DJJ dikatakan normal berkisar 120-160 kali / menit.
Penulis mengamati bahwa selama pemeriksaan ANC didapatkan hasil DJJ
dalam rentang normal. Dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan pemeriksaan keenam yaitu Imunisasi TT, imunisasi TT tidak
dilakukan oleh penulis karena ibu sudah mendapatkan imunisasi lengkap
yaitu TT 1 diberikan saat bayi, TT2 diberikan pada waktu SD, TT3 pada
waktu SD, TT4 diberikan pada saat catin, TT 5 diberikan saat hamil. Ibu
telah mendapatkan imunisasi lengkap sehingga dapat perlindungan seumur
hidup. Hal ini normal untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu
hamil harus mendapatkan imunisasi TT. Penulis mengamati bahwa status
imunisasi TT ibu telah lengkap sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan ketujuh dan kedelapan yaitu pemeriksaan lab dan tablet tambah
darah atau Fe kepada ibu minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Menurut Yulizawati, (2017) untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu
hamil harus mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan diberikan sejak kontak pertama. Ibu telah mengkonsumsi rutin
selama kehamilannya sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan. Selama kehamilan Ny. S melakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu 10T yang kedelapan, dengan hasil kunjungan pertama
12,4 g/dL dan kunjungan kedua Hb 12,4 g/dL, glukosa urine negatif,
protein urine negatif dan HIV/AIDS non reaktif. Sesuai dengan teori yaitu
menurut Yulizawati (2017) normal Hb untuk ibu hamil pada trimester III
adalah >11g/dL, nilai normal protein urine adalah negatif, nilai normal
glukosa urine adalah negatif, dan nilai HIV/AID adalah negatif. Maka tidak
ditemukan kejanggalan pada pemeriksaan laboratorium ibu. Hal ini
menunjukan bahwa ibu telah memahami pentingnya screening untuk
mengetahui kondisi kesehatannya dan pada pengkajian ini hasil
pemeriksaan ibu normal.
Asuhan pemeriksaan kesembilan yaitu tatalaksana/ penanganan kasus,
berdasarkan hasil pemeriksaan kehamilan dan hasil pemeriksaan
laboratorium terhadap Ny. S keadaan ibu normal sehingga tidak
65
memerlukan tatalaksana kasus. Hal ini menurut Yulizawati, (2017) setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil pada pemeriksaan antenatal dan
laboratorium harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga
bidan. Berdasarkan hal ini keadaan ibu normal sesuai dengan teori sehingga
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Pemeriksaan kesepuluh yaitu konseling meliputi asuhan yang diberikan
kepada ibu sesuai dengan keluhannya antara lain mengenai cara mengatasi
keluhan - keluhan yan ibu alami selama kehamilan, menginformasikan
tanda bahaya kehamilan Trimester III, ketidaknyamanan kehamilan
Trimester III, menginformasikan tanda – tanda persalinan
menginformasikan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 1 hari sekali
pada malam hari sebelum tidur. Sebaiknya tablet Fe tidak dikonsumsi
bersamaan dengan kopi, susu, teh, karena dapat menghambat penyerapan
zat besi dan kalsium 1 kali sehari pada siang hari untuk pertumbuhan tulang
dan gigi janin. Hal ini normal konseling dilakukan setiap kunjungan
antenatal yang meliputi kesehatan ibu, perilaku hidup sehat dan bersih,
peran suami/ keluarga, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular seksual dan
tidak menular, penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling didaerah
epidemi rendah, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif,
KB pasca persalinan, dan imunisasi.
Dengan demikian maka tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
lapangan. Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan
diagnosis Ny. S G3P2A0H2 kehamilan 35 minggu usia 32 tahun dengan
kehamilan normal. Berdasarkan pemeriksaan kehamilan yang telah
dilakukan Ny. S tidak ditemukan masalah yang memerlukan penanganan
lebih lanjut. Asuhan standar minimal 10T pada kehamilan ini sudah
dilakukan (Timbang berat badan, Pengukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, ukur LILA, ukur TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ,
Screening imunisasi TT, pemberian tablet tambah darah (Fe), Tes
laboratorium, dan tatalaksana kasus, dan temu wicara). Kehamilan Ny. S
berjalan dengan normal hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan
66
pemeriksaan kehamilan dengan asuhan standar minimal 10T. Penulis sudah
melakukan 2 kali kunjungan sesuai dengan definisi operasional.
Berdasarkan data – data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan
bahwa kehamilan Ny. S adalah kehamilan normal karena tidak ditemukan
adanya kelainan ataupun faktor resiko pada kehamilan ini telah sesuai
dengan teori.
68
bawah perut mirip dengan mules saat menstruasi dan lendir mulanya
menyumbat leher rahim, lendir yang tebal dari mulut rahim terlepas,
sehingga menyebabkan keluar lendir yang bewarna kemerahan bercampur
darah dan terdorong keluar karena kontraksi. Hal ini menunjukan bahwa
teori sejalan dengan data yang didapatkan.
Hasil pengkajian data objektif, pemeriksaan fisik abdomen menunjukan
His 2x10’x35”. Kemudian pemeriksaan fisik genetalia dilakukan VT
(vagina touch) yang menunjukan pembukaan 4 cm, sesuai dengan teori
(Kemenkes RI, 2016) yaitu kala I persalinan dimulai sejak terjadinya
kontraksi uterus teratur hingga serviks membuka lengkap 10 cm. Kala I
persalinan terdiri dari dua fase yaitu fase laten dengan pembukaan 0-3 cm
dan fase aktif 4-10 cm. Dari hasi pemeriksaan menunjukan bahwa ibu
sedang berada pada tahap persalinan kala I fase aktif. Hal ini menunjukan
bahwa tindakan yang dilakukan penulis sudah tepat dimana penulis
melakukan pemeriksaan untuk memastikan ibu sudah berada pada tahap
persalinan kala I fase aktif. Pada hasil pengkajian ini, hasil pemeriksaan ibu
normal.
Selanjutnya agar ibu lebih nyaman dan mempercepat pembukaan,
penulis memberikan asuhan berupa dukungan kepada ibu, Menurut Teori
(Walyani, 2015) dukungan juga dapat diberikan oleh orang terdekat pasien
seperti suami, keluarga, teman, perawat, bidan, maupun dokter berupaya
dukungan semangat dan usapan punggung (masase) untuk mengurangi
nyeri selama kala I. Berdasarkan teori dan asuhan yang diberikan penulis
sudah sesuai, karena suami dan keluarga memberi dukungan semangat dan
melakukan usapan punggung saat ibu mengalami kontraksi dan sakit yang
dirasakan oleh ibu berkurang.
Asuhan selanjutnya mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara
apabila ada kontraksi ibu boleh menarik napas dari hidung dan hembuskan
melalui mulut perlahan – lahan untuk mengurangi rasa sakit yang ibu
rasakan. Hal ini sudah sesuai dengan teori karena salah satu kebutuhan fisik
ibu selama persalinan adalah pengurangan rasa nyeri dengan cara relaksasi
dan latihan pernapasan. Asuhan yang diberikan penulis telah dilakukan
69
dengan hasil ibu merasa rileks dan nyerinya berkurang saat ibu mengatur
pernapasannya ketika ada kontraksi.
Selanjutnya menjelaskan kepada ibu tanda dan gejala kala II yaitu
adanya dorongan ingin meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva
dan sfighter ani membuka, berdasarkan (menurut Midwifery Update, 2016)
gejala dan tanda kala II persalinan yaitu ibu merasakan ingin meneran
bersamaan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rectum vaginanya, perineum menonjol, vulva vagina dan sfighter ani
membuka meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Berdasarkan
pengkajian dan asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori dan
masalah ibu teratasi sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
lapangan praktik.
Pada kala I ibu mengalami fase aktif yaitu 5 jam mulai dari jam 08.10
wib – 13. 00 wib. Hal tersebut dikarenakan ibu multigravida, menurut
(Midwifery Update, 2016) lamanya kala 1 untuk multi gravida adalah 8
jam. Hal ini sesuai dengan teori dan praktik lapangan.
Pada kala II pukul 13.00 wib Ny. S mengeluh perutnya mules semakin
sering dan rasa ingin meneran. Penulis melakukan pemeriksaan yaitu His
5x10’x45” ketuban sudah pecah (-) keruh dan hasil pemeriksaan dalam
pembukaan sudah lengkap, presentasi kepala, UUK didepan. Menurut
Fitriana, dkk (2018) kala II adalah pengeluaran buah kehamilan sebagai
hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan pembukaan, dimulai dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahit. Diagnosa pemeriksaan kala II
ditegakkandengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah keliatan di vulva dengan
diametet 5- 6 cm. Tanda gejala kala II yaitu sudah adanya dorongan untuk
meneran, tekanan anus, perineum menonjol, dan vulva serta sfighter ani
membuka. Asuhan yang diberikan penulis kepada ibu yaitu ibu bebas
memilih posisi yang nyaman, dan ibu memilih posisi berbaring diatas
tempat tidur. Posisi berbaring akan membantu dalam penurunan kepala
70
janin dan kerja gravitasi menurunkan kepala janin ke panggul dan terus
kedasar panggul. Berdasarkan teori dan asuhan yang diberikan sudah sesuai
karena penulis memberikan pilihan dan pasien yang menentukan pilihan
tersebut atas kenyamanan yang dirasakannya. Kala II berlansung 5 menit.
(Menurut Kemenkes RI, 2016) lama kala II untuk primigravida 50 menit
dan multigravida 30 menit. Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu
kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh mengejan,
mengajari ibu mengejan dan menolong persalinan sesuai dengan 60 langkah
APN. Waktu dari kala II berlangsung normal karena sejalan dengan teori.
73
lagi sekaligus bayi atau datang saja jika ibu ada keluhan. Hal ini sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan praktik lapangan.
74
menyusui bayinya. Untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan.
Ibu nifas dianjurkan menjaga gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, minum sedikitnya 3 liter
setiap hari. Maka tidak ada ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik
lapangan.
75
b) Kunjungan II asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir usia 7 hari
Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke 7 setelag bayi lahir. Hal ini
sesuai dengan teori Kemenkes Kesehatan (2016). Kunjungan neonatus yaitu
satu kali pada umur 3 – 7 hari. Dari hasil pemeriksaan keadaan bayi baik,
tanda tanda vital normal Ny. S mengatakan tali pusat bayi sudah lepas pada
hari ke lima, menurut juita dan prisusanti, (2020) tali pusat normal apabila
warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering dan
mengecil dan lepas pada minggu pertama. Dari hasil pemeriksaan bayi pada
kunjungan pertama dan kedua tidak ditemukan masalah, keadaan bayi normal
dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Asuhan yang diberikan kepada Ny. S adalah menganjurkan menjaga
kehangatan bayi, menganjurkan memberi ASI ekslusif tanpa makanan
tambahan atau minuman apapun, mengingatkan kembali tanda bahaya bayi
baru lahir dan memberikan imunisasi lengkap. Menurut juita dan prisusanti,
(2020) ASI ekslusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa campur
dengan tambahan cairan lain dan tambahan makanan padat dan hal ini
menunjukan bahwa penulis memberikan asuhan sesuai dengan teori dan
praktik.
Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya untuk diberikan imunisasi karena
tubuh bayi baru lahir belum memiliki sistem kekebalan yang sempurna dan
lebih rentan terhadap benda di sekeliling nya seperti kuma, virus dan bakteri.
Oleh karena itu dengan imunisasi dapat meningkatkan kekebalan terhadap
suatu penyakit. Dari hasil analisa penulis, ibu mengerti dan memahami apa
yang disampaikan oleh penulis. Ibu juga bersedia membawa bayinya untuk
imunisasi. Pada hasil pemeriksaan ini ibu dalam keadaan normal.
Berdasarkan teori Prawirohardjo (2014) imunisasi adalah suatu upaya
menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar suatu penyakit tersebut, tidak akan
sakit atau pun sakitnya hanya mengalami gejala yang ringan. Berdasarkan
pengkajian dan asuhan yang diberikan sudah selesai dengan teori dan tidak
ditemukan kesenjangan dari teori maupun praktik.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
77
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan secara langsung ilmu yang didapat
selama diperkuliahan mengenai manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, khususnya tentang kram perut.
2. Bagi lahan praktik
Untuk bidan dilahan praktik dapat mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan dalam memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir. Sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan dari waktu ke waktu. Serta bisa
mengevaluasi dan lebih memperhatikan asuhan atau pendidikan kesehatan tidak
hanya terkait fisik klien tetapi psikis klien juga, khususnya pada pasien dengan kram
perut.
3. Bagi institusi pendidikan
bagi institusi pendidikan diharapkan agar menyediakan referensi buku – buku
terbaru mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga dapat menambah
pengetahuan bagi mahasiswa.
4. Bagi klien
Diharapkan klien dapat mengerti tentang pengetahuan mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas hingga bayi baru lahir, dan dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat selama masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Klien juga
diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak dalam pemilihan dan penggunaan
alat –alat kontrasepsi yang telah diberikan, diharapkan dapat membawa anaknya ke
PKM atau posyandu setiap bulan untuk mendapatkan imunisasi lengkap, serta
memantau pertumbuhan dan perkembangan sesuai umurnya.
78
79
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, 2020) Angka Kematian Ibu dan Bayi.
WHO 2019 AKI AKB. Angka Kematian Ibu dan Bayi Yogyakarta:
Deepublish.
Amalia, Maya. " Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lama Rawat Inap Hospital
Bayi Prematur. " Jurnal Keperawatan'Aisyiyah 9.2 (2022): 127-137.
Saputri, NAS, & Asmaul Husnah. (2022). Asuhan KebidananKomprehensif
Puskesmas Pembantu Batu 5 Tanjungpinang. (2022). Ilmu Kesehatan
Mandira Cendikia, 1 (5), 6-11.
Media Centre (WHO, 2016). Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta:
Deepublish.
Husannah., E. et al, 2019. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta:
Deepublish.
Risa & Rika. 2014. Perubahan Fisiologis Pada Masa
Kehamilan.Yogyakarta:Deepublish.
Prawirohardjo, 2016. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Ed 4.
Cetakan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Menurut Depkes RI. 2016. Pengertian Kehamilan. Depkes RI.
JNPK - KR. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. Walyani.
2015. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Termohon Pemohon
MENGETAHUI
CL Pembimbing Dosen Pembimbing
(..................) (..................)
(Dwi Wahyu Kartini, SST) (Siti Maryam)
NIP.19860421 200902 2007
Saksi- Saksi
1. Suami (pak Amir Hamzah)
2. Nila Tingtyas
3. Kristin Soviana Manullang
Lampiran 3 Jadwal Rencana Pelaksanaan LTA
1 Studi Pustaka
2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar Proposal
4 Revisi Proposal
5 Asuhan
Komprehensif
6 Penyusunan LTA
7 Sidang Hasil
LTA
Nini Sania
NIM. PO72242201966
Lampiran 4 Jadwal Kunjungan Laporan Kasus Komprehensif
Kedua)
3 Asuhan Kebidanan Senin 12 juni 2023
Persalinan
4 Asuhan Kebidanan Masa Senin 12 juni 2023
Nifas & Menyusui
(Kunjungan Pertama)
5 Asuhan Kebidanan Masa Selasa 18 juni 2023
Nifas & Menyusui
(Kunjungan Kedua)
6 Asuhan Kebidanan Bayi Senin 18 juni 2023
Baru Lahir (Kunjungan
Pertama)
7 Asuhan Kebidanan Bayi Selasa 18 juni
Baru Lahir (Kunjungan 2023
Kedua)
JADWAL KUNJUNGAN
Tanjung pinang, 2023
I. Data Subjektif
A. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 32 Tahun Umur : 39 Tahun
Suku : Batak Suku : Palembang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SLTA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh harian
Gol.darah : A+ Gol. Darah :-
Alamat : Jl. Kota piring Km 8
Perum. Malam dewa
No. Telp :085375512531
C. Riwayat Haid
Menarche : 15 Tahun Baunya : Bau khas
Siklus : 28 hari Banyaknya : 2-3 x ganti balutan
Lama Haid : 6-7 hari
Warna : Merah
Disminorhae : Tidak ada
D. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
3 Hamil
ini
8. Memberikan ibu terapi obat Fe 30 tablet dengan dosis 1x1 diminum pada
malam hari, kalsium 30 tablet 1x1 diminum pada pagi hari (Ibu mengerti
dan bersedia melakukannya).
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi dan
datang jika ibu mengalami keluhan. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
kunjungan ulang).
ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA NY. S G3P2A0H2
UMUR 32 TAHUN DENGAN USIA KEHAMILAN 37 – 38 MINGGU DI
PUSKESMAS PEMBANTU BATU 5 TANJUNGPINANG 2023.
I. Subjektif
A. Alasan Kunjungan : ibu mengatakan ingin memeriksa
kehamilannya
B. Keluhan Utama : kram perut bagian bawah
C. Riwayat kehamilan sekarang
a. Kehamilan
1. Trimester I
Periksa : Melayu kota piring
Keluhan : pusing
Asuhan : Penkes Trimester I
Obat – obatan : Asam folat, B6
2. Trimester II
Periksa : Melayu kota piring
Keluhan : Tidak ada
Asuhan : Penkes Trimester II
Obat – obatan : Fe, B6, Kalsium
3. Trimester III
Periksa : Puskesmas pembantu batu 5
Keluhan : Kram perut bagian bawah
Asuhan : Penkes Kram perut
Obat – obatan : Masih ada
b. Pergerakan janin pertama kali dirasakan : 20 minggu
c. Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam : 10 kali
d. Keluhan yang dirasakan saat ini
Rasa 5L (letih, lemah, lesu, lemes, lunglai) : Tidak ada
Mual muntah yang lama : Tidak ada
Nyeri perut : Ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala berat terus terusan : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal vulva vagina dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervagina : Tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Obat – obatan yang digunakan : Tidak ada
e. Pemeriksaan laboratorium
Hb : Tidak dilakukan
HIV/AIDS : Tidak dilakukan
HbsAg : Tidak dilakukan
Syphilis : Tidak dilakukan
D. Imunisasi
TT 1 : Ada (bayi)
TT 2 : Ada (SD)
TT 3 : Ada (SD)
TT 4 : Ada (Catin)
TT 5 : Ada (Hamil)
E. Kebiasaan sehari – hari
Obat / jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Alkohol : Tidak ada
F. Riwayat penyakit yang menyertai kehamilan saat ini
Tidak ada
G. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
H. Riwayat operasi yang tidak dan berhubungan dengan kandungan
Tidak ada
I. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : Pertama
Status perkawinan : Sah
Setelah perkawinan berapa lama hamil : < 3 bulan
Umur waktu kawin : 21 tahun
J. Riwayat KB
Jenis KB yang di inginkan : Suntik
Jenis KB yang pernah digunakan : Suntik
Kapan berhenti menjadi akseptor :-
Alasan berhenti menjadi akseptor : Ingin memiliki anak
Keluhan : Tidak ada
K. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
1. Makanan
Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, buah – buahan
Frekuensi : 3-4 kali sehari
Porsi : 2 piring
Masalah : Tidak ada
2. Minuman
Jenis : Air putih, susu
Frekuensi : 6 gelas
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK
Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Warna : Kuning lunak
Masalah : Tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang : + 2 jam
Masalah : Tidak ada
Tidur malam : + 8 jam
Masalah : Tidak ada
d. Aktivitas
Seksual : Tidak pernah dilakukan
Pekerjaan : IRT
Masalah : Tidak ada
e. Personal hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Keramas : 3 kali seminggu
Sikat gigi : 3 kali sehari
Ganti pakaian dalam : 2 – 3 kali
L. Psikososial
Keadaan emosional : Stabil
Pengambilan keputusan keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang di inginkan : Laki – laki
M. Perencanaan persiapan persalinan
Tempat akan bersalin : Puskesmas pembantu batu 5
Penolong persalinan : Bidan
Transportasi : Mobil
Nama calon pendonor darah : Belum Tau
Pendamping persalinan : Suami
II. Objektif
A. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Suhu : 36,40C
Pernapasan : 20 kali/ menit
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 68 kg
TB : 149 cm
LILA : 32 cm
B. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok, tidak berketombe
Muka : Tidak oedema
Mata : Sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada polip
Mulut : Tidak stomatitis, tidak pucat
Telinga : Tidak ada pengeluaran
b. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
c. Dada
1. Payudara
Pembesaran Mamae : Ada
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung
Bunyi : Normal
3. Paru – paru
Bunyi : Normal
d. Abdomen
1. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : sesuai usia kehamilan
Striae : Tidak ada
Linea nigra : Ada
2. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px bagian teratas Janin
teraba bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong janin
Leopold IV : Divergen
TFU (Mc. Donald) : 33 cm
TBJ : (33 – 11) x 155 = 3.410 gram
3. Auskultasi
DJJ : Ada (141x/ menit)
Irama : Teratur
e. Genetalia luar
Perineum : Tidak dilakukan
Oedema : Tidak dilakukan
Pengeluaran : Tidak dilakukan
Varises : Tidak dilakukan
f. Ekstremitas
1. Atas
Oedema : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Sianosis ujung jari : Tidak ada
2. Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kaku sendi : Tidak ada
Reflek patella : Tidak ada
a. Pemeriksaan panggul
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilakukan
III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S umur 32 tahun G3P2A0H2 UK 37 – 38 minggu
dengan keadaan ibu baik dan keadaan janin normal.
Masalah : Kram perut bagian bawah
Kebutuhan : Penkes pola istirahat dan aktivitas
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
IV. PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan janin baik.
Tekanan darah ibu 100/70 mmHg, suhu 36,4 0C dan BB 68 kg (Ibu
mengerti)
2. Memberitahu ibu kram perut bagian bawah yang ibu rasakan adalah hal
yang wajar terjadi pada kehamilan Trimester III, karena nyeri ini akibat
rahim yang membesar sehigga mengakibatkan adanya tekanan pada
kandung kemih dan menyebabkan terasa nyeri. Cara mengatasinya
berbaring atau duduk sementara atau mengubah posisi, rileks atau
melakukan latihan relaksasi, banyak mengkonsumsi air putih. (Ibu
mengerti)
3. Memberitahu ibu pola istirahat yang cukup yaitu pada siang hari ibu
sebaiknya tidur 1-2 jam sehari, dan pada malam hari sebaikanya ibu tidur
7 – 8 jam sehari (Ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang seperti
nasi, lauk pauk, daging, telur, buah – buahan, ubi, kacang – kacangan,
susu, air putih. (Ibu mengerti)
5. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan Trimester III yaitu
perdarahan pervagina, air ketuban keluar sebelum waktunya, demam
tinggi, bengkak di kaki, tangan, wajah, sakit kepala disertai kejang, janin
yang bergerak kurang aktif dari sebelumnya. Jika ibu mengalami tanda –
tanda tersebut ibu segera dibawa ke tenaga kesehatan. (Ibu mengerti)
6. Memberitahu ibu tentang ketidaknyaman kehamilan Trimester III yaitu
peningkatan frekuensi berkemih (BAK), sakit punggung bagian atas dan
bawah, nyeri perut atau kram perut dibagian bawah, oedema, kram kaki,
konstipasi, kesemutan, dan insomnia. Bila ibu mengalami keluhan
tersebut, ibu bisa berjalan pagi atau melakukan senam hamil. (Ibu
mengerti)
7. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan yaitu perut mules
semakin sering dan teratur, timbulnya semakin sering dan keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban dari jalan
lahir. (Ibu mengerti)
8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu pakaian ganti yang
nyaman, perlengkapan mandi ibu bila diperlukan, pembalut/ pampers,
perlengkapan pakaian bayi, topi bayi, kain ganti ibu, dan makanan. (Ibu
mengerti)
9. Memberitahu kepada ibu untuk melanjutkan minum obat tablet tambah
darah dan kalsium jika masih ada dan minum sesuai dengan aturan yang
telah dianjurkan. (Ibu mengerti)
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 2 minggu lagi atau bila
ibu mengalami keluhan. (Ibu mengerti)
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE (INC) PADA NY. S USIA 32
TAHUN G3P2A0H2 DENGAN USIA KEHAMILAN 40 – 41 MINGGU
A. DATA SUBJEKTIF
1. keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya mules – mules sejak pukul 06.00 Wib
2. Pemenuhan kebutuhan rutin
a. Pola nutrisi
Makanan
Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, sayuran, buah – buahan
Frekuensi : 2 – 3 kali sehari
Masalah : Tidak ada
Minuman
Jenis Minuman : Air putih, susu
Frekuensi : 6 gelas sehari
Masalah : Tidak ada
b. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Warna : Kuning lunak
Masalah : Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5 – 6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
c. Pola istirahat
Tidur siang : + 2 jam
Tidur malam : + 8 jam
Masalah : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/ 70 mmHg
Nadi : 88 kali/ menit
Suhu :36,50C
RR : 20 kali/ menit
TB : 149 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 68 kg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak ketombe, tidak rontok
Muka : Tidak pucat dan Tidak Oedema
Mata : sclera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Tidak ada polip
Mulut : Tidak stomatitis, tidak pucat.
Telinga : Tidak ada pengeluaran
b. Leher
Kelenjar Tyroid: Tidak ada pembesaran
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
c. Dada
a) Payudara
Pembesaran mamae : Ada
Areola mamae : Menghitam
Puting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
b) Jantung
Bunyi : Normal
c) Paru – paru
Bunyi : Normal
d. Abdomen
a. Inspeksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Striaegravidarum : Tidak ada
Linea : Nigra
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px bagian teratas janin teraba
bulat, lunak tidak melenting, yaitu bokong janin
Leopold IV : Divergen
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
His : 2 x 10’x35 “
c. Auskultasi
DJJ : 145 x/ menit
Irama : Teratur
d. Genetalia
1. Pemeriksaan dalam
Pukul : 08.10 WIB
Pengeluaran : (-)
Portio : Lunak
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Teraba
Posisi : Kepala
Molase : Tidak ada
Penurunan : Hodge II
2. Ekstremitas
Atas
Oedema : Tidak Oedema
Kaku sendi : Tidak ada
Sianosis ujung jari : Tidak ada
Bawah
Oedema : Tidak Oedema
Varises : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S G3P2A0H2 Usia kehamilan 40 -41 minggu
inpartu kala 1 fase aktif
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Asuhan Kala 1
Diagnosa potensial : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, keadaan ibu dan
janin baik, TD 110/70 mmHg, Nadi 88 x/ menit, DJJ 145 x/ menit, pembukaan 4 cm
dan ibu dalam masa persalinan ( Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang
dijelaskan)
2. Memberitahu ibu tentang rasa mules dan sakit perut menjalar hingga
kepinggang adalah hal yang wajar karena itu merupakan tanda – tanda persalinan.
(Ibu mengerti dengan apa yang sudah dijelaskan)
3. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar selalu semangat dalam
menghadapi persalinan nanti. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak perlu cemas untuk
menghadapi persalinan semuanya akan berjalan dengan lancar. (Terlaksana)
4. Memberitahu kepada keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan,
memberi dukungan atau membantu mengusap dan memijat pinggang ibu saat sakit
atau saat kontraksi kuat agar rasa sakit berkurang dan ibu merasa nyaman.
(Terlaksana)
5. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yang benar dengan cara menarik
nafas dalam dalam secara perlahan melalui hidung dan mengeluarkan pelan pelan
melewati mulut. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya ).
6. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik yaitu jika ada kontraksi ibu boleh
mengedan dan menarik nafas dalam – dalam dengan posisi dagu ibu menempel
didada, kepala menghadap perut, dan mengajarkan ibu untuk istirahat bila tidak ada
kontraksi. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya).
7. Mempersiapkan partus set, heacting set, infus set, obat – obatan serta
perlengkapan penolong persalinan, pakaian ibu dan pakaian bayi. (Terlaksana).
8. Membantu mempersiapkan perlengkapan persalinan seperti bedong bayi, kain
panjang, baju bayi, baju ibu, popok bayi, sarung tangan dan sarung kaki bayi, topi
bayi, pampers ibu dan underpath (Terlaksana).
JAM
HPHT : 29 – 08 – 2022
TP : 05 – 06 – 2023
G3P2A0H2 UK 40-41
minggu
jam 12.10 wib 95/65 82x/ menit 20x/ menit 36,5 0C 3x10’x45” 142x/ Vt O 9 cm, ket (+) bloodsly
mmHg menit (+) kepala HII
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik,
pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah, membantu ibu mengatur i
posisi yang nyaman sesuai keinginannya, ibu dibolehkan mengejan dan
tidak lama lagi bayi ibu akan melahirkan. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
2. Melihat adanya tanda persalinan kala II yaitu tekanan anus, vulva membuka,
dorongan meneran, dan perineum menonjol (Tanda dan gejala kala II sudah
terlihat dan ibu ingin meneran)
3. Memberitahu ibu jika ada kontraksi ibu boleh mengedan sambil menarik
nafas dalam dalam dengan posisi dagu menempel didada, kepala menghadap
ke perut ibu, dan mengajarkan kepada ibu jika tidak ada his ibu boleh
istirahat. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
4. Mendekatkan alat pertolongan persalinan dan menyalakan lampu sorot serta
menggunakan handscoon (Terlaksana)
5. Memimpin persalinan
a. Letakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut ibu dan kain
bersih 1/3 dibawah bokong ibu saat kepala bayi telah membuka 5 – 6 cm
(Terlaksana).
b. Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan alat
partus set, pakai sarung tangan DTT/ steril pada kedua tangan.
(Terlaksana)
c. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm vulva membuka
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala
(Terlaksana)
d. Setelah kepala bayi lahir, tahan bagian bawah kepala dengan tangan
kanan mengusap muka bayi menggunakan kain bersih dan tunggu kepala
melakukan putaran paksi luar. Kemudian tangan kanan memeriksa lilitan
tali pusat (Tidak ada lilitan tali pusat) dan lakukan pegangan biparietal
untuk melahirkan bahu depan dan belakang. Lakukan sanggah susur
seluruh badana, jepit kaki dengan kedua jari tangan. (Terlaksana)
e. Bayi lahir spontan, langsung menangis pukul 13.05 wib (Terlaksana)
6. Melakukan penilaian sepintas, bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna
kulit kemerahan. (Terlaksana)
7. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya.kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan kain yang kering. Membiarkan bayi diatas perut (Terlaksana)
8. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi janin kedua
dalam uterus (Terlaksana)
SOAP PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal/ pukul : 13.15 wib
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan ibu mengatakan
perutnya terasa mules
B. OBJEKTIF
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/ menit
R : 20x/ menit
S : 36,50C
TFU : Sepusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
Perdarahan kala II : 150 cc
Tanda – tanda pelepasan plasenta.
Uterus : Uterus berglobuler
Tali pusat : Memanjang
Semburan darah : Ada
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Parturient kala III
Masalah : Ibu merasa mules
Kebutuhan : Manajemen Aktif kala III
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, bayinya sudah lahir
dan rasa mules yang ibu alami wajar karena uterus berkontraksi dan ari
arinya akan segera lahir (Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang telah
disampaikan)
2. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem pertama kira
kira 2 – 3 cm dari pusat bayi gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah distal (Ibu) dan jepit
kembali tali pusat dengan klem kedua kira – kira 2 cm dari klem pertama.
(Terlaksana)
3. Pindahkan klem tali pusat dengan jarak 5 – 10 cm dari vulva. Melakukan tali
pusat terkendali sejajar lantai dengan tangan kanan dan tangan kiri
melakukan dorsokranial lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan,
pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. Kemudian mengikat tali
pusat dengan benang benang DIT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut lepaskan klem dan masukan kedalam
wadah yang telah disediakan. (Terlaksana)
4. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan plasenta. Plasenta lahir pukul 13. 15 wib. Dan meletakan diwadah
plsenta. (Terlaksana)
5. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa ari – ari nya sudah lahir.
(Ibu mengerti)
6. Melakukan masase uterus sebanyak 15 kali selama 15 detik. Dan kontraksi
ibu baik (Terlaksana)
7. Melakukan pemeriksaan plasenta. Kotiledon lengkap, selaput ketuban uturh,
tali pusat + 50 cm, insersi central, kedalaman + 3 cm, beratnya + 500 gram.
Membungkus plasenta kedalam plastik. (Terlaksana)
8. Mengecek kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum ibu.
(Perdarahan dalam batas normal, dan tidak terdapat laserasi jalan lahir
(Terlaksana)
SOAP PERKEMBANGAN KALA IV
Tanggal/ pukul : 12 juni 2023/ 13.20 Wib
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan juga merasa lelah
B. OBJEKTIF
KU : Baik
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/ menit
R : 20x/ menit
S : 36,5 0C
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
Perdarahan kala IV : Dalam batas normal 80 cc
Laserasi : Tidak ada
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Parturient Kala IV normal
Masalah : Ibu merasa lelah
Kebutuhan : Penkes istirahat
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa keadaan ibu baik, tidak terdapat
robekan laserasi jalan lahir (Terlaksana)
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan perdarahan pervaginam
dalam batas normal (Terlaksana)
3. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara
terbalik dan rendam sarung tangan selama 10 menit. Cuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan (Terlaksana)
4. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus untuk menilai
kontraksi (Terlaksana)
5. Membersihkan ibu dengan air DTT dan tempat bersalin dengan air klorin
0,5 % kemudian bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakaikan pampers
dan kain sarung yang baru serta mengganti baju ibu (Terlaksana)
6. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan ibu
minum dan makan yang diinginkan (Terlaksana)
7. Melakukan pemantauan kala IV dengan memeriksa tekanan darah, nadi,
suhu, TFU, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam kedua persalinan. Periksa suhu
tubuh ibu setiap 1 jam ( Terlampir dalam partograf)
8. Melakukan perawatan bayi baru lahir. Hasil nya yaitu jenis kelamin
perempuan, BB :3600 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm, LD : 36 cm
(Terlaksana)
9. Memberitahu ibu bahwa bayi akan disuntik vitamin K untuk mencegah
terjadinya perdarahan di otak bayi. Kemudian menyuntikan vit K 0,1 mg
cc secara IM pada paha kiri bayi. (Terlaksana)
10. Membuang sampah pada tempatnya. Merendam peralatan bekas kedalam
larutan air klorin 0,5 % selama 10 menit. Buka handscoon secara terbalik
dan rendam kedalam larutan klorin. Cuci, bilas, keringkan, lalu sterilkan
alat bekas pakai. (Terlaksana)
11. Melengkapi dokumentasi SOAP dan partograf (Terlaksana)
ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE (PNC) PADA NY. S
USIA 32 TAHUN P3A0 DENGAN POSTPARTUM 3 HARI
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut bagian bawah terasa nyeri
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal/ pukul bersalin : 12 juni 2023/ 13.05 wib
Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 80 cc
3. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
Makan : 3x/ hari
Minum : 5 – 6 x/ hari
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur, buahan, air putih
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK : 3 – 4x/ hari
BAB : 2x/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Ganti pakaian dalam : 3x/hari
d. Istirahat
Tidur malam : 5- 6 jam
Tidur siang : 1-2 jam
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 119/ 70 mmHg
Nadi : 84x/ menit
Suhu : 36,5 0C
Pernapasan : 20x/ menit
Kontraksi : Baik
Lochea : Rubra
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedema
Pucat/ tidak : Tidak pucat
c. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak ikterik
d. Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Bentuk : Simetris
Gigi berlubang : Tidak ada
Carries : Tidak ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak polip
f. Telinga
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
g. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Vena jugularis : Tidak ada pembesaran Vena Jugularis
h. Dada
1. Payudara
Pembesaran : Simetris
Areola mamae : Hitam
Kebersihan : Bersih
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung : Bunyi lup dup
3. Dada : Tidak ada weizing
i. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung kemih : Kosong
Massa : Tidak ada
Kontraksi : Baik
j. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Usia 32 tahun postpartum hari kedua
dengan masa nifas normal
Masalah : Ibu mengatakan nyeri perut
Kebutuhan : Penkes Pola Nutrisi dan cara mengatasi nyeri perut
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik
dan memberitahu nyeri pada perut ibu adalah hal yang normal karena
disebabkan rahim, kulit, otot dan perut mengalami peregangan selama 9
bulan dan setelah melahirkan rahim akan berkontraksi agar bisa kembali ke
bentuk semula. (Ibu mengerti)
2. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya masa nifas yaitu, perdarahan
berlebihan, infeksi, lochea berbau, nyeri pada perut dan pelvis, pusing dan
lemes berlebihan, sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, demam,
payudara merah, panas, dan terasa sakit, kehilangan nafsu makan dalam
waktu lama, dan rasa sakit, merah, lunak dan bengkak pada wajah dan
ekstremitas. Memberitahu ibu untuk segera ke pelayanan kesehatan jika
mengalami tanda tersebut (Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya masa
nifas dan bersedia kepelayanan kesehatan jika mengalami tanda tersebut.)
4. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi yang sehat dan gizi seimbang. Dan
harus mengkonsumsi lebih banyak makanan untuk proses penyembuhan
setelah melahirkan dan untuk produksi ASI (Ibu mengerti)
5. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak ada pantangan dalam makanan apapun
kecuali ibu alergi terhadap makanan tersebut. Dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi serta perbanyak makan yang mengandung banyak protein
seperti ikan, telur, daging, tahu, tempe, sayuran hijau, buahan, serta
perbanyak minum air putih < 8 gelas/ hari. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
7. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu 7 – 8 jam pada waktu
malam dan 1 – 2 jam pada siang hari (Ibu mengerti)
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama : ibu mengatakan sedikit nyeri pada abdomen
dan puting susu sebelah kanan lecet
2. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal/ pukul bersalin : 12 juni 2023/ 13. 05 Wib
Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III :150 cc
Kala IV : 80 cc
Komplikasi : Tidak ada
Ketuban : Keruh
1. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
Makan : 3 kali/ hari
Minum : 6 kali/ hari
Jenis : Nasi, lauk pauk, sayur, buahan, air putih
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/ hari
BAB : 2 kali/ hari
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Ganti pakaian dalam : 2 – 3 kali/ hari
Keramas : 3 kali seminggu
Mandi : 2 kali/ hari
Gosok gigi : 2 kali/ hari
d. Istirahat
Tidur malam : 6 – 7 jam
Tidur siang : 1 -2 jam
2. Riwayat psikologis
Keadaan emosional : Baik
Pandangan ibu terhadap kelahiran : Ibu merasa senang
Pandangan suami : Merasa senang
Pandangan keluarga : Merasa senang dengan kelahiran
bayi ibu, keluarga selalu menemani dan menjaga bayi ibu
3. Riwayat kontrasepsi
Metode KB yang pernah digunakan : Suntik
Masalah : Tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 100/ 80 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36, 60C
Pernapasan : 20x/ menit
Kontraksi : Baik
Lochea : Sanguinolenta
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Hitam, tidak rontok
Kebersihan : Bersih
b. Muka
Oedema : Tidak oedema
Pucat/ tidak : Tidak pucat
c. Mata
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Tidak kuning
d. Mulut
Stomatitis : Tidak stomatitis
Bentuk : Simetris
e. Hidung
Polip : Tidak polip
Bentuk : Simetris
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
g. Leher
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
h. Dada
1. Payudara
Pembesaran : Ada
Areola mamae : Hitam
Kebersihan : Bersih
Puting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
2. Jantung : Bunyi nya Lup dup
3. Paru – paru : Tidak ada weizing
i. Abdomen
TFU : Pertengahan pusat simpysis
Kandung kemih : Kosong
Kontraksi : Baik
j. Ekstremitas
Oedema : Tidak oedema
Varises : Tidak Varises
k. Genetalia
Lochea : Sanguinolenta
Perineum : Tidak ada robekan
Haemoroid : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S P3A0 Usia 32 tahun postpartum 7 hari normal
Masalah : Nyeri perut dan puting susu lecet
Kebutuhan : Penkes mengatasi nyeri pada perut dan puting susu
lecet
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik dan hasil TD 100/ 80 mmHg,
Nadi 80x/ menit, RR 20x/ menit, dan suhu 36,6 0C, TFU : pertengahan pusat
simpysis, kotraksi baik. Keadaan ibu normal (Ibu mengerti)
2. Memberitahu ibu bahwa tidak ada pantangan dalam makanan apapun
kecuali ibu alergi terhadap makanan, dan konsumsi makanan yang bergizi
serta perbanyak makan – makanan yang mengandung banyak protein seperti
ikan, telur, daging, tahu, tempe, sayuran hijau, buahan. Serta perbanyak
minum air putih minimal 8 gelas/ hari. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
3. Mengingatkan kembali pada ibu tentang pola istirahat yakni minimal 7 – 8
jam pada malam hari dan 1 – 2 jam pada siang hari atau ketika bayi sedang
tidur di usahakan ibu pun untuk tidur agar mencegah kelelahan maupun
stress (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
4. Memberitahu ibu mengenai nyeri perut yang ibu alami yaitu merupakan hal
yang normal, hal ini disebabkan karena rahim, kulit, otot dan perut
mengalami peregangan selama 9 bulan dan setelah melahirkan rahim akan
berkontraksi agar bisa kembali pada bentuk semula. (Ibu mengerti)
5. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar yaitu posisikan bayi dalam
posisi lurus, bayi menghadap ke payudara dengan hidung menempel di
puting ibu. Oleskan ASI dari puting susu hingga ke areola sebelum dan
sesudah menyusui agar puting susu ibu tidak lecet. Pegang payudara
membentuk huruf C kemudian letakan puting di pipi bayi, ketika mulut bayi
terbuka masukan puting hingga ke areola ke mulut bayi. Perhatikan ketika
bayi menyusui. Cara melepaskan puting yaitu dengan cara menarik dagu
bayi atau memasukan jari kelingking ke mulut bayi. Setelah selesai
menyusui, sendawakan bayi dengan cara letakan bayi regak lurus pada bahu
kemudian tepuk punggung bayi secara halus atau menyendawakan bayi
dengan cara di letakkan secara tengkurap dalam pangkuan ibu dan tepuk
halus pada punggung bayi sampai sendawa. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya)
6. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara yaitu melakukan pijatan
oksitosin dengan menstimuler puting susu dengan pelan. Memutar puting
susu secara perlahan dengan jari, mengurut atau mengusap ringan payudara
dengan menggunakan jari. (Ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
7. Mengajarkan kepada ibu tentang personal hygiene yaitu menganjurkan
kebersihan seluruh tubuh terutama daerah perineum, ajarkan ibu bagaimana
cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air bersih. Pastikan
bahwa ibu mengerti untuk memberikan daerah sekitar vulva.
8. Menginformasikan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke
puskesmas. (Ibu mengerti)
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NY. S USIA 3 HARI
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Umur : 3 hari
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat persalinan
A. Persalinan
Tanggal / pukul : 12 juni 2023/13.05 Wib
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Komplikasi : Tidak ada
B. Jumlah perdarahan
Kala I : 0 cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 80 cc
C. Plasenta, selaput ketuban, tali pusat
Plasenta : Lahir spontan
Selaput ketuban : Spontan
Insersi : Central
Tali pusat : + 50 cm
D. Riwayat kesehatan
Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Pernapasan : 46x/ menit
Nadi : 141x/ menit
Suhu : 37, 3 0C
Antropometri
Berat badan : 3.300 gram lingkar kepala : 34 cm
Panjang : 50 cm
Lingkar dada : 33 cm
Lingkar perut : 34 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK : Datar, Tidak ada kelainan
UUB : Datar, Tidak ada kelainan
Bentuk : Bulat, simetris
Molase : Tidak ada
Caput Succadenum : Tidak ada
Cepal Hematoma : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
c. Mata
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Merah muda
Tanda Infeksi : Tidak ada
Bentuk : Simetris
d. Mulut
Bentuk : Simetris
Labioskizis : Tidak ada
Labiopalatoskizis : Tidak ada
Refleks sucking : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks swallowing : Ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada kiri/ kanan
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Daun telinga : Ada
Lekuk telinga : Ada
g. Leher
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan kelenjar
h. Dada
Bentuk : Simetris
Puting susu : Ada
Retraksi : Ada
Bunyi jantung : Teratur, terdengar lup dup
Bunyi nafas : Bersih, Tidak ada rochi dan weizing
i. Bahu, lengan dan tangan
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Ada 10 jari
Refleks grap : Ada
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Normal
Benjolan : Tidak ada
k. Genitalia
Terdapat lubang vagina, labia mayora dan labia minora
l. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : lengkap
m. Anus
Pengeluaran : Mekonium
Bentuk : Berlubang
n. Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan
o. Kulit
Warna : Kemerahan
Vernikaseosa : Ada
Lanugo : Ada
Pembengkakan : Tidak ada
Bercak hitam : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : By. Ny. S umur 3 hari dengan keadaan normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi
ibu dalam keadaan normal, Nadi 141x/ menit, pernapasan 46x/ menit. (Ibu
dan keluarga mengerti dan senang mendengar hasil pemeriksaan pada bayi)
2. Memberitahu kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya dengan
cara memakaikan selimut dan topi. (Ibu mengerti dan bersedia)
3. Menginformasikan kepada ibu tanda – tanda bahaya bayi baru lahir yang
harus di waspadai yaitu, bayi demam suhu 38 0C, atau bayi dingin suhu <
36,50C, bayi tidak dapat menyusui, bayi muntah selesai menyusui, tali pusat
merah dan bernanah. Menganjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke
tenaga kesehatan terdekat apabila mengalami tanda – tanda seperti diatas (ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan)
4. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan tanpa
makanan apapun, susuilah sesering mungkin atau semaunya bayi minimal 8x
sehari pada kedua payudara ibu karena ASI mempunyai banyak manfaat
seperti mempercepat proses pemulihan organ kewanitaan , sebagai
kontrasepsi alami, mencukupi kebutuhan gizi bayi dan ibu (Ibu mengerti)
5. Memberitahu kepada ibu tentang perawatan tali pusat yang baik dan benar
kepada ibu yaitu tali pusat hanya perlu di lap kering jika sudah bayi
dimandikan dan setelah itu tali pusat di bungkus dengan kassa, tidak
memberikan bedak ataupun minyak angin atau lainnya pada tali pusat bayi.
Karena bisa menyebabkan tali pusat bayi iritasi dan memperlambat proses
pelepasan tali pusat. (Ibu mengerti)
6. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang hari
ke 7 pada tanggal 18 juni 2023. (Ibu mengerti)
II. Kunjungan Kedua Bayi Baru lahir
A. DATA SUBJEKTIF
ibu mengatakan keadaan bayi baik, tidak ada keluhan
1. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Nutrisi
ASI : 7 – 8 x/ hari
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi
BAB : 6 kali/ hari
Warna : Kuning Jernih
Masalah : Tidak ada
BAK : 2 – 3 kali/ hari
Warna : Kekuningan
Masalah : Tidak ada
c. Personal hygiene
Mandi : 1 kali sehari
Masalah : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Nadi : 141x/ menit
Suhu : 37,70C
Pernapasan : 41x/ menit
BB : 3.300 gram
PB : 50 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
UUK : Datar, Tidak ada kelainan
UUB : Datar, Tidak ada kelainan
Bentuk : Simetris
Molase : Tidak ada
Caput succadenum : Tidak ada
Cepal Hematoma : Tidak ada
b. Muka
Bentuk : Simetris
Pucat : Tidak pucat
c. Mata
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Merah muda
Tanda infeksi : Tidak ada
Bentuk : Simetris
d. Mulut
Bentuk : Simetris
Labioskisiz : Tidak ada
Labiopalatoskisiz : Tidak ada
Refleks sucking : Ada
Refleks rooting : Ada
Refleks swallowing : Ada
e. Hidung
Bentuk : Simetris
Lubang : Ada kiri/ kanan
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Daun telinga : Ada
Lekuk telinga : Ada
g. Leher
Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan kelenjar
h. Bahu, lengan, tangan
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
Refleks grap : Ada
i. Dada
Bentuk : Simetris
Puting susu : Ada
Retraksi : Ada
Bunyi jantung : Teratur, terdengar lup dup
Bunyi nafas : Bersih, tidak ada rochi dan weizing
j. Abdomen
Bentuk : Simetris
Tali pusat : Normal
Benjolan : Tidak ada
k. Tungkai kaki
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
l. Punggung : Tidak ada cekungan atau benjolan
m. Anus
Pengeluaran : Mekonium
Bentuk : Berlubang
n. Kulit
Warna : Kemerahan
Vernikaseosa : Ada
Lanugo : Ada
Pembengkakan : Tidak ada
Bercak Hitam : Tidak ada
Tanda lahir : Tidak ada
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
C. ASSESMENT
Diagnosa : By. Ny. S umur 7 hari dengan keadaan normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada
D. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam keadaan
baik, pemeriksaan fisik dalam batas normal, yaitu Nadi 141x/ menit, BB
3.300 gram. (Ibu dan keluarga mengerti dan senang mendengar hasil
pemeriksaan)
2. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayimya
dengan cara memakaikan selimut bayi dan topi bayi. (Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya)
3. Memberitahu kembali kepada ibu tentang personal hygiene bayinya yaitu
selalu menjaga kebersihan bayi dengan cara mengganti popok dan pakaian
jika sudah kotor dengan pakaian yang bersih dan kering. (Ibu mengerti)
4. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan tanpa
makanan atau minuman apapun, susuilah sesering mungkin. (Ibu mengerti)
5. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu membersihkan pusat bayi agar
tidak lembab dan basah. Hindari pusat basah dan lembab. (Ibu mengerti)
6. Mengingatkan keluarga agar bayi di timbang setiap bulan dan tanggal 30
juni 2023 harus di imunisasi sesuai jadwal imunisasi di Puskesmas
terdekat. Lanjutkan imunisasi sampai bayi berusia 9 bulan atau sampai
imunisasi bayi lengkap. (Ibu mengerti)
7. Menginformasikan kepada ibu tentang jadwal kunjungan bayi yaitu pada
hari ke-30 setelah melahirkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Sub Pokok Bahasan : Kenapa kram perut sering terjadi pada ibu hamil ?
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai kram perut pada ibu hamil di harapkan ibu
dapat mengatasi sedikit rasa ketidaknyamanan kram perut dan mengetahui
bagaimana cara mengatasi pola nutrisi yang baik saat hamil.
B. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai kram perut yang ibu alami saat hamil
diharapkan ibu :
penyuluhan menyimpulkan
G. Evaluasi
Metode evaluasi : Tanya jawab
H. Materi
Kram perut pada ibu hamil
Leaflet Antenatal Care (Kram Perut)
Dokumentasi Kegiatan Asuhan Komprehensif
ANC
INC
PNC
BBL