Anda di halaman 1dari 8
11.5 Kekenyalan dan Hukum Hooke —p 0 0 B=/| 0 -p o |. (11.39) 0 0 -p ‘Dalam hal ini persamaan gerak (11.38) menjadi 145, 2ED = ops N70, ee dengan Vp= 2 + ai + z ‘Dalam keadaan setimbang, perubahan momentum partikel-partikel benda malar itu nol, Jadi, dalam keadaan setimbang V-D+ pF, 7@) =0. (11.41) Inilah persamaan yang menentukan kokohnya straktur bangunan scmisal jembatan, gedung- gedung bertingkat, dll 11.5 Kekenyalan dan Hukum Hooke ‘Adanya gaya yang bekerja pada sebuah benda malar menimbulkan per- ubahan gerakan dan sekaligus merubah bentuk benda malar itu. Per- tanyaan yang paling sedethana terkait dengan hubungan antara gaya @ @ @ @ @ @ yang maujud dalam bentuk tegangan dan regangan. Dalam suata ba- hhan, secara umum terdapat kaitan yang sangat rumit antara kedua hal @ @ @ e0@e iu, Kaitan tersebut bergantung pada banyak parameter semisal tekan- an, temperatur, laju perubahan tegangan, sejarah regangan, besarnya @ @ e tegangan, dan Iain sebagainya, Untuk penerapan tegangan yang culup kecil,terdapat kaitan kesebandingan yang linear antaa tegangan dan @® @ @ ee regangan, tetapi tidak untuk tegangan yang cukup besar Kekenyalan atau elastisitas adalah sifat bahwa suatu bahan akan e e e e e e@ 355 berubah baik dalam hal ukuran maupun bentuk karena mendapatkan _ Gambar 11.7: Kekisi dan gaya Pemulih ‘gaya luar dan akan kembali ke bentuk maupun ukuran semula apabila gaya nas itu ditiadakan, Semua bahan memiliki sifat seperti ini, hanya saja, banyak bahan yang tidak begitu menonjol sifat kekenyalannya. Kekenyalan suatu bahan dapat dipaha- mi melalui struktur mikronya, yakni berkaitan dengan molckul-molekul penyusun bahan itu. Kebanyakan bahan tersusun atas atom-atom atau molekul-molekul yang tertata rapi menurut pola yang tetap. Pola itu disebut kekisi bahan itu, Atom-atom atau molekul- molekul tersebut menempel kokoh di posisinya masing-masing pada pola-pola itu karena dijaga oleh gaya antar molekul/atom dari arah kiri, kanan, atas, bawah, depan, dan bela- kang (hat Gambar 11.7), sehingga masing-masing molekul atau atom baban itu berada pada keseimbangan. Kekenyalan suatu bahan bergantung pada kuat-lemahnya gaya antar ‘molekul/atom tersebut. Jika misalkan kita menekan permukaan atas bahan itu ke bawah 356 Bab 11 Mekanika Benda Malar dengan gaya yang merata, maka akibatnya molekul-molekul pada bahan itu (terutama di sekitar permukaan bagian atas bahan) akan terusik ke bawah dari posisi keseimbangannya, sehingga mereka saling merapat. Pergeseran yang dialami oleh masing-masing molekul itu memang hanya pergeseran yang sangat kecil, tetapi hal ini terjadi pada sekian milyar mo- Jekul. Oleh karena itu, secara makroskopis dapat kita amati terjadinya perubahan bentuk ‘maupun ukuran bahan tersebut. Jika bahan tersebut kita lepaskan dari tekanan, maka semua molekul atau atom yang terusik itu saling mendorong agar kembali ke posisi seimbangnya masing-masing. Maka bahan pun kembali ke bentuk dan ukuran semula. Sebalilenya, jka permukaan kiei bahan itu kita tarik ke kisi dan permukean kanannya kita tari ke kanan dengan gaya yang merata, maka molekul-molekul tersebut juga terusik dati posisi seim- bangnya. Sekali lagi pergeseran massal ini dapat kita amati secara makroskopis sebagai perubahan bentuk maupun ukuran bahan itu, walaupun pergeseran masing-masing mole- Jeul itu sangat kecil. Apabila tarikan itu kita lepaskan, maka molekul-moleiul dalam bahan tersebut akan saling menarik untuk kembali ke posisi setimbangnya masing-masing, sehing- ‘ga bahan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Jadi, kekenyalan bahan merupakan akibat adanya gaya-gaya antar molekul yang menyusun bahan tersebut. Pengetahuan tentang kekenyalan menjadi penting misalnya bagi para seismolog atau ahi ‘gempa, Seismologi adalah upaya menguraikan gerakan tanah akibat aktivitas sumber energi di dalam bumi, seperti gempa bumi, Hampir semua gerakan tanah berlangsung sejenak saja, setelah itu tanah kembali ke posisi semula setelah gerakan itu mereda dan hilang sama sekali. Getaran seperti ini melibatkan regangan sebagai akibat adanya tegangan pada bebatuan. Besar kecilnya deformasi yang terjadi bergantung pada sifat-sifat bahan penyusun bebatuan. Sifac-sifat bahan yang dimaksud dikenal sebagai modulus kenyal. Modulus kenyal inilah yang menentukan misalnya cepat rambat gelombang seismik. Hukum Hooke secara umum dapat dirumuskan melalui ungkapan berikeut yj = Cimén + Cinr%2 + Cinstis Ciaran + Cizaataa + Crastos = Cijsresr + Cissats2 + Crgss€sss (11.42) untuk i,j = 1,2,3, dengan Cj; adalah koefisien yang disebut modulus kenyal yang pada umumnya tidak tetap (seragam) dan bergantung pada bahan. Hukum Hooke itu me- nyatakan, jika pada sebuah benda kenyal dikenakan gaya schingga pada bahan itu terdapat tegangan ©, maka benda itu mengalami regangan ¢ sedemikian rupa schingga berlaku per- samaan (11.42). Karena tensor tegangan dan tensor regangan simetris (0,5 = oj, dan €,j = €)3)» maka hanya ada sembilan persamaan yang bebas. Selanjutnya, kita hanya akan membicarakan bahan kenyal yang tergolong dalam bahan kenyal linier yang isotrop. Pada bahan semacam itu, berlaku 15 = Nex + Ene + €3)8y + 2Hes59 (11.43) dengan 1 dan berturut-turut disebut tetapan Lamé pertama dan kedua, sedangkan 6,; adalah tanda yang bernilai nol jika i # j dan 1 jika i = j. Sebagai contoh 11 = Alex t+ €a2 + €5)511 + 2Hen = Mera + €n2 + €3) + Ey O12 = ACExs + €a2 + €3)512 + 2Her2 = 2Hera dan seterusnya. Tetapan 1 discbut modulus geser atau ketegaran, 11.6 Bahan Kenyal Tanpa Ketegaran 11.6 Bahan Kenyal Tanpa Ketegaran Sckarang, kita tinjau bahan kenyal dengan j1 = 0, yakni bahan dengan ketegaran ol. Da- Jam hal ini berlaku persamaan 45 = Meas + 20 + €55) 545 (11.44) Modulus Bongkahan ‘Andaikan sebuah kubus dengan volume V terbuat dari bahan elastik dengan tetapan Lamé 2. Jka kubus itu dimasukkan dalam suatu keadaan sehingga sis-sisinya tertekan oleh ga- ya yang besarnya sama dan merata, Maka gaya tekan itu akan diteruskan sedemikian rupa schingga kubus itu akan termampatkan dan berkurang volumenya, Atau kubus ieu dima- sukkan dalam keadaan sedemilkian rupa schingga setiap sisinya tertarik ke arah luar secara merata, maka kubus itu bertambah besat. Masing-masing partikelnya juga akan mengalami situasi yang sama. Untuk masing-masing sisi kubusnya berlaku d(AV) Av’ untuk ¢ = 1,2,3. Dalam hal ini o,, = 092 = 02 adalah tekanan atau tarikan pada permukaan partikel itu. Persamaan terakhir dapat ditulis sebagai (AVjou, = (AV). Karena dalam keadaan setimbang, besaran 0, sama dari satu partikel ke partikel lain. Oleh arena itu, jika persamaan terakhir ini djumlahkan untuk semua partikel didapatkan Vou = 0V, (11.45) dengan 5V jumlahan perubahan volume untuk semua partikel. Jadi, 07; berarti tegangan ‘normal permukaan kubus untuk partikel-pattikel yang ada di permukaan kubus. Persamaan terakhir dapat dituliskan sebagai ou= By, (11.46) dengan tetapan B = 2 biasa disebut modulus bongkahan. Persamaan (11.46) tidak hanya berlakm untuk kubus. Sembarang benda dengan volume V dan terbuat dari bahan dengan modulus bongkahan B, akan memenuhi persamaan tersebut. Contoh 11.4 BolaKenyalDalam Air Sebuah bola kenyal terbuat dati bahan dengan modulus bongkahan B. Andaikan V volume bola itu di udara, Lalu, bola itu dibenamlan ke dalam air. Tentukan rapat massa bola itu sebagai fungsi kedalaman jika rapat 357 358 Bab 11 Mekanika Benda Malar ‘massa benda itu di udara p,,. Dalam kasus ini, 05; dengan p tekanan hidrostatik. Jadi, ov -p=By. (147) Jika p(h) merupakan tekanan air di kedalaman fh, maka P(h) = Po + Pairgh dengan po tekanan udara luar dan g percepatan gravitasi setempat, Berdasarkan persamaan (11.46) dida- patkan ov P(h) = Po + Pairgh = —Bo- ee (0 Paiegh PairG! ne pa Selanjutnya, massa bola itu pV, schingga rapat massa bola itu di kedalaman h diberikan oleh = PV Bey 0) = 7 BV = BaP Pad Modulus Young Sckarang ditinjau hal yang lebih khusus lagi. Pethatikan sebuah balok dengan ukuran pan- jang L dan luas penampang A. Balok itu di letakkan di atas permukaan meja sebagaimana Gambar 11.8. Dati atas ditekan dengan gaya tekan senilai F* schingga mengalami deforma- si sedemikian rupa schingga luas penampangnya tetap A, Anggapan semacam ini masuk akal selama penambahan atau pengurangan panjang tidak terlalu besar. Anggapan ini setara dengan anggapan 3 = €y3 = 0. Gaya tekan itu akan diteruskan schingga balok akan me- nekan permukaan meja dengan gaya tettentu, Akibataya, petmukaan meja akan memberi reaksi pada muka balok bagian bawah. Karena balok ita dalam keadaan setimbang (tidak ‘mengalami percepatan), maka gaya yang dialami oleh permukaan bawah balok itu sama de- ngan F’, Selanjutnya kita perhatikan sebuah partikel dengan volume AV= AXAA ketika balok tidak dalam keadaan terdeformasi dan AV’ = Aa AA ketika dalam keadaan terde- formasi, bethubung A tetap dan karenanya A.A juga tetap. Dalam keadaan setimbang, gaya yang diderita oleh permulkaan atas partikel sama dengan gaya yang dialami oleh permukaan, bawah partikel, yalmi sebesar AAcy ,. Dari persamaan (11.44) didapatkan (AXA) AXBA atau d(AX) = Ar (11.48) 11.6 Bahan Kenyal TanpaKetegaran 359 Jadi tiap partikel akan mendapatkan perubahan panjang scbesar d(A.X). Perubahan panjang keseluruhan yang dialami oleh balok itu, yakni AL, adalah jumlahan perubahan panjang masing-masing partikel itu. Jadi, AL= e (11.49) Dalam hal ini diandaikan bahwa tegangan 0}, seragam. Jika diandaikan bahwa gaya F itu terscbar merata pada keseluruhan penampang A, maka didapatkan AL= ona (11.50) ouaa 4 atau ana dA te (¥) AL. (1151 Untuk kasus semacam ini tetapan Lamé kedua tidak lain, merupakan modulus Young Y, yakni Y= A. Sementara ppersamaan (11.51) dapat dituliskan lebih singkat sebagai Gambar 11,8: (@) Balok elastis yang ditekan dengan gaya F ‘yang tersebar merata pada seluruh penampang, (b) Kesetim- need (11:52) angan pada tap partibel dengan YA ca (11.53) dikenal sebagai tetapan kenyal benda itu. Terlihat bahwa tetapan kenyal bukan hanya bergantung pada jenis bahan kenyal penyusun benda itu, melainkan juga pada bentuk dan ukuran benda itu. Jadi, orang dapat mengatur tetapan kenyal suatu bahan dengan menga- tur bentuk dan ukuran bahan serta menggabungkan bahan-bahan yang memiliki modulus ‘Young yang berbeda. Contoh 11.5 Slinder Kenyal Bertubang Suatu silinder terbuat dari bahan kenyal dengan modulus Young Y. Panjang silinder itu L dan jar-jarinya R. Pada silinder kenyal itu, sepanjang sumbunya dibuat lubang yang juga berbentuk silinder dengan jari-jari rr, Lubang berbentuk silinder itu memiliki sumbu yang sama dengan silinder kenyal (iihat Gambar 11.9) (@) Hitung tetapan kenyal silinder jika silinder ita mendapatkan ga- ya atau pembebanan sejajar dengan sumbunya. (b) Jika pada kedua (jj ‘ujung (lebih tepatnya , pada kedua permukaannya) silinder tersebut ditekan dengan gaya sebesar F newton, tentukan perubahan panjang, silinder itu. Gambar 11.9: Silinder kenyal berlubang 360 Bab 11 Mekanika Benda Malar (a) Luas penampang silinder berlobang itu adalah Rt mr, Schingga m ‘menurut persamaan (11. 53), dida- patkan kekenyalan silinder itu sebagai a(R? -r?)¥ n (b) Andaikan silinder ita diletakkan mendatar di lantai licin sehingga ujung kitinya menyentuh dinding, Se- ‘mentara ujung kanan (yakni pada permukaan bagian kanan) ditekan dengan gaya F newton ke kiri. Gaya tekan ini akan diteruskan oleh silinder itu sehingga silinder itu menekan dinding di kiri dengan gaya tertentu ke kiri, Sebagai reaksinya, dinding di kiri akan menekan ujung (permukaan) kirislilinder itu ke kanan dengan. gaya yang besarnya sama dengan yang dilakukan oleh permukaan kiri silinder pada dinding, Jadi, pada si- linder, bekerja gaya tekan sebesar F pada permukaan kanan silinder (berarah ke kiri) dan gaya oleh dinding, pada permukaan kiri silinder berarah ke kanan. Karena silinder dalam keadaan setimbang, maka kedua gaya itu sama tetapi berlawanan arah. Jadi, persoalan (b) setara dengan persoalan yang baru saja diandaikan. Oleh kkarena itu, dari persamaan (11.52) kita memperoleh k= sae > (RAY Contoh 11.6 Siinder Dengan Bahan Gabungan Sebuah silinder terbuat dati bahan dengan modulus Young Y;. Si- linder itu memiliki panjang L dan jari-jari R. Sepanjang sumbunya dibuat lubang yang juga berbentuk silinder dengan jari-jari r. Lihat Gambar 11.10. Kedalam lubang itu dimasukkkan silinder lain dengan jari-jari r dan panjang L yang terbuat dari bahan dengan modulus Young Y,. Tentukan tetapan kenyal kombinasi silinder itu. (Gacnber ity Since keapal getenge Jika gaya F yang dikenakan pada ujung silinder itu dirasakan merata pada penampangaya, maka gaya F iru merupakan resultan dari dua gaya yang masing-masing bekerja pada bagian penampang silinder dengan. modulus Young Y dan Y, Misalkan kedua gaya itu berturut-turut F, dan Fy, Jadi, F = F, + Fy. Dasi persamaan (11.51), gaya F, memenuhi sedang gaya Fy memenuhi Perubahan panjang keduanya sama, yakni AL. Oleh karena itu, _ a 292 a Pan+R= (a7) 2) n+ (2) an= (Ee) eM) ap, ‘Terlihat bahwa Yon(R? 12) + Yon k= : 11.6 Bahan Kenyal TanpaKetegaran 361 Contoh 11.7 Siinder Dengan Bahan Gabungan Dua buah silinder terbuat dari bahan kenyal. Panjang dan jari- jari kedua silinder sama, yakni berturut-turut J dan R. Silinder yang satu memiliki modulus Young Y, dan yang lain Y,. Kedua silinder itu disambung secara seri seperti terlihat pada Gambar Ezz 141, ‘Tentukan tetapan kenyal silinder yang disambung dengan cara semacam itu. Gambar 11.11: Silnder kenyal yang disambung Jika silinder hasil sambungan itu diletakkan mendatar pada Jantai yang licin sehingga salah ujungnya me- ‘nempel pada dinding, Sementara ujung yang lain ditckan dengan gaya sebesar F. Gaya ini akan diterusnya sambung menyambung schingga karena silinder berada pada keadaan setimbang, maka masing-masing ba- gjan akan mendapatkan gaya yang sama besarnya dan bekerja di ujung-unjungnya. Oleh karena itu, berlaku persamaan 2 F= (2) AL, a 21 F= (=) AL. Jadi, pertambahan masing-masing bagian diberikan olch FL 4h = ay, FL Ala = Sey Pertambahan panjang keseluruhan adalah jumlahan perubahan panjang masing-masing bagian, yakni ATEN Persamaan terakhir ini dapat dituliskan sebagai z dengan — TRY, Akhirnya, po TR L(Y, +¥2)" Silinder pada Contoh 11.6 dapat dipandang sebagai gabungan paralel antara dua silin- der: silinder besar yang berlubang dengan modulus Young Y, dan silindet kecil seukutan 362 Bab 11 Mekanika Benda Malar lubang pada silinder besar dengan modulus Young Y. Hasil perhitungan pada Contoh 11.6 memperlihatkan kak +h, (11.54) dengan ky tetapan kenyal silinder luar dan hy tetapan kenyal silinder dalam. Kenyataan itu juga berlaku untuk sembarang kasus penggabungan benda kenyal secara paralel. Sementara silinder pada Contoh sesudahnya dapat dipandang sebagai gabungan seri antara dua bahan kenyal. Hasil pethitungan pada Contoh itu memberikan kaidah umum penggabungan bahan kenyal secata seri, yakni pel Rok 1 = (11.55) 11.7 Bahan Kenyal dengan Ketegaran Sekarang kita tinjau bahan kenyal dengan ketegaran ps # 0 dan A= 0. Persamaan (11.43) dapat dituliskan menjadi lebih seder- hana sebagai berikut Gy SOR (11.56) Selanjutnya, agar lebih nyata, perhatikan sebuah balok yang ter- ‘buat dati bahan kenyal yang berada di atas lantai seperti diperi- hhatkan oleh Gambar 11.12 (a). Las sisi atas dan bawah kedu- Gambar 11.12: Tegangan geser dan regangan geset_ ava adalah A dan ketinggiannya J. Sisi bawah kubus itu dilem pada lantai, sedangkan sisi atasnya dikenai gaya F” mendatat se- hingga sedikit mengalami deformasi seperti pada Gambar 11.12 (b). Andaikan bahwa gaya tersebut bekerja secara merata pada sisi atas balok. Gaya itu akan diteruskan secara ber- antai melalui partikel-partikel bahan malar itu sehingga setiap partikel balok malar itu juga mengalami hal serupa, yakni mengalami deformasi. Misalkan arah ke kanan adalah arah sumbu-z, sedangkan ke atas arah sumbu-y. Tegangan geser yang dialami oleh permukaan atas dan bawah balok itu adalah om = FA. ‘Tetlihat pada Gambar 11.12 (b) bahwa penyimpangan dati keadaan saling tegak hurus adalah sudut 6. Oleh karenanya, komponen regangan geset untuk arah tetsebut adalah 1 = 0/2. Dari persamaan (11.56) didapatkan FP @ Gy = 18. (11.57) Karena 0 kecil, maka @ = Acr/l. Akibatnya,

Anda mungkin juga menyukai