Anda di halaman 1dari 10

INTERAKSI UNSUR SOSIAL SEBAGAI PEMBENTUK TANDA

MAKNA DAN BUDAYA

Dosen Pengampu:
Drs. Syahrul Abidin, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 5/ Sem 3
Aisya Azzahra : 0603221038
Hafiz Raisya : 0603222130
Lisa Aulia : 0603222196

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia- Nya sehingga makalah dengan berjudul “INTERAKSI UNSUR SOSIAL SEBAGAI
PEMBENTUK TANDA MAKNA DAN BUDAYA” dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas Kelompok 5 Semester 3 Jurusan Ilmu Komunikasi Mata Kuliah
SOSIOLOGI KOMUNIKASI dari Bapak Drs. Syahrul Abidin, MA pada bidang studi Ilmu
Komunikasi.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Sayahrul Abidin, MA
selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Medan, 15 Oktober 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
A. Pengertian Tanda Makna dan Budaya ......................................................................... 2
B. Interaksi Sosial dalam Pembentukan Tanda Makna dan Budaya ............................. 2
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial dalam Pembentukan
Tanda,Makna dan Budaya .................................................................................................. 3
PENUTUP................................................................................................................................. 6
Kesimpulan ........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

ii
PENDAHULUAN

Budaya adalah suatu konsep yang kompleks dan melibatkan banyak aspek kehidupan
manusia, seperti bahasa, adat istiadat, nilai, dan norma. Budaya juga dapat didefinisikan
sebagai cara hidup suatu kelompok masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satu aspek penting dalam budaya adalah tanda makna, yang merupakan simbol atau
lambang yang digunakan untuk mengkomunikasikan makna tertentu dalam suatu budaya.

Interaksi unsur sosial juga memainkan peran penting dalam pembentukan tanda makna dan
budaya. Unsur sosial seperti keluarga, teman, dan masyarakat dapat mempengaruhi cara
seseorang memahami dan menggunakan tanda makna dalam budaya mereka. Oleh karena itu,
penting untuk memahami bagaimana interaksi unsur sosial dapat membentuk tanda makna dan
budaya.

Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang interaksi unsur sosial sebagai
pembentuk tanda makna dan budaya. Kami akan mengeksplorasi bagaimana unsur sosial
mempengaruhi cara seseorang memahami dan menggunakan tanda makna dalam budaya
mereka, serta bagaimana tanda makna dan budaya dapat berubah seiring waktu dan interaksi
sosial yang berbeda. Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam
tentang peran unsur sosial dalam pembentukan tanda makna dan budaya.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda Makna dan Budaya


Dalam kehidupan kita sehari-hari kita sering mendengar dan juga menggunakan kata
makna, (yang lazim disinonimkan dengan kata arti) untuk mengacu kepada pengertian, konsep,
gagasan, ide, dan maksud yang diwujudkan dalam bentuk ujaran, lambang atau tanda.1

Dewantara (Arief & Fajar, 2015) menjelaskan bahwa “budaya” atau “kebudayaan (bahasa
jawa: kabudayan)” mempunyai persamaan terminologi dengan kata “kultur” (dari bahasa
Jerman), “cultuur” (dari bahasa Belanda), dan “culture” (dari bahasa Inggris) yang ke
semuanya mempunyai arti hasil/buah dari peradaban manusia. Kata “kultur” tersebut (diadopsi
secara utuh dalam bahasa Indonesia) berakar dari bahasa Latin “cultura”, perubahan dari
“colere” yang berarti usaha untuk memelihara dan memajukan budi/akal/jiwa.

Tanda, makna, dan budaya memiliki keterkaitan erat dalam semiotika dan cultural studies.
Semiotika adalah kajian yang meneliti mengenai simbol atau tanda dan konstruksi makna yang
terkandung dalam tanda tersebut. Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang
terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui
bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan.

B. Interaksi Sosial dalam Pembentukan Tanda Makna dan Budaya


Interaksi sosial merupakan kunci semua segi kehidupan sosial karena tanpa adanya
interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan sosial. Interaksi sosial menyangkut pemenuhan
berbagai aspek kebutuhan sosial.2

Semiotik didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia
membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada di belakang sistem
pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda, di sana ada
sistem (Chaer, 2009). Tanda dalam semiotik juga bersifat arbitrer, yang bisa saja berbeda
makna dalam menginterpretasi makna tanda tersebut.3

Dalam hal ini manusia sangat beperan penting dalam terjadinya suatu hal untuk menciptakan
su atu tanda makna dan budaya yang akan berpengaruh di masa depan.Dalam pembentukan
tanda, makna, dan budaya, unsur sosial memainkan peran penting dalam membentuk dan

1
Chaer, A., dan Muliastuti, L.. Makna dan semantik.jurnal Semantik Bahasa Indonesia, 2014 hlm.1.
2
Sudariyanto,Interaksi Sosial.Penerbit:ALPRIN.Semarang.2010.hlm.34
3
Fitri ,A.,dan Astri W.A.Semantik Konsep dan Contoh Analisis.Penerbit:Madani.Malang.2017.hlm.39.

2
mempengaruhi pemaknaan terhadap tanda dan makna tersebut. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap unsur sosial sangat penting dalam kajian semiotik dan cultural studies.

Sebagai contoh, dalam masyarakat Jawa, kearifan lokal menjadi sumber inspirasi dalam
pembentukan tanda dan makna. Kearifan lokal ini terbentuk dari sistem nilai, norma, dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jawa. Selain itu, simbol-simbol yang digunakan
dalam kebudayaan Jawa juga dapat menjadi penghubung antarindividu dan penanda identitas
suatu kelompok atau komunitas.

Di sisi lain, pengaruh budaya asing juga dapat mempengaruhi pembentukan tanda dan makna
dalam suatu masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari mulainya melunturnya wacana kebudayaan
nusantara di kalangan masyarakat dikarenakan masuknya pengaruh budaya asing, baik dari
Barat maupun Asia. Oleh karena itu, peran unsur sosial dalam pembentukan tanda, makna, dan
budaya sangat penting untuk mempertahankan keberagaman budaya dan identitas suatu
masyarakat.

Makna-makna yang berasal dari interaksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang
dianggap cukup berarti. Sebagaimana dinyatakan Blumer, bagi seseorang, makna dari sesuatu
berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu.
Tindakan-tindakan yang dilakukan akan melahirkan batasan sesuatu bagi orang lain. . Sebelum
memberikan makna atas sesuatu, terlebih dahulu aktor melakukan serangkaian kegiatan olah
mental: memilih, memeriksa, mengelompokkan, membandingkan, memprediksi, dan
mentransformasi makna dalam kaitannya dengan situasi, posisi, dan arah tindakannya.
Pemberian makna ini tidak didasarkan pada makna normatif, yang telah dibakukan
sebelumnya. Hasil dari proses olah mental yang terus-menerus disempurnakan seiring dengan
fungsi instrumentalnya, yaitu sebagai pengarahan dan pembentukan tindakan dan sikap aktor
atas sesuatu tersebut. Interaksi orang akan belajar memahami simbol-simbol, dan dalam suatu
tindakan orang tersebut akan belajar menggunakannya sehingga mampu memahami peranan
aktor atau orang lainnya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial dalam Pembentukan


Tanda,Makna dan Budaya
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial juga mempengaruhi pembentukan
tanda, makna, dan budaya. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
dalam membentuk tanda, makna, dan budaya:

3
1. Imitasi: Faktor imitasi mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya karena
proses imitasi atau meniru kata-kata orang lain dapat membentuk tanda dan makna
baru. Sebagai contoh, ketika seseorang meniru gaya berpakaian selebriti, maka gaya
berpakaian tersebut menjadi tanda dan makna baru dalam budaya
2. Sugesti: Faktor sugesti mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya karena
sugesti dapat membentuk norma sosial baru. Ketika seseorang mampu membedakan
hal yang baik dan buruk, benar dan salah, ilmu tersebut akan diterapkan ke dalam
kehidupan sehari-hari dan memandunya dalam kehidupan sosial. Dalam hal ini, sugesti
dapat membentuk tanda dan makna baru dalam budaya.
3. Identifikasi: Faktor identifikasi mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya
karena identifikasi membantu seseorang untuk memahami hal yang diterima dan tidak
di masyarakat. Ketika seseorang mampu membedakan hal yang baik dan buruk, benar
dan salah, ilmu tersebut akan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dan
memandunya dalam kehidupan sosial. Dalam hal ini, identifikasi dapat membentuk
tanda dan makna baru dalam budaya.
4. Simpati: Faktor simpati mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya karena
simpati merupakan perasaan senang atau suka terhadap orang lain. Dengan adanya
faktor ini, maka seseorang akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain. Apabila
semakin banyak orang yang dapat dibantu, maka tanda, makna, dan budaya yang positif
akan terbentuk dalam Masyarakat.4
5. Empati: Faktor empati mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya karena
empati merupakan kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Dengan adanya
faktor ini, maka seseorang akan lebih memahami perasaan orang lain dan dapat
membentuk tanda, makna, dan budaya yang lebih baik dalam Masyarakat.
6. Motivasi: Faktor motivasi mempengaruhi pembentukan tanda, makna, dan budaya
karena motivasi merupakan dorongan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Ketika
seseorang memiliki motivasi yang kuat, maka ia akan lebih aktif dalam membentuk
tanda, makna, dan budaya yang positif dalam Masyarakat.5

4
https://www.detik.com/bali/berita/d-6424430/faktor-yang-mempengaruhi-interaksi-sosial diakses pada
tanggal 16/10/2023 pukul 16:16 wib.
5
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/12/180000069/faktor-pendorong-interaksi-sosial?page=all
diakses pada tanggal 16/10/2023 pukul 16:20 wib.

4
Dalam kehidupan sehari-hari, faktor-faktor tersebut dapat ditemukan dalam berbagai contoh
pembentukan tanda, makna, dan budaya seperti proses penyebaran tren fashion, penggunaan
bahasa gaul, adopsi budaya asing, dan lain sebagainya.

5
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa “Interaksi Unsur Sosial sebagai Pembentuk Tanda Makna
dan Budaya" secara keseluruhan membahas bagaimana manusia dalam bermasyarakat dan
berinteraksi untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memahami tanda-tanda makna yang
membentuk budaya. Melalui komunikasi verbal dan non-verbal, manusia menciptakan simbol
dan norma sosial yang menjadi representasi makna dalam budaya mereka. Interaksi sosial juga
memungkinkan perubahan dan evolusi dalam budaya, karena tanda-tanda makna terus
beradaptasi dengan perubahan sosial. interaksi sosial adalah elemen kunci dalam pembentukan
dan pemahaman budaya manusia, dan hal ini memberikan wawasan yang mendalam tentang
bagaimana masyarakat memahami dan merespon dunia di sekitar mereka.

6
DAFTAR PUSTAKA

Arief, & Fajar, N. (2015). Analisis wacana eksplanatif. Malang: Worldwide.


Chaer, A., & Muliastuti, L. (2014). Makna dan semantik. Semantik Bahasa Indonesia, 1-39.
Fitri ,A.,dan Astri W.A.(2017).Semantik Konsep dan Contoh
Analisis.Penerbit:Madani.Malang.
Sudariyanto, S. P. (2020). Interaksi Sosial.Alprin.Semarang
https://www.detik.com/bali/berita/d-6424430/faktor-yang-mempengaruhi-interaksi-sosial
https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/12/180000069/faktor-pendorong-interaksi-
sosial?page=all

Anda mungkin juga menyukai