Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA

MEMBUAT PARAFRASA

MAKALAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN BAHASA


INDONESIA

DISUSUN OLEH
KELAS : XI.4 FARMASI ( EKSTENSI )

KELOMPOK 4

KETUA KELOMPOK: - HADI ANGGARA PUTRA DEWA

ANGGOTA : - DWI PUTRI MARHUMAH

- FEBI FARDIAN

- HARI NUR SETYADI

- INTAN RETNO SETYANINGSIH

- M.HARUN ARRASYID

SMK KESEHATAN BANTEN

JL.KH.hasyim azhariGg.Hj. halimah kel.poris pelawad utara kec.cipondoh tangerang.

Telp. (021)554 2222, (021)5574 5777, (021)5574 3777


[Type text] [Type text] [Type text]

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan TUGAS KELOMPOK BAHASA INDONESIA
yang membahasa tentang parafrasa. Tujuan penyusunan makalah ini dibuat sebagai tugas
mata pelajaran BAHASA INDONESIA. Sebagai bahan penyusun makalah ini diambil
berdasarkan pembelajaran yang sudah kami dapat di sekolah dan informasi yang kami
dapatkan dari media buku maupun media internet. Dimana makalah ini kami sajikan dalam
bentuk buku yang sederhana dengan judul “MEMBUAT PARAFRASA”. Kami menyadari
bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penyusunan makalah ini tidak akan
berhasil dengan lancar. Maka perkenankanlah kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Agustina suseno, S.Pd yang telah mebimbing kami dan memberi materi untuk
menyelesaikan makalah.

2. Orang tua kami yang telah membantu dan segala spiritual maupun materi.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepaada kami mendapat balsaan yang setimpal dari
Allah SWT. Kami mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan
sekiranya semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam mempelajari parafrasa.

Tangerang, Februari 2014

Penulis
[Type text] [Type text] [Type text]

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian parafrasa
B. Cara Memparafrasa Wacana/Teks Tertulis
C. Contoh Parafrasa
D. Cara membuat parafrasa
E. Cara Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pasti banyak yang harus di pelajari, tetapi kali
ini kami hanya akan membahas mengenai cara membuat parafrasa dari teks tertulis.
Kami juga memberi tahu contoh parafrasa dari teks tertulis. Melalui ini kami harapkan anda
dapat mngerti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait parafrasa
dari teks tertulis, yaitu:
a. Apa pengertian parafrasa ?
b. Bagaimana memparafrasa wacana/teks tertulis ?
c. Contoh Parafrasa ?
d. cara membuat parafrasa
e. cara memfrasekan puisi menjadi prosa
[Type text] [Type text] [Type text]

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Parafrasa
Pernahkah Anda mendengar istilah parafrasa? Istilah parafrasa mungkin sering
muncul dalam pembahasan puisi. Salah satu cara untuk memahami puisi adalah dengan
membuat parafrasa terhadap puisi tersebut, yaitu dengan menambahkan kata-kata yang dapat
memperjelas kalimat pendek yang menjadi ciri khas puisi. Setelah ada penambahan, puisi
tersebut berubah menjadi uraian prosa atau cerita. Artinya, wajah asli puisi tersebut telah
berubah menjadi prosa, namun kandungan makna atau pengertian dari isi puisi tidak
berubah. Hal seperti itulah yang disebut parafrasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu
teks atau karangan dalam bentuk atau susunan kata yang lain dengan maksud dapat
menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Pengungkapan kembali suatu tuturan dan sebuah
tingkatan atau macam bahasa tertentu menjadi macam yang lain tanpa mengubah
pengertiannya.
Membuat parafrasa bukan hanya pada puisi ke prosa saja, tapi juga bentuk bahasa
yang lain, seperti mengubah penggunaan kata kepada kata yang sepadan atau bersinonim,
mengubah kalimat aktif menjadi bentuk pasif, kalimat langsung menjadi tidak langsung,
mengubah bentuk uraian menjadi bentuk ungkapan atau peribahasa yang memiliki kesamaan
arti. Pada tataran wacana yaitu mengubah wacana panjang menjadi bentuk rangkuman atau
ringkasan. Dalam karya sastra, mengubah puisi ke prosa atau sebaliknya, mengubah bentuk
dialog drama ke prosa atau sebaliknya. Jadi, pada hakikatnya parafrasa adalah mengubah atau
mengalihkan suatu bentuk bahasa menjadi bentuk bahasa yang lain tanpa mengubah
pengertian atau kandungan artinya.
Parafrasa juga termasuk menceritakan kembali sesuatu yang telah didengar ke bentuk
tulisan atau mengalihkan bentuk bahasa lisan ke bentuk bahasa tulisan. Misalnya, seseorang
diperdengarkan sebuah cerita kemudian ia mencoba menguraikan kembali cerita tersebut
dalam bentuk wacana atau karangan. Tentunya penggunaan kalimat dan pilihan katanya tidak
sama dengan cerita aslinya karena dituangkan dengan menggunakan bahasa sendiri, namun
inti cerita tidak berubah.
Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan cara membuat parafrasa dari sebuah wacana
atau teks tertulis ke bentuk yang lebih ringkas. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dan
bagian-bagian mana yang harus diabaikan sehingga terjadi perubahan bentuk dengan tetap
mempertahankan ide atau gagasan pokok sesuai teks aslinya.
B. Cara Memparafrasa Wacana/Teks Tertulis
Wacana atau teks tertulis merupakan bentuk karangan yang terbagi atas beberapa
paragraf. Setiap paragraf terdiri atas unsur kalimat utama dan kalimat penjelas seperti yang
telah diuraikan pada Bab 10. Kalimat-kalimat penjelas dapat berupa uraian yang penting
dapat juga hanya perincian yang mengungkapkan contoh, ilustrasi, dan perumpamaan-
perumpamaan. Kita harus tahu mana bagian yang berisi hal-hal pokok atau penting dan mana
yang bukan.
Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, langkah-langkah yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Bacalah teks yang akan diparafrasa secara keseluruhan.
2. Pahami topik atau tema dari teks tersebut untuk teks berbentuk narasi pahami pula alur
atau jalan ceritanya.
3. Carilah kalimat utama pada setiap paragraf untuk menemukan gagasan atau ide pokok
paragraf tersebut.
4. Catatlah gagasan pokok setiap paragrafnya.
5. Perhatikan kalimat penjelas, pilahlah kalimat penjelas yang penting dan buanglah yang
hanya berupa ilustrasi, contoh, permisalan, dan sebagainya
6. Pilihlah kata atau kalimat yang efektif untuk menceritakan kembali. Jika perlu gunakan
kata yang sepadan atau ungkapan yang lebih mewakili pengertian yang panjang, tetapi dapat
dipahami.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi kalimat tidak langsung agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa yang lebih mudah dipahami dan ringkas.
C. Contoh Parafrasa
Di bawah ini adalah contoh sebuah wacana dan proses parafrasanya :
Kewirausahaan merupakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan ekonomi yang
tersebar dan berkelanjutan, serta memperkuat proses demokratisasi suatu bangsa.
Pengembangan kewirausahaan bermakna strategis bagi kemakmuran dan daya saing suatu
bangsa.
[Type text] [Type text] [Type text]

Hasil studi ACG Advisory Group mengindikasikan pendidikan formal secara umum
berpengaruh terhadap kemampuan berwirausaha, tapi belum mampu menstimulan peserta
didik memiliki kemauan berwirausaha. Hal ini disebabkan pendidikan formal di Indonesia
saat ini hanya berfokus pada upaya mengembangkan sisi pengetahuan peserta didik
memahami bagaimana suatu bisnis seharusnya dijalankan dan bukan pada upaya
mengembangkan sisi sikap untuk berwirausaha serta pengalaman berwirausaha. Fenomena
ini disebabkan sistem pendidikan di Indonesia yang lebih menekankan pada sisi hard skill
daripada soft skill sehingga sisi kognitif peserta didik yang lebih diutamakan daripada sisi
afektif dan psikomotoriknya (Lead Education 2005). Akibatnya, lulusan pendidikan formal
secara umum memilikipemahaman pengetahuan yang relatif baik mengenai kewirausahaan,
tapi tidak memiliki keterampilan dan mind-set berwirausaha. Pendidikan ’pengetahuan’
kewirausahaan telah diajarkan secara intrakurikuler baik sebagai mata kuliah/mata pelajaran
yang tersendiri maupun sebagai bagian (topik bahasan) dari mata kuliah/mata pelajaran dari
tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sayangnya, pembahasan kewirausahaan di
lembaga pendidikan formal lebih didasarkan pada mengajarkan substansi buku teks, daripada
memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik untuk berwirausaha sehingga tidak mampu
mengubah pola pikir dan sikap agar peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan
berwirausaha. Fenomena ini dibuktikan dari banyaknya lulusan perguruan tinggi yang
menganggur (11,7% dari 6 juta orang lulusan perguruan tinggi), dan hanya kurang dari 5%
lulusan perguruan tinggi yang akhirnya membuka usaha sendiri.
Perubahan sistem pendidikan tinggi dan orientasi masyarakat untuk kuliah perlu
diubah untuk mengurangi pengangguran lulusan perguruan tinggi pada masa mendatang.
Kurikulum pendidikan tinggi yang berbasis pengetahuan perlu diubah ke arah kurikulum
yang berbasis kompetensi dan mendidik kemandirian. Pengembangan jiwa kewirausahaan di
kalangan mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan pertambahan masalah pengangguran
lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada masa mendatang.

Perubahan kurikulum ini memerlukan dukungan bahan ajar yang atraktif dan praktis
sesuai dengan tingkat kompetensi peserta didik, serta peningkatan kualitas guru dalam
memahami kewirausahaan dan keterampilan teknis lainnya. Guru diharapkan mampu
membekali keterampilan praktis kepada siswa didiknya yang bermanfaat untuk membuka
usaha, seperti : pendidikan memasak, menjahit, membuat kerajinan tangan, dan sejenisnya.
Perubahan pola pendidikan ini akan menghasilkan lulusan pendidikan formal yang memiliki
pola pikir untuk berwirausaha serta mempunyai keterampilan dasar yang bermanfaat
untuk berwirausaha kelak di kemudian hari.
Hal-hal pokok yang terdapat dalam wacana di atas adalah seperti berikut:
1. Kewirausahaan merupakan fondasi pertumbuhan ekonomi dan memperkuat proses
demokratisasi suatu bangsa.234 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana
Kelas X
2. Pendidikan formal di Indonesia hanya berfokus pada upaya mengembangkan pengetahuan
bagaimana suatu bisnis harus dijalankan bukan mengembangkan sikap untuk berwirausaha.
3. Pendidikan di Indonesia lebih menekankan sisi hard skill bukan soft skill /sisi kognitif
bukan afektif dan psikomotorik.
4. Pola pendidikan ini tidak mengubah pola pikir dan sikap peserta didik agar memiliki
kemauan dan kemampuan untuk berwirausaha.
5. Lulusan perguruan tinggi menganggur 11,7% dari 6 juta orang dan hanya di bawah 5%
lulusan yang membuka usaha sendiri.
6. Perubahan sistem pendidikan tinggi dan orientasi masyarakat harus kuliah perlu dilakukan.
7. Perubahan kurikulum memerlukan dukungan bahan ajar yang atraktif dan praktis sesuai
dengan tingkat kompetensi peserta didik serta gurudalam memahami kewirausahaan.
8. Perubahan pola pendidikan ini akan menghasilkan lulusan pendidikan formal yang
memiliki pola pikir untuk berwirausaha serta memiliki keterampilan dasar yang bermanfaat
untuk berwirausaha kelak di kemudian hari.

Parafrasa wacana seperti berikut:


Kewirausahaan merupakan fondasi dan penguat pertumbuhan ekonomi dan demokratisasi
suatu bangsa. Pendidikan formal secara umum berpengaruh dalam mengembangkan
kewirausahaan, namun belum dapat menstimulan peserta didik untuk mau berwirausaha.
Sistem pendidikan di Indonesia baru mengembangkan sisi kognitif yaitu memahami proses
bisnis bukan menumbuhkan sikap berbisnis. Pendidikan di Indonesia lebih menekankan hard
skill daripada soft skill. Hal ini menyebabkan lulusan perguruan tinggi menganggur 11,7 %
dari 6 juta orang dan hanya kurang dari 5% yang membuka usaha sendiri. Perubahan
pendidikan formal termasuk orientasi masyarakat yang mengharuskan kuliah perlu dilakukan.
Namun, hal itu perlu didukung oleh bahan ajar yang atraktif dan praktis serta guru yang
memahami kewirausahaan.
Dengan adanya perubahan ini, diharapkan lulusan pendidikan formal memilki pola pikir
untuk berwirausaha dan mempunyai keterampilan dasar untuk modal berwirausaha kelak di
kemudian hari.
D. Cara Membuat Parafrasa
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat parafrasa dari sebuah
bacaan. Untuk membuat parafrasa lisan, langkah-langkahnya adalah membaca informasi
secara cermat, mencatat kalimat inti, mengmbangkan kalimat inti menjadi pokok pikiran,
menyampaikan pokok pikiran dalam bentuk uraian lisan dengan kalimat sendiri.
Sunakanlah sinonim, ungkapan yang sepadan, mengubah kalimat langsung menjadi
kalimat tidak langsung, mengubah kalimat aktif menjadi kalimat tidak aktif, serta
menggunakan kata ganti orang ketiga untuk narasi jika kesulitan menguraikan.
[Type text] [Type text] [Type text]

E. Cara Memparafrasekan Puisi Menjadi Prosa


Bagaiamana cara memparafrasekan puisi menjadi prosa? Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memfaraprasekan puisi menjadi prosa, ialah :
- Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama
- Pahami isi kandungan puisi secara utuh
- Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi
- Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan
menggunakan kalimat sendiri
- Sampaikan secara lisan atau dibacakan.
Parafrasa merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkatan/
macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Ciri Parafrasa:
1. bentuk tuturan berbeda
2. makna tuturan sama
3. subtansi tidak berubah
4. bahasa/cara penyampaian berbeda

Berdasarkan jeisnya, parafrasa dibagi menjadi dua; parafrasa lisan dan parafrasa tulisan.
Langkah membuat parafrasa:
1. membaca teks keseluruhan
2. menentukan pokok-pokok pikiran wacana
3. menetuka tuturan yang hendak menjadi variasinya
4. menyusun pokok pikiran tanpa mengabah arti
5. menyempurnakan pokok pikiran
6. membentuk wacana sesuai keinginan
Contoh 1
Selamat Tinggal
aku berkaca
ini muka penuh luka
siapa punya?
kudengar seru menderu
dalam hatiku
apa hanya angin lalu?
lagu lain pula
mmenggelepar di tengah malam buta
ah...!!!

segala menebal, segala mengental


segala tak kukenal
(Chairil Anwar)

parafrasanya menjadi:
Ketika si ku berkaca, aku sangat terkejut melihat mukaku ini mulai dipenuhi luka.
Sebenanya ini punya siapa?
Aku mendengar suara yang seru menderu, dalam hati kubertanya, apakah itu hanya suara
angin lalu?
Aku pun mendengar lagu yang lain menggema menggelepar di tengan malam buta.
Ah,...!!
Segalnaya telah tiba menebal, bahkan segalanya jadi mengental, sehingga segalanya tidak
aku kenal.
Contoh 2
Aku
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Bila peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Lukadan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang perih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(Chairil Anwar, DCD 1959:7)
Parafrasanya :
Kalau si aku meninggal, ia menginginkan jangan ada seorangpun yang bersedih,
bahkan juga kekasih atau istrinya.
Tidak perlu juga ada sedu sedan yang meratapi kematian si aku sebab tidak ada
gunanya. Si aku ini adalah binatang jalang yang lepas bebas, yang terbuang dari
kelompoknya. Ia merdeka tidak terikat oleh aturan-aturan yang mengikat, bahkan
meskipun ia ditembak, peluru menembus kulitnya. Si aku tetap berang dan memberontak
terhadap aturan-aturan yang mengikat tersebut.
Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan, diatasi hingga rasa
sakit dan penderitaan itu pada akhirnya akan hilang sendiri.

Si aku akan makin tidak peduli pada segala aturan dan ikatan, halangan, serta
penderitaan. Si aku mau hidup seribu tahun lagi. Maksudnya, si aku menginginkan
semangatnya, pikirannya, karya-karyanya akan hidup selama-lamanya. (Rachmat Djoko
Pradopo)
Jenis parafrasa ada 2 yaitu:
1. Parafrasa terikat adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan
atau menyisipkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah
dipahami seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrasa tersebut.
[Type text] [Type text] [Type text]

2. Parafrasa bebas adalah mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri.
Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan.
Parafrasa Terikat

MENYESAL
Kini PAGIKU HILANG SUDAH MELAYANG entah kemana
Sekarang HARI MUDAKU SUDAH PERGI jauh tak kan pernah kembali
KINI hanya PETANG yang DATANG MEMBAYANGi alam pikiranku
Yang kini BATANG USIAKU SUDAH mulai TINGGI.
Dulu AKU LALAI DI HARI PAGI,
Karena BETA LENGAH DI MASA MUDA yang masih suka bermalas-malasan
Hingga KINI HIDUP menjadi MERACUN HATI tak bisa berbuat apa-apa lagi
Sudah MISKIN ILMU, MISKIN HARTA pula
Namun AH, APA GUNA KUSESALKAN,
Karena MENYESAL TUA itu TIADA BERGUNA,
HANYA MENAMBAH LUKA SUKMA di hati
KEPADA YANG MUDA KUHARAPKAN,
Untuk ATUR BARISAN DI HARI PAGI,
MENUJU KEARAH PADANG BAKTI.
(ALY HASJMY)

Parafrasa Bebas
Puisi meyesal karya Ali Hasjmi mengisahkan seseorang yang menyesali masa
mudanya tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.Ia kurang hati-hati dan bermalas-
malasan waktu muda dulu.Kini di hari tuanya, ia merasa miskin ilmu dan miskin harta,
tidak berilmu dan tidak punya harta apa-apa. Ia merasa tidak ada guna menyesali diri.
Akan tetapi, ia tidak berhenti dalam sesalnya.Ia berusaha bangkit dan mengajak generasi
muda untuk merencanakan segala sesuatu dari sekarang menuju kearah tempat yang lebih
baik (tempat yang dihormati).
Contoh puisi :
Gadis Peminta-minta
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiw begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
(Toto Sudarto Bachtiar, suara, 1950 )
a. Mencari Arti kata sulit
Kekal : abadi
Duka :sedih
Tengadah : melihat keatas/ berdoa/ minta
Merah jambu: sore hari

Melulur : meluncur masuk dengan mudah


Sosok : rupa/ bentuk/ wujud
Angan-angan: pikiran/ ingatan/ cita-cita
Kemayaan: hal keadaan hanya tampaknya ada, tetapi nyatanya tidak ada hanya ada dalam
angan-angan atau khayalan.
Menara : bangunan yang tinggi
Katerdal : gereja besar tempat kedudukan resmi
[Type text] [Type text] [Type text]

b. Parafrasa terikat

Setiap kita bertemu dengan gadis kecil berkaleng kecil aku merasa iba padanya
Setiap Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka dalam menghadapi kenyataan hidup
Mereka Tengadah padaku pada bulan merah jambu saat itu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa kalau gadis kecil berkaleng kecil tidak ada
Rasanya Ingin aku ikut dengan gadis kecil berkaleng kecil itu
Mereka Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok tanpa rasa takut
Mereka Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan yang tak kan pernah ada
Hanya Gembira dari kemayaan riang.
Namun Duniamu yang lebih tinggi dari menara katerdal
Meskipun Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwamu begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil dunia ini terasa sepi
Bagaikan Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan di kotaku, oh kotaku
Seperti Hidupnya tak lagi punya tanda
c. Parafrasa bebas
Puisi Gadis kecil berkaleng kecil diatas pengungkapan seorang penyair
bahwa Setiap kita bertemu dengan gadis kecil yang membawa kaleng kecil, senyuman
mereka terlalu abadi untuk kita kenal, penyair merasa terharu dan sedih jika melihat
mereka saat meminta minta pada kita saat waktu sore hari itu, namun jika tidak ada
mereka kota ini terasa hilang tanpa jiwa. Ingin rasanya ikut dengan gadis kecil berkaleng
kecil itu, sampai pulang ke bawah jembatan, tubuh mereka meluncur masuk dengan
mudah tanpa rasa takut ataupun kesusahan. Mereka hanya bisa berkhayal dari kehidupan
yang mewah dengan kegembiraan yang hanya khayalan yang nyatanya tidak ada.
Namun mereka derajatnya lebih tinggi dari bangunan yang tinggi. Meskipun mereka
selalu berlintas lintas di air kotor yang begitu mereka hafal, jiwa mereka tetap suci dan
terlalu suci untuk dapat membagi duka kita. Kalau mereka mati, bagaikan bulan diat as tak
ada yang punya, dan kota kita menjadi sepi tanpa kehadiran mereka seperti tiada
kehidupan yang berarti.
Contoh Memparafrasakan puisi
Doa
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
a. Mencari Arti kata yang sulit
Termangu : diam
Cayamu : sinar atau cahaya
Suci : bersih
Kerdip : sebentar kelihatan padam, sebentar menyala lagi
Kelam : agak gelap atau kurang terang
Sunyi : sepi
Bentuk : sosok, wujud
Remuk : hancur
Kerdip lilin di dalam kelam sunyi : sesuatu sangat berarti
Aku mengembara di negeri asing : pengakuan penyair akan dosa-dosanya, sehingga ia
menjadi ”orang asing” bagi dirinya sendiri.
[Type text] [Type text] [Type text]

DipintuMu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling : mengungkapkan tekad bulat penyair
yang menyadari bahwa jalan Tuhanlah yang menjadi pilihannya. Ia tidak akan berpaling
lagi, apapun yang terjadi.
b. Menyisipkan kata pada puisi
Doa
Tuhanku aku mohon ampunanMu
diDalam aku termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biarpun susah sungguh menghadapi kenyataan hidup
Aku tetap Mengingat kau penuh seluruh
Dengan cayaMu panas suci
meskipun tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Engkau sangatlah berarti
Tuhanku yang Maha Esa
Aku seperti hilang bentuk
Terasa Remuk tubuhku
Tuhanku Yang Maha Kuasa
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku Yang Maha Pengampun
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling apapun yang terjadi
c. Parafrasa bebas
Puisi diatas mengisahkan seseorang yang sedang termangu, ia tetap menyebut
nama Tuhannya, Ia mengingat atas kesalahan dan dosa-dosa yang ia perbuat . Dia
berusaha selalu ingat padaNya meskipun susah karena memikirkan urusan dunia.Ia sadar
atas kebesaran Tuhan yang penuh cahaya suci, meskipun tinggal kerdip lilin baginya
sangatlah berarti.Ia merasa seperti tubuhnya hancur penuh dengan dosa.

Ia merasa asing bagi dirinya, Ia bertekad bulat bahwa jalan yang Tuhanlah yang menjadi
pilihannya, ia tidak akan berpaling lagi, apa pun yang terjadi.
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari materi yang sudah kami ketik dan kami sajikan dalam bentuk
makalah ini kami dapat menyimpulkan dengan mudah dari pengertian parafrasa,
cara memparafrasakan suatu teks, cara membuat parafrasa, cara memfrasekan
puisi menjadi prosa, dan kami juga dapat mengetahui perbedaan antara
parafrasa terikat, parafrasa bebas.
B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat dan dibaca oleh
banyak orang terutama kami yang menulis agar lebih tahu dan lebih mengerti
tentang materi parafrasa.
[Type text] [Type text] [Type text]

Daftar Pustaka
http://www.pelajaransekolah.com/membuat-parafrasa-dari-teks-tertulis-21240805.html
http://www.asrori.com/2011/04/contoh-makalah-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai