Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN : 2528-3561

Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628


e-ISSN : 2541-1934

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah


Rumah Sakit X di Jakarta Pusat
Rizky Fathan Witjaksono1*, Mohammad Rangga Sururi2
1,2
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Bandung Indonesia
*Koresponden email: rizkyfathanw@gmail.com

Diterima: 7 Februari 2023 Disetujui: 27 Februari 2023

Abstract
Hospital X has an WWTP which since its inception until now has never been evaluated and there is a
recycling tub that cannot function normally and there is a calculation error in the water mass balance to
minimize the impact of wastewater on environmental pollution, so an evaluation of the WWTP unit is
carried out. The purpose of this study is to evaluate WWTP and provide suggestions related to optimizing
wastewater treatment at X Hospital to improve wastewater removal performance. This study refers to design
criteria and quality standards based on literature and evaluation of existing conditions using secondary data
and primary data. Based on the evaluation results of the WWTP, it was found that the wastewater discharge
was 166.3 m3/day, has an efficiency that is included in the category of very efficient and efficient in
processing wastewater pollutant parameters so that the wastewater treatment process runs well, and there
is equalization, the first and second settling tanks, activated sludge, trickling filter, filtration, disinfection
and recycling did not meet the design criteria so a recalculation was carried out. The solution provided is
to tighten monitoring and testing of the condition of the quality of wastewater coming out of the WWTP
unit by changing the sampling test method, re-measuring the quality of influent wastewater, improving the
workings of the IPAL unit according to the applicable Standart Operation Procedure (SOPs).
Keywords: evaluation, hospital WWTP, effectiveness, design criteria, influent, effluent
Abstrak
Rumah Sakit X telah memiliki IPAL dimana sejak 2016 hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi
dan terdapat bak recycling yang tidak dapat berfungsi secara normal dan terdapat kesalahan perhitungan
pada water mass balance untuk meminimasi dampak air limbah terhadap pencemaran lingkungan sekitar
maka dilakukan evaluasi terhadap unit IPAL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi IPAL
serta memberikan saran terkait dengan optimasi pengolahan air limbah di Rumah Sakit X untuk
meningkatkan kinerja penyisihan air limbah. Studi ini mengacu pada kriteria desain dan baku mutu
berdasarkan pada literatur dan evaluasi kondisi eksisting menggunakan data sekunder dan data primer.
Berdasarkan hasil evaluasi IPAL diperoleh debit air limbah sebesar 166,3 m3/hari, memiliki efisiensi yang
masuk dalam kategori sangat efisien dan efisien dalam mengolah parameter pencemar air limbah sehingga
proses pengolahan air limbah berjalan dengan baik, serta terdapat ekualisasi, bak pengendap pertama dan
kedua, lumpur aktif, trickling filter, filtrasi, desinfeksi dan recycling tidak memenuhi kriteria desain
sehingga dilakukan perhitungan ulang. Solusi yang diberikan yaitu memperketat pemantauan dan pengujian
kondisi kualitas air limbah yang keluar dari unit IPAL dengan mengganti metode uji sampling, mengukur
ulang kualitas air limbah influen, meningkatkan cara kerja dari unit IPAL yang disesuaikan dengan SOP
yang berlaku.
Kata Kunci: evaluasi, IPAL rumah sakit, efektivitas, kriteria desain, influen, efluen

1. Pendahuluan
Pertambahan jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah pasien rumah sakit di DKI Jakarta menyebabkan
meningkatnya jumlah air limbah yang dihasilkan maka risikonya pencemaran terhadap lingkungan akan
semakin tinggi yang diakibatkan oleh penurunan kualitas dari air limbah rumah sakit. Dalam upaya
minimalisasi dampak dari air limbah rumah sakit serta untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan
nyaman, pemerintah mewajibkan setiap sarana pelayanan kesehatan menyediakan fasilitas pengolahan air
limbah yang sesuai standar dan memenuhi baku mutu [1]. Pengelolaan air limbah rumah sakit terutama
limbah medis memerlukan penanganan khusus sebelum dialirkan ke pembuangan akhir. Pengelolaan yang
baik dari limbah medis sangat penting untuk meminimalisir resiko penularan penyakit.

5620
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Air limbah merupakan residu hasil proses produksi yang berbentuk cair yang sudah tidak berguna
lagi dan harus dikelola sebelum dibuang ke sistem badan lingkungan agar tidak menimbulkan pencemaran
dan penurunan kualitas lingkungan [2]. Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal
dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit, yang meliputi : air limbah domestik, yakni air buangan dari
rumah sakit yang banyak mengandung mikroorganisme patogen, bahan kimia beracun dan radioaktif [3]
serta darah yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan yang proses penanganannya dapat melalui IPAL
[4]. Komposisi dan karakteristik air limbah rumah sakit cukup spesifik dan mempunyai dampak yang cukup
besar memerlukan penanganan khusus pula [5]. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan secara benar
berbasis komposisi dan karakteristik air limbah untuk meminimalisir tingkat kontaminasi dari air limbah
tersebut. Berdasarkan dari teori diatas, evaluasi Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit perlu
dilakukan untuk menganalisis tingkat dan kualitas pengolahan air limbah serta dilakukan upaya perbaikan
lebih lanjut bila diperlukan.
Di Indonesia, kondisi pengolahan dan pengelolaan air limbah rumah sakit sangat menghawatirkan
yaitu hanya 36 % dari rumah sakit yang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sisanya 64 %
dari air limbahnya dibuang langsung ke badan air penerima tanpa proses pengolahan terlebih dahulu atau
menggunakan sumur resapan [6]. Sejak awal IPAL Rumah Sakit X didirikan hingga saat ini belum pernah
dilakukan evaluasi yang mengkaji kinerja proses unit IPAL. Pada saat ini terdapat bak recycling yang tidak
dapat berfungsi secara normal serta adanya kesalahan perhitungan pada water mass balance. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu evaluasi yang terkait dengan kinerja IPAL yang baik dan tepat untuk mengetahui
seberapa optimal dan efisien kinerja IPAL dalam mengolah air limbah.
Adanya sistem IPAL optimal dan efisien maka air limbah yang dibuang (efluen) oleh IPAL dapat
memenuhi baku mutu yang telah ditentukan yaitu Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.69 tahun 2013,
sehingga air limbah tersebut dapat dengan aman dialirkan ke lingkungan atau sungai tanpa membahayakan
makhluk hidup dan mencemari badan air serta menurunkan kualitas lingkungan. Selain itu, evaluasi yang
dilakukan yaitu dengan membandingkan debit air limbah yang masuk ke IPAL dengan kapasitas debit
pengolahan air limbah pada IPAL tersebut dan membandingkan hasil perhitungan unit-unit pengolahan air
limbah yang terdapat pada IPAL dengan kriteria desain dari berbagai literatur [7]. Hasil yang diharapkan
dari evaluasi ini adalah dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas IPAL.
Maksud dari penelitian ini yaitu melakukan evaluasi sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
serta memberikan saran berkaitan dengan optimasi teknologi pengolahan air limbah di Rumah Sakit X agar
mampu meningkatkan performa penyisihan air limbah medis influen. Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik influen dan efluen air limbah yang dihasilkan
oleh IPAL Rumah Sakit X, melakukan perbaikan rancangan unit Diagram Alir Proses (DAP) IPAL,
mengetahui debit pada kondisi eksisting untuk digunakan pada perhitungan evaluasi dimensi Instalasi
Pengolahan Air Limbah ( IPAL) di Rumah Sakit X. Juga menjelaskan efektivitas pengolahan setiap
parameter air limbah oleh IPAL Rumah Sakit X, mengidentifikasi unit-unit yang perlu perbaikan desain
dan perhitungan ulang terhadap dimensi unit pengolahan air limbah di Rumah Sakit X dan perencanaan
unit pengolahan air limbah yang mendukung aspek resource and recovery IPAL Rumah Sakit X.

2. Uraian Lokasi Studi


Rumah Sakit X sebagai rumah sakit umum tipe B dengan status akreditasi paripurna. Rumah Sakit
X secara khusus menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan di DKI Jakarta dan secara umum di wilayah
Jakarta Pusat. Sumber air limbah yang terdapat di Rumah Sakit X menghasilkan kuantitas air limbah
unitnya terdiri dari unit pelayanan medis (Unit Gawat Darurat (UGD), unit rawat inap, unit rawat jalan,
kamar jenazah), unit penunjang medis (laboratorium, unit radiologi, unit farmasi), unit penunjang non
medis (sarana prasarana fisik seperti gedung, asrama, kantor, kantin, mess, Gedung Serba guna (GSG) dan
unit laundry. Sedangkan diagram alir proses pengolahan air limbah dan bagan neraca air limbah di Rumah
Sakit X Jakarta Pusat terlampir pada Gambar 1.

5621
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Limbah cair dari


kloset, rawat inap,
Limbah Dapur Limbah Laundry Limbah Laboratorium
rawawt jalan, dan
UGD

Heavy Metal
Septic Tank Ptb Kitchen Ptb Laundry
Precipitator

IPAL Kompak Bak Kontrol


100
(120 m3/hari)

Bak Inlet
(Bar screen)
Bak Aerasi (1-4)

Bak
Sedimentasi 1
Trickling Filter Kolam Ikan

Bak Ekualisasi
Bak
Bak Recycling
Sedimentasi 2

Bak UV
Desinfeksi

Filtrasi Kali Krukut

Gambar 1. Diagram alir pengolahan air limbah di Rumah Sakit X


Sumber: Bagian Kesehatan Lingkungan dan K3 Rumah sakit X, 2021

Berdasarkan Gambar 1 unit pengolahan air limbah yang terdapat di Rumah Sakit X terdiri dari unit
proses dan unit operasi diantaranya bak inlet, barscreen, bak ekualisasi, bak sedimentasi primer, bak
sedimentasi sekunder, bak filtrasi, lumpur aktif, trickling filter, desinfeksi. Sedangkan debit air limbah yang
digunakan dalam perhitungan unit air limbah di Rumah Sakit X yaitu sebesar 166,3 m3/hari.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah Sakit X di Jakarta
Pusat. Penelitian dimulai dengan survei lapangan, studi literatur, penentuan hipotesis, pengambilan data
untuk proses evaluasi berupa data primer dan data sekunder, rekapitulasi atau pengumpulan data, evaluasi
pada masing-masing unit operasi dan unit proses, perhitungan dan perencanaan efektivitas IPAL.
Data Tambahan lainnya yang dikumpulkan antara lain foto semua unit pengolahan yang terdapat di
IPAL Rumah Sakit X. Asumsi-asumsi dari data sekunder IPAL Rumah Sakit X berupa data debit air limbah,
data karakteristik inlet dan outlet IPAL, data pemeriksaan kualitas air limbah inlet dan outlet IPAL Rumah
Sakit X. Evaluasi kinerja dari IPAL Rumah Sakit X dilakukan dengan membandingkan antara kondisi
eksisting dari influen dan efluen IPAL dengan menggunakan baku mutu yang telah ditentukan yaitu Pergub
DKI Jakarta No.69 tahun 2013 dan kriteria desain yang dipilih dari berbagai literatur, menghitung efisiensi
pengolahan air limbah, membandingkan dan perencanaan unit resource and recovery pada kondisi eksisting
agar dapat mengolah air limbah.
Metode evaluasi yang akan digunakan ini bertujuan untuk melihat apakah kondisi eksisting sudah
sesuai dengan baku mutu dan kriteria desain kemudian dikaji ulang apakah IPAL masuk dalam rentang
kriteria desain yang ada. Apabila belum memenuhi kriteria desain dilakukan perbaikan dimensi dan
spesifikasi teknis unit IPAL yang tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditentukan di masa
mendatang serta dikaji kembali apakah IPAL yang ada sudah memiliki efektivitas yang baik dalam
mengolah air limbah. Ini dilakukan dengan menghitung besarnya persentase penyisihan parameter
pencemar air limbah. Parameter pencemar yang akan dilakukan perhitungan efisiensinya diantaranya
Ammonia, BOD5, COD, MBAS, Minyak dan Lemak, Permanganat, Total Suspended Solids (TSS). Selain
itu, dilakukan pula analisis terhadap kualitas air influen dan efluen dari air limbah hasil pemeriksaan
kualitas dari analisis laboratorium dari Perumda PAL JAYA.

5622
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Standar baku mutu disesuaikan dengan Pergub DKI Jakarta no.69 tahun 2013 tentang baku mutu air
limbah bagi kegiatan dan/atau usaha. Nilai baku mutu air limbah dan metode pengukuran air limbah yang
digunakan dalam menghitung parameter air limbah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Baku mutu dan metode pengukuran air limbah


Parameter Uji Satuan Metode Uji Baku Mutu
Ammonia mg/L SNI 06-6989.30-2005 10
BOD5 mg/L SNI 6989.72:2009 30
COD mg/L SNI 6989.2:2009 80
MBAS mg/L SNI 06-6989.51-2005 10
Minyak & Lemak mg/L APHA 5520 D 2017 10
Kalium Permanganat mg/L SNI 06-6989.22-2004 85
TSS mg/L SNI 06-6989.3-2004 30
Sumber: Hasil Uji Laboratorium Perumda PAL JAYA, 2021

4. Identifikasi dan Evaluasi


Untuk pembahasan evaluasi yang dilakukan pada studi ini dilakukan dengan cara membandingkan
data hasil uji kualitas air limbah rumah sakit dengan baku mutu yang berlaku dan hasil perhitungan dimensi
dari data kondisi eksisting unit pengolahan air limbah dengan kriteria desain dari berbagai sumber literatur
serta perencanaan unit resource and recovery pada kondisi eksisting agar dapat mengolah air limbah
menjadi air bersih untuk menyiram tanaman. Berikut ini merupakan hasil evaluasi dari unit pengolahan air
limbah yang terdapat di IPAL Rumah Sakit X.
4.1. Evaluasi Kualitas Air Limbah Rumah Sakit X
Hasil perhitungan efisiensi pengolahan air limbah dan perbandingan kualitas influen dan efluen air
limbah tanggal 17 September 2021, pukul 08.00 dan 15.00 WIB dapat dilihat pada Tabel 2 dengan rumus:

Nilai Influen – Nilai Efluen


𝑛 = × 100% (2)
Nilai Influen

Tabel 2. Perbandingan kualitas influen dan efluen air limbah pada IPAL Rumah Sakit X
(17 September 2021 Pukul 08.00 dan 15.00 WIB)
Parameter Influen (mg/L) Efluen (mg/L) Efisiensi
pH 7 7 -
Efisiensi
Amonia 35,39 0,1 35,39 −0,1
= 𝑥 100 % = 99,7 %
35,39

Efisiensi
BOD5 52,99 7,51 52,99 −7,51
= 52,99 𝑥 100 % = 85,83 %

Efisiensi
COD 115,9 58,69 115,9 −58,69
= 115,9 𝑥 100 % = 49,4 %
Efisiensi
Senyawa Aktif 1,2 0,36 1,2 −0,36
= 𝑥 100 % = 70 %
1,2
Biru Metilen
(MBAS)
Efisiensi
Minyak & 11,35 4,95 11,35 −4,95
= 11,35 𝑥 100 % = 56,4 %
Lemak
Efisiensi
Zat 63,2 11,04 63,2 −11.04
= 63,2 𝑥 100 % = 82, 53 %
Organik
(KMnO4)

Zat Padat Efisiensi


Tersuspensi 24,5 3,88 24,5 −3,88
= 24,5 𝑥 100 % = 84,2 %
(TSS)
Sumber: Hasil pengolahan data, 2021

5623
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Berdasarkan Tabel 2 hasil perhitungan efisiensi pengolahan air limbah di Rumah Sakit X didapatkan
seluruh parameter efluen telah memenuhi baku mutu air limbah rumah sakit. Berdasarkan Pergub DKI
Jakarta No.69 tahun 2013 dan kategori efisiensi pengolahan air limbah berdasarkan [8]: Parameter COD
(biologis) dan minyak & lemak termasuk ke dalam kategori cukup efisien dikarenakan nilai efisiensi yang
didapatkan antara 40-60%, Parameter Senyawa Aktif Biru Metilen (MBAS) termasuk ke dalam kategori
efisien dikarenakan nilai efisiensi yang didapatkan antara 60-80%. Parameter lainnya seperti amonia, zat
organik (KMnO4), BOD5, Zat Padat Tersuspensi (TSS) termasuk ke dalam kategori sangat efisien
dikarenakan nilai efisiensi yang didapatkan diatas 80% sehingga proses pengolahan air limbah di IPAL
Rumah Sakit X dikatakan berhasil.
4.2 Evaluasi Dimensi Unit Pengolahan Air Limbah
A. Bak Inlet
Berdasarkan data kondisi eksisting pada Tabel 3 maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari
unit inlet IPAL pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter operasi unit inlet


No. Parameter Satuan Dimensi Awal Dimensi Ideal
1. Volume (V) m3 8,82 4,5
2. Panjang (P) m 3,1 1,7
3. Lebar (L) m 0,84 0,67
4. Tinggi (T) m 5 4
Sumber: Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan Tabel 3, unit dimensi awal bak inlet pada IPAL Rumah Sakit X yaitu 3,1
m x 0,84 m x 5 m. Sedangkan dimensi ideal dari unit bak inlet setelah dilakukan perhitungan ulang yaitu
1,678 m x 0,67 m x 4 m.
B. Barscreen
Berdasarkan data kondisi eksisting pada Tabel 3 maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari unit
barscreen IPAL terlampir pada Tabel 4.

Tabel 4. Parameter operasi unit barscreen


No. Parameter Kriteria Desain1) Nilai 2) Satuan Keterangan
1. Kecepatan aliran saat melewati 0,3-0,6 0,5 m/s Sesuai
barscreen
2. Hilang tekan melalui batang (HL) <150 5,5 mm Sesuai
3. Jari-jari hidrolis (R) - 35,58 m -
Sumber: 1) [9] ; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas seluruh parameter unit barscreen pada IPAL Rumah Sakit X
memenuhi persyaratan sesuai dengan kriteria desain. Oleh karena itu dimensi dari unit barscreen sudah
sesuai dan tidak perlu dilakukan perbaikan desain.
C. Bak Ekualisasi (TAR)
Berdasarkan data kondisi eksisting pada Tabel 4 maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari
evaluasi bak ekualisasi unit IPAL terlampir pada Tabel 5.

Tabel 5. Parameter operasi unit bak ekualisasi


No. Parameter Kriteria Desain1) Kondisi Hasil Satuan
eksisting 2) evaluasi
1. Debit (Q) - 166,3 166,3 m3/hari
2. Kedalaman (H) - 3 3 m
3. Panjang (P) - 8 2,72 m
4. Lebar (L) - 5 1,7 m
5. Waktu detensi (Td) <2 17,28 2 jam
Sumber: 1) [9] ; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas dimensi awal bak ekualisasi pada IPAL Rumah Sakit X yaitu 8 m x
5 m x 3 m. sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan dimensi dari unit bak ekualisasi yaitu 2,72
m x 1,7 m x 3 m. Waktu Detensi (Td) yang lama akan berdampak pada tingginya kandungan Total
Suspended Solids (TSS) dan oksigen terlarut (DO) pada air limbah.

5624
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

D. Bak Pengendap Pertama (PST)


Berdasarkan data kondisi eksisting maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
pengendap pertama (PST) unit IPAL terlampir pada Tabel 6.

Tabel 6. Parameter operasi unit Bak Pengendap Pertama (PST)


No. Parameter Satuan Kriteria desain1) Kondisi Hasil
Eksisting Evaluasi 2)
1. Debit m3/hari - 166,3 166,3
2. Kedalaman m - 5 4,7
3. Panjang m - 3 2,82
4. Lebar m - 1,7 1,6
5. Volume m3 - 25,5 21,2
6. Waktu detensi jam 1-3 3,68 3
7. Kecepatan horizontal m/detik <1 0,063 0,063
8. Bilangan Reynolds (NRe) - <2.000 76,19 76,19
Sumber: 1) Hasil perhitungan, 2021; 2) [9]

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan dimensi awal bak pengendap pertama (PST) pada IPAL
Rumah Sakit X yaitu 3 m x 1,7 m x 5 m. sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan dimensi dari
unit bak pengendap pertama (PST) setelah dilakukan perhitungan ulang yaitu 2,82 m x 1,6 m x 4,7 m.
E. Bak Aerasi Lumpur Aktif
Berdasarkan data kondisi eksisting maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
aerasi lumpur aktif unit IPAL terlampir pada Tabel 7.
Tabel 7. Parameter operasi unit bak aerasi lumpur aktif
Parameter Satuan Kriteria s Hasil Evaluasi 2)
desain1) Bak 1 Bak 2 Bak 3 Bak 4 Bak 1 Bak 2 Bak 3 Bak 4
Debit m3/hari - 166,3 166,3 166,3 166,3 166,3 166,3 166,3 166,3
Kedalaman m - 1,96 1,82 1,6 1,37 2,78 2,61 2,3 2,045
Panjang m - 3,5 3,5 3,5 3,5 4,98 5,04 5,75 5,24
Lebar m - 1,75 1,75 1,25 1,3 2,43 2,52 2,05 1,94
Total Waktu jam 3-5 1,7 1,6 1,5 0,9 5 4,8 4,5 3
Hidrolis
Sumber: 1) [10] ; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan dimensi awal dan hasil perhitungan ulang dimensi bak
aerasi lumpur aktif 1 sampai 4 dapat dilihat pada Tabel 7.
F. Bak Trickling Filter
Berdasarkan data kondisi eksisting maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
trickling filter pada IPAL terlampir pada Tabel 8.
Tabel 8. Parameter Operasi Unit Bak Trickling Filter
No. Parameter Satuan Kriteria Desain1) Kondisi eksisting 2) Hasil evaluasi
3
1. Debit (Q) m /hari - 166,3 166,3
2. Kedalaman (H) m - 1,5 2,86
3. Panjang (P) m - 2 3,82
4. Lebar (L) m - 1,2 2,28
5. Hydraulic m/hari 4-10 7,2 24,9
Retention Time
(HRT)
Sumber: 1) Hasil perhitungan, 2021; 2) [11]

Berdasarkan perhitungan Tabel 8 didapatkan dimensi awal bak trickling filter pada IPAL Rumah
Sakit X yaitu 2 m x 1,2 m x 1,5 m. sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan dimensi dari unit
bak trickling filter yang sesuai dengan kriteria desain yaitu 3, 82 m x 2,28 m x 2,86 m.
G. Bak Filtrasi
Berdasarkan data kondisi eksisting. maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
filtrasi pada IPAL terlampir pada Tabel 9.

5625
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Tabel 9. Parameter operasi unit bak filtrasi


No. Parameter Satuan Kriteria Desain1) Kondisi eksisting 2) Hasil evaluasi
3
1. Debit m /hari - 166,3 166,3
2. Tinggi bak filtrasi m - 1,72 1,72
3. Diameter bak filtrasi m - 1,3 1,12
4. Headloss maksimum m - 7,3 7,3
5. Kecepatan filtrasi m/jam 7-10 5,2 7
Sumber:1) [11] ; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan dimensi awal bak filtrasi pada IPAL Rumah Sakit X yaitu
Panjang x lebar x tinggi (2 m x 1,2 m x 1,5 m). sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan dimensi
dari unit bak filtrasi setelah dilakukan perhitungan ulang yaitu 2 m x 0,24 m x 1,5 m
H. Bak Desinfeksi
Berdasarkan data kondisi eksisting. maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
desinfeksi pada IPAL terlampir pada Tabel 10.

Tabel 10. Parameter operasi unit bak desinfeksi


No. Parameter Satuan Kriteria desain1) Kondisi Hasil
Eksisting Evaluasi 2)
1. Debit m3/hari - 166,3 166,3
2. Kedalaman m - 0,4 0,3
3. Panjang m - 0,7 1,9
4. Lebar m - 0,6 0,2
5. Kecepatan Horizontal m/menit 2-4,5 1,408 2
6. Waktu Bak Kontak menit 15-45 34,48 15
Sumber:1) [12] ; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan dimensi awal bak filtrasi pada IPAL Rumah Sakit X yaitu
panjang x lebar x tinggi (0,7 m x 0,6 m x 0,4 m). Sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan dimensi
dari unit bak filtrasi setelah dilakukan perhitungan ulang yaitu 2,05 m x 0,205 m x 0,208 m.
I. Bak Recycling
Berdasarkan data kondisi eksisting maka didapatkan hasil perhitungan dimensi dari evaluasi bak
Recycling pada IPAL terlampir pada Tabel 11.
Tabel 11. Parameter Operasi Unit Bak Recycling
No. Parameter Satuan Kriteria desain1) Kondisi Hasil
Eksisting Evaluasi 2)
1. Debit m3/hari - 166,3 166,3
2. Kedalaman m - 2,1 3,45
3. Panjang m - 3,5 5,68
4. Lebar m - 1,5 2,46
5. Kecepatan Horizontal m/menit 2-4,5 1,408 2
6. Volume bak recycling menit 13,2 -198 11,025 48
Sumber:1) [13]; 2) Hasil perhitungan, 2021

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan dimensi awal bak recycling pada IPAL Rumah Sakit X
yaitu panjang x lebar x tinggi (3,5 m x 1,5 m x 2,1 m). sedangkan dari hasil perhitungan ulang didapatkan
dimensi dari unit bak recycling setelah dilakukan perhitungan ulang yaitu 5,68 m x 2,461 m x 3,445 m.
4.3. Perencanaan Unit Resource and Recovery
Digester Anaerobik dengan tipe kubah tetap (fixed dome) yang dibangun dengan menggali tanah
kemudian dibuat dengan bata, pasir, dan semen yang berbentuk seperti rongga yang kedap udara dan
berstruktur seperti kubah (bulatan setengah bola). Jenis ini dikembangkan di Tiongkok sehingga disebut
juga tipe kubah [14]. Pada bagian atas atau disebut kubah tetap (fixed dome), gas terkumpul di bagian
tersebut dan di bagian bawah terdapat digester sebagai tempat pencerna air limbah. Hasil perencanaan pada
unit resource dan recovery dapat dilihat pada Tabel 12.

5626
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

Tabel 12. Parameter perencanaan digester anaerobik


Parameter Satuan Nilai
TSS kg/ m3 166,3
Q air limbah m3/hari 0,022
3
V kubah Total 0,275
m
V media biofilter m3 27,5
Volume Keseluruhan (Kubah +media biofilter) m3 27,125
Waktu Detensi (Td) jam 3,914
Panjang m 3
Lebar m 1,5
Kedalaman * m 6
Sumber:* [10]

Berdasarkan perencanaan unit digester anaerobik didapatkan dimensi panjang x lebar x tinggi (3 m
x 1,5 m x 6 m). Penambahan unit anaerobik digester berfungsi untuk memulihkan kembali sejumlah gas
metana (CH4) yang dihasilkan dengan mengubah sekitar 40 %- 60 % padatan organik menjadi metana (CH4)
dan karbondioksida (CO2) yang hasilnya air olahannya dapat digunakan untuk kegiatan menyiram tanaman,
kegiatan mencuci dan flushing.

5. Kesimpulan
Setelah dilakukan evaluasi terhadap unit pengolahan IPAL, maka dapat diambil kesimpulan antara
lain berdasarkan hasil uji kualitas air dan performa kerja IPAL memiliki efisiensi degradasi parameter
kualitas air limbah yang sangat efektif, efektif dan cukup efektif serta seluruh parameter yang diuji telah
sesuai dengan standar mutu yang berlaku pada Pergub DKI Jakarta No.69 tahun 2013 tentang baku mutu
air limbah bagi atau/dan usaha proses pengolahan berlangsung , pada IPAL terdapat bak ekualisasi (TAR),
bak pengendap pertama (PST), lumpur aktif, bak trickling filter, unit filtrasi, unit desinfeksi dan bak
recycling tidak memenuhi kriteria desain sehingga perlu dilakukan penyesuaian ulang dimensi unit tersebut
agar sesuai dengan kriteria desain yang diberikan, serta ditambahkan unit resource dan recovery yaitu
digester anaerobik agar pengolahan berlangsung lebih optimal.

6. Saran
Berdasarkan dari hasil evaluasi kinerja yang dilakukan pada saat penelitian di Rumah Sakit X maka
penulis memberikan saran untuk dapat dijadikan pertimbangan perbaikan kedepannya diantaranya
memperketat pemantauan dan pengujian kondisi kualitas air limbah yang keluar dari unit IPAL dengan
mengganti metode uji sampling. Melakukan perbaikan maupun penggantian unit pada pompa dan
menjalankan pompa IPAL sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) berlaku. Juga melakukan
perbaikan operasional pengolahan air limbah seperti frekuensi maintenance dinaikan dari operator
pengolahan air limbah minimal 3 sampai 6 bulan sekali, guna meningkatkan kinerja dari unit pengolahan
air limbah, melakukan pengukuran ulang terhadap kualitas air limbah influen perlu dilakukan secara rutin
agar efisiensi dari setiap unit pengolahan air limbah dapat diketahui secara akurat.

7. Daftar Pustaka
[1] Menteri Kesehatan RI, "Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010," Jakarta, 2010.
[2] Permadi, "Utilitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit," NALARs, July 2011.
[3] N. I. Said, Teknologi Pengolahan Air Limbah (Teori dan Aplikasi), Jakarta: Penerbit Erlangga , 2017.
[4] Kemenkes RI, Pedoman Teknis IPAL Rumah Sakit, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2011.
[5] F.Agustina. Evaluasi parameter produksi biogas dari limbah cair industri tapioka dalam bioreaktor
anaerobik 2 tahap. Semarang: Universitas Diponegoro,2011.
[6] Prayitno, "Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit," Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari,
2011.
[7] Peraturan Gubernur, No.68 Tahun 2013 Baku mutu Air limbah bagi Kegiatan dan/atau Usaha.
[8] S. d. Suparmin, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2012.
[9] M. a. Eddy, Wastewater Engineering: Treatment and Resource Recovery, New York: McGraw Hill,
2014.

5627
p-ISSN : 2528-3561
Volume VIII, No.2, April 2023 Hal 5620 - 5628
e-ISSN : 2541-1934

[10] Kementrian PUPR, Peraturan Menteri PUPR no.04 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengolahan
Air Limbah, Jakarta, 2017.
[11] M. Sholichin. Pengelolaan Air Limbah: Proses Pengolahan Air Limbah dengan Biakan Tersuspensi.
Brawijaya University, Malang, 2012.
Tchobanoglous, Wastewater Engineering: Treatment and Resource, New York : McGraw Hill, 2014.
[13] I. G. Wenten, "Teknologi Membran: Prospek dan Tantangannya di Indonesia," Orasi Ilmiah Guru
Besar ITB, 2016.
[14] F. Kaswinarni, "Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu," Universitas
Diponegoro, Semarang, 2017.
[15] T. P. Shirley W, Utilitas Bangunan Modul Plumbing, Jakarta Timur : Griya Kreasi, 2015.
[16] N. I. Said, "Metoda Penghilangan Logam Merkuri Di Dalam Air Limbah Industri." Jurnal Air
Indonesia, vol. 6, no. 1, 2010
[17] I. R. M. O. B. A. S. Preisi Goni, "Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rumah
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado," ejournal Unsrat, 2021.

5628

Anda mungkin juga menyukai