Iot Laprak 6 Sharing
Iot Laprak 6 Sharing
I. Tujuan
II. Dasar Teori
A. LAN (Local Area Network)
LAN atau kepanjangan dari Local Area Network merupakan sekumpulan komputer yang saling
terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan cakupan
jaringan yang wilayahnya kecil seperti jaringan komputer gedung, kampus, kantor, sekolah, di dalam
rumah, atau di dalam satu ruangan.
C. Penemu WiFi
Penemu Wifi adalah Hedy Lamarr seorang wanita kebangsaan Austria yang merupakan aktris
sekaligus ahli Matematika, dan untuk pertama kalinya perempuan kelahiran 09 November 1914 ini
memperkenalkan sistem komunikasi canggih pada Juni 1941 atau yang saat ini yang lebih dikenal
dengan Teknologi Wi-Fi (Wireless Fidelity).
Selanjutnya Hedy Lamarr bersama Antheil terus mengembangkan ide sistem komunikasi rahasia
yang di padu dengan gelombang radio agar data yang dikirim sulit untuk di deteksi oleh orang lain,
dan akhirnya pada 11 Agustus 1942 Hedy Lamarr dan Antheil berhasil mendapatkan hak paten
sebagai penemu teknologi Wifi.
Perbedaan kode Wifi IEEE 802.11a, 802.11b, 802.11g, 802.11n, 802.11ac, dan 802.11ad.
802.11 Protocol Release Frequency GHz Bandwidth MHz Modulation Data Rate
Keterangan.
Memilih band merupakan cara untuk menentukan standart protokol yang akan digunakan oleh
wireless interface. Selain menentukan standart protokol, band juga menentukan data rates yang bisa
dilewatkan, channel frequencies dan lebar channel. Jika kita perhatikan, ada beberapa pilihan band
yang menggunakan lebih dari satu protokol. Jika kita setting sebuah interface wireless dengan band
yang menggunakan lebih dari satu protokol, maka interface wireless tersebut memberikan pilihan
kepada client, protokol mana yang support dengan perangkat client tersebut.
6. Frekuensi WiFi
Wireless LAN menggunakan radio frekuensi yang membutuhkan media rambat yang juga harus
bersih atau tanpa gangguan. Gangguan bisa berupa halangan seperti pohon,gedung,tembok,kaca atau
interferensi frekuensi dari perangkat lain di sekitarnya.
Agar terbentuk link wireless yang bagus, gangguan ini harus dihindari. hal pertama yang harus
dilakukan dilakukan adalah site survey terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi lapangan secara
fisik maupun penggunaan frekuensi yang sudah ada. Misalnya, adanya halangan berupa bukit,
gedung, pohon, tembok, kaca dsb yang harus dihindari. Kita harus mengetahui juga frekuensi -
frekuensi yang ada disekitar. jadi nantinya bisa dihindari penggunaanya agar tidak
interferensi/overlapping.
Alokasi frekuensi sudah diatur dalam regulasi di setiap wilayah dan negara. Di Indonesia, untuk
keperluan wireless LAN sudah dalokasikan dalam ISM Band pada frekuensi 2,4GHz dan 5,8GHz.
Lebih detail nya, untuk 2,4GHz dibagi dalam beberapa channel dengan lebar channel masing - masing
22MHz.
Begitu juga dengan yang 5GHz. Frekuensi 5Ghz juga dibagi menjadi beberapa channel.
Kita bisa menentukan penggunaan frekuensi pada perangkat kita agar tidak interferensi
dengan yang lain. Berdasarkan pembagian channel pada 2,4GHz, dengan lebar channel standard, bisa
dilihat ada beberapa channel yang saling overlapping. Hal ini lah yang harus dihindari agar tidak
saling mengganggu dan wireless link terbentuk dengan baik. Misal, dari hasil scan ternyata sudah
banyak yang menggunakan frek 2412 (channel 1) , maka kita bisa gunakan frek 2437 (channel 6).
Kenapa tidak menggunakan 2417 (Ch.2) saja ? bukankah 2412 (Ch.1) dan 2417 (Ch.2) sudah beda.?
Coba lihat lagi gambar pembagian channel tadi, antara 2412 (Ch.1) dan 2417 (Ch.2) ternyata masih
overlapping, saling menganggu. Jika digambarkan lagi, agar tidak saling mengganggu bisa gunakan
2412 (Ch.1), 2437 (Ch. 6), 2462 (Ch. 11)
Mikrotik support untuk 2484 (ch.14). Akan tetapi kita tetap tidak boleh menggunakan frekuensi
tersebut dengan sembarangan. Walaupun secara teknis perangkatnya support, tapi penggunaan
frekuensi di luar alokasi jelas menyalahi aturan. Jadi mari gunakan frekuensi sesuai regulasi yang ada.
Agar tidak saling mengganggu di frekuensi lain.
7. Channel Width
Sebuah Wireless Protokol dengan tipe N yang dapat melewatkan data dengan throughput
bandwidth yang cukup besar. Namun, bagaimana jika kita mengubah parameter 'Channel Width'
dengan memperbesar atau memperkecil nilainya. Biasanya channel standart akan menggunakan lebar
channel sebesar 22Mhz, terkadang dibulatkan menjadi 20MHz. Parameter channel width berbanding
lurus dengan throughput data, artinya semakin lebar channel width maka semakin besar pula
thorughput yang bisa dilewatkan. Channel width bisa diibaratkan seperti sebuah jalan, dan data yang
lewat adalah kendaraan yang hendak melewati jalan tersebut. Maka semakin luas jalan, semakin
banyak pula kendaraan yang bisa lewat. Akan tetapi, ukuran channel width juga memiliki
konsekuensi. Semakin besar channel width kemungkinan terjadinya interferensi juga semakin besar.
Kita bisa menentukan ukuran channel width dengan mempertimbangkan kepadatan frekuensi di area
yang akan kita bangun link wireless. Jika kondisi pada area jaringan kita ternyata sudah cukup padat,
kita bisa memperkecil nilai channel width supaya interferensi bisa diminimalisir.
8. Mode Akses Koneksi WiFi
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu :
Ad Hoc
Mode koneksi ini adalah mode di mana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau
lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang
terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point.
Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga
memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network).
9. Arsitektur Jaringan
Menggunakan ESP8266 sebagai mikrokontroler sederhana itu bagus, tetapi alasan mengapa
kebanyakan orang menggunakannya, adalah kemampuan Wi-Fi-nya. Dalam bab ini, kita akan terjun
ke dunia protokol jaringan yang menakjubkan, seperti Wi-Fi, TCP, UDP, HTTP, DNS ... Semua
akronim ini mungkin mengintimidasi Anda, tetapi saya akan mencoba yang terbaik untuk
menjelaskannya langkah- selangkah demi selangkah dan dengan cara yang mudah.
Beberapa paragraf ditulis miring . Ini memberikan beberapa informasi tambahan, tetapi tidak
penting untuk memahami fungsi Wi-Fi ESP, jadi jangan frustrasi jika ada hal-hal yang tidak Anda
pahami.
Sistem yang oleh sebagian besar orang disebut 'Internet' bukan hanya satu protokol: ini adalah
setumpuk seluruh lapisan protokol, sering disebut sebagai model TCP / IP . Kami akan membahas
lapisan-lapisan yang berbeda ini, karena kami perlu memahami bagaimana ESP8266 kami
berkomunikasi dengan perangkat lain di jaringan.
Layer Protocols
Internet IP
1) ESP8266 terhubung ke titik akses nirkabel (WAP atau cukup AP). AP dapat menjadi bawaan
untuk modem atau router Anda, misalnya. Dalam konfigurasi ini, ESP bertindak seperti
stasiun nirkabel .
2) ESP8266 bertindak sebagai titik akses dan stasiun nirkabel dapat terhubung ke sana. Stasiun-
stasiun ini dapat berupa laptop Anda, smartphone, atau bahkan ESP lain dalam mode stasiun.
Setelah tautan Wi-Fi dibuat, ESP8266 adalah bagian dari jaringan area lokal (LAN). Semua
perangkat pada LAN dapat saling berkomunikasi. Sebagian besar waktu, AP terhubung ke jaringan
Ethernet fisik juga, ini berarti bahwa ESP8266 juga dapat berkomunikasi dengan perangkat yang
terhubung ke AP (modem / router) melalui koneksi Ethernet kabel (komputer desktop, konsol game
dan set-top box, misalnya).
Layer Network Access (Link) adalah tautan fisik antar perangkat: dalam kasus ESP8266,
ini adalah koneksi WiFi. ESP dapat bertindak sebagai stasiun dan terhubung ke titik akses,
atau bertindak sebagai titik akses dan membiarkan perangkat lain terhubung dengannya.
Mesh
15. Implementasi Jaringan ESP8266
IP address kelas A
Binary: 11111111.00000000.00000000.00000000
Decimal: 255.0.0.0
IP address kelas B
Binary: 11111111.11111111.00000000.00000000
Decimal: 255.255.0.0
IP address kelas C
Binary: 11111111.11111111.11111111.00000000
Decimal: 255.255.255.0
Subnet pada dasarnya memiliki penunjuk yang mirip seperti prefix, di mana setiap bit dari IP address-
nya termasuk ke dalam Network ID. Bit yang di-set ke nilai 1 digunakan untuk network identifier,
sedangkan nilai 0 untuk host identifier. Berikut format penggunaannya:
IP address kelas A
Binary: 11111111.00000000.00000000.00000000
Decimal: 255.0.0.0
Prefix: /8
IP address kelas B
Binary: 11111111.11111111.00000000.00000000
Decimal: 255.255.0.0
Prefix: /16
IP address kelas C
Binary: 11111111.11111111.11111111.00000000
Decimal: 255.255.255.0
Prefix: /24
Untuk menemukan jumlah host tiap subnet, kamu dapat menggunakan rumus 2y – 2.
Variabel ‘Y’ di sini merupakan kebalikan dari ‘X’, yakni binary 0 pada oktet terakhir
subnet.
Untuk menemukan blok subnet, kamu dapat menggunakan rumus 256 – 192 atau
nilai oktet terakhir subnet mask = 64.
Untuk menemukan host-broadcast, kamu hanya perlu membuat kolom tabel subnet,
host awal, host akhir, dan broadcast.
Jika proses subnetting IP address kelas C selesai, selanjutnya kamu hanya perlu melakukan metode
perhitungan yang sama untuk setiap subnet lainnya. Intinya, subnet mask adalah teknik yang
digunakan untuk menambah jaringan komputer dengan cara memecahnya menjadi ukuran yang lebih
kecil.
Hasil Percobaan
Program 1
void setup() {
Serial.begin(115200);
delay(10);
Serial.println("Tersambung ke WiFi");
}
void loop() {
// Buat koneksi ke server
WiFiClient client;
if (client.connect(host, port)) {
Serial.println("Terhubung ke server");
// Tutup koneksi
client.stop();
} else {
Serial.println("Gagal terhubung ke server");
}
#include <WiFi.h>
WiFiServer server(80);
String header;
void setup() {
Serial.begin(115200);
pinMode(output26, OUTPUT);
pinMode(output27, OUTPUT);
digitalWrite(output26, LOW);
digitalWrite(output27, LOW);
Serial.print("Connecting to ");
Serial.println(ssid);
WiFi.begin(ssid, password);
delay(500);
Serial.print(".");
Serial.println("");
Serial.println("WiFi connected.");
Serial.println(WiFi.localIP());
server.begin();
void loop(){
if (client) {
Serial.println("New Client.");
while (client.connected()) {
if (client.available()) {
char c = client.read();
Serial.write(c);
header += c;
if (c == '\n') {
if (currentLine.length() == 0) {
client.println("Content-type:text/html");
client.println("Connection: close");
client.println();
Serial.println("GPIO 26 on");
output26State = "on";
digitalWrite(output26, HIGH);
Serial.println("GPIO 26 off");
output26State = "off";
digitalWrite(output26, LOW);
Serial.println("GPIO 27 on");
output27State = "on";
digitalWrite(output27, HIGH);
Serial.println("GPIO 27 off");
output27State = "off";
digitalWrite(output27, LOW);
client.println("<!DOCTYPE html><html>");
// Feel free to change the background-color and font-size attributes to fit your preferences
if (output26State=="off") {
} else {
if (output27State=="off") {
} else {
client.println("</body></html>");
client.println();
break;
currentLine = "";
} else if (c != '\r') {
currentLine += c;
header = "";
client.stop();
Serial.println("Client disconnected.");
Serial.println("");
}
Program 2
void setup() {
Serial.begin(115200);
IPAddress IP = WiFi.softAPIP();
Serial.print("AP IP address: ");
Serial.println(IP);
void setup() {
Serial.begin(115200);
IPAddress IP = WiFi.softAPIP();
Serial.print("AP IP address: ");
Serial.println(IP);
void setup() {
Serial.begin(115200);
// Initialize the output variables as outputs
pinMode(output26, OUTPUT);
pinMode(output27, OUTPUT);
// Set outputs to LOW
digitalWrite(output26, LOW);
digitalWrite(output27, LOW);
if (client) {
Serial.println("New Client.");
String currentLine = "";
while (client.connected()) {
if (client.available()) {
char c = client.read();
Serial.write(c);
header += c;
if (c == '\n') {
if (currentLine.length() == 0) {
client.println("HTTP/1.1 200 OK");
client.println("Content-type:text/html");
client.println("Connection: close");
client.println();
>>>
>>>