2
2
mengundang banyaksekali bangsa besar yang ingin datang untuk menguasainya, terkhusus oleh
bangsaEropa, mulai dari kedatangan bangsa Spanyol, Portugis, Inggris dan kemudian bangsa Belanda
yang memonopoli perdagangan dengan cara yang salah. Hal inilah yang menjadi alasan bangsa Maluku
melawan V.O.C1 (Belanda) yang ingin menjadi penguasa tunggal dalam dunia perdagangan didaerah
jajahan yaitu Maluku. V.O.C menggunakan kekuasaan kerajaan sekitar Maluku untuk meluaskan
kekuasaannya. Pada hakekatnya, nafsu kaum penjajah untuk menguasai rempah-rempah inilah yang
menjadi penyebab bangsa Maluku melakukan perlawanan. Menurut M. Sapija, sebab-sebab perlawanan
rakyat Maluku dibagi menjadi empat bagian :1. Penindasan dan penghisapan dengan jalan curang atau
pemerasan (knevelarij) terhadap penduduk Maluku yang terutama dilakukan oleh para pembesar belanda
pada zaman Oost Indische Compagnie dan juga pada zaman Residen Van den Berg dengan mendapat
perlindungan dari monopoli V.O.C.2. Ketidakpuasan rakyat terhadap peraturan-peraturan gubernur Van
Middlekoop antara lain peraturan yang mewajibkan penduduk negeri menyediakan perahu-perahu untuk
dihapuskan.3. Kekurangan uang yang diderita oleh pemerintah Belanda pada masa itu.4. Sifat kritis
Maluku adalah Thomas Matulessy yang dikenal dengan nama Kapitan Pattimura. Sosok Pattimura adalah
sosok yang menjadipelopor dan membuka perlawanan bersenjata terhadap Belanda yang kemudian
diikuti oleh para pahlawan dari daerah- daerah lainnya di Maluku.B. Biografi Singkat PattimuraThomas
Matulessy alias Kapitan Pattimura lahir di desa Haria pulau Saparua padatanggal 8 juni 1783. Thomas
adalah keturunan dari keluarga besar Matulessia (Matullessy) di desa Haria pulau Saparua. Pattimura
beragama Kristen Protestan. Ia adalah mantan sersan mayor dinas militer Inggris. Ia bisa membaca dan
menulis. juga memperoleh didikan militer, dan karena pendidikannya itu, dia diangkat menjadi pemimpin
pemberontakan.Cerita Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng DuurstedePagi subuh, 16 Mei 1817,
matahari mulai memancarkan cahaya di ufuk timur Indonesia. Saat itu, terdengar suara tifa dan tahuri
dibunyikan dari kejauhan untuk memanggil pasukan pattimura. Mereka mulai berdatangan
dan mengepung benteng Duurstede yang berisikan Residen Van Den Berg, pasukan Belanda, serta
penghuni lainnya. Di depan benteng, berdiri dengan gagah Thomas Matulessy yang dijuluki Kapitan
Pattimura. Lelaki berusia tiga puluh empat tahun, berbadan tinggi dan tegap, warna kulit dan rambutnya
hitam, parasnya menggambarkan dia adalah orang Maluku. Pasukan rakyat menyambutnya dengan sorak
sorai, teriak-teriakan yang menggetarkan udara. Teriakan pada pagi itu mulai menyadarkan dan
mengejutkan penghuni benteng. Menyadari banyaknya pasukan rakyat yang berdatangan, Residen serta
penghuninyamenjadi panik dan tidak berani keluar dari benteng. Kondisi di dalam benteng pun tiba-tiba
menjadi suram karena situasi diluar benteng yang semakin memanas dengan adanya keberadaaan pasukan
Pattimura.Persiapan dilakukan sejak pagi itu oleh pasukan Pattimura, suara-suara panggilan oleh