Kti Jiwa RPK Nuri Utami p1337420215010
Kti Jiwa RPK Nuri Utami p1337420215010
RSUD BANYUMAS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada
Nuri Utami
NIM. P1337420215010
2018
i
LAPORAN KASUS
RSUD BANYUMAS
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada
Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
Oleh :
Nuri Utami
P1337420215010
2018
ii
iii
iv
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
Ilmiah ini disusun sebagai Tugas Akhir Program Studi D III Keperawatan
Purwokerto.
adanya dukungan, motivasi serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
Kemenkes Semarang.
Kesehatan Semarang.
bimbingan.
vi
pelaksanaan asuhan keperawatan beserta Mukhadiono, SST., MH dan Herry
Purwokerto.
6. Kedua Orang Tua beserta Keluarga yang telah memberikan motivasi dan
laporan ini.
Semoga atas semua apa yang telah diberikan akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf setulus-
tulusnya apabila dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan laporan kasus ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu penulis membuka diri, mengharap segala kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semua
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA....................................................................................................... vi
viii
C. Tanda dan Gejala ........................................................................................ 11
G. Penatalaksanaan .......................................................................................... 13
1. Pengkajian ............................................................................................... 17
2. Diagnosa .................................................................................................. 18
4. Perencanaan ............................................................................................. 19
5. Implementasi .......................................................................................... 23
6. Evaluasi .................................................................................................. 24
C. Partisipan...................................................................................................... 26
1. Wawancara ............................................................................................. 27
ix
H. Etika Penelitian ........................................................................................... 29
1. Pengkajian............................................................................................ 31
c. Etiologi........................................................................................... 33
1) Genogram ............................................................................... 37
x
3. Rencana Keperawatan ......................................................................... 49
B. Pembahasan ............................................................................................. 65
A. Simpulan ................................................................................................. 82
B. Saran ........................................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.4 Tabel kriteria hasil NOC : Menahan Diri dari Mutilasi ............................. 19
2.5 Tabel kriteria hasil NOC : Menahan Diri dari Agresifitas ....................... 20
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisik, mental, dan sosial tanpa penyakit. Dalam mencapai derajat kesehatan
yang optimal maka salah satu aspek yang tidak boleh diabaikan adalah
1
2
proses pikir, afek, emosi, kemauan dan psikomotor waham dan halusinasi
(Direja, 2011).
Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013) , ada sekitar 450 juta orang di
dunia yang mengalami gangguan jiwa. Data pada tahun 2013 jumlah
menempati prevalensi gangguan jiwa berat yaitu sejumlah 2,2 permil. Pada
tahun 2015 bulan Januari sampai Juni, RSUD Banyumas mencatat kasus
urutan pertama sebesar 40%, resiko bunuh diri 27%, isolasi sosial 3%,
harga diri rendah 2%, dan lain-lain 6% (Purbasari, 2016). Masalah yang
sering muncul pada pasien gangguan jiwa berat adalah perilaku kekerasan.
tindakan agresif yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya
juga terapi yang bermanfaat serta mudah ditemukan dan dilakukan yaitu
terapi musik.
2013). Musik yang dapat digunakan sebagai terapi khususnya pada klien
desain penelitian “Quasi exsperimental pre post test with control group”
respon perilaku dan respon sosial secara bermakna, baik pada kelompok
4
yang mendapat terapi musik dan kelompok yang tidak mendapat terapi
kekerasan.
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
pada Ny. N dan Ny. S dengan Terapi Musik di Ruang Sadewa RSUD
Banyumas?
5
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
baik pada dirinya sendiri maupun orang lain disertai dengan amuk dan
dilakukan secara verbal yanng diarahkan pada diri sendiri, orang lain,
bahkan lingkungan.
Perilaku kekerasan juga dapat menimbulkan bahaya atau risiko pada diri
7
8
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
b. Faktor Psikologis
berperilaku destruktif.
c. Faktor Sosiokultural
mengekspresikan marah.
2. Faktor Presipitasi
rasa cinta, takut terhadap penyakit fisik dan lain-lain. Selain itu
3. Mekanisme Koping
4. Sumber Koping
berperan penting.
kekerasan :
3. Tangan mengepal
4. Rahang mengantup
5. Jalan mondar-mandir
D. Faktor Risiko
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
orang lain.
hilangnya kontrol.
13
F. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Kekerasan.
G. Penatalaksanaan
Menurut Yosep (2014) perawat dapat mengimplementasikan
1. Strategi preventif
a. Kesadaran diri
b. Pendidikan klien
c. Latihan asertif
2. Strategi antisipatif
a. Komunikasi
b. Perubahan lingkungan
perilaku kekerasan.
c. Tindakan perilaku
dilanggar.
d. Psikofarmakologi
kekerasan yaitu :
depresi.
e. Strategi pengurungan
a) Managemen krisis.
1. Pengkajian
a. Aspek biologis
b. Aspek emosional
c. Aspek intelektual
d. Aspek sosial
lain.
e. Aspek spiritual
2. Diagnosis
dan verbal).
3. Perumusan Masalah
4. Perencanaan
CPZ serta terapi modalitas yang salah satunya adalah terapi musik.
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
20
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
sebagai berikut :
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
tenang .
(SP)
sosial/verbal.
secara verbal.
spiritual
psikolologis.
5. Implementasi
6. Evaluasi
diberikan pada klien maupun pada akhir kegiatan. Hal ini didasarkan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
saat ini (Nursalam, 2013). Kemudian studi kasus ini adalah untuk
pada Ny. N dan Ny. S dengan Terapi Musik di Ruang Sadewa RSUD
Banyumas.
B. Definisi Operasional
objek atau fenomena yang kemudian dapat diulang oleh orang lain.
25
26
C. Partisipan
Partisipan dalam studi kasus ini adalah dua klien dengan masalah
keperawatan dan diagnosis medis yang sama, yaitu Ny. N dan Ny. S
sebagai berikut:
jiwa.
1. Tempat penelitian
kampus penulis
2. Waktu penelitian
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara
langsung pada keadaan klinis klien dan respon klien terhadap tindakan
tambahan melalui klien, keluarga klien, perawat atau tenaga medis lainnya
yang berkaitan pada masalah risiko perilaku kekerasan pada klien dengan
G. Analisis Data
teori yang ada di dalam tinjauan pustaka dengan respon klien yang telah
penelitian studi kasus dan juga dapat disertai dengan cuplikan ungkapan
H. Etika Penelitian
3. Confidentiality (kerahasian)
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penulisan. Data yang
A. Hasil
dihubungkan dengan teori ataupun konsep teori yang sudah ada. Dalam
pengelolaan kasus pada dua klien yaitu Ny. N dan Ny. S yang
1. Pengkajian
kekerasan pada dua klien selama lima hari yang dimulai dari tanggal 17
a. Biodata
31
32
beragama islam dan pekerjaan Ny. S sebagai buruh harian lepas. Ny.
Islam.
b. Alasan masuk
marah, gelisah dan susah tidur. Sedangkan pada klien kedua yaitu
tingkah laku sejak 13 tahun yang lalu dan 3 hari terakhir Ny. S tiba-
c. Etiologi
1) Faktor predisposisi
ini Ny. N dirawat untuk yang kedua kalinya dibangsal jiwa karena
kurang lebih 13 tahun yang lalu. Saaat ini Ny. S dirawat dan
kurang berhasil karena Ny. S telat kontol dan tidak teratur minum
obat.
2) Faktor presipitasi
ajaran tersebut.
d. Pengkajian fisik
baik (klien dalam keadaan sadar), nilai GCS Ny. N yaitu E4 M6 V5,
tanda tanda vital (TD :110/80 mmHg, N 84 kali/menit, suhu 36,4 oC,
tidak ada polip, dan serumen), mulut atau tenggorokan (gigi lengkap,
tidak memakai gigi palsu, tidak ada caries, tidak sakit tenggorokan,
tidak ada gallop, sistem pernafasan (suara paru kanan atau kiri sama,
lembab, akral hangat, tidak ada pitting edema, warna kulit putih, dan
lensa kontak, dan fungsi penglihatan baik, telinga (simetris, tidak ada
fungsi penciuman masih normal, tidak ada polip, dan serumen, mulut
atau tenggorokan (gigi lengkap, tidak memakai gigi palsu, tidak ada
caries, tidak sakit tenggorokan, dan tidak stomatitis), leher (tidak ada
(suara paru kanan atau kiri sama, sonor, suara vesikuler, tidak ada
dari 2 detik, kulit lembab, putih, bersih, akral hangat, tidak ada
mengatakan BAK 6-7x sehari, dan tidak ada keluhan sakit saat
merasa sedikit pusing. Ny. S tidak ada masalah dalam nafsu makan,
e. Pengkajian psikososial
1) Genogram
Klien 1 Ny. N
Klien 2 Ny. S
Keterangan genogram :
Klien
Meninggal
Penjelasan :
tahun yang lalu. Ny. S tinggal bersama ibunya saja dan Ny. S
2) Konsep diri
b. Identitas diri
c. Peran diri
d. Ideal diri
e. Harga diri
harian lepas.
pada Ny. S orang yang paling dekat adalah ibu. Ketika dirumah
berdzikir.
5) Pola Komunikasi
keputusan
6) Status mental
pengurangan.
pertama kali. Daya tilik diri Ny. N dan Ny. S telah terkaji bahwa
mengapa klien bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa
makan 3x sehari, pagi, siang dan sore. Ny. N dan Ny. S dapat
jam perhari.
sebagai buruh tani dan Ny. S bekerja sebagai buruh harian lepas.
8) Mekanisme koping
ibunya dirumah.
menyendiri.
seperlunya saja.
2. Masalah keperawatan
muncul pada Ny. N adalah risiko perilaku kekerasan dan gangguan konsep
diri atau harga diri rendah, sedangkan pada Ny. S masalah yang muncul
adalah risiko perilaku kekerasan dan gangguan proses pikir waham agama.
3. Rencana keperawatan
kekerasan terhadap orang lain tidak terjadi, dengan kriteria hasil mampu
mengendalikan amarah.
hubungan saling percaya dengan Ny. N dan Ny. S, bantu Ny.N dan Ny. S
untuk pasien lebih tenang (teknik nafas dalam dan tenik pukul kasur atau
dengan baik, dan teknik secara spiritual yaitu latihan berdoa, sholat atau
berdzikir), berikan obat-obatan oral dengan cara yang tepat (latih klien
terapi musik dengan tujuan Ny. N dan Ny. S mampu mengenali musik
4. Implementasi keperawatan
dari hari selasa 17 April 2018 sampai dengan 21 April 2018. Pada tanggal
17 April 2018 jam 11.30 WIB penulis melakuan implementasi pada Ny. N
:Trihexiyphenidyl 2 mg 3x1 per oral pada Ny. N dan Risperidon 2mg 3x1
per oral, Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral, Chlorpromazine 100mg 3x1
per oral pada Ny. S, respon Ny. N dan Ny. S kooperatif mau meminum
obat oral tanpa bantuan dan paksaan. pada jam 12.30 WIB membantu Ny.
dan gejala serta akibat dari perilaku kekerasan, respon Ny. N mengatakan
dulu sering bertengkar dengan suami dan tidak bisa mengendalikan emosi
respon Ny. S mengatakan pernah mengamuk karena emosi yang tidak bisa
terkontrol dan ingin membunuh ayah, ibu dan saudaranya sendiri, Ny. S
untuk membuat Ny. N dan Ny. S lebih tenang yaitu melatih secara fisik
dengan cara tarik nafas dalam, respon Ny. N dan Ny. S terlihat kooperatif
51
lalu (SP 1), respon Ny. N dan Ny. S mengatakan masih ingat dengan
kembali cara yang sudah diajarkan pada pertemuan pertama yaitu teknik
membuat Ny. N dan Ny. S lebih merasa tenang yaitu melatih cara fisik
yang kedua dengan penyaluran energi pukul bantal atau kasur, respon Ny.
cara yang sedang diajarkan yaitu pukul bantal. Jam 08.50 WIB
Ny. N dan Ny. S mengatakan bersedia untuk berlatih cara yang selanjutnya
pada hari ini juga. Jam 12.00 memberikan obat sesuai terapi yaitu
3x1 per oral, Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral, Chlorpromazine 100mg
3x1 per oral kepada Ny. S, respon Ny. N dan Ny. S kooperatif dapat
meminum obat oral tanpa bantuan atau paksaan. Jam 12.30 WIB
52
SP 2), respon Ny. N dan Ny. S mengatakan sudah bisa berlatih cara untuk
mengontrol marah, Ny. N dan Ny. S bersedia untuk berlatih cara yang
dan Ny. S melakukan cara yang sedang diajarkan yaitu dengan berbicara
yang baik, menolak yang baik dan mengungkapkan dengan baik. Jam
13.40 WIB Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien, respon Ny.
Kamis, 19 April 2018 jam 08.15 WIB melakukan terapi musik sesuai
konsep dan indikasi klien. Pra interaksi yaitu memilih klien dengan
Ny. N dan Ny.S mampu menjawab salam dengan benar. Jam 08.30 WIB
Jam 09.15 WIB tahap kerja (membantu klien memilih posisi yang nyaman,
dan atur volume (jangan terlalu pelan atau keras), mempersilahkan klien
sesuai musik yang disediakan, Ny. N juga terlihat sangat menikmati musik
terlihat mendengarkan musik saja dan Ny. S lebih suka musik dalam
mg 3x1 per oral pada Ny. N dan Risperidon 2mg 3x1 per oral,
Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral, Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
pada Ny. S, respon Ny. N dan Ny. S kooperatif dapat meminum obat oral
mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2 dan 3), respon Ny. N dan Ny. S
dan masih mengingat sudah tiga cara yang dilatih, Ny. N dan Ny. S
mampu melakukan ulang latihan yang sudah diajarkan. Jam 13.20 WIB
keempat yaitu melatih secara spiritual dengan berdoa dan sholat, respon
N dan Ny. S mampu melakukan cara yang sedang diajarkan yaitu dengan
spiritual berdoa dan sholat. Jam 13.45 WIB memasukan dalam jadwal
dengan konsep dan indikasi klien. Jam 08.30 WIB pra interaksi (memilih
evaluasi atau validasi), respon Ny. N dan Ny. S Ny. N kooperatif bersedia
musik dan peralatan dengan klien, menyalakan musik dan atur volume
musik 15-30 menit, mengarahkan klien untuk fokus dan rileks, respon Ny.
N dan Ny. S terlihat lebih nyaman, tenang . Ny. N terlihat sesekali ikut
bernyanyi sesuai musik yang disediakan. Ny. N lebih suka musik pop,
sedangkan Ny. S lebih suka musik instrumen melodi. 09.25 WIB tahap
3x1 per oral pada Ny. N dan Risperidon 2mg 3x1 per oral,
Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral, Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
pada Ny. S, respon Ny. N dan Ny. S kooperatif dapat meminum obat oral
mengontrol marah.
56
respon Ny. N dan Ny. S mengatakan masih ingat dengan cara-cara yang
dan 4. Jam 12.00 WIB memberikan obat-obatan oral dengan cara yang
tepat dan melatih minum obat secara benar. Memberikan terapi obat
sedangkan Ny. S diberikan terapi obat yaitu Risperidon 2mg 3x per oral,
Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral, dan Chlorpromazine 100mg 3x1 per
oral dengan respon Ny. S kooperatif dapat meminum obat dengan benar.
Jam 12.30 WIB memasukan dalam jadwal kegiatan harian, Ny. N dan Ny.
dokter atau rumah sakit dan akan rutin meminumnya. Jam 13.00 WIB
dan Terapi Musik), respon Ny. N dan Ny. S mengatakan sudah merasa
mendengarkan musik.
5. Evaluasi
hasil evaluasi untuk diagnosa risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
sebagai berikut: tanggal 17 April 2017 pada pukul 14.00 WIB klien
57
penyebab, tanda dan gejala serta akibat dari perilaku kekerasan yang sudah
dilakukan. Data obyektif Ny. N mau berkenalan dan berjabat tangan, Ny.
juga berbicara dengan nada lambat dan suara yang lirih, klien juga masih
terkadang mengepal, dan tatapan mata tajam, dan Ny. N sudah mampu
memicu permusuhan (skala hasil 3), menahan diri dari menyerang orang
yaitu evaluasi SP 1, latih cara fisik 2, penyaluran energy, pukul bantal atau
sekarang sudah mengetahui penyebab, tanda dan gejala serta akibat dari
berbicara dengan nada tegas dan suara yang jelas, klien juga terlihat sedikit
cuek, sering gelisah dan tatapan mata tajam, dan Ny. S mampu
memicu permusuhan (skala hasil 3), menahan diri dari menyerang orang
yaitu evaluasi SP 1, latih cara fisik 2, penyaluran energy, pukul bantal atau
pada SP 3 yaitu latih secara verbal (berdo’a dan sholat), dan evaluasi SP 2
nafas dalam dan pukul bantal atau kasur, Ny. S mengatakan mau berlatih
59
Evalusi kedua pada jam 14.00 WIB pada klien pertama, Ny. N
mengatakan sudah berlatih nafas dalam dan pukul bantal atau kasur. Ny. N
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 4), menggunakan
Ny. S mengatakan sudah berlatih nafas dalam dan pukul bantal atau kasur,
hasil 3), menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 3),
Kamis, 19 April 2018 evaluasi dilakukan pada jam 10.00 WIB, klien
pertama Ny. N mengatakan sedikit lebih rileks, lebih tenang, merasa plong
sosial atau verbal, latihan sholat atau berdo’a. klien kedua Ny. S
latian mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial atau verbal,
Evaluasi yang kedua pada jam 14.00 WIB dengan klien pertama Ny.
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 4), menggunakan
Planning lanjutkan terapi musik hari kedua, evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan (SP 1, 2, 3 dan 4), melakukan terapi musik sesuai konsep dan
indikasi klien.
Evaluasi kedua pada pasien Ny. S pada jam 14.00 WIB, Ny. S
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 4), menggunakan
Planning lanjutkan terapi musik hari kedua, evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan (SP 1, 2, 3 dan 4), melakukan terapi musik sesuai konsep dan
indikasi klien.
Jum’at 20 April 2018 jam 10.00 WIB pada klien pertama yaitu Ny.
selesai. Data awal = TD : 120/80, N : 88x/ menit, RR : 22x/ menit dan data
pada Ny. N menggunakan terapi musik sudah tercapai dengan kriteria hasil
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 5), menggunakan
tepat dan melatih minum obat secara benar dan memasukan dalam jadwal
kegiatan harian.
Evaluasi pada klien yang kedua pada Ny. S yang mengatakan lebih
pada Ny. S menggunakan terapi musik sudah tercapai dengan kriteria hasil
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 5), menggunakan
tepat dan melatih minum obat secara benar dan memasukan dalam jadwal
kegiatan harian.
Sabtu, 21 April 2018 evaluasi jam 14.00 WIB klien pertama Ny. N
apa saja yang harus diminum dan akibat apabila putuh obat, Ny. N terlihat
minum obat yang benar. Ny. N terlihat juga mampu menjelaskan akibat
hasil 4), menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 5),
Evaluasi pada klien yang ke dua yaitu Ny. S yang mengatakan sudah
mengerti apa yang dijelaskan perawat mengenai obat apa saja yang harus
diminum dan akibat apabila putuh obat. Ny. S terlihat mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan perawat mengenai minum obat yang benar
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 5), menggunakan
B. Pembahasan
para ahli yang sudah dirangkai oleh penulis dengan kenyataan yang terjadi
selama mengelola klien di rumah sakit selama 5 hari yaitu pada tanggal 17
karena urusan rumah tangga sampai membanting kursi dan tidak bisa
66
mandir, tangan sering mengepal dan tatapan mata tajam. Ny. N juga
mengatakan merasa kurang berguna karena belum bisa menjadi istri dan
ibu yang baik, sering merasa hidupnya susah dan putus asa . Klien
Unspecified),
Hasil data yang diperoleh dari hasil pengkajian klien kedua yaitu
seperlunga saja, sering gelisah dan tatapan mata tajam. Data klien yang
bertemu dengan seseorang dengan tujuan klien ingin cepat kaya. Ny. S
konsep perilaku kekerasan menurut Deden & Rusdi (2013) dimana ada
terdapat kesamaan dengan teori Deden & Rusdi (2013) dimana kedua
seperti pada Ny. N yang ingin memiliki keluarga yang harmonis dan
kekerasan yaitu muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan
per menit, nadi 88 kali per menit dan suhu 36,4°C. Sedangkan pada Ny.
S didapatkan hasil tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 85 kali per menit,
respirasi 24 kali per menit dan suhu 37.0°C. Hal tersebut kurang sesuai
yang cukup baik. tekanan darah, nadi maupun respirasi masih dalam
batas normal. Hal yang menjadikan bias adalah waktu pada saat
oleh Keliat dkk, (2008) dalam Putri (2010), yang menunjukkan bahwa
berkaitan dengan pendapat dari (Stuart & Laria, 2005) dalam Putri
69
2. Diagnosa Keperawatan
anaknya sendiri tanpa sebab. Hal ini di tandai dengan klien sering
sekitarnya. Hal ini di tandai dengan klien yang terlihat berbicara dengan
nada tegas, cuek, berbicara hanya seperlunya saja, sering gelisah dan
70
selain itu ada faktor resiko perilaku kekerasan dalam Nanda-I, (2012-
3. Perencanaan (Intervensi)
orang lain tidak terjadi. Kriteria hasil yang diharapkan klien mampu
menahan diri dari agresifitas dengan indikator pada klien Ny. N dan Ny.
71
2018 sampai 21 April 2018, sesuai dengan teori dari (Damayanti, M &
muka merah dan tegang, pandangan tajam, suara tinggi, merusak barang
akibatnya serta mengontrol secara fisik 1 yaitu nafas dalam, (2) Latih
kasur atau bantal, (3) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara social
yaitu dengan latih sholat, berdo’a dan berdzikir, (5) Latih mengontrol
lima benar disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
klien salah satunya musik pop dengan lagu-lagu yang klien suakai dan
4. Pelaksanaan (Implementasi)
diharapkan klien mau untuk terbuka dan bercerita tentang masalah yang
dalam dimana menurut Deden & Rusdi (2013) nafas dalam dapat
Dengan pukul bantal atau kasur diharapkan energi pada saat marah
marah dengan cara yang kurang benar. Pada SP 4 klien diajarkan untuk
Risperidon 2mg 3x1 per oral, Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral dan
Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral. Pada pagi, siang, dan menjelang
malam hari, dimana menurut Stuart & Sundeen 1998 dalam (wiratama
neurokognitif.
Mary, John & David (2015), terapi musik mempunyai kekuatan yang
rendah baik dalam respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan
klien tetap 120/80 mmHg, namun pada nadi dan respirasi terjadi
terapi musik didapatkan tekanan darah awal klien 130/80 mmHg, nadi
menimbulkan rasa aman dan sejahtera dan mampu menutupi bunyi dan
5. Evaluasi Keperawatan
tanda dangejala serta akibat dari perilaku kekerasan. Ny. N dan Ny. S
dari kedua klien yaitu Ny. N dan Ny. S yang mengatakan mampu
18 April 2018 didapatkan evaluasi kedua dengan data subyektif dri Ny.
N dan Ny. S yang mengatakan sudah mampu berlatih nafas dalam dan
pikul bantal atau kasur. Selanjutnya Ny. N dan Ny. S terlihat mampu
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 4), menggunakan
(skala hasil 3), menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 3),
Ny. N mengatakan lebih rileks, lebih tenang dan lebih plong, Ny. N
“Mungkinkah” dan “1 atau 2”. Diperoleh hasil data obyektif pada Ny.
instrumen melodi yang berdurasi ±4-6 menit. Hasil data obyektif Ny. S
yang keempat yaitu cara mengontrol dengan berdo’a dan berdzikir, Ny.
menahan diri dari menyerang orang lain (skala hasil 4), menggunakan
yang sudah dilakukan (SP 1, 2, 3 dan 4), melakukan terapi musik sesuai
Rosa dan “Kau dan Dia” dari Krispatih, alasan klien memilih lagu
rileks, nyaman dan mengikuti terapi musik sampai selesai. Ny. S lebih
klien tidak suka bernyanyi dan tidak ada lagu yang klien hafal. sebelum
permusuhan (skala hasil 4), menahan diri dari menyerang orang lain
melakukan SP 5.
mengerti apa yang dijelaskan perawat mengenai obat apa saja yang
harus diminum dan akibat apabila putus obat. Begitu juga dengan Ny. S
mengenai obat apa saja yang harus diminum. Ny. N terlihat mampu
belum bisa menjelaskan banyak, karena Ny. S masih sedikit agak cuek
penilaian dari yang sudah tercapai dan yang belum tercapai sehingga
6. Keterbatasan Peneliti
A. Simpulan
N dan Ny. S di ruang Nakula RSUD Banyumas selama lima hari pada
sebelumnya kurang berhasil, klien putus obat selama 3 bulan, telat untuk
kontrol dan tidak mau meminum obat. Klien menjalani rawat inap
kekerasan pada Ny. S yaitu klien sering membuat gaduh, mengamuk ingin
telat kontrol dan tidak teratur minum obat. klien merupakan pertama
terhadap orang lain. Data didapatkan dri pengkajian subjektif klien Ny. N
82
83
membanting barang karena emosi yang tidak bisa terkontrol dan ingin
strategi pelaksanaan (SP) latihan nafas dalam, pukul bantal, secara verbal,
5. Evaluasi pada Ny. N dan Ny. S dapat tercapai dengan terapi musik
indikator dan sesuai dengan tujuan penulis yaitu klien dapat menahan diri
dari agresifitas.
B. Saran
2. Pasien
3. Rumah Sakit
4. Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Bassano, Mary, dkk. (2015). Terapi musik dan warna cara dahsyat hidup lebih
Candra, I.W., Ekawati, I.G.A., & Gama, I.K. (2013). Terapi Musik Klasik
November 2017).
Refika Aditama
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Medika
Cerdas.
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Jakarta : EGC.
medika.
87
Yosep, I & Sutini T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental
Aditama.
ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN PADA
BANYUMAS
A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Nuri Utami
Ruang Rawat : Ruang Sadewa RSUD Banyumas
Tanggal pengkajian : Selasa 17 April 2018
Waktu : Pukul 12.00 WIB
Sumber Data : Ny. S, perawat jaga, rekam medik, dan catatan
keperawatan
I. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 31 Tahun
Tanggal Lahir : 15 April 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pucung Lor RT 06 RW 02, Kroya, Cilacap
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh Tani
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
No. RM : 00705709
Tanggal Masuk : 12 April 2018 Pukul 06.00 WIB
Diagnosa : F20. 9 (Skizofrenia Unspecified)
b. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan sering bertengkar dengan suami hingga membuat
dirinya depresi karena merasa rumah tangganya selalu tidak harmonis,
lalu klien merasa kesal setiap kali melihat suaminya hingga membuat
klien sering tidak terkontrol emosi ketika sedang bertengkar dengan
suami, sampai membuat klien sering mengamuk dan melempar-
lempar barang.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Skala Koma Glascow : E4M6V5
4. Pemeriksaan Antropometri, meliputi:
a. TB : 158 cm
b. BB : 65 kg
5. Tanda-tanda vital, meliputi:
a. TD : 110 / 80 mmHg
b. Nadi : 84 x / menit
c. Respirasi : 20 x / menit
d. Suhu : 36.40C
6. Sistem Kardiovaskuler, meliputi:
a. Inspeksi : iktus cordis terlihat jelas di ICS 5
b. Palpasi : iktus cordis teraba di ICS 5
c. Perkusi : suara redup
d. Auskultasi : bunyi jantung regular, terdengar bunyi
jantung I-II, S1>S2, tidak ada mur-mur,
tidak ada gallop
7. Sistem Pernafasan, meliputi:
a. Inspeksi : dada simetris, tidak ada retraksi dada
b. Palpasi : fokal fremitus simetris, tidak ada
pembesaran abnormal
c. Perkusi : suara paru kanan atau kiri sama, sonor
d. Auskultasi : suara vesikuler, tidak ada wheezing atau
ronkhi
8. Sistem Integumen, meliputi:
Turgor cukup dengan elastisitas kurang dari 2 detik, kulit lembab,
akral hangat, tidak ada pitting edema, warna kulit putih, dan tidak ada
sianosis.
9. Sistem Perkemihan, meliputi:
Ny. N mengatakan BAK 7-8x sehari, dan tidak ada keluhan sakit saat
berkemih.
10. Sistem Muskuloskeletal, meliputi:
Ny. N mengatakan jarang merasakan nyeri saat berjalan, nyeri
pinggang atau tulang belakang.
11. Sistem Endokrin, meliputi:
Tidak adanya pigmentasi kulit berupa bercak-bercak hitam pada Ny.
N, rambut sedikit bergelombang, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
12. Sistem Imun, meliputi:
Sistem imun agak berkurang yaitu ditandai dengan pasien sering
terlihat lemah lesu.
13. Sistem Gastrointestinal, meliputi:
Ny. N mengatakan tidak merasal mual, muntah, diare, konstipasi, dan
nafsu makan selama di rumah sakit menurun. Pasien BAB 2 hari
sekali.
14. Sistem Reproduksi, meliputi:
Ny. N mengatakan seorang perempuan dan tidak mempunyai
penyakit genitalia dan sudah mempunyai anak dua.
15. Sistem Persyarafan, meliputi:
Ny. N mengatakan kadang pusing, sesaknafas, tetapi jarang
kesemutan dan gemetaran, tidak pernah kejang.
16. Kepala, meliputi:
Mesochepal, rambut hitam panjang dan bergelombang.
17. Mata, meliputi:
Mata simetris, tidak ikhterik, conjungtiva tidak anemis, tidak memakai
lensa kontak, dan fungsi penglihatan baik.
18. Telinga, meliputi:
Telinga simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran masih baik.
19. Hidung, meliputi:
Fungsi penciuman masih normal, tidak ada polip, dan serumen.
20. Mulut / Tenggorokan, meliputi:
Gigi lengkap, tidak memakai gigi palsu, tidak ada caries, tidak sakit
tenggorokan, dan tidak stomatitis.
21. Leher, meliputi:
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
V. Pengkajian Psikososial
1. Genogram
Keluarga Ny. N Keluarga Tn. S
Keterangan :
Meninggal
Garis keturunan
Klien
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh / Gambaran diri
Ny. N mengatakan bersyukur atas tubuh yang dimiliki selama ini,
dan merasa tidak ada masalah.
b. Identitas diri
Ny. N mengatakan berlatar belakang pendidikan SD, dan bekerja
sebagai buruh tani. Ny. N mempersepsikan dirinya sebagai
perempuan dewasa dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
c. Peran diri
Ny. N adalah seorang ibu dengan dua anak perempuan Ny. N
sebelum sakit ikut membantu perekonomian keluarga dengan
bekerja sebagai buruh tani.
d. Ideal diri
Ny. N mengharapkan ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik lagi
dari pekerjaan sebelumnya, dan ingin menjadi orang tua yang baik,
dan memiliki keluarga yang harmonis lagi.
e. Harga diri
Ny. N merasa dirinya sangat berguna karena ikut membantu
perekonomian keluarganya sehari-hari dengan menjadi buruh tani.
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat
Ny. N mengatakan dalam keluarganya, orang yang paling dekat
adalah ayahnya.
b. Di Rumah Sakit
Ny. N menganggap semua orang yang ditemuinya adalah
temannya.
c. Dalam Masyarakat
Ny. N mengatakan tidak memiliki gangguan maupun hambatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
5. Pola Komunikasi
Ny. N mengatakan jika ada sesuatu dalam keluarga suami yang selalu
mengambil keputusan
X. Aspek medis
a. Diagnosa Medis : F20. 9 ( Skizofrenia unspecified )
b. Terapi medis :
Selasa, 17 April 2018
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
Rabu, 18 April 2018
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
Kamis, 19 April 2018
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
Jum’at, 20 April 2018
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
Sabtu, 21 April 2018
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
B. ANALISA DATA
Tabel 1.2 Analisa Data
No Data Fokus Diagnosa
C. POHON MASALAH
D. MASALAH KEPERAWATAN
Resiko perilaku kekerasan.
E. INTERVENSI
Diagnosa : Resiko perilaku kekerasan (RPK)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam
diharapkan pasien resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain tidak terjadi.
NOC : Menahan Diri dari Agresifitas
Kriteria Hasil : Mampu Menahan Diri dari Agresifitas
Tabel 1.2 Indikator kriteria hasil NOC: Menahan Diri dari Agresifitas
Indikator Skala
Awal Tujuan
4) Mengidentifikasi situasi yang dapat memicu 2 4
permusuhan
5) Menahan diri dari menyerang orang lain 2 5
6) Menggunakan teknik untuk mengendalikan 2 4
amarah
Keterangan 1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
1. Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan
dengan cara :
verbal.
mendengarkan musik.
d. Pra interaksi :
e. Orientasi :
1) Salam Terapeutik
f. Kontrak :
3) Nyalakan musik dan atur volume (jangan terlalu pelan atau keras)
h. Tahap Terminasi :
1) Evaluasi
2) Tindak lanjut
i. Evaluasi
F. IMPLEMENTASI
Tabel 1.3
Implementasi Asuhan Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan terhadap
orang lain pada Ny. N dengan schizophrenia unspecified
Hari / Implementasi Respon Pasien Paraf
Tanggal
Selasa, 1. Melakukan SP 1 dengan
17 April pasien :
2018 a. Membina hubungan Ny. N bisa memperkenalkan
11:30 saling percaya dengan diri dengan tenang kepada
WIB pasien menggunakan mahasiswa dan Ny. N
prinsip komunikasi mengatakan bersedia untuk
terapeutik. dilakukan pengkajian dll.
Tabel 1.4
Evaluasi asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain pada Ny. N dengan schizophrenia unspecified
Hari
1) Mengidentifikasi 2 4 3
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 3
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 3
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P: Lanjutkan SP 2 pasien
- Evaluasi SP 1
- Latih cara fisik 2
Penyaluran energi
Pukul bantal atau kasur
Masukan dalam kegiatan jadwal harian.
1) Mengidentifikasi 2 4 3
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 4
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 3
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Lanjut Terapi Musik
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3)
b. Melakukan terapi musik sesuai
konsep dan indikasi pasien
c. Masukan dalam jadwal kegiatan.
1) Mengidentifikasi 2 4 4
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 4
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Lanjutkan terapi musik hari kedua
a. Evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
(SP 1, 2, 3 dan 4)
b. Melakukan terapi musik sesuai
konsep dan indikasi pasien
1) Mengidentifikasi 2 4 4
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 5
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Lanjutkan SP 5
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan (SP 1, SP 2, SP 3 dan SP 4).
b. Memberikan obat-obatan oral dengan cara
yang tepat dan melatih minum obat secara
benar.
c. Memasukan dalam jadwal kegiatan harian
1) Mengidentifikasi 2 4 4
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 5
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : semua SP dan terapi musik telah dilakukan,
hentikan intervensi.
ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN PADA
BANYUMAS
A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Nuri Utami
Ruang Rawat : Ruang Sadewa RSUD Banyumas
Tanggal pengkajian : Selasa 17 April 2018
Waktu : Pukul 12.00 WIB
Sumber Data : Ny. S, perawat jaga, rekam medik, dan catatan
keperawatan
I. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 38 Tahun
Tanggal Lahir : 11 Juni 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jurang Bahas RT 05 RW 01, Wangon.
Status : Cerai Hidup
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
No. RM : 00589368
Tanggal Masuk : 13 April 2018 Pukul 06.00 WIB
Diagnosa : F20. 0 (Skizofrenia Paranoid)
b. Faktor Presipitasi
Klien mengatakan dulu pernah mengikuti ajaran orang pintar seperti
dukun selama 4 tahun. yang katanya bisa membuat dirinya bisa bertemu
dengan Nyai Roro Kidul karena klien ingin meminta dirinya cepat
kaya. Selama 4 tahun klien sering bepergian kesuatu tempat yang
dipercayainya akan bertemu dengan Nyai Roro Kidul. Setelah 4 tahun
itu membuat klien mengalami perubahan tingkah laku seperti sering
gelisah, mendengar suara-suara, sering melamun hingga klien emosi
sampai mengamuk ingin membunuh orang tuanya sendiri karena tidak
terjadi perubahan apapun setelah mengikuti ajaran tersebut.
V. Pengkajian Psikososial
1. Genogram
Keluarga Ny. S Keluarga Tn. T
Keterangan :
Klien
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh / Gambaran diri
Ny. S mengatakan bersyukur atas tubuh yang dimiliki selama ini,
dan merasa tidak ada masalah.
b. Identitas diri
Ny. S mengatakan berlatar belakang pendidikan SLTP, dan bekerja
sebagai buruh. Ny. S mempersepsikan dirinya sebagai perempuan
dewasa dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
c. Peran diri
Ny. S adalah seorang ibu dengan satu anak perempuan. Ny. S
sebelum sakit ikut membantu perekonomian keluarga dengan
bekerja sebagai buruh harian lepas.
d. Ideal diri
Ny. S mengharapkan ingin memiliki pekerjaan yang lebih baik lagi
dari pekerjaan sebelumnya, dan ingin menjadi pribadi yang baik
lagi.
e. Harga diri
Ny. S merasa dirinya sangat berguna karena ikut membantu
perekonomian keluarganya sehari-hari dengan menjadi buruh
harian lepas.
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat
Ny. S mengatakan dalam keluarganya, orang yang paling dekat
adalah ibunya.
b. Di Rumah Sakit
Ny. S menganggap semua orang yang ditemuinya adalah
temannya.
c. Dalam Masyarakat
Ny. S mengatakan tidak memiliki gangguan maupun hambatan
dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Ny. S mengatakan jika ada sesuatu dalam keluarga kakak yang selalu
mengambil keputusan
X. Aspek medis
a. Diagnosa Medis : F20. 0 (Skizofrenia Paranoid)
b. Terapi medis :
Selasa, 17 April 2018
- Risperidon 2mg 3x1 per oral
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
- Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
Rabu, 18 April 2018
- Risperidon 2mg 3x1 per oral
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
- Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
Kamis, 19 April 2018
- Risperidon 2mg 3x1 per oral
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
- Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
Jum’at, 20 April 2018
- Risperidon 2mg 3x1 per oral
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
- Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
Sabtu, 21 April 2018
- Risperidon 2mg 3x1 per oral
- Trihexiyphenidyl 2mg 3x1 per oral
- Chlorpromazine 100mg 3x1 per oral
B. ANALISA DATA
Tabel 1.1 Analisa Data
No. Data Fokus Diagnosa
D. MASALAH KEPERAWATAN
Resiko perilaku kekerasan.
E. INTERVENSI
Diagnosa : Resiko perilaku kekerasan (RPK)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 x 24 jam
diharapkan pasien resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain tidak terjadi.
NOC : Menahan Diri dari Agresifitas
Kriteria Hasil : Mampu Menahan Diri dari Agresifitas
Tabel 1.2 Indikator kriteria hasil NOC: Menahan Diri dari Agresifitas
Indikator Skala
Awal Tujuan
1) Mengidentifikasi situasi yang dapat memicu 2 4
permusuhan
2) Menahan diri dari menyerang orang lain 2 5
3) Menggunakan teknik untuk mengendalikan 2 4
amarah
Keterangan 1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)
dengan cara :
verbal.
musik.
Pra interaksi :
Orientasi :
1) Salam Terapeutik
Kontrak :
Tahap kerja :
3) Nyalakan musik dan atur volume (jangan terlalu pelan atau keras)
4) Persilahkan klien mendengarkan musik 15-30 menit
Tahap Terminasi :
1) Evaluasi
2) Tindak lanjut
G. EVALUASI
Tabel 1.4
Evaluasi asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain pada Ny. N dengan schizophrenia unspecified
Hari
o Mengidentifikasi 2 4 3
situasi yg dapat
memicu permusuhan
o Menahan diri dari 2 5 3
menyerang orang lain
o Menggunakan teknik 2 4 3
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P: Lanjutkan SP 2 pasien
- Evaluasi SP 1
- Latih cara fisik 2
Penyaluran energi
Pukul bantal atau kasur
Masukan dalam kegiatan jadwal harian.
1) Mengidentifikasi 2 4 3
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 3
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Lanjut Terapi Musik
d. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2, 3)
e. Melakukan terapi musik sesuai
konsep dan indikasi pasien
f.Masukan dalam jadwal kegiatan.
1) Mengidentifikasi 2 4 4
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 4
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Lanjutkan terapi musik hari kedua
a. Evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
(SP 1, 2, 3 dan 4)
b. Melakukan terapi musik sesuai
konsep dan indikasi pasien
1) Mengidentifikasi 2 4 4
situasi yg dapat
memicu permusuhan
2) Menahan diri dari 2 5 5
menyerang orang lain
3) Menggunakan teknik 2 4 4
untuk mengendalikan
amarah
Keterangan :
1 : Tidak pernah menunjukkan
2 : Jarang menunjukkan
3 : Kadang-kadang menunjukkan
4 : Sering Menunjukkan
5 : Secara konsisten menunjukkan
P : Semua SP dan terapi musik telah dilakukan,
hentikan Intervensi.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERAPI MUSIK
kekerasan.
mendengarkan musik.
Alat dan bahan : Meja, kursi, mp3 jenis music yang akan digunakan (pop dan
Prosedur :
1. Pra interaksi
a) Memilih klien dua atau lebih dengan indikasi, yaitu perilaku kekerasan
2. Orientasi
a) Salam Terapeutik
c) Kontrak
3. Tahap kerja
c) Nyalakan musik dan atur volume (jangan terlalu pelan atau keras)
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
memberi pendapat tentang musik yang di dengar, dan berbagai perasaan saat
TTV
Waktu
Pelaksanaan Sebelum Sesudah
No Tanggal Terapi Musik
TD N R TD N R
120/
Kamis, 19
1 10:00 WIB 120/80 88 24 82 22
April 2018 80
120/
Jum’at, 20
2 10:00 WIB 120/80 88 22 85 20
April 2018 80
Keterangan :
85
OBSERVASI TANDA-TANDA VITAL
TTV
Waktu
Pelaksanaan Sebelum Sesudah
No Tanggal Terapi Musik
TD N R TD N R
Kamis, 19 130/
1 10:00 WIB 130/80 85 24 82 22
April 2018 80
Jum’at, 20 120/
2 10:00 WIB 130/80 85 24 82 22
April 2018 80
Keterangan :
Pertemuan : Pertemuan 1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
dilakukannya
dilakukannya
dilakukannya
kemarahan
5. Tindakan Keperawatan
yang lalu
saat marah
1. Orientasi
Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Nuri Utami, panggil saja Nuri.
Saya perawat yang dinas di ruangan nakula ini. Hari ini saya dinas pagi
dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang. Saya yang akan merawat ibu, nama
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih adakah perasaan kesal atau
marah?
perasaan kesal atau marah yang ibu rasakan. Berapa lama kita mau
2. Kerja
sekarang?
Pada saat ibu marah, apa yang ibu rasakan? Apakah ibu merasakan kesal
tangan mengepal?
Setelah itu apa yang ibu lakukan? Jadi ibu mengamuk kepada orang-
orang disekitar ibu? Apakah dengan cara ini masalah teratasi? Iya tentu
tidak. Apakah kerugian cara yang ibu lakukan? Betul, orang disekitar ibu
jadi takut. Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Mba
belajar cara mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik rasa marah
tersalurkan.
Begini Mba, kalau tanda-tanda marah itu sudah Mba rasakan, Mba berdiri
lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup
lagi, tarik dari hidung, bagus...., tahan dan tiup melalui mulut. Nah
lakukan sebanyak lima kali. Bagus sekali, Mba sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya?
Nah, sebaiknya latihan ini Mba lakukan secara rutin sehingga bila
3. Terminasi
Mba ?
Coba sebutkan apa penyebab Mba marah kemarin dan apa yang Mba
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah Mba yang
Baiklah, besok saya akan kesini lagi dan latihan cara lain untuk
Pertemuan : Pertemuan 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
Klien dapat mengendalikan marah dengan cara fisik yang kedua yaitu
b. Latih cara fisik kedua menyalurkan energi : pukul bantal atau kasur.
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Sesuai janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi Mba. Mba masih
marah?
Baik, sekarang kita belajar cara mengendalikan marah yang kedua yaitu
melalui penyaluran energi yaitu melalui pukul bantal atau kasur. Mau
berapa lama?
2. Kerja
Kalau ada yang menyebabkan Mba marah dan muncul perasaan kesal,
atau bantal.
Sekarang mari kita latihan memukul kasur atau bantal. Jadi kalau Mba
melakukannya! Cara ini dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
3. Terminasi
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba Mba sebutkan lagi? Bagus!
Baik, jadi jam 6 pagi dan jam 3 sore. Lalu, apabila ada keinginan marah
Nanti jam 1 siang, kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengendalikan
Pertemuan : Pertemuan 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Umum
5. Tindakan Keperawatan
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat pagi Mba, sesuai janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi.
Bagaimana Mba sudak lakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk
mencegah marah?
2. Kerja
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau
marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Misal Mba mau
minta uang kepada ibu maka mintalah uang dengan baik, katakan “Bu,
saya perlu uang untuk membeli ini.” Coba Mba praktekkan. Bagus Mba!
Yang kedua yaitu menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh Mba
saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan.” Coba Mba
orang lain yang membuat kesal, Mba dapat mengatakan, “ Saya jadi ingin
3. Terminasi
Coba Mba sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.
Bagus sekali! Sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari
Seperti biasa besok kita ketemu lagi ya, nanti kita akan membicarakan
cara lain untuk mengatasi rasa marah yaitu dengan cara spiritual seperti
beribadah atau berdoa. Untuk tempatnya disini lagi ya, sampai jumpa!
STRATEGI PELAKSANAAN 4 PASIEN
Pertemuan : Pertemuan 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
5. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi latihan nafas dalam, pukul bantal atau kasur dan secara
verbal
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat pagi Mba, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita
bertemu lagi.
Bagaimana Mba, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan
marahnya?
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah atau berdoa sesuai dengan agama Mba ?
2. Kerja
Coba ceritakan ibadah apa saja yang biasa Mba lakukan? Bagus.
Baik, yang mana yang mau dicoba? Nah kalau Mba sedang marah coba
Mba langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya
rebahkan badan agar rileks. Nah selain itu Mba bisa tarik nafas sambil
Mari coba lakukan. Bagus sekali! Mba bisa melakukan hal ini ketika
marah.
3. Terminasi
keempat ini? Jadi sudah berapa cara mengendalikan marah yang kita
pelajari? Bagus!
Mari kita masukkan kegiatan berdzikir ini pada jadwal kegiatan Mba.
Setelah itu, coba Mba lakukan jadwal ibadah sesuai jadwal yang telah kita
Nanti kita ketemu lagi ya, nanti kita bicarakan cara kelima mengendalikan
marah yaitu dengan patuh minum obat. Jam berapa Mba ada waktu?
Pertemuan : Pertemuan 5
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
a. Evaluasi latihan nafas dalam, pukul bantal atau kasur, secara verbal,
secara spiritual
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
Selamat siang Mba, sesuai janji saya tadi sekarang kita bertemu lagi.
Bagaimana Mba sudah dilakukan tarik nafas dalam, pukul bantal atau
kasur, bicara yang baik serta berdzikir? Apa yang dilakukan setelah
Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum
menit?
2. Kerja
(perawat membawa obat pasien)
Mba sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat yang Mba
minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa saja Mba minum?
Olandos gunanya agar emosi mba terkontrol dan agar lebih tenang, yang
putih ini namanya THP agar Mba rileks dan tidak tegang, dan yang
oranye ini namanya Clobazam agar cemas / gelisah yang Mba rasakan
berkurang dan mba tidak kejang-kejang lagi. Semuanya ini harus Mba
minum tiga kali sehari yaitu pukul 6 pagi, jam 14 siang, dan jam 10
malam.
Jika nanti mulut Mba terasa kering setelah minum obat, untuk membantu
mengatasinya Mba bisa minum air putih dan jika mata berkunang-kunang
Nanti di rumah sebelum minum obat ini, Mba lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama Mba tertulis di label itu, berapa dosis yang harus
Mba minum dan jam berapa harus diminum. Baca juga nama obatnya
apakah sudah benar? Disini minta obatnya pada perawat kemudian cek
3. Terminasi
benar?
Coba Mba sebutkan lagi jenis obat apa yang mas minum? Bagaimana cara
pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan
Baik, besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana Mba
Sampai jumpa!
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama Lengkap : Nuri Utami
NIM : P1337420215010
Alamat Rumah
a. Desa : Pucungbedug RT 03 RW 03
b. Kelurahan : Pucungbedug
c. Kecamatan : Purwanegara
d. Kabupaten : Banjarnegara
Telepon / HP : 082135596721
E-mail : nuriutami98@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan