Anda di halaman 1dari 9

30

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


PADA ERA GLOBALISASI

Paningkat Siburian

Abstrak

Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu model pengelolaan sekolah yang


memberdayakan semua pihak pemangku kepentingan dalam proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen Berbasis Sekolah memberikan
wewenang pengambilan keputusan bagi sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi progam pendidikannya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan
dengan sekolah guna memenuhi kebutuhan sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan
masyarakatnya. Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil
keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, di mana kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, dan tokoh masyarakat didorong untuk
terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan bagi
pencapaian tujuan sekolah. Pengambilan keputusan partisipatif adalah model pengambilan
keputusan yang harus dilakukan dalam Manajemen Berbasis Sekolah, karena merupakan
inti dan faktor penentu bagi keberhasilan program pendidikan, dan dilakukan dengan
melibatkan stakeholders yang terwadahi dalam Dewan Pendidik dan Komite Sekolah.
Kata kunci: Manajemen, keputusan, dan partisipatif.

PENDAHULUAN

Sejalan dengan pelaksanaan dan pemberdayaan peserta didik


otonomi daerah dilakukan reorientasi sepanjang hayat; (3) memberikan
penyelenggaraan pendidikan melalui keteladanan, membangun kemauan; (4)
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah mengembangkan kreativitas peserta
(School Based Management) pada didik; (5) mengembangkan budaya
pendidikan anak usia dini, pendidikan membaca, menulis, berhitung, dan
dasar, dan pendidikan menengah. memberdayakan seluruh komponen
Adapun tujuan otonomi daerah di bidang masyarakat; (6) pemerataan dan
pendidikan `adalah: (1) meningkatkan keadilan; (7) meningkatkan kesejahteraan
pelayanan pendidikan yang lebih dekat, pendidik dan tenaga kependidikan; (8)
cepat, mudah , dan murah sesuai akuntabilitas publik; (9) transparansi;
kebutuhan masyarakat; (2) pembudayaan (10) memperkuat integritas; dan (11)

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
31

meningkatkan daya saing di era Sekolah yang ditunjukkan dengan


globalisasi (Husaini Usman, 2008: kemandirian, keterbukaan, kemitraan,
572). partispasi, dan akuntabilitas dalam
Penerapan Manajemen Berbasis perencanaan, program, penyusunan
Sekolah (MBS) merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan,
pelaksanaan otonomi daerah di bidang kegiatan pembelajaran, pendayagunaan
pendidikan yang diharapkan dapat tenaga kependidikan, penilaian kemajuan
meningkatkan mutu pendidikan. Hal belajar, pengelolaan sarana dan
tersebut dilakukan sesuai dengan UU prasarana, dan pengawasan. Manajemen
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Berbasis Sekolah pada dasarnya
Pendidikan Nasional yang menetapkan merupakan sistem manajemen di mana
manajemen berbasis sekolah (School sekolah merupakan unit pengambilan
Based Management) sebagai prinsip keputusan penting tentang
utama yang harus dipegang teguh dalam penyelenggaraan pendidikan secara
pengelolaan semua satuan pendidikan. mandiri, sehingga diharapkan setiap
Faktor manajemen menjadi keputusannya tepat dalam rangka
penentu dalam usaha pendidikan, karena meningkatkan mutu lulusan.
menurut Juran bahwa 85 % masalah Akan tetapi dapat diketahui
mutu disebabkan oleh manajemennya. bahwa penerapan Manajemen Berbasis
Sehubungan dengan itu, dalam PP Sekolah pada beberapa lembaga
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar pendidikan belum memberikan hasil
Nasional Pendidikan ditetapkan standar yang maksimal, yang mana salah satu
pengelolaan pendidikan adalah standar faktor penyebabnya adalah kebingungan
nasional pendidikan yang berkaitan dan keraguan pemangku kepentingan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan dalam pengambilan keputusan (M. Ihsan
pengawasan kegiatan pendidikan pada Dachofany dan Evi Yuzana, 2009: 6).
tingkat satuan pendidikan, kabupaten Oleh karena itu, dalam rangka
/kota, provinsi, atau nasional agar meningkatkan mutu perlu dilakukan
tercapai efisiensi dan efektivitas kajian tentang pengambilan keputusan
penyelenggaraan pendidikan. dalam Manajemen Berbasis Sekolah
Pengelolaan satuan pendidikan pada era globalisasi.
menerapkan Manajemen Berbasis
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
32

PEMBAHASAN

Hakikat Manajemen Berbasis Sekolah


Pada hakikatnya, manajemen Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan
pendidikan adalah proses perencanaan, untuk memberdayakan sumber daya
pengorganisasian, pengarahan, dan sekolah, terutama sumber daya manusia
pengendalian sumber daya pendidikan (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa,
untuk mencapai tujuan pendidikan secara orang tua siswa, dan masyarakat
efektif dan efisien. Manajemen Berbasis sekitarnya) melalui pemberian
Sekolah adalah suatu model pengelolaan kewenangan, dan fleksibilitas untuk
sekolah yang memberdayakan semua memecahkan persoalan yang dihadapi
pihak pemangku kepentingan dalam oleh sekolah dalam rangka meningkatkan
proses perencanaan, pengorganisasian, mutu pendidikan. Karakteristik dasar
pengarahan, dan pengendalian sumber Manajemen Berbasis Sekolah adalah
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pemberian otonomi yang luas kepada
pendidikan secara efektif dan efisien. sekolah, partispasi masyarakat dan
Manajemen Berbasis Sekolah sebagai orangtua peserta didik yang tinggi,
terjemahan dari School Based kepemimpinan sekolah yang profesional,
Management adalah suatu pendekatan dan tim kerja yang profesional (E.
yang bertujuan untuk merancang kembali Mulyasa, 2009: 36). Selanjutnya,
pengelolaan sekolah dengan memberikan Manajemen Berbasis Sekolah dinyatakan
kekuasaan kepada kepala sekolah dan memiliki karakteristik yang sama dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat sekolah yang efektif, yaitu: (1)
dalam upaya peningkatan kinerja sekolah manajemen organisasi dan
(Nanang Fatah dan H.Mohammad Ali, kepemimpinan sekolah yang kuat dalam
2007: 1.5). Manajemen Berbasis Sekolah arti profesi; (2) proses belajar mengajar
merupakan suatu model pengelolaan yang bermutu; (3) sumber daya manusia
sekolah yang ditandai dengan adanya yang berkualitas baik; dan (4)
otonomi luas di tingkat sekolah, dan administrasi sekolah yang didukung oleh
partisipasi yang tinggi dari masyarakat anggaran yang mengacu pada pencapaian
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan visi dan misi (Syaifui Sagala, 2006: 136).
evaluasi program pendidikan.

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
33

Dalam pelaksanaan Manajemen pembuatan keputusan program


Berbasis Sekolah (MBS), kepala sekolah pendidikan dan kurikulum; dan (8)
merupakan orang kunci yang ketahanan (Husaini Usman, 2008: 574).
bertanggung jawab untuk megelola dan Penerapan Manajemen Berbasis
memberdayakan sumber daya manusia Sekolah pada suatu lembaga pendidikan
dan sumber daya instrumental untuk ditunjukkan dengan kemandirian,
keberhasilan pencapaian visi, misi, dan kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
tujuan sekolah. Sehubungan dengan itu, akuntabilitas dalam perencanaan
ada beberapa prinsip yang perlu program, penyusunan kurikulum tingkat
diperhatikan dalam melaksanakan satuan pendidikan, kegiatan
Manajemen Berbasis Sekolah, yaitu: (1) pembelajaran yang efektif, pengelolaan
komitmen yang kuat dari semua sarana dan prasarana, pendayagunaan
pelanggan sekolah untuk ber-MBS; (2) tenaga kependidikan, penilaian kemajuan
kesiapan warga sekolah secara fisik dan hasil belajar, dan pengawasan.
mental untuk ber-MBS; (3) kelembagaan Berdasarkan uraian di atas dapat
bagi pendidikan yang efektif; (4) diketahui bahwa Manajemen Berbasis
keterlibatan semua pihak dalam Sekolah adalah sistem pengelolaan
mendidik anak; (5) keputusan sekolah sekolah yang memberdayakan semua
yang dibuat oleh pihak yang benar-benar pihak pemangku kepentingan dalam
mengerti tentang pendidikan; (6) proses perencanaan, pengorganisasian,
kemandirian dalam pengambilan pengarahan, dan pengendalian sumber
keputusan pengalokasian dana; (7) daya pendidikan untuk mencapai tujuan
kesadaran guru untuk membantu dalam pendidikan secara efektif dan efisien.

Hakikat Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah pilihan diantara dua alternatif atau lebih
penentuan sebuah pilihan dari beberapa (Stephen P.Robbins, 2002: 89-90).
pilihan yang dapat digunakan untuk Pengambilam keputusan didefinisikan
menyelesaikan masalah atau mencapai secara universal sebagai pemilihan
suatu tujuan. Sehubungan dengan itu alternatif (Fred Luthans, 2006: 406).
dijelaskan bahwa pengambilan keputusan Selain itu, pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan menentukan didefinisiksn sebagai rangkaian kegiatan

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
34

yang berhubungan dengan pemecahan yang memerlukan pengambilan


masalah (Kreitner dan Knicki, 1989: keputusan; (2) aktivitas desain untuk
487). Definisi di atas menjelaskan bahwa penemuan, pengembangan, dan analisis
pengambilan keputusan merupakan masalah; dan (3) aktivitas memilih untuk
serangkaian kegiatan yang dipilih menentukan pilihan terbaik dari pilihan
sebagai penyelesaian suatu masalah. yang tersedia (Fred Luthans, 2006: 406).
Secara rinci dikemukakan bahwa Ada beberapa asumsi model
pengambilan keputusan merupakan pengambilan keputusan rasional, yaitu:
penentuan serangkaian kegiatan untuk (1) kejelasan masalah; (2) pilihan
mencapai hasil yang diinginkan (T. Hani diketahui; (3) preferensi yang jelas; (4)
Handoko, 2003: 130). preferensi yang konstan; (5) tidak ada
Ada tiga model pengambilan kendala waktu dan biaya; dan (6) hasil
keputusan, yaitu: (1) model pengambilan maksimal (Stephen P. Robbins, 2002:
keputusan rasional; (2) model 91-92). Hal tersebut berarti bahwa model
pengambilan keputusan optimasi, dan (3) pengambilan keputusan rasional
model pengambilan keputusan sebaiknya digunakan jika pengambil
pemuasan. Model pengambilan keputusan memiliki informasi yang
keputusan rasional membuat pilihan yang lengkap berkenaan dengan situasi
konsisten dan memaksimalkan proses keputusan, dapat mengidentifikasi semua
dan hasil. Langkah-langkah model kriteria yang relevan , dapat meranking
pengambilan keputusan rasional adalah kriteria dan alternatif berdasarkan tingkat
sebagai berikut: (1) mendefinisikan pentingnya, kriteria suatu keputusan
masalah; (2) mengidentifikasi kriteria tertentu adalah konstan dan bobot yang
keputusan; (3) menimbang kriteria; (4) diberikaan padanya stabil sepanjang
menghasilkan alternatif; (5) waktu, tidak ada kendala waktu dan
mengevaluasi alternatif-alternatif; dan (6) biaya, dan dapat memilih alternatif yang
memilih alternatif terbaik (Robbins dan memberikan hasil yang terbaik. Jadi,
Judge, 2009: 182). Herbert A. Simon model pengambilan keputusan yang akan
dalam Fred Luthans mengemukakan tiga digunakan tergantung pada sifat masalah,
tahap utama dalam proses pengambilan tersedianya waktu dan biaya,
keputusan, yaitu: (1) aktivitas inteligensi pengetahuan, dan keterampilan dari
untuk penelusuran kondisi lingkungan pengambil keputusan. Sesuai dengan
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
35

hakikat Manajemen Berbasis Sekolah Berdasarkan uraian di atas dapat


sebagai sistem pengelolaan sekolah yang diketahui bahwa pengambilan keputusan
ditandai dengan adanya otonomi luas di adalah suatu kegiatan menentukan
tingkat sekolah, partisipasi masyarakat sebuah pilihan dari beberapa pilihan
yang tinggi dalam kerangka kebijakan yang dapat digunakam untuk
pendidikan nasional, sehingga menyelesaikan masalah atau mencapai
pengambilan keputusanya dituntut suatu tujuan.
melibatkan semua pihak pemangku
kepentingan.
Hubungan Pengambilan Keputusan dengan Manajemen Berbasis Sekolah

Pengambilan keputusan adalah adalah suatu cara untuk mengambil


salah satu faktor penentu dalam keputusan melalui penciptaan lingkungan
implementasi Manajemen Berbasis yang terbuka dan demokratik, di mana
Sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan,
memberikan wewenang pengambilan orang tua siswa, dan tokoh masyarakat
keputusan bagi sekolah dalam didorong untuk terlibat secara langsung
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses pengambilan keputusan
progam pendidikannya dengan yang dibutuhkan bagi pencapaian tujuan
melibatkan semua pihak yang sekolah. Hal ini dilandasi oleh keyakinan
berkepentingan dengan sekolah guna bahwa jika seseorang dilibatkan (turut
memenuhi kebutuhan sesuai dengan bepartisipasi) dalam pengambilan
kondisi dan tuntutan lingkungan keputusan, maka yang bersangkutan akan
masyarakatnya. Dalam pelaksanaan merasa ikut memiliki keputusan
Manajemen Berbasis Sekolah, tersebut, sehingga yang bersangkutan
pengambilan keputusan dilakukan akan bertanggungjawab dan berdedikasi
dengan melibatkan semua pemangku sepenuhnya dalam pelaksanaan
kepentingan secara partisipatif untuk keputusan guna mencapai tujuan sekolah.
bermusyawarah, sehingga keputusan Meskipun demikian, pelibatan warga
yang diambil akan diterima oleh semua sekolah dalam pengambilan keputusan
pihak (Moherman dan Wohistetter, 1994: harus mempertimbangkan keahlian,
279). Pengambilan keputusan partisipatif yurisdiksi, dan relevansinya dengan

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
36

tujuan pengambilan keputusan sekolah. terhadap semua pihak pemangku


Sehubungan dengan itu dijelaskan bahwa kepentingan sekolah dapat meningkat;
pengambilan keputusan partisipatif dan (3) kinerja sekolah meningkat.
dilakukan kepala sekolah sebagai strategi Sehubungan dengan pengambilan
untuk meningkatkan efektivitas kendali keputusan partisipatif, ada empat faktor
(Chapman, 1990: 254). Kepala sekolah yang perlu diperhatikan dalam
adalah orang kunci dalam pengambilan melibatkan pihak kelompok kepentingan,
keputusan yang akan memberhasilkan yaitu: relevansi, kompetensi, yurisdiksi,
implementasi Manajemen Berbasis dan kompatibilitas tujuan. Secara khusus
Sekolah. dapat dikemukakan bahwa pengambilan
Dalam menerapkan pengambilan keputusan bidang akademik dapat
keputusan partisipatif, ada tiga dilakukan melalui rapat Dewan pendidik
pertanyaan yang harus dijawab oleh yang dipimpin oleh kepala sekolah,
kepala sekolah sebelumnya, yaitu: (1) sedangkan pengambilan keputusan
apakah cocok dan produktif jika bidang non akademik dilakukan melalui
pengambilan keputusan melibatkan rapat komite sekolah yang dihadiri oleh
kelompok-kelompok kepentingan? (2) kepala sekolah. Pengambilan keputusan
bagian yang mana dari proses dalam rapat dewan pendidik dan komite
pengambilan keputusan yang perlu sekolah dilaksanakan atas dasar prinsip
melibatkan kelompok-kelompok musyawarah dan mufakat yang
kepentingan? dan (3) cara yang mana berorientasi pada peningkatan mutu
yang paling efektif untuk melibatkan satuan pendidikan. Jadi, pada intinya
kelompok kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dalam
pengambilan keputusan ? Melalui Manajemen Berbasis Sekolah harus
implementasi Manajemen Berbasis dilakukan dengan melibatkan pihak-
Sekolah diharapkan hal berikut : (1) pihak pemangku kepentingan
fleksibilitas pengambilan keputusan (stakeholders) yang terwadahi dalam
sekolah akan tumbuh dan berkembang Dewan Pendidik dan Komite Sekolah.
dengan subur, sehingga dapat dibuat Berdasarkan uraian di atas dapat
keputusan yang tepat dalam memenuhi disimpulkan bahwa pengambilan
kebutuhan sekolah; (2) keputusan dalam Manajemen Berbasis
akuntabilitas/pertanggunggugatan Sekolah merupakan faktor penentu bagi
Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
37

keberhasilan program pendidikan, dan (stakeholders) yang terwadahi dalam


dilakukan dengan melibatkan pihak- Dewan Pendidik dan Komite Sekolah.
pihak pemangku kepentingan
PENUTUP

Manajemen Berbasis Sekolah Pengambilan keputusan di bidang


adalah suatu model pengelolaan sekolah pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang memberdayakan semua pihak menentukan sebuah pilihan dari
pemangku kepentingan dalam proses beberapa pilihan yang dapat digunakan
perencanaan, pengorganisasian, untuk menyelesaikan masalah
pengarahan, dan pengendalian sumber pendidikan atau mencapai tujuan
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan hakikat
pendidikan secara efektif dan efisien. Manajemen Berbasis Sekolah sebagai
Manajemen Berbasis Sekolah sebagai sistem pengelolaan sekolah yang ditandai
wujud dari reformasi pendidikan dengan adanya otonomi luas di tingkat
bertujuan untuk mengadakan perubahan sekolah, partisipasi masyarakat yang
dari kondisi yang kurang baik menuju tinggi dalam kerangka kebijakan
kondisi yang lebih baik dengan pendidikan nasional, maka pengambilan
memberikan wewenang kepada sekolah keputusanya dituntut melibatkan semua
untuk memberdayakan dirinya, sehingga pihak pemangku kepentingan.
mampu secara mandiri menggali, Pengambilan keputusan dalam
mengalokasikan, menentukan prioritas, pelaksanaan Manajemen Berbasis
memanfaatkan, mengendalikan, dan Sekolah dilakukan dengan melibatkan
mempertanggungjawabkan setiap semua pemangku kepentingan secara
kegiatannya kepada pihak yang partisipatif untuk bermusyawarah,
berkepentingan. Manajemen Berbasis sehingga keputusan yang diambil akan
Sekolah memberikan otonomi yang luas diterima oleh semua pihak.
bagi sekolah dalam mengambil Jadi, pengambilan keputusan
keputusan untuk melakukan perbaikan partisipatif harus dilakukan dalam
dan peningkatan kualitas secara Manajemen Berbasis Sekolah, karena
berkelanjutan. merupakan inti dan faktor penentu bagi
keberhasilan program pendidikan, dan

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan
38

dilakukan dengan melibatkan pihak- (stakeholders) yang terwadahi dalam


pihak pemangku kepentingan Dewan Pendidik dan Komite Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Judith. (1990). School Sekolah.Makalah, (Online),
Decision Making and (http://makalahkumakalahmu.wor
Management. London: The dpress.com/2009/05/15/manajem
Farrmer Press. en-berbasis-sekolah-mbs/, diakses
Husaini Usman. (2008). Manajemen 12 September 2011).
Teori Praktik & Riset Nanang Fattah dan H. Mohammad Ali.
Pendidikan. Jakarta: Bumi (2007). Manajemen Berbasis
Aksara. Sekolah. Jakarta: Universitas
Kreitner, Robert dan Angelo Knicki. Terbuka.
(1989). Organizational Behavior. Robbins, Stephen P. (2002). Perilaku
Boston: Richard D. Irwin, Inc. Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Robbins , Stephen P dan Timothy A.
Organisasi. Yogyakarta: ANDI. Judge. (2009). Organizational
Moherman, Susan Albers dan Behavior. New Jersey: Pearson
Wohistetter. (1994). School Education.
Based Management Organizing Sagala. Syaiful. (2006). Manajemen
for High Performance. San Berbasis Sekolah &
Fransisco: Jossey-Bass. Masyarakat.Strategi
Mulyasa, E. (2009). Menjadi Kepala Memenangkan Persaingan
Sekolah Profesional. Bandung: Mutu.Jakarta: Nimas Multima.
Remaja Rosdakarya. T. Hani Handoko. (2003). Manajemen.
M. Ihsan Dachofany dan Evi Yuzana. Yogyakarta: BPFE.
(2009). Manajemen Berbasis

Paningkat Siburian adalah Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Medan

Anda mungkin juga menyukai