Anda di halaman 1dari 12

294

Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305
Tersedia online di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care
ISSN 2527-8487 (online)
ISSN 2089-4503 (cetak)

APLIKASI BRIEF PAIN INVENTORY (BPI) INDONESIAN VERSION


UNTUK MENGKAJI NYERI KRONIS PADA PASIEN KANKER

Arie Jefry Ka’arayeno


Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : jefryarie@ymail.com

ABSTRACT

For cancer patients the pain will have an impact on quality of life, is complex and greatly affects daily
activities. Pain management is currently felt to be not enough to relieve complaints. One major obstacle to
improvement is narrow assessment, as well as an assessment focus that does not consider the
multidimensional nature of pain. The Center for Symptom Evaluation in Cancer Care has developed a
specific pain assessment for cancer patients, the Brief Pain Inventory (BPI). The purpose of this study is to
prove and see the suitability of the Indonesian version of BPI as a study of pain in cancer patients at
RSCM Jakarta. Research respondents were 20 cancer patients with pain and observed using the Brief Pain
Inventory (BPI) instrument. Based on the results of the Cronbach’s alpha test from BPI it is known as
0.723. These results show that BPI is appropriate and consistent in assessing cancer pain, especially chronic
pain, and has a good correlation based on the Spearman correlation with ECOG values (r = -0.75, p =
0.0001). The sensitivity test is known to be 95.7%, specificity 100 %, PPV 100%, NPV 65.67%, LR
(-) 0.05, with diagnostic accuracy of 95.73%. BPI is a more multidimensional assessment as a description
of biological, psychological, social and cultural conditions of cancer patients who experience pain, so that BPI
is suitable for use in the scope of oncology nursing in assessing chronic pain in cancer patients.

Keywords : Brief pain inventory; cancer pain; assessment.

ABSTRAK

Bagi pasien kanker rasa sakit akan berdampak pada kualitas hidup, bersifat kompleks dan
sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Pengelolaan nyeri saat ini dirasakan tidak cukup
mampu melegakan keluhan.Salah satu hambatan utama untuk perbaikanadalah penilaian
yang bersifat sempit, serta fokus penilaian yang tidakmempertimbangkan sifat multidimensi
nyeri.Centre for Symptom Evaluation in Cancer Care telah mengembangkan sebuah pengkajian
nyeri yang spesifik bagi pasien kanker, yaitu Brief Pain Inventory (BPI). Tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan dan melihat kesesuaian BPI versi bahasa Indonesia sebagai
pengkajian nyeri pada pasien kanker di RSCM Jakarta.Responden penelitian adalah 20
orangpasien kanker dengan nyeridan diobservasi menggunakan instrument Brief Pain
Inventory (BPI).Berdasarkan hasil uji cronbach’s alphadari BPI diketahui sebesar 0.723. Hasil

Cara mengutip: Ka’arayeno, A., Jefry. (2020). Aplikasi Brief Pain Inventory (BPI) Indonesian Version untuk Mengkaji Nyeri Kronis
pada Pasien Kanker. Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8(2), 294-305

Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1799


295
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

tersebut memperlihatkan BPI sesuai dan konsisten dalam mengkaji nyeri kanker khususnya
nyeri kronis, serta memiliki korelasi yang baik berdasarkan korelasi spearmandengan nilai
ECOG (r=-0,75, p=0,0001) yaitu uji sensitifitas diketahui sebesar 95.7%, spesifisitas 100%,
PPV 100%, NPV 65.67%, LR (-) 0.05, dengan akurasi diagnostik 95.73%. BPImerupakan
penilaian yang lebih multidimensial sebagai gambaran kondisi biologis, psikologis, social
dan kultulral pasien kanker yang mengalami nyeri, sehingga BPI sesuai digunakan pada
ruang lingkup keperawatan onkologi dalam mengkaji nyeri kronis pada pasien kanker.

Kata Kunci : Brief pain inventory; nyeri kanker; pengkajian.

PENDAHULUAN untuk mengklasifikasikan nyeri kanker


Dalam populasi onkologis, nyeri adalah (Erol O et al, 2018).
salah satu gejala yang paling sering
mengalami kesalahan penilaian yaitu Nyeri merupakan salah satu dari banyak
sebesar 66% dari kasus pada pasien gejala yang paling umum pada pasien
kanker di dunia (Caraceni A & Shkodra kanker, khususnya nyeri kronis. Nyeri
M, 2019). Karena nyeri kanker bukan didefinisikan oleh The International
entitas yang homogen, sehingga penilaian Association For The Study Of Pain sebagai
yang sesuai sangat penting untuk suatu bentuk indra atau interperetasi yang
mendapatkan manajemen yang tidak menyenangkan, meyakitkan,
memuaskan.Nyeri kanker adalah istilah mengganggu dan pengalaman emosional
umum yang luas meliputi berbagai yang timbul dari aktual atau potensial
kondisi nyeri yang berbeda, ditandai oleh kerusakan jaringan atau dijelaskan dalam
etiologi, karakteristik, dan mekanisme hal itu merupakan hasil dari kerusakan
patologis yang berbeda(Matthie N & sebuah jaringan. Ferrell Dean (1995)
McMillan S, 2014).Pentingnya penilaian menggambarkan rasa nyeri sebagai satu
nyeri yang memadai dari kompleksitas gejala yang paling umum dan tak
nyeri kanker telah ditekankan untuk tertahankan yang dirasakan pasien
waktu yang sangat lama. kanker. Sebanyak 80% dari Pasien dengan
Mempertimbangkan pentingnya kanker stadium lanjut mengalami rasa
klasifikasi nyeri dalam menyediakan nyeri selama perjalanan penyakit mereka
penilaian individu dan strategi perawatan (Hill et all, 2001).
khusus, selama bertahun-tahun beberapa
kelompok telah berusaha untuk Berdasarkan Data GLOBOCAN,
menemukan pendekatan komprehensif International Agency for Research on
Cancer (IARC), diketahui bahwa pada
296
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

tahun 2012 saja terdapat 14.067.894 kasus dan tidak dikelola secara memuaskan
baru kanker dan 8.201.575 kematian (Caraceni A & Shkodra M, 2019).
akibat kanker di seluruh dunia.
Sedangkan untuk regional berdsarkan Umumnya layanan kesehatan kita masih
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang sangat luas menggunakan instrument
dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan visual analog scale (VAS). VAS merupakan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian alat dengan garis 10 cm, orientasi
Kesehatan RI tahun 2013, didapatkan biasanya disajikan secara horizontal, tapi
prevalensi penderita kanker pada mungkin bisa disajikan secara vertikal,
penduduk semua umur di Indonesia pada akhir poin dengan kata tidak nyeri
sebesar 1,4%. Prevalensi kanker tertinggi sampai pada nyeri paling hebat yang tidak
berada pada Provinsi DI Yogyakarta, terbayangkan.Vas merupakan salah satu
yaitu sebesar 4,1%. Prevalensi tertinggi pengkajian nyeri pada pasien yang biasa
berikutnya berada pada Provinsi Jawa digunakan.VAS secara umum lebih
Tengah dan Bali, yaitu sebesar 2,1% dan singkat, mudah dan sederhana, sehingga
2%. pengkajian VAS tidak memerlukan waktu
yang lama.Namun VAS sendiri hanya
Oligoanalgesia atau rasa nyeri, dipahami dapat mengetahui data pasien berupa
menjadi masalah yang signifikan namun intensitas nyeri yang dirasakan pasien
kurang dipahami (NIH. National Institute pada saat itu saja, selain itu VAS tidak
of Health State of the Science Statement, 2002) megkaji kualitas nyeri bahkan respon
Hambatan yang terjadi terhadap pasien terhadap nyeri tersebut.
pengobatan meliputi takut efek samping,
ketakutan toleransi dan kecanduan, Holen et al (2006) menuliskan dalam
fatalisme dalam hal pengobatan rasa sakit, penelitiannya bahwa terdapat sebuah
dan dosis obat yang tidak adekuat(Dawson survey di antara 897 dokter di The Eastern
R, 2005). Sehingga penilaian nyeri yang Cooperative Oncology Group, 76% dilaporkan
tepat dipertimbangkan menjadi sebuah penilaian nyeri sebagai single yang paling
prasyarat untuk perawatan nyeri yang penting dan menjadi salah satu hambatan
tepat. Namun demikian penelitian yang untuk pengelolaan nyeri yang memadai.
menunjukkan penilaian atau pengkajian Dengan demikian, penilaian berkala
rasa nyeri dirasakan masih belum cukup, terhadap nyeri kanker penting untuk
identifikasi dini guna menunjang
297
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

pengobatan kanker dan kualitas hidup Brief Pain Inventory Assessment Tool untuk
pasien (Cluxton C, 2019). Sentil P Kumar mengkaji nyeri pada pasien kanker,yang
(2011) menyebutkan dalam tulisannya, akan dilakukan di Lantai 8 Unit
bahwa The World Health atau Kemoterapi Rawat Inap Zona B, Gedung
Organization Organisasi Kesehatan A RSCM Jakarta.
Dunia (WHO) melalui Centre for Symptom
Evaluation in Cancer Care telah METODE PENELITIAN
mengembangkan sebuah pengkajian nyeri BPI Short Foms yang diadopsi milik
yang spesifik pada pasien kanker, yaitu Charles S. Cleeland, PhD dari Pain
Brief Pain Inventory (BPI). Research Group diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia oleh Mahasiswa
Kebutuhan akan penilaian nyeri klinis Magister dan Dosen pengajar yang
yang efisien dan alat ukur dalam menguasai Bahasa Inggris dimana berasal
perawatan paliatif untuk pasien dengan dari salah satu perguruan tinggi di
kanker menjadi salah satu fokus praktisi Indonesia. Kemudian juga didiskusikan
kesehatan saat ini (Rahi C E et al, 2017). bersama Perawat Klinik berpengalaman
Untuk menjawab kebutuhan tersebut di rumah sakit yang berbicara bahasa
Brief Pain Inventory (BPI) menjadi salah Inggris sehingga jadilah terjemahan BPI
satu pilihan yang baik berdasarkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
penelitian sebelumnya. Dibeberapa Setelah itu BPI versi Bahasa Indonesia
Negara bahkan benua, BPI adalah alat diperkenalkan kepada dokter dan perawat
atau instrument yang valid dan andal dan dengan maksud meninjau terjemahan,
direkomendasikan untuk penilaian rasa kemudian memberikan BPI Indonesia
nyeri kanker serta guna pemantauan kepada 15 orang dengan berbagai variasi
perawatan nyeri pada penderita kanker karakteristik sosiodemografi dan diagnosa
(Leppert W & Majkowicz M, 2010). medis kankerserta bertanya kepada
Namun dalam penerapannya di Indonesia mereka apakahmereka menemukan
membutuhkan pembuktian yang pertanyaan membingungkan atau sulit
terstruktur, sebelum diterapkan kepada untuk dijawab. Selanjutnya setelah
pasien kanker yang ada di layanan penyesuaian BPI Indonesia kembali
kesehatan kita. Maka berdasarkan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris
paparan di atas, Penulis tertarik oleh penutur Bahasa Inggris yang belum
melakukan penelitian tentang penerapan melihat BPI asli untuk membuat
298
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

terjemahan balik ke dalam Bahasa pendekatan cross sectional, dimana


Inggris.Hasil terjemahan kemudian respondel atau sampel diambil secara
dibandingkan dengan BPI dalam versi konsekutif yaitu selama 2 bulan (oktober-
asli, kemudian oleh penutur Bahasa november 2017) dengan kriteria
Inggris akan diberikan penilaian ahli yaitu.Kemudian data dilakukan analisis
apakah kedua kuisioner tersebut sudah menggunakan SPPS versi 17 dengan uji
cukup memuaskan dan sesuai. cronbach’s alphauntuk nilai keparahan nyeri,
gangguan nyeri sebesar dan untuk melihat
Penelitian yang dilakukan selama 8 keandalan kuisioner BPI sendiri yang
minggu dengan jumlah peserta yang dipergunakan untuk mengkaji nyeri
terlibat dalam penelitian ini berjumlah 20 kronis pada pasien kanker. Dalam
orang pasien kanker dengan keluhan penelitian ini akan dibuktikan apakah BPI
utama nyeri kronis. Penelitian dilakukan handal dan sesuai digunakan di
di lantai 8 zona A dan B, lantai 4 zona A Indonesia, digunakan untuk menilai nyeri
dan B sesuai dengan kriteria Peserta yang yang dirasakan pasien kanker yang
memenuhi persyaratan. Pasien yang dirawat di RSCM Jakarta. Selain itu akan
memenuhi syarat yaitu memiliki diagnosis dilihat nilai sesnsitivitas dan spesifitas dari
patologis kanker, memiliki riwayat kuisioner atau instrument BPI yang akan
pengalaman nyeri, jenis nyeri kronis, dilihat juga berdasarkan dengan skala
pasien paliatif/ kanker/tumor, dapat ECOG.
membaca dan menulis, dapat
berkomunikasi verbal dengan jelas, hanya HASIL
nyeri kronis terkait kanker dan tidak ada Sebagian besar Pasien dan Perawat
kondisi nyeri lainnya, tidak menjalani mengisi kuesioner selama wawancara
operasi dalam 30 hari terakhir, belum memerlukan waktu untuk menyelesaikan
menerima terapi radiasi atau kemoterapi isian dengan rata-rata 3-5 menit.Pasien
30 hari terakhir, tidak memiliki infeksi biasanya memerlukan pendampingan
atau penyulit, berusia 18 tahun atau lebih untuk butir pertanyaan dan bisa di isi
dan pasien setuju untuk membuat sesuai tanggapan dari Pasien.Pasien
persetujuan tertulis terlihat mampu medeskripsikan
keparahan nyeri, efektifitas obat dan
Penelitian ini merupakan analitik gangguan dari nyeri yang dialaminya.
deskriptif degan menggunakan Dalam penelitian, digambarkan sebaran
299
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

responden yaitu berdasarkan jenis Berdasarkan Tabel 1 dari total 20 pasien


kelamin, usia dan tingkat pendidikan. kanker menunjukan sebagian besar
Adapun demografi dan sebaran responden adalah berjenis kelamin
responden yang terlibat adalah sebagai perempuan, yaitu sebanyak 12 orang
berikut : (60%), berusia dewasa sebanyak 19 orang
Tabel 1. Demografi dan Distribusi (95%) dengan rentang usia 32 tahun
Responden berdasarkan Jenis Kelamin sampai dengan 56 tahun, dan tingkat
Variabel f (%) pendidikan dari keseluruhan responden
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 40.0 yang terlibat adalah yang terbanyak adalah
Perempuan 12 60.0 lulusan sekolah menengah atas (SMA)
Total 20 100
Tingkat sebanyak 9 orang (45%). Sebaliknya data
Pendidikan
SD 3 15.0
menunjukan laki-laki lebih sedikit yaitu
SMP 4 20.0 sebanyak 8 orang (40%), responden
SMA 9 45.0
S1 3 15.0 dengan usia lanjut 1 orang dan 1 (5%)
S2 1 5.0 orang dengan pendidikan magister atau
Total 20 100
strata 2 (5%).

Tabel 2. Hasil Uji Analisis Kehandalan Brief pain Inventory Tool.


Instrumen Cronbach's Alpha r tabel
VAS 0.718 0,444
BPI 0.723 0,444
Keterangan : r table N of item 20 = 0,444

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan nilai p Dalam penelitian ini juga dinilai


value masing-masing intrumen berada sensitivitas, dan spesifitas dengan Cutt Off
pada nilai >0,444. Sehingga dapat BPI 55.77 sehingga didapatkan nilai
disimpulkan Brief PainInventory (BPI) sensitivitas 95.7% dan sensitivitas 100%.
memiliki kehandalan yang baik untuk Nilai Prediksi Positif (PPV) diketahui
mengukur dan menilai nyeri pada pasien sebesar 100% dan Niilai Prediksi Negatif
kanker, ditunjukan dengan masing- yaitu 65.67% dengan rasio kemungkinan
masing nilai p valuenya adalah 0,718 negative adalah 0.05.
untukVAS dan 0,723 untuk BPI.
300
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

Tabel 3. Hasil uji analisis korelasi BPI terhadap ECOG.


Ecog
Baik
Buruk NPP NPN RKP RKN Acc
95.70% 100% 65.67% ~0.05 95.57% Skor BPI 55.7 20 0
1 2
<54.66

PEMBAHASAN diagnostik 95.73%. Dari semua hasil


Assessment didefinisikan sebagai proses analisis tersebut dapat diketahui bahwa
dokumentasi, biasanya dalam hal yang BPI SF memiliki korelasi yang baik
terukur, pengetahuan, keterampilan, sikap dengan skala ECOG dan memiliki
dan kepercayaandalam berbagai disiplin diagnostik yang sangat baik dalam
ilmu (Stewart J, 2014). Bedasarkan hasil memprediksi nyeri kronis.
uji cronbach’s alpha memperlihatkan
kehandalan instrument BPI dalam Hasil penelitian ini diharapkan dapat
assessment atau mengkaji keluhan nyeri meningkatkan pemantauan nyeri yang
pada responden yaitu dilihat dari nilai α tepat pada pasien kanker dan
lebih dari standar yang digunakan meningkatkan kenyamanan pasien kanker
(sufficient reliability) sebesar 0.719. Hasil dengan keluhan nyeri. Dengan metode
analisis kehandalan BPI berdasarkan nilai penilaian yang komprehensif dan spesifik
α adalah sebesar 0.723 dan VAS sebesar diharapkan memperbaiki pengelolaan
0.718. Hasil tersebut memperlihatkan nyeri lebih optimal (Erol et al, 2018).
BPI akurasi dan konsistensi BPI dalam Berdasarkan penelitian ini BPI lebih
mengkaji nyeri pada pasien kanker sensitive dan spesifik terhadap nyeri
khususnya nyeri kronis. Selain data kanker yang merupakan nyeri kronis
analisis tersebut dapat diketahui juga dibandingkan pada saat menggunakan
adanya korelasi yang baik antara metode VAS dimana metode ini paling
kemampuan BPI terhadap skor kualitas sering dan umum digunakan layanan
hidup yang dapat dilihat dari hasil uji kesehatan di Indonesia karena dirasakan
spearmandilihat dari nilai ECOG (r=-0,75, mudah dalam aplikasinya.Sedangkan BPI
p=0,0001). Hasil yang didapatkan adalah salah satu instrumen yang paling
memperlihatkan sensitifitas sebesar banyak digunakan di beberapa dunia saat
95.7%, spesifisitas 100%, PPV 100%, ini dalam menilai nyeri kanker.
NPV 65.67%, LR(-) 0.05, dengan akurasi
301
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

BPI pertama kali dikembangkan di walaupun tidak sesederhana VAS, BPI


Inggris dan telah banyak digunakan di sangat berguna dan valid untuk menilai
Amerika Serikat. Skala ini telah rasa nyeri kronis serta berdampak positif
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa terhadap kehidupan pasien. Diketahui
seperti Rusia, Cina, Italia, Jerman, bahasa bahwa pertanyaan BPI mencakup banyak
Yunani, bahasa Spanyol, dan bahasa aspek dalam pengkajian nyeri, sehingga
Jepang, BPI itu sendiri merupakan melibatkan banyak faktor yang
bentuk penilaian dalam skala pendek dan berpeluang mempengaruhi nyeri secara
mudah dimengertiPerron V and Ronald S objektif dalam membantu pengelolaan
(2001). Hasil penelitian didukung nyeri oleh tim kesehatan dan memiliki
beberapa hasil penelitian dimana dampaok positif karena mampu menilai
menyampaiakan BPI merupakan suatu kemampuan pasien beraktifitas. BPI
alat yang sesuai digunakan dalam memiliki kelebihan lain yaitu beberapa
mengkaji nyeri pasien kanker(Kees T. C. pertanyaan bahkan merupakan bentuk
Besse et al, 2016).Seperti yang telah kolaborasi melalui observasi efek dari
dibuktikan dibeberapa Negara maju dan terapi medis yang telah diberikan
direkomendasikan untuk penilaian rasa sehingga dapatmembantu mengevalusi
nyeri kanker serta guna pemantauan efikasi dari obat atau tindakan yang
perawatan nyeri pada penderita kanker, diberikan (Young Ho et al, 2004).
BPI juga dapat diaplikasikan di Indonesia
dan sesuai dengan kondisi pasien, Karena sakit akibat kanker bisa sangat
sehingga dapat meningkatan pemantauan bervariasi selama sepanjang hari, sehingga
nyeri yang lebih komprehensif, lengkap dalam instrument BPI pasien diminta
dan mendalam. Dibandingkan dengan menggambarkan rasa nyeri mereka pada
VAS yang merupakan instrument intensitas saat ini (rasa sakit sekarang),
pengukuran intensitas nyeri yang telah dan juga yang terburuk/ terparah, nyeri
digunakan secara luas dan paling umum paling sedikit/ ringan, dan rata-rata nyeri
di Indonesia termasuk masih digunakan selama minggu sebelumnya atau selama
sampai dengan saat ini di klinis RSCM. 24 jam terakhir. Melalui BPI pasien dapat
menyampaikan rasa nyeri mereka yang
Dari hasil penelitian diketahui bahwa data telah mengganggu aktivitas umum sehari-
penelitiannya menunjukkan BPI hari, yaitu mood, berjalan, kerja, tidur,
merupakan pengkajian cukup singkat hubungan dengan orang lain, menikmati
302
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

hidup, menggunakan nilai numerik yang terkait intensitas nyeri yang sebenarnya
dengan skala 0-10 (0 = 'tidak ada dirasakan pasien. Selain itu rentang nyeri
interferensi' dan 10 = 'mengganggu tertinggi pasien juga dapat terlihat di
sepenuhnya'). pengkajian BPI, sehingga walaupun
mungkin pada saat pengkajian nyeri yang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sedang dirasakan dikategorikan ringan
BPI membagi aspek penilaian melalui atau sedang, data intensitas nyeri tertinggi
pertanyaannya menjadi 3 dimensi sebagai dapat menjadi indicator resiko
suatu spesifisitas sekaligus menjadi teerulangnya keluhan nyeri sesuai skor
kelebihan dari BPI. Dari 15 pont intensitas nyeri tertinggi yang pernah
pertanyan yang terdapat dalam BPI, poin dialami pasien dalam 24 jam terakhir.
1-6 merupakan pertanyaan yang menilai
dimensi dari intensitas nyeri pasien. poin Melalui data terkaitintensitas nyeri,
pertanyaan tersebut menilai keparahan perawat tidak hanya mengetahui skala
nyeri mulai dari skala terendah, tertinggi, nyeri saatpengkajian, namun juga secara
kemudian merata-ratakan, bahkan menilai implisit dapat melihat gambaran
skala nyeri yang paling sering muncul karakteristik nyeri pasien secara lebih
dalam kurun waktu 24 jam terakhir. lengkap, perawat dapat melihat pola
Tentunya hal tersebut sangat membantu aktivitas nyeri pasien dalam kurun waktu
dan memberikan data yang lebih variatif 24 jam terakhir. Kemudian pada poin
dibandingkan VAS. pertanyaan nomor 7-8 dalam pengkajian
menggunakan BPI merupakan dimensi
BPI mengkaji respon intensitas nyeri pertanyaan untuk mengetahui apa saja
secara berkelanjutan yaitu menanyakan terapi dan ontervensi yang diterima serta
dalam kurun 24 jam terakhir, artinya diketahui oleh pasien, kemudian efek
walaupun pada saat itu mungkin pasien terapeutik medis dan intervensi yang telah
tidak merasakan atau mengeluhkan nyeri, diberikan. Melalui poin pertanyaan ini
pengkajian menggunakan BPI dapat pasien menjelaskan kondisi fisiologis dan
membantu penulis mengetahui riwayat psikologis pasien terhadap nyeri setelah
kejadian nyeri dalam 24 jam. Dengan diberikan terapi medis. Terlihat dalam
menanyakan rentang waktu 24 jam pengkajian perawat dapat mengetahui dan
pengkajian nyeri akan lebih luas dan melakukan evaluai berkala dari efek terapi
memmungkinkan data yang lebih akurat yang diberikan Burton et al (2014).
303
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

Sehingga perawat juga dapat melakukan Beberapa beberapa hal bisa menjadi
kolaborasi serta komunikasi 2 arah kekurangan dari BPI yaitu antara lain BPI
dengan pihak medis untuk membicarakan yang terdiri dari 15 total item pertanyaan
efek terapi yang dirasakan pasien dapat dirasakan lebih rumit oleh beberapa
terhadap nyeri yang dialami. perawat diruangan dibandingkan dengan
pengkajian yang biasa dilakukan yaitu
Sedangkan pada poin pertanyaan nomor menggunakan VAS. Selain itu perawat
9 yang dibagi 9 item sub pertanyaan, juga menyampaikan durasi pengisian akan
merupakan dimensi pertanyaan terkait memakan waktu lebih banyak dan
efek dari nyeri yang dialami pasien dan memungkinkan akan menyita waktu dari
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perawat yang sedang bertugas. Selai
nyeri yang dialami atau dirasakan sudah beberapa hal tersebut Penulis juga
mengganggu individu pasien. dari sub melihat bahwa kemungkinan tingginya
pertayaan ini perawat dapat mengetahui subjektivitas jawaban dari pasien bisa saja
sejauh mana nyeri telah mengganggu sangat tinggi. Karena dipengaruhi oleh
aktivitas umum pasien seperti aktivitas individu masing-masing dalam merespon
makan dan minum, menonton tv, nyeri, kondisi penyakit pasien dan situasi
membaca Koran, tidur atau aktivitas saat pengkajian. Berdasarkan data yang
sehari-hari yang biasa dilakukan pasien dikumpulkan rata-rata responden berjenis
pada umumnya. Selain itu pada sub item kelaminperempuan yaitu sebanyak 12
ini perawat dapat mengetahui gangguan orang dari 20 orang keseluruhan
nyeri terhadap suasana hati, kempuan responden yang terlibat.
berjalan, dan peerjaan pasien. bahkan BPI
menyertakan aspek pengkajian untuk Hal tersebut mengakibatkan menurut
menilai sejauh mana nyeri mengganggu peneliti adanya overestimate dari respon
hubungan pasien dngan orang lain seperti pasien terhadap masing-masing
anggota keluarga dan sesame pasien di pertanyaan BPI yang diberikan pada
RS. Sampai dengan BPI juga dapat pasien. Terkadang ada beberapa data
menampilkan data pengkajian sejauh yang menunjukan nilai aspek yang
mana nyeri telah mengganggu pasien bertolak belakang atau tidak saling
dalam menikmati kehidupannya dengan mendukung yang dikemukakan oleh
kondisi saat ini yaitu dengan kondisi sakit pasien. contohnya pasien mengatakan
yang diderita (nyeri akibat kanker). pada pertanyaan sebelumnya bahwa rata-
304
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

rata nyeri yang dirasakan pada skala REFERENSI


sedang (4-6), namun pada pertanyaan Alice WY (2012). A cross sectional study of
use of different pain assessment tools in
berikutnya pasien mnyebitkan tidak
Chinese cancer patients. Department of
adanya gangguan tidur. Hal tersebut Clinical Oncology, Tuen Mun
Hospital, Hong Kong, China. Nova
dapat diambil kesimpulan sementara
Science Publishers, Inc. J Pain
bahwa pasien sangat subjektif dalam Manage 2012;5(1):83-91.
Betty R & Ferrell (2006).Assessing Cancer
menyampaikan nyerinya,namun hal
Pain in the Adult Patient.Oncology
tersebut juga perlu dikaji dan diperhatikan Vol. 20. 2006.
Burton et al (2014). Cancer pain
lebih mendalam untuk mngetahui
assessment.Current Opinion in Supportive
kebenarannya. and Palliative Care: June 2014 -
Volume 8 - Issue 2 - p 112-116
Caraceni A & Shkodra M (2019).Cancer
KESIMPULAN Pain Assessment and
Classification.Cancers 2019, 11, 510;
Pengkajian nyeri menggunakan Brief Pain
doi:10.3390/cancers11040510.
Inventory (BPI) versi bahasa Cleeland CS, Gonin cR, Hatfield AK,
Edmonson JH, Blum RH, Stewart
Indonesiadirasakan lebih efektif dan
JA et al (1994) Pain and its treatment in
sesuai untuk mengkaji nyeri kronis pada outpatients with metastatic cancer. N Engl
J Med 330(9):592–596.
pasien kanker di RSCM Jakarta. Faktor
Cluxton C (2019). The Challenge of Cancer
paling penting adalah karena cakupan Pain Assessment.Ulster Med J. 2019
Jan; 88(1): 43–46.
penilaian yang lebih luas dan holistic.BPI
Emily A, Knobf T and Brant J
memiliki penilaian yang lebih (2010).Understanding the cancer
pain experience in American Indians
multidimensial serta aritmatika rata-rata
of the Northern Plains. Psycho-
nyeri, gangguan akibat nyeri yang Onology 20: 404–410 (2011).
Erol et al (2018). Pain experiences of patients
dirasakan,serta dapat digunakan sebagai
with advanced cancer: A qualitative
gambaran kondisi biologis, psikologis, descriptive study.Eur J Oncol Nurs.
2018 Apr;33:28-34.
sosial, dan kultulral pasien kanker yang
Ho V. Dzung M (2010). Cancer Pain:
mengalami nyeri kronis. BPI dapat Assessment, Diagnosis, and Management.
Anesthesiology 12 2010, Vol.113,
digunakan menjadi salah satu instrument
1482.
untuk memantau keluhan nyeri dan Hølen JC, Hjermstad MJ, Loge JH,
Fayers PM, Caraceni A, De Conno
sebagai salah satu standar pemantauan
F, et al.Pain assessment tools: Is the
nyeri kronis pada pasien kanker. content appropriate for use in palliative
care? J Pain Symptom Manage
2006;32:567-80.
Instituto Nacional de Cancer Brasil
(2001) Cuidados paliativos oncológicos:
305
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 294-305

controle da dor. Rio de Janeiro: INCA- Rahi C E et al (2017). Pain Assessment


MS. Practices in Patients with Cancer Admitted
Karine A et al (2010), Validation of brief to the Oncology Floor. J Hematol Oncol
pain inventory to Brazilian patients with Pharm. 2017;7(3):109-113.
pain, Support Care Cancer (2011) Saggini R et al (2015). Cancer Pain : The
19:505–511. Role of an Integrated, Comprehensive
Kees T. C. Besse et al (2016). Pain Rehabilitation Program in Its
Assessment with Short Message Service Management. Science Core Collection
and Interactive Voice Response in (BKCI). 2015.
Outpatients with Cancer and Pain: A Senthil P Kumar (2011). Utilization of Brief
Feasibility Study. World Institute of Pain, Pain Inventory as an Assessment Tool for
Pain Practice, Volume 16, Issue 3, 2016 Pain in Patients with Cancer: A Focused
320–3. Review. Indian Journal of Palliative Care
Leppert W & Majkowicz M (2010). Polish / May-Aug 2011 / Vol-17 / Issue-2.
Brief Pain Inventory for Pain Assessment Situ D, Wang J, &Zhu ZH (2012).
and Monitoring of Pain Treatment in Assessment and treatment of cancer pain:
Patients with Cancer. Journal Of Palliative From Western to Eastern. Ann Palliat
Medicine. Vas. Sofias 76, 11528 Athens Med 2012;1(1):32-44.
(Greece) Volume 13, Number 6, 2010. Stewart J (2014). The Challenges of Cancer
Matthie N & McMillan S (2014).Pain: a Pain Assessment.Ulster Med J. 2014
descriptive study in patients with cancer. Jan; 83(1): 44–46.
Clin J Oncol Nurs. 2014 Suresh K & Hill S (2002). Assessment and
Apr;18(2):205-10. Management of Cancer Pain.2002.
Mystakidou K et al (2001). Greek Brief 3601_e23_p493-535.
Pain Inventory: Validation and Utility in The British Pain Society's (2010).Cancer
Cancer Pain. Pain Relief and Palliative Pain Management.A perspective from the
Care Unit Areteion Hospital, University British Pain Society, supported by the
of Athens. Association for Palliative Medicine and the
Ovayolu O, Ovayolu N & Aytac S Royal College of General Practitioner.The
(2014).Pain in cancer patients: pain British Pain Society.2010;p 25-31.
assessment by patients and family caregivers World Health Organization - Cancer
and problems experienced by caregivers. Country Profiles,
Springer-Verlag Berlin Heidelberg. 2014.http://www.who.int/en.
2014. Young Ho et al (2004). Development of a
Perron V and Ronald S (2001).Assessment Cancer Pain Assessment Tool in Korea: A
and Management of Pain in Palliative Validation Study of a Korean Version of
Care Patients.Cancer Control, the Brief Pain Inventory. Oncology
January/February 2001, Vol. 8, 2004;66:439–444.
No.1.

Anda mungkin juga menyukai