Trend Issue Keperawatan Keluarga
Trend Issue Keperawatan Keluarga
HOME CARE
1. PENGERTIAN
Di beberapa Negara maju, “home care”(perawatan di rumah),bukan merupakan konsep baru
tetapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1959 yang dia namakan perawatan
di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klie yang sakit
dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Rumah Sakit di kota besar biasanya mempunyai fasilitas homecare, artinya Rumah Sakit yang
mempunyai pelayanan untuk menugaskan perawat atau tim kesehatan profesional-nya (dokter,
perawat atau fisiotherapist) melakukan kunjungan perawatan ke rumah pasien. Umumnya pihak
Rumah Sakit hanya menyediakan tenaga medis*) saja. sedangkan alat kesehatan yang
dibutuhkan perawatan pasien seperti oksigen, kursi roda, nebulizer, suction pump harus
disediakan oleh pasien.
Berbagai keuntungan dari pelayanan home care bagi klien menurut Styawati (2004) antara lain :
-Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien sehingga pasien tidak merasa diabaikan.
-Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya (kamar) RS, transport
pp rumah-RS untuk menemani pasien di RS.
-Keluarga tidak kehilangan waktu dan tenaga untuk pergi-pulang ke rumah sakit.
Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care : pelayanan
medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan social dan upaya menciptakan lingkungan
terapeutik, pelayanan rehabilitasi medik, keterampilan fisik, pelayanan informasi dan rujukan,
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan kesehatan, hygiene dan sanitasi perorangan serta
lingkungan, pelayanan perbbantuan untuk kegiatan social.
Berbagai bentuk pelayanan home care yang dapat dilakukan di rumah. Tindakan tersebut antara
lain : pengukura tanda-tanda vital, pemasangan atau penggantian selang lambung (NGT),
pemasangan atau penggantian kateter, pemasangan atau penggantian tube pernafasan, perawatan
dekubitus atau ulcer dan jenis luka lainya, penghisapan lender dengan atau tanpa mesin,
pemasangan peralatan oksigen, penyuntikan (IM,IV, Subcutan), pemasangan atau penggantian
infuse, pengambilan preparat laboratorium (urin, darah, tinja,dll), pemberian huknah, perawatan
kebersihan diri ( mandi, keramas, dll), latihan atau exercise, fisioterapi, terapi wicara, dan
pelayanan terapi lainnya, transportasi klien, pendidikan , pelatihan, dan penyuluhan perawatan
kesehatan, konseling pada kasus-kasus khusus, konsultasi melalui telepon, memfasilitasi untuk
konsultasi ke dokter, menyiapkan menu makanan, menyiapkan dan membersihkan tempat tidur,
memfasilitasi terhadap kegiatan social atau mendampingi, memfasilitasi perbaikan sarana atau
kondisi kamar atau rumah.
PEMBERI PELAYANAN HOME CARE
Pemberi pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para professional yang tergabung dalam tim
home care. Menurut Setyawati (2004) tim home care tersebut antra lain:
Kelomok professional kesehatan, termasuk di dalamnya adalah ners atau perawat professional,
dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli terapi wicara, ahli gizi, ahli radiologi, laboratorium,
dan psikolog
Kelompok professional nonmkesehatan, yaitu pegawai social dan rohaniawan atau ahli agama
Kelompok non professional, yaitu nurse, asisten yang bertugas sebagai pembantu yang
menunggu untuk melayani kebutuhan atau aktivitas sehari-hari dari klien. Kelompok ini
bekerja di bawah pengawasan dan petunjuk dari perawat.
Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayan dalam home health care meliputi :
PASIEN HOMECARE
-Bayi/Anak-anak yang berkebutuhan khusus dan memerlukan pelayanan kesehatan khusus untuk
tumbuh kembang mereka. Contoh: penderita Autis, Down Syndrome, ADD/ADHD (Attention
Deficit Disorders/ Attention Deficit Hyperactive Disorders), keterlambatan bicara, Cerebral
Palsy (CP), dll. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, biasanya mereka menyerahkan perawatan
anak-anaknya kepada perawat khusus/baby sitter, ada baiknya anak juga dilatih oleh therapist
khusus tumbuh kembang (developmental therapy); seperti terapi wicara, terapi okupasi, jika
perlu.
-Pasien pasca rawat inap dari Rumah Sakit yang mempunyai kondisi berat dengan nyeri kronik
seperti pasien stroke, hepatitis kronis, gagal ginjal, kanker stadium lanjut namun atas permintaan
keluarga pasien itu dibawa pulang untuk perawatan lanjut di rumah.
-Pasien yang dinyatakan oleh ahli medis bahwa penyakitnya parah dan secara medis tidak dapat
disembuhkan lagi. Andaikata pasien sudah tidak memiliki harapan untuk hidup maka Dokter
biasanya menyarankan agar pasien dirawat di rumah agar dekat dengan keluarganya. Selain itu
untuk membantu keluarga pasien untuk menekan biaya Rumah Sakit (sewa kamar di RS, dll.)
dan biaya pengobatan.Khusus untuk perawatan pasien kronis atau penyakit yang secara medis
tidak bisa disembuhkan lagi, perawatan Homecare biasanya lebih fokus pada penanggulangan
rasa nyeri yang muncul akibat penyakit pasien. Nyeri yang diderita ini dapat menyebabkan
penurunan kualitas hidup pasien.Tim Homecare biasanya memberikan penyuluhan kepada
anggota keluarga pasien mengenai kondisi pasien, perawatan pasien mulai dari menjaga
kebersihan, pemberian nutrisi hingga cara menanggulangi rasa nyeri yang terjadi pada pasien.
Jadi pihak keluarga tidak panik jika pasien mendadak mengalami rasa nyeri, mereka sudah
mengetahui cara menanggulanginya. Namun jika kondisi pasien makin memburuk dan
memerlukan tindakan medis khusus, disarankan hubungi dokter atau segera bawa pasien ke Unit
Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem pelayanan keperawatan
dirumah (home care nursing), maka klien dan keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak
didapatkannya dari pelayanan keperawatan dirumah sakit.adapun klien dan keluarga
memutuskan untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-pertimbangan
yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah ini terdapat tentang pro dan
kontra home care di Indonesia.
Pro berpendapat :
Kontra berpendapat :
3. membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai unit penunjang yang ada dirumah sakit.