K13. Penyakit Kulit Infeksi (Dr. Prima Meidiyanti, SP - DV)
K13. Penyakit Kulit Infeksi (Dr. Prima Meidiyanti, SP - DV)
INFEKSI
PRIMA MEIDIYANTI
KULIT DAN KELAMIN RSMY
KULIT
S. SISTEM INTEGUMENTUM
UNIQUE :
THE LARGEST
LIMITS OUR BODY AND ENVIRONMENT
EXPRESS OUR PSYCHOLOGICAL CONDITION
ESTIMATE AGE
PLAYS A ROLE IN HOMEOSTASIS
DAMPAK PENYAKIT KULIT
DISCOMFORT
DISFIGUREMENT
DISABILITY
PYODERMA
DIAGNOSIS PROGNOSIS
MANAJEMEN
INFEKSI BAKTERI (PYODERMA)
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
• Staphylococcus Spp.
• Streptococcus Spp
TERAPI
• ANTIBIOTIK TOPIKAL
• ANTIBIOTIK SISTEMIK
INFEKSI BAKTERI DIBAGI
DALAM 4 KATEGORI UTAMA :
1. Infeksi kulit primer
• IMPETIGO
• FOLIKULITIS
• FURUNKEL
• KARBUNKEL
• ERISIPELAS
• SELULITIS
• EKTIMA
• HIDRADENITIS SUPURATIVA
• ABSES
S. AUREUS PRODUCES SKIN
INFECTION
I. DIRECT INFECTION OF SKIN AND ADJACENT TISSUES
A. IMPETIGO
B. ECTHYMA
C. FOLLICULITIS
D. FURUNCULOSIS
E. CARBUNCLE
F. SYCOSIS BARBAE
II. CUTANEOUS DISEASE DUE TO EFFECT OF
BACTERIAL TOXIN
A. STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME
B. TOXIC SHOCK SYNDROME
ß-HEMOLYTIC STREPTOCOCCUS PRODUCES
SKIN INFECTION
Predileksi : Axilla
& Perineum
• Dimulai segera setelah pubertas dan berlanjut hingga dewasa, wanita >>
• Hair removal (mencukur atau menggunakan obat penghilang rambut), deodoran, dan iritasi
ABSES
Faktor predisposisi:
❖ Infeksi kulit yang tidak diobati
❖ Diabetes
❖ Obesitas
❖ Penyalahgunaan obat intravena
❖ Sistem kekebalan yang melemah ( penyakit atau obat )
Etiologi : Stafilokokus
•Reaksi imun untuk eksotoksin
(pengelupasan kulit)
•Tanda klinis: Eksfoliasi seluruh
tubuh
•Manajemen: rawat inap,
Antibiotika (dikloksasilin)
4. KONDISI KULIT REAKTIF AKIBAT INFEKSI BAKTERI
Eritema nodosum :
• nodular, erupsi eritematosa akut
• Predileksi: aspek ekstensor tungkai bawah
• Reaksi delayed-hipersensitivitas
• Disebabkan oleh infeksi streptokokus
• Wanita lebih sering daripada pria,
• rasio pria-wanita 1:4.
• usia 18-34 tahun
• Fase erupsi : gejala demam seperti flu, nyeri
menyeluruh, artralgia.
MANAJEMEN
• kompres dingin, elevasi, dan tirah baring.
•Meredakan gejala menggunakan NSAID
•Kortikosteroid
.Evaluasi penyebab yang mendasarinya
KUSTA/LEPRA
• Penyakit infeksi granulomatosa kronis yang disebabkan oleh
basil mycobacterium leprae yang bersifat obligat intraselular.
Saraf perifer sebagai afinitas pertama→ kulit → organ lain
(kecuali susunan saraf pusat.
• “ The Great Imitator”
• Diagnosis didasarkan pada temuan tanda kardinal menurut
WHO (minimal 1) :
1. Bercak kulit yang mati rasa
2. Penebalan saraf tepi
3. Ditemukan kuman tahan asam
• Tanyakan juga :
1.Riwayat kontak dengan pasien kusta.
2.Latar belakang keluarga dengan riwayat tinggal di daerah
endemis, dan keadaan sosial ekonomi.
3.Riwayat pengobatan kusta
• Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, tes fungsi syaraf
KUSTA
Ridley and Jopling WHO
REAKSI KUSTA
Interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya sangat kronik
Reaksi Tipe 1
Reaksi Tipe 2
Terapi :
Analgetik, OAINS, Kortikosteroid
TB KULIT
Infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh M. tuberculosis atau M. atipik.
Tuberkulosis kutis merupakan kasus jarang dengan prevalensi 1-1,5% dari semua TBC ekstra
paru dan 8,4-13,7 % manifestasi klinik dari semua kasus TBC.
A. TINEA KAPITIS
• KLINIS : ALOPESIA DENGAN BATAS TEGAS, IREGULER, DAN SKUAMA.
• TIPE : BLACK DOT, GRAY PATCH, KERION CELSI
B. TINEA KORPORIS
• klinis : lesi tunggal atau
multipel, polisiklik, skuama
dengan daerah tengah yang
menyembuh, batas lesi
sedikit meninggi dan
kemerahan, batas tegas.
C. Tinea barbae
• Klinis : janggut atau kumis, lesi berskuama, pustula folikuler dan eritema.
D. Tinea fasialis
• Klinis : wajah, lesi plak kemerahan bulat atau melingkar, sedikit
bersisik atau sedikit meninggi pada pinggirnya.
E. TINEA MANUS
• KLINIS : SATU ATAU DUA TANGAN,
PERMUKAAN TELAPAK TANGAN KERING
SECARA MENYELURUH DAN
HIPERKERATOTIK.
F. TINEA KRURIS
• Klinis : lipat paha, perineum dan
sekitar anus, lesi kemerahan
bersisik dengan pinggiran
meninggi disertai pustula dan
vesikel pada batas lesi yang aktif
maupun maserasi
G. TINEA PEDIS
• KLINIS : VESIKOBULOSA, MOCCASIN FOOT DAN INTERDIGITALIS.
H. TINEA UNGUIUM
• KLINIS : DISTROFI DAN DEBRIS PADA KUKU SUBUNGUAL DISTAL
Tes Laboratorium Metode Fungsi Hasil
Mikroskopik dengan Pengambilan KOH akan Hifa panjang
potasiium hidroksit skuama dari tepi lesi, melarutkan dan bersepta dan
(KOH) debris subungual melunakkan keratin bercabang
atau rambut yang dan akan lebih
terinfeksi diletakkan menampakan
pada kaca obyek. dermatofita.
Teteskan KOH 10%
kemudian ditutup
dengan kaca
penutup.
Tes Laboratorium Metode Fungsi Hasil
Kultur Media Sabouraud (4% Memfasilitasi Morfologi
peptone, 1% glukosa, pertumbuhan mikroskopik
agar, air) dermatofita mikrokonidia
Media Saboroud Memfasilitasi dan
modifikasi pertumbuhan makrokonidia
(penambahan dermatofita dan dengan
kloramfenikol, menghambat gambaran
sikloheksimid dan pertumbuhan non- topografi
gentamisin) Candida albicans, permukaan
Cryptococcus, kultur dan
Prototheca spp, pigmentasi
P.weraeckii,
Scytelidium spp,
Octrocoris galiopava
Histopatologi dengan Teknik biopsi jaringan Pengecatan dinding sel Elemen jamur
pengecatan periodic kulit atau kuku jamur dan elemen berwarna
acid-Schiff (PAS)dan jamur pada jaringan merah muda
Grocott’s biopsi (PAS) atau
methenamine silver hitam (GMS)
(GMS) pada stratum
korneum
PITYRIASIS VERSICOLOR (PVC)
• Klinis : bercak berskuama halus berwarna putih hingga hitam terutama dijumpai di
daerah yang mengandung banyak kelenjar minyak, yaitu dada, lengan atas,
tungkai atas, leher, muka hingga kulit kepala yang berambut.
• Px penunjang : lampu wood, KOH, kultur
KANDIDIASIS KUTAN
HSV 1 : Orolabial
HSV 2 : Genital
VERUKA VULGARIS
Virus HPV
Penatalaksanaan
Pencegahan
1. Mengurangi risiko transmisi, seperti menutup kutil dengan bahan tahan air
Ketika berenang, menghindari pemakaian barang pribadi secara bersama-
sama, dan menggunakan alas kaki ketika menggunakan toilet umum.
2. Mengurangi risiko auto-inokulasi, seperti tidak menggaruk lesi, tidak
menggigit kuku, dan tidak mencukur daerah yang terdapat kutil
Terapi :
Asam Salisilat
TCA
Bedah beku
Bedah listrik
Bedah pisau
MOLUSCUM KONTAGIOSUM
Poxvirus
THANK YOU