4
BADAN POM Ri
TANYA JAWAB
PEDOMAN UJI BIOEKIVALENSI
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik IndonesiaCetakan Pertama
Nopember 2009
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Dilarang memperbanyak buku inl sebaglan atau seluruhnya,
dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara
mekanis maupun elektronis, termasuk fotocopy, rekaman dan
lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
Katalog Dalam Terbitan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Tanya Jawab Pedoman Uji Bioekivalensi
— Cetakan 1, -- Jakarta: Badan POM, 2009
13 Halaman
ISBN 978-979-3707-46-4Tanya Fawabs Pecoman Uji Baoakivaionst
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buku Tanya
Jawab Pedoman Uji Bioekivalensi telah disusun dan untuk digunaken
sebagal salah satu Pedoman teknis bagistaf Badan POM dan stake holder
dalam penilaian dan pelaksanaan uji Bioavailabilitas/Bioekivalensi (BA
BE),
Uj BABE di Indonesia harus dilaksanakan dengan mengikuti
Pedoman Uji Bioekivalensi yang diterbitkan pertama kali tahun
2004, Pedoman tersebut disusun mengacu pada WHO TRS 937, WHO
Expert Committee on Specifications For Pharmaceutical Preparations,
Fortieth Report dan sejalan dengan ASEAN Guideline for The Conduct
of Bioavailability and Bioequivalences Studies. Dalam melaksanakan
pedoman tersebut, masih banyak pertanyaan serupa yang disampaikan
oleh pihak sponsor dan laborstorium uji BE kepada Badan POM, Oleh
karena itu, penting bagi Badan POM untuk menerbitkan buku Tanya
Jawab Pedoman Uji Bioekivalensi untuk menjelaskan hal-hal teknis yang
tidak tercantum dalam Pedoman Uji Bioekivalens! dan menyamakan
persepsi dalam melaksanakan uji BA/BE.
Secara garis besar buku Tanya Jawab ini berisi informasi pemilihan
produk Komperator, jenis uji ckivalensi, uji disolusi terbanding sebagai
pendukung uji 8, persyaratan pengajuan Persetujuan Protekol Uji
Bioekivalensi(PPUB) dan pelaporan hasil Uji Bicavailabilitas/Bioekivalensi
dalam bentuk tanya jawab,
Buku Tanya Jawab ini disusun mengacu pada Pedoman Uji
Bioekivalensi, Badan POM tahun 2004; Note for Guidance On The
Investigation Of Bioavailability And Bioequivalence, EMEA 2001;
Guideline On The Investigation Of Blosquivalence, EMEA 2008; Guidance
for Industry Immediate Release Solid Oral Dosage Forms, SUPAC, CDER
1995; Hasil Meeting ke 13 ACCSO-PPWO, Jull 2007, Kuala Lumpur,
Malaysia; Guidance for Industry Bioanalytical Method Validation, FDA-
CDER, CVM, May 2001.‘Tarvya Jawab Pecoman Lil Sloekivalens
Diharapkan Buku Tanya fawab ini dapat dimanfaatkan sebagai
fendukung infarmasi tambahan oleh semua pihak yang berkepentingan
dengan Uji Biogvailabilitas/Bioekivalensiselain Pedoman UjiSioekivalansi,
sehingga dapat meningkatkan jaminan khasiat, keamanan dan mutu
obat yang beredar di Indonesia dan pada akhirnya agar obat produksi
indonesia yang telah dilengkapi hasil Uji Bioavailabilitas/Bioekivalensi
akan lebih mampu berkompetisi di pasar global,
Kamimenyadari bahwe Buku Tanya Jewab Pedoman Uji Blockivalensi
ini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan. Untuk itu, saran-
saran perbaikan dan penyempurnaan dari berbagal pihak terkalt akan
sangat kami hargal demi meningkatkan mutu dan manfaat buku ini,
Sebagal akhir kata, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah memberikan
kontribusl yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Pedoman ini.
Jakarta, Nopember 2009
Deputi Bidang Pengawasan
Produk Terapetik dan NAPZA
DravLucky S. Slamet, MSc.Tanya jamal Pedomen Ufi Binekiualans — =
PENYUSUN
Tim Penyusun
eo Dra. Lucky 5, Slamet, MSc.
ee Prof. DR. Arini Setiawati
== Prof DR, Yeyet Cahyati 5.
Ora. Reri Indriani, MiSi
Dra. Sri Pujiati, Mi Epid
ee Dra. Ratna lrawati, MKes.
ve Dra. Herawati, M Biomed.
es Dra. Ega Febrina, Apt.
se Dra. Ernawati, Apt.
os Rusri Diyana, SSi, Apt.
Sekretariat
2 Marianata R. Saragih, ST.
se Hanny Musytika, $5i, Apt
vo Johnny Panggabean, A.MdTanya Jawa Padoman Uj Blookivalens! a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
PENYUSUNN .......s..0000
DAFTAR ISI ...+
A. Beda Bentuk Sediaan ..
B. Format Protokal ...
C. Format Laporan Uji BE ......
D, Izin Imper Obat dan Baku Pembanding ..
E. Pemilihan Obat Komparator .......00se
F. Pengajuen PPUB...
G, Uji BE untuk Biaherspa Kekuatan Obat
H. Ujl BE untuk Perubahan/Varias! ....
|, Uji Disolusi Terbanding .....
J. Walidasi Metoda Bloanalitik
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN 14...
LAMPIRAN 18...
LAMPIRAN 1C ....
iiTaya Jawa Pe Jit Bloekivelenss — =
A. Beda Bentuk Sediaan
Jika obat inovater yang terdaftar sedlaan tablet lepascepat, sedangkan
obat yang aken diregistrasi sediaan flashtah atau bentuk sediaan
lain dengan kekuatan yang sama (tablet kunyah, tablet dispersible),
apakah perlu dilakukan uji BE?
- dika obat yang akan diregistras! tersebut dipraduks? dengan
formula yang sama dan oleh progusen yang sama dengan obat
Jnovatar, maka tak peria uji BE
- dika obat yang akan diregistrasi tersebut diproduksi oleh
Produsen yang berbeo3, maka diperivkan uji BE jika obat
tersebut termasuk criteria yang memeniukan uji BE
8. Format Protokol
Apakah ada pedaman untuk menyusun protokol ujl BE ?
Penyusunan format protokol uj! BE dapat mengacu pada format
laporan stud BE ASEAN. Sedangkan desain stual, subyek, wakte
Sampling, washout period, all mengacu pada Buxu Pedoman Uji
BE edist terakhir”
C. Format Laporan Uji BE
Format laporan uj/ BE terkadang tidak sama, terutama untuk obat
yang diimpor dari luar ASEAN, Apakah ada format baku laporan ?Tanya Jawab Pedoran Uji Biackivetenst
Sesuai kesepakatan rapat ACCSQ-PPWG ke 15 ai Brunel Darussalam,
format Laporan Uj! BE mengikuti format laporan Studi BE ASEAN,
Untuk Uj BE yang dilakukan ai luar negara ASEAN, maka informast,
dokumen yang dilampirkan harus fengkap sesual format laporan
Stud! BE ASEAN dan dlber! pengidentifikasian dengan mengacu
format tersebut-)
D. Izin Impor Obat dan Baku Pembanding
Bagaimane care mendapatkan izin impor obat dan baku pembanding
untuk ujl BE ?
eT)
izin impor obat dan baku pembanding untuk uji BE diekuken
dengan mengajukan surat permohonan kepada Direktorat Pendaian
Obat dan Produk Biolog! dengan menjelaskan tujvan pemasukan
obat impor, jumiah yang dlimpor dan difengkapi dengan invoice.
Oft. Penitaian Obat dan Produk Bi¢logi akan memberikan surat
persetujuan impor
E, Pemilihan Obat Komparator
Apakah diperbolehkan melakukan uji BE sediaan sustained release
tablet dibandingkan dengan obat inovator sustained release tablet
kekuatan setengahnya menggunakan 2 tablet ? (karena obat inavator
yang terdaftar di Indonesia bentuk sediaan sustained release tablet
dengan kekuatan setengahnya).
Misal: Obat A SR tablet 1000 mg vs Obat inowatar SR tablet 500 mg
(2 tablet)= — Tanya dawab Badoman Lj) Bioekhaiensi ——
Err 1
Jika dosis 1600 mg dari abat tersebut masuk dalam rentang dosis
yang disetujul di indonesia dan target waktu pelepasan antare
dosis 1008 mg dan 500 mg sama, maka dapat dilakukan uj! BE
mengeunakan obat pembanding dari abat inawstar 5R tablet S00
mg dengen pemberian 2 tablet diminum sekaligus.
Jika diluar negeri, obat inovator suatu sediaan tablet terdapat beberapa
kekuatan, sedangkan di Indonesia obat inovator yang terdaftar hanya
kekuatan kecil, dan obat yang akan diregistrasi kekuatan besar maka
untuk uji BE, obat inovator dengan kekuatan mana yang digunakan
sebagai obat pembanding/cbat komparator ?
Jawaban
- dika obat tersebut masih berada dalam rentang dosis yang sudah
disetujul, maka dapat dilakukan uji BE. Untuk obat komparator
digunakan obat inevator yang terdaftar di indonesia, yaitu abat
inovator dengan kekuatan kecil. Dosis yang diberikan harus sama.
iika obat yang akan diregistrasi tersebut diproduksi off luar
negerl (obat impor) dan uji BE dilakukan of juar negeri dengan
menggunakan obat inovator yang sama dengan kekvatan obat
fersebut, maka tdek peru uji BE ulang, tetapi harus dilakukan
Uj Disolusi Terbanding (UDT) antara obat fnovatar yang
digunakan sebagai obat komparator dalam uff BE dengan obat
inevator yang terdaftar al indanesia (dosis kecil).
Catatan:
Jika hasi! UDT kedua obat inovator tersebut temyata oak similar |
maka harus dilekukan uji BE antara obat yang akan diregistrasi
dengan abat inovator kekuatan kecil yang terdaftar di indonesia,——— Tanya lawab Pedoman Lifi Bioekivedensi ——
F. Pengajuan PPUB
Ld}
Lc)
Dekumen apa saja yang harus dilengkapi untuk pengajuan PPUB selain
yang sudah tercantum dalam SK Tata Laksana Uji Bioekivalensi tahun 2005 ?
Peeler
CoA bake pembanding primer dan working stander (jfka
menggunakan) yang digunakan dalam validasi Metoda bioanalitik
dan penentuan kadar zat aktif/metabollt dalam sampel (matriks
biclogik), prosedur dan hasil UIDT, literatur yang menjad! dasar
dalam penetapen jumiah subyek, sampling time.
G, Uji BE Untuk Beberape Kekuatan Obat
Ata ee
Jika suatu obat copy dengan bentuk sediaan tablet lepas cepat
dipersyaratkan uji BE dan sediaan tersebut ada beberapa kekuatan,
apakah uji BE harus dilakukan untuk semua kekuatan?
Sika boleh salah satu, kekuatan mana yang harus dilakukan ujl BE ?
Untukobat copy dengan bentuk sediaan tabletlepas cepat dengan
beberapa kekuatan yang dibuat dengan proses pembuatan yang
sama oleh Industri Farmasi yang sama di tempat produks! yang
sama, jike semua kekvatan mempunyal proporsi zat aktif dan
zat tambahan yang persis sama atau untuk zat aktif yang sengat
poten (sampai 10 mg per satuan dosis), zat tambahannya sama
banyak untuk semua kekuaten, maka uji BE dilakukan sedikitnya
pada salah satu kekvatan jika farmakokinetik zat aktlf linear pads
kisaran dosis terapl (blasanya kekuatan yang tertinggi, kecuall
untuk alasan keamanan aipilih kekuatan yang lebih rendah).Iedoman Uji Bioekivatens!
Uji ekivalensi obat untuk kekuatan yang Jain dilakukan dengan
UDOT pacta 3 kondisi pH (2,2; 4,5 ; 68) yaitu :
- antara kekuatan yang lain dengan kekuatan yang dilakukan
uff BE dan
- antara kekuatan yang lain dengan obat inovator dengan
kekuatan yang sama,
Hasil UDT harus similar pada ketiga pH #77!
Jika suatu Industri farmasi telah mempunyai obat copy dengan
kekwatan kecil dan telah dilakukan uji BE, kemudian Induseri tersebut
ingin mendaftarkan kekuatan yang lebih besar dari produsen yang
sama, apakah diperlukan uji BE?
te]
Sesual dengan jawaban pertanyaan no 1, Jika kedua kekuatan
mempunyal proporsi zat aktif dan zat tambahan yang persis sama
atay untuk zat akef yang sangat poten, zat tambahannya sama
banyak, maka untuk tekvatan pang lebih besar tidak harus dlakuean
uf! BE lagi, tetapi harus oilekukan UOT pada 2 kondisi pH dan pada
ketiga kondis! aH tersebut harus memberikan hasil yang sinnilar®=*
Catatan: Sepanjang obat dengan kekuatan besar tersebut masih
dalam rentang desis yang sudah olsetujui Baden POM dan
farmakokinenknya tinier,
H, Uji BE Untuk Perubahan/Variasi
Jika suatu obat copy bentuk sediaan kapsul dengan isi bentuk serbuk
yang sudah dilakukan uji BE, kemudian akan diubah isinya menjadi
bentuk pelet, apakeh perlu dilakukan ujl BE ulang ?Tanya Jawab Padoman Uj! Bioekiuatens)
- Jika formulasi bentuk serbuk dan pelet sama, tidak harus uff OE
ulang tetapl harus dilakukan UDOT pada 2 kondisi po dibandingkan
dengan Kapsul obat inavator yang berisi bentuk serbuk .
+ Jika kapsul mengandung serbuk untub tujuan lepas cepat, kemudian
diganti dengan sapsul mengandung pelet untuk tujuan lepas lambat/
modified release, maka berbeda formulasinya, sehingga harus ef BE
ulang dibanalngkan obat inovator bentuksediaan same yang terdaftar
diindonesia. Jika tidak ade obat inovetor untuk sediaan lepas lambat,
maka dibandingkan dengan obat inovator konvensionalnys (kapsul
fepas cepat) dan «ji yang dilakukan adalah uj! BA”.
Mod ifikasl yang bagaimana yang memerlukan Uji BE ulang untuk obat
copy yang dipersyaratkan uji BE 7
Modifikas! yang memeriukan Uji BE ulang:
(2) Perubahan zst tambaten balk sualitatit ata kuantitabt yang
mamilki pengaruh bermakna pads mutu dan kinerja formulast
Contoh:
@ obat yang termasuk indeks terep/ sempit dengan perubahan
yang melanpaul batas persyaratan pada lampiran 1A.
6 obat dengan Aelerutan dan permeabilitas rendiah (BCS kelas 4)
dengan perubahan yang melampaul bates persyaratan pads
fampiran 1A.
¢ bat dengan perubahan yang melampaul batas persparatan
pada larnpiran 1 8.
ad obat yang tidak memenuty kniteria disolus! pada larnpiran IC
(2) Perubahan jenis proses pembuetan seperti dari granulasi basah
menjadi cetak langsung.”Tanys awab Pedoman Uji Boetmatens Se
Pike tins paula (yl
anys tayo Sedoman I
1 mernpet(tehat wreaths sant eeetiman ieee (airy
al ‘dari tidak toll menjadi toll ma: qufect Ang) Narus Uj BE iagi? t
Obat tersebut tidak periv uii BE ulang jika memenuhl kongisi berikut.
- Obar yang dibuat of tempat/lokas! produks! yang baru mempunyal
spesifitasi/sumbenprodusen zat abtt formula, erases pembuatan,
spesifkas! peralatan produks! yang digunaken, jingkungen prooluts!
dan kontrol pengawasan, serta Aualifikas! personel operatar yang
ofterapkan sama dengan tempatylonas! produks/ yang /anw.
- Qbat pembanding yang digunakan sesuai dengan kriteria
seleksi obat kamparator yang disepakati pada rapat ACCSQ-
PPWG ke 13.
Daler kendls! tersebut di atas, make harus dilakukan UOT dengan
andlis! wii disolus! yang ado dalam fermakope, Profil disolus! obat yang
dihasitken dar! tempat/lokasi oroduke! yang baru harus alliakukan dalam
medium yang tercantum pada farmakopa/dokumen pendaftaran paca
beberape ttik (15, 30.45, 60, 120 meni atau sampai asimptot tercapal).
Jika belum tercantum dalam Farmakone, maka harus ailakuken pada 3
medium oH (1,2 sampal 6.8), Profil diselus! obat af kedua tempatfiokasi
produks! harus menunjukkan similar pada ketige pH tersebut- “
Jika industri lokal membeli formula obat copy dari luar negeri (abat
lisensi) dan obat tersebut sudah dilakukan ujl BEnya diluar negeri,
apakeh jika obat dengan formula tersebut diproduksi dalam negeri
(lokal) periu dilakukan uji BE lagi?
Bonus
Lihat jawaban 110.3wah Bedoman Uji Bioakivalensi
Apakah sediaan tablet yang telah uji BE, jika hanya mengalarmni
Perubahan pewarna atau flavour (contoh dari 1% menjadi 1,5 %}
harus uji SE lagi atau bisa Uji Disolusi Terbanding?
waban
Untuk perubahan sepent ini tidak perlu ufi BE ulang tetapi UDT
dibandingkan dengan obat dengan formula fama.”
Disolusi Terbanding
Oalam metakukan uji disolusi terbanding dengan obat inovator dalam
3 kondisi pH yang berbeda, hasil yang diperoleh tidak similar dalam
PH 1,2 dan 4,5 tetap! similar dalam pH 6,8.
Apakah tetap dapat melakukan uji BE? Atau obat harus similar dalam
ketiga kondisi pH, baru dapat melakuken ujl BE?
UOT sebelum pelaksanaan uff BE dilakukan untuk memperkirakan
bioekivalensi dan hasiinya tidak Asrus menunjukkan similar dalam
keniga kondisi pH (1.2: 4.5; 6.8) Namun, Aasi! UDT yang similar
Bade ketiga kondisi pH menunjukkan bahwea Uji BE akan memiliki
deluang yang besar untuk mendapatkan hasil yang bioekivalen*-
i]
Pi
Lea icreia)
Untuk registrasi obat copy sediaanoral lepascepat yangdipersyaratkan
Uji BE jika dalam farmakope/USP telah tercantum progedur ujl
disclusinye dengan pH media 7,4, apakah sebelum/sesudah uji BE
tetap harus melakukan uji disolusi terbanding pada ketiga kondis! pH
sesuai dengan yang telah ditetapkan (pH 1,2; 4,5 dan 6,8)?———— Tanya inwab Fedoman Li Bioekivalens?
+ Jita UOT ollakukan sebelum uji BE Rhat jawaban dari pertanyaan Hino. 1,
» Setelah uji BE harus diserabkan hasil UDT minimum pada
3 kondisi pH (1,2; 4.5; 6,8) dan jike salah satu pada ketiga
pH tersebut tidak ada hasil yang simila; maka dicari 1 (satu)
h konalsi pt jein yang menunjukkan Aas! UOT yang similar Hal
inf dimaksuditan untuk menetapkan prosedur dan persyaratany’
spesifikast uff disalusi yang digunakan dalam quality contro!
produks| abet copy tersebut selanjutnya (batch to batch)?”
J. Validasi Metoda Bioanalitik
(Apakah seluruh parameter valides| metoda bloanalitik dalam uji BE
harus ditetapkan?
aE)
in
= Velidasi penuh dilakukan dalam pengembengan dan
pengimplementasian suaty metoda bioanalitk untuk pertama
kalinya dan atau bila ada perubahan metoda,
Parameter yang ditetapkan yaltu akurasi, presisi, selektivitas,
sensitivitas, reprodusibilitas, stabifitas dan linearitas,
= Validasi partial difakukan jika terdapat modifikasi dari metoda
bioanalitik yang telah divaiidasi. Jenis medifikasi dapat dilihat
pada Pedoman Validasi Metoda Bloanalitik.
Parameter yang ditetapkan tergantung dari modifikas! yang
dilakukan, bisa hanya akurasidan presisi atau dengan parameter
fain”: Tanya-Jawab Pecoman Ui} gloekiemlensi
DAFTAR RUJUKAN
- Pedoman Uji Bioekivalensi, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, tahun 2004
Note for Guidance On The Investigation Of Bioavailability And
Bioequivalence, European Agency for thé Evaluation of Medicinal
Products Evaluation of Medicines for Human Use, CPMP/EWP/
QW'P/1401/98, London, 26 July 2001,
Guideline On The Investigation Of Bloequivalence, European
Medicines Agency Pre-Authorisation Evaluation af Medicines for
Human Use, CPMP/EWP/QWP/1401/98 Rev. 1, Draft, London, 24 July
2008
Guidance for Industry Immediate Release Solid Oral Dosage Forms,
seale-Lie and Pastapproval Changes:Chemistry, Manufacturing, and
Controls, in Vitro Dissolution Testing, and in Viva Bioequivalence
Bocumentetion, Center for Drug Evaluation and Research (CDERI,
November 1995 CMC5.
Meeting ke 13 ACCSQ-PPWG, Kuala Lumpur, Malaysia, Juli 2007
Guldance for Industry Bioanalytical Method Validation, U.S.
Department of Health and Human Services Food and Orug
Administration, Center for Drug Evaluation and Research (CDER},
Center for Veterinary Medicine (CVM), May 2001Taeya Jawa Pedoman Uji Biceivalens
Lampiran 1A
TANYA JAWAB
PEDOMAN UJ)
BIOEKIVALENS!
PERUBAHAN ZAT TAMBAHAN UNTUK OBAT
YANG TERMASUK INDEKS TERAPI SEMPIT ATAU BCS KELAS 4
YANG TIDAK MEMERLUKAN UJI BE
Prosentase maksimum
Janis Zat tambahan (bobot zat
Zattambahan ‘tambahan dari Bobot total
Sediaan; b/b)
Pengisi 5
Penghancur: L
Starch | 3
Bahan lain | 1
i | 05
Lubrikan:
Kalsium/Magnesium Stearat
nm tain
Glidan:
Talk 1
Bahan lain
Salut Film 1Tapa Jawab Pecorisn Uji Bioskivalens! —
Lampiran 2 6
TANYA JAWAB
PEDOMAN UJI
BIOEKIVALENS!
PERUBAHAN ZAT TAMBAHAN UNTUK OBAT
YANG TIDAK TERMASUK INDEKS TERAPI SEMPIT
ATAU BCS KELAS 4 YANG TIDAK MEMERLUKAN UII BE
Prosentase maksimum
Jenis. Zat tambahan (bobot zat
Zat tambahan tambahan dari Bobot total
Sediaan; b/b)
Pengisi io
Penghancur:
Starch &
Bahan Iain 2 |
Pengikat 1
Lubrikan:
Kalsium,/ Magnesium Stearat os
Bahan lain 2
| Glidan:
Talk 2
Bahan lain 02
Salut Film 2
12Z.
Tanya Jawab Federman Ul) tioskivatens —
Lampiran 1
TANYA JAWAB
PEDOMAN Ull
BIQEKIVALENS!
KRITERIA DISOLUSI UNTUK PERUBAHAN
ZAT TAMBAHAN YANG TIDAK PERLU UJI BE
. Obat dengan Permeabilitas dan Kelarutan Tinggi (BCS kelas 1)
Disclusi 85% dalam waktu 15 menit pads 900 mL HCl 0.1 N, Jike abet
tersebut tidak memenuhi kriteria ini, maka pendaftar harus melakukan
pengujian seperti yang dijetaskan untuk bute 2 atau 3 dibawab ini,
Obat dengan Permeabilitas tinggi dan Kelarutan rendah (BCS kelas 2)
Profil disolusi dilakukan dalam alr, 0,1 N HCI, dan Media Buffer USP
pada pH 4.5, 6.5, dan 7.5 {lima profil yang berbeda] dari formulas’ obat
yang sedang diajukan dan yang telah disetujul. Pengambllan sampel
yang mencukupi harus dil@kukan pada menit ke 15, 30, 45, 60, dan 120,
hingga 90% zat aktif dari obat terlarut atau sampal asimtot tercapal,
Surfaktan dapat digunakan dalam jumlah yang tepat. Profil disolusi obat
dengan formulas! yang sedang diajuken dan yang telah disetujul harus
similar.
Qbat dengan Permeabilitas rendah dan Kelarutan tnggi (BCS kelas 3}
Profil disolusi di beberapa titk harus dilakukan dalam medium yang
tercantum pada dokumen pendaftaran/kompendial yaitu menit ke 15,
30, 48, 60, dan 120 ateu sampal suatu asimtot tercapal. Profil disolusi
formulasi obat yang sedang diajukan dan saat ini sedang digunakan
harus similar,