Anda di halaman 1dari 13

1

AGAMA
“KEKERASAN”

Di Susun Oleh:
NAMA: HELVISTAR THOMAS
PRODI: AKUNTANSI
NIM: 31140209

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS HALMAHERA
TOBELO, 2014
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Agama ini.
Dalam Makalah ini, saya akan membahas tentang “Kekerasan” yang terjadi di
masyarakat. Didalamnya akan dibahas tentang sebab-akibat dari tindakan kekerasan dan
bentuk-bentuk kekerasan.
Adapun penyusunan Makalah ini diambil berdasarkan pengumpulan sumber
informasi dari berbagai website yang berkaitan dengan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berkenan di hati Bapak Broery Doro Pater Tjaja, M.
TH. Dan tidak lupa saya mohon maaf apabila dalam penulisan Makalah ini terdapat
kesalahan. Saya sadar bahwa Makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan, untuk kebaikan saya
kedepannya.

Tobelo, 14 Oktober 2014

Penulis,
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Kekerasan.........................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN


A. Macam-macam Kekerasan.................................................................................7
B. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Tindak Kekerasan...................................8
C. Dampak Dari Tindakan Kekerasan..................................................................10
D. Solusi Penyelesaian Masalah...........................................................................10
E. Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan.............................................................11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12

Daftar Pustaka....................................................................................................................13
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi oleh kota-kota besar dan kota-kota
lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan, adalah kekerasan pada
masyarakat yang merajalela. Siapa saja, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan
tindak kekerasan. Apalagi keadaan ekonomi yang semakin sulit, memaksa sekelompok
orang atau individu untuk mencari jalan pintas untuk mengatasinya. Dalam berbagai
acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai
tindak kriminalitas kekerasan yang terjadi di masyarakat. Yang sekarang sementara
dibahas di media adalah tindak kekerasan terhadap anak-anak. Hal ini cukup meresahkan
dan terus berkembang di masyarakat.

Tindak kriminal di Indonesia mulai berkembang pada saat ekonomi semakin


sulit dan angka pengangguran semakin tinggi. Akibatnya kelompok orang masyarakat
usia kerja mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan, biasanya melalui
pemerasan dalam bentuk penyediaan jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tindak
kekerasan yang dilakukan masyarakat juga sangat bervariasi, mulai dari tawuran antar
desa, pencurian, dukun santet, pemerkosaan, penculikan anak, penipuan, pencabulan,
hingga pembunuhan mutilasi.

Dahulu tindakan kriminal yang dilakukan oleh preman identik dengan


tindakan kekerasan fisik, namun seiring dengan perubahan jaman maka preman juga
mengalami perubahan modus dalam melakukan tindak kriminalnya yaitu dengan cara
psikologis atau kejahatan secara halus tanpa melukai fisik korban. Dengan cara ini
kekerasan preman dapat mengurangi resiko dalam melakukan tindakan kriminalnya.
Namun, tidak dapat dipungkiri, hingga saat ini kekerasan yang dilakukan oleh preman,
kriminalitas masih dilakukan dan masih banyak lagi seseorang atau kelompok yang
melakukan tindak kriminal selain preman.
5

B. Rumusan Masalah
 Apa Pengertian Kekerasan?
 Apa saja perbuatan yang termasuk dalam tindak kekerasan?
 Apa faktor-faktor pendorong terjadinya tindakan tindak kekerasan?
 Apa akibat dari tindakan kekerasan?
 Bagaimana cara agar kita tidak terjerumus dalam tindakan kekerasan?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian kekerasan.


2. Dapat mengetahui, hal-hal yang termasuk dalam tindak kekerasan.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor terjadinya tindak kekerasan.
4. Dapat mengetahui akibat dari tindak kekerasan.
5. Bisa mengetahui bagaimana cara agar kita tidak melakukan tindak
kekerasan.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari bahasa Latin ’violentia’, yang berarati
keganasan, kebengisan, kadahsyatan, kegarangan, aniaya, dan pemerkosaan
(sebagaimana di kutib Arif Roman:2005). Tindak kekerasan, menunjuk kepada
tindakan yang dapat merugikan orang lain. Misalnya: pembunuhan, penjarahan,
pemukulan, dll. Walaupun tindakan tersebut menurut masyarakat umum dinilai
benar. Namun pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai perilaku sengaja
maupun tidak sengaja yang ditunjukan untuk merusak orang lain, baik berupa
serangan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi yang melanggar HAM,
bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat sehingga
berdampak trauma psikologis bagi korban.
Sedangkan, menurut Ensiklopedia Indonesia, kekerasan (Violence berasal
dari bahasa Latin violentus yang berasal dari kata vi atau vis berarti kekuasaan
atau berkuasa) adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan privat
Romawi yang merupakan sebuah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik
ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan
pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan
atau sekelompok orang umumnya.
7

BAB III
PEMBAHASAN

A. Macam-macam kekerasan
Kekerasan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tindak kekerasan
seolah-olah telah melekat dalam diri seseorang guna mencapai tujuan hidupnya.
Tidak mengherankan, jika semakin hari kekerasan semakin meningkatdalam
berbagai macam dan bentuk. Oleh karena itu para ahli sosial berusaha
mengklasifikasikan bentuk dan jenis kekerasan menjadi dua macam, yaitu:

 Berdasarkan bentuknya, kekerasan dapat digolongkan menjadi kekerasan


fisik, psikologis, dan struktural.
1. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat,
dirasakan oleh tubuh. Wujud kekerasan fisik berupa
penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh,
sampai pada penghilangan nyawa seseorang. Contoh:
Pengaiayaan, pemukulan, pembunuhan, dll.
2. Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang memiliki sasaran
pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan
menghilangkan kemampuan normal jiwa. (Contoh:
kebohongan, ancaman dan tekanan)
3. Kekerasan Struktural, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh
individu atau sekelompok orang dengan menggunakan sistem,
hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk dikenali.

 Berdasarkan pelakunya, kekerasan dapat digolongkan menjadi dua bentuk,


yaitu:
1. Kekerasan individual, adalah kekerasan yang dilakukan oleh
individu kepada satu atau lebih individu. Contoh: pencurian,
pemukulan, penganiayaan, dll.
2. Kekerasan Kolektif, adalah kekerasan yang dilakukan oleh
banyak individu atau massa. Contoh: tawuran pelajar,
bentrokan antar desa.
8

B. Faktor-faktor Pendorong Terjadinya Tindak Kekerasan


Ada beberapa hal yang yang mempengaruhi para pelaku dalam melakukan
tindak krimiali dan kekerasan. Faktor ekonomi mungkin yang paling berpengaruh
dalam terjadinya tindak kriminal dan akan semakin parah pada saat tertentu
seperti misalnya pada Bulan Puasa (Ramadhan) yang akan mendekati Hari Raya
Idul Fitri. Pada saat ini kebutuhan masyarakat akan menjadi sangat tinggi baik
primer maupun sekunder dan sebagian orang lein mencari jalan pintas untuk
memenuhi kebutuhannya dengan melakukan tindakan kriminal dan bahkan
disertai dengan tindak kekerasan.
Banyaknya tindak kekerasan yang terjadi di masyarakat menimbulkan rasa
keprinatinan yag mendalam dalam diri setiap ahli sosial. Setiap kekerasan yang
terjadi, tidak sekedar muncul begitu saja tanpa sebab-sebab yang mendorongnya.
Oleh karena itu, para ahli sosial berusaha mencari penyebab terjadinya kekerasan
dalam rangka menemukan solusi tepat mengurangi kekerasan.
Menurut Thomas Hobbes, kekerasan merupakan sesuatu yang alamiah
dalam diri manusia. Dia percaya bahwa manusia adalah makhluk yang dikuasai
oleh dorongan-dorongan irasional, anarkis, saling iri, serta benci sehingga
menjadi jahat, buas, kasar dan berpikir pendek. Hobbes mengatakan bahwa
manusia adalah serigala bagi manusia (homo homini lupus). Oleh karena itu,
kekerasan adalah sifat alami manusia. Dalam ketatanegaraan, sikap kekerasan
digunakan untuk menjadikan warga takut dan tunduk kepada pemerintah. Bahkan
Hobbes berprinsip bahwa hanya suatu pemerintahan negara yang menggunakan
kekerasan terpusat dan memiliki kekuatanlah yang dapat mengedalikan situasi
dan kondisi bangsa.
Sedangkan J. J. Rosseau mengungkapkan bahwa pada dasarnya manusia
itu polos, mencintai diri secara spontan, serta tidak egois. Peradaban serta
kebudayaanlah yang menjadikan manusia kehilangan sifat aslinya. Manusia
menjadi kasar dan kejam terhadap orang lain. Dengan kata lain kekerasan yang
dilakukan bukan merupakan sifat murni manusia.
Terlepas dari kedua Tokoh tersebut kekerasan terjadi karena situasi dan
kondisi yang mengharuskan seseorang melakukan tindak kekerasan. Hal inilah
yang melandasi sebagian besar terjadinya kekerasan di Indonesia. Seperti adanya
penyalahgunaan wewenang dan kedudukan oleh para perjabat negara yang
tentunya merugikan kehidupan rakyat, lemahnya sistem hukum yang dimiliki
Indonesia, dll.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tindakan kekerasan, antara
lain sbb:
i. Pertentangan dan persaingan kebudayaan
Hal ini dapat memicu suatu tindakan kriminal yang
mengacu pada kekerasan bermotif SARA (Suku, Agama, Ras,
Aliran) seperti yang terjadi pada kerusuhan di Sampit antara orang
Madura dan orang Kalimantan.
ii. Kepadatan dan Komposisi Jumlah Penduduk
9

Seperti yang terjadi di Kota Jakarta, karena kepadatan


penduduk dan komposisi penduduk yang sangat padat di suatu
tempat mengakibatkan meningkatnya daya saing, tingkat strees,
dan lain sebagainya yang berpotensi mengakibatkan seseorang atau
kelompok untuk berbuat tindakan kekerasan.
iii. Perbedaan distribusi kebudayaan
Distribusi kebudayaan dari luar tidak selali berdampakk
positif bila diterapkan pada suatu daerah atau negara. Sebagai
contoh budaya orang barat yang menggunakan busana yang mini
para kaum wanita, hal ini akan mengundang untuk melakukan
tindak kriminal dan kekerasan seperti pemerkosaan dan
perampokan.
iv. Mentalitas yang labil
Seseorang yang memiliki mentalitas yang labil pasti akan
mempunyai jalan pikiran yang singkat tanpa memikirkan dampak
yang akan terjadi. Layaknya seorang preman jika ingin memenuhi
kebutuhannya mungkin dia hanya akan menggunakan cara yang
mudah, seperti meminta pungutan liar, pemerasan dan lain
sebagainya.
v. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Dikarenakan tingkat pengangguran yang tinggi maka
pendapatan pada suatu daerah sangat rendah dan tidak merata. Hal
ini sangat memicu seseorang atau sekelompok orang untuk
melakukan jalan pintas dalam memenuhi kebutuhannya dan
mungkin dengan cara melakukan tindak kekerasan.

Namun selain faktor-faktor di atas, tindakan kekerasan dapat


terjadi jika ada niat dan kesempatan. Maka, tindak kekerasan dapat
dilakukan oleh siapa, tidak hanya oleh preman atau perampok, bahkan
dapat dilakukan oleh orang yang paling dekat bahkan orang yang paling
dipercaya.
10

C. Dampak dari Tindakan Kekerasan


Setiap perbuatan pasti memiliki dampak dari perbuatannya. Termasuk juga
dalam tindakan kriminal dan kekerasan yang pasti akan berdampak negatif
seperti:
i. Merugikan pihak lain baik material maupun non- mmaterial
ii. Merugikan masyarakat secara keseluruhan
iii. Merugikan Negara
iv. Mengganggu keamanan masyarakat
v. Mengakibat trauma kepada masyarakat
vi. Berurusan dengan hukum
Dengan kata lain dampak dari tindakan kekerasan ini adalah
mengakibatkan keresahan di masyarakat dan peran penegak hukum seperti polisi
akan sangat diandalkan untuk menanggulanginya, namun peran masyarakat juga
akan sangat membantu para polisi dalam menanggulangi seperti memberikan
informasi da pengamanan dilngkungan sekitarnya dengan melakukan siskamling
(sistem keamanan lingkungan) yang terintregasi dengan tokoh masyarakat dan
polisi.

D. Solusi Penyelesaian Masalah


Setiap permasalahan pasti ada cara untuk mengatasinya dan ada beberapa cara
untuk mengatasi tindak kriminal dan kekerasan, diantaranya sbb:
 Menggunakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku
kriminalitas tanpa pandang bulu atau derajat. Hal ini akan sangat ampuh untuk
memberikan efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi kembali
tindakannya.
 Mengaktifkan peran serta orang tua dan lemabaga pendidikan dalam mendidik
anak. Dikarenakan hal ini merupakan dari pencegahan sejak dini untuk
mencegah terjadinya tindakan kekerasan dan mencegah untuk menjadi pelaku
tindakan kekerasan
 Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai budaya
bangsa sendiri. Karena setiap budaya luar belum tentu baik untuk budaya kita,
misalnya berbusana mini, berperilaku seperti anak punk, dan lain sebagainya.
 Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai dan norma dalam masyarakat
dimulai sejak dini melalui pendidikan multi kultural, seperti sekolah,
beribadah, dan organisasi masyarakat.
 Melakukan pelatihan atau kursus keahlian bagi para pelaku tindak kriminal
atau pengangguran agar memiliki keterampilan yang dapat dilakukan untuk
mencari lapangan pekerjaan atau wirausaha yang dapat membuka lapangan
pekerjaan baru.
11

Solusi ini akan berjalan baik bila peran serta pemerintah dan masyarakat
untuk mengatasi permasalahan ini. Dan semua pihak harus melakukan rekonsiliasi
untuk memulihkan ekonomi terutama dengan masyarakat kelas bawah dan harus
diingat bahwa kemerosotan ekonomi mengakibatkan tingkat kejahatan
meningkat.
Selain itu, perlu juga mempolisikan masyrakat. Artinya ada fungsi
pengamanan dan pencegahan kejahatan yang dijalankan oleh masyarakat.
Kondisi sekarang sangat memprihatinkan; masyarakat; seolah todak peduli
apabila terjadi kejahatan di sekelilingnya, bahkan di depan matanya, sikap tak
acuh masyarakat itu dalam kerangka psikologi sosial dapat dipahami dalam
masyarakat modern telah ada semacam share of responsibility. Tugas keamanan
telah diambil alih oleh agen-agen formal, yakni polisi itu sendiri. Dalam kerangka
itu juga dapat dipahami jika kita tidak lagi bisa berharap pada lembaga informal
seperti tokoh masyarakat untuk mengendalikan keamanan karena peran-peran
institusi informal telah diruntuhkan oleh pemerintah.

E. Upaya Pencegahan Tindak Kekerasan


Kini tindakan kekerasan menjadi tindakan alternatif manakala keinginan
dan kepentingan suatu individu atau kelompok tidak tercapai . Terlebih di
Indonesia, kekerasan melanda di segala bidang kehidupan baik sosial, politik,
budaya bahkan kelurga. Walaupun tindakan ini membawa kerugian yang besar
bagi semua pihak, angka terjadinya kekerasan terus meningkat dari hari ke hari.
Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan untuk mencegah semakin
membudayanya tindak kekerasan. Upaya-upaya tersebut antara lain:
i. Kampanye Anti-kekerasan
ii. Mengajak Masyarakat untuk Menyelesaikan Masalah Sosial dengan Cara
Bijak
iii. Tidak memakai perhiasan yang berlebih
iv. Jangan mudah percaya kepada orang yang baru dikenal
v. Tidak berpenampilan terlalu mencolok
vi. Bila bepergian ada baiknya tidak sendirian
vii. Menguasai ilmu bela diri.
12

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari keseluruhan materi, dapat disimpulkan
bahwa kekerasan adalah tindakan agresi yang menyebabkan penderitaan atau
menyakiti orang lain, hingga batas tertentu.
Segala penyimpangan yang terjadi ini sebenarnya hanya karena
dipengaruhi oleh ’tuntutan’ lingkungan sekitar’. Untuk itu peran orang tua dan
lingkungan sekitar harus memberikan conntoh-contoh yang baik, agar kepribadian
mereka juga menjadi baik pula.

B. Saran
Sikap untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan harus dimulai sejak
dini. Dan harus mampu mengontrol ’emosi’.
13

DAFTAR PUSTAKA

- id.m.wikipedia.org/wiki/kekerasan
- asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com/2009/07/05/pengertian-
kekerasan/
- sitikra.blogspot.com/2013/10/pengertian-kekerasan_7.html?m=1
- juliardiheri.blogspot.com/2013/04/makalah-kekerasan-premanisme.html

Anda mungkin juga menyukai