Anda di halaman 1dari 16

Tugas Mata Kuliah

Pengauditan II
SEMESTER GENAP 2010/2011

Bab 15 & 16
Disusun Oleh : Nyoman Ista Utari (2008310476)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2010

Bab 15

Siklus Produksi adalah berkaitan dengan proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Transaksi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk keperluan produksi, dan diakhiri dengan pengiriman barang yang diproduksi manjadi barang jadi.transaksi- transaksi dalam siklus ini disebut transaksi transaksi produksi. Siklus produksi bersinggungan dengan tiga siklus berikut : Siklus pengeluaran dalam hal pembelian bahan baku dan berbagai pengeluaran biaya overhead. Siklus personalia dalam hal terjadi pengeluaran biaya tenaga kerja produksi
Siklus pendapatan dalam hal penjualan barang jadi.

TUJUAN AUDIT Ada 2 tujuan audit 1. Tujuan audit atas kelompom transaksi yang berkaitan dengan transaksi transaksi produksi. 2. Tujuan audit atas saldo rekening persediaan dan saldo rekening harga pokok penjualan.

PENGGUNAAN PENGETAHUAN TENTANG BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT. Dalam mengaudit perusahaan manufaktur, auditor harus mengetahui apakah perusahaan yang diaudit merupakan perusahaan padat modal, ataukah perusahaan yang banyak menggunakan tenaga kerja dalam proses produksinya. Perusahaan yang proses produksinya bersifat padat modal,

seperti misalnya perusahaan perminyakan, akan banyak mengeluarkan biaya tetap sehingga dibutuhkan volume produksi yang cukup agar dapat memperoleh laba. Pengetahuan ini sangat diperlukan dalam menilai kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan, dan amat penting artinya dalam menilai mengevaluasi tujuan audit yang berkaitan dengan keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik dengan menggunakan harga pokok historis ataupun nilai bersih bisa realisasikan ( net realizable value), apakah klien memiliki hak kepemilikan atas persediaan, serta persoalan penyajian dan penggungkapan.

MATERIALITAS, RESIKO BAWAAN, DAN PEROSEDUR ANALITIS MATERIALITAS. Hal utama yang harus diperhatikan yang akan bisa mempengaruhi keputusan para pemakai laporan keuangan. Pertimbangan kedua adalah berkaitan dengan biaya untuk mendeteksi kekeliruan . RESIKO BAWAAN Resiko bawaan untuk terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh transaksi- transaksi persediaan bukan merupakan bagian yang material dalam kegiatan utama perusahaan. PROSEDUR ANALITIS Prosedur Analitis adalah prosedur yang murah dan bisa memebri sinyal kepada auditor tentang adanya salah saji potensial. Apalabila laporan keuangan yang akan diaudit menunjukan kecenderungan meningkatnya persediaan, maka ada kemungkinan persediaan telah lebih saji. Hal ini akan mengisyaratkan auditor untuk lebih meningkatkan perhatian akan keberadaan dan penilaian persediaan. Auditor juga harus lebih waspada dalam melaksanakan pengujian pisah batas yang bisa mengakibtakan

terjadinya lebih saji persediaan. Apabila persediaan dipandang material pada laporan keuangan yang akan diaudit, maka prosedur analitis jangan digunakan sebagai pengganti atas prosedur- prosedur audit lainnya. AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI MANUFAKTUR. Komponen pengendalian intern aktivitas pengendalian terdiri dari 4 kategori kegiatan, yaitu :
1. Pemisahaan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi

2. Pengendalian pengelolahan informasi termasuk otorisasi yng tepat 3. Pengendalian fisik 4. Review kinerja dan pertanggung jawaban

DUKUMEN DAN CATATAN Dukumen- dokumen , catatan dan file computer yang umumnya digunakan dalam pengelolahan transaksi transaksi manufaktur terdiri dari: Order produksi Laporan permintaan bahan Slip pengeluaran bahan Kartu waktu Kartu pemindahan Laporan aktivitas produksi harian Laporan produksi selesai

Buku pembantu persediaan atau file induk ( catatan persediaan perpetual)

File induk persediaan bahan baku File induk barang dalam proses File induk persediaan barang jadi.

Fungsi fungsi serta pengendalian yang berkaitan. Pelaksanaan dan pencatatan manufaktir serta pengamanan persediaan meliputi fungsi- fungsi manufaktur berikut : Pelaksanaan produksi Perencanaan dan pengawasan produksi Pengeluaran bahan baku Pemindahan barang Pengelolahan barang produksi Pemindahan barang selesai diproduksi ke barang jadi
-

Pencatatan transaksi manufaktur dan persediaan

Menetukan dan mencatat biaya produksi Menetapkan kebenaran saldo persediaan.

Pelaksanan fungsi- fungsi di atas menyangkut berbagai departemen seperti departemen perencanaan dan pengawasan, gudang ( bahan baku) departemen produksi, Pencatatan waktu kerja,barang jadi, akuntansi biaya dan akuntansi keuangan. Pelaksanaan Produksi

Perencanann dan pengendalian produksi. Otorisasi pelaksanaa produksi diberikan di departemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan order yang diterima dari pemesanan ( pembeli) atau analisis taksiran penjualan dan permintaan barang.

Perencanaa dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab atas pemonitoran pemakaian bahan, dan tenaga kerja dan mengikuti perkembangan order- order produksi sampai order- order tersebut selesai dan transfer k barang jadi. Pengeluaran Bahan Gudang mengeluarkan bahan baku ke produksi berdasarkan bukti pengeluaran ( atau permintaan) bahan yang di otorisasi oleh departemen produksi. Permintaan bahan menunjukan jumlah dan jenis bahan ditandatangani oleh produksi yang akan di bebani. Pemindahan Bahan Dalam pemindahan barang terjadi beberapa bagian ada 3 yaitu : Pengelolah barang diproduksi. Pemindahan pekerjaan selesai ke barang jadi Pengamanan persediaan.

Pencatatan transaksi manufaktur dan persediaan Penetapan dan Pencatatan Biaya Produksi Fungsi ini meliputi : o Pembebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ke barang dalam proses.

o Pembebanan biaya overhead pabrik ke barang dalam proses. o Pemindahan biaya antar departemen produksi ( dalam suatu sistem biaya proses) o Pemindahan biaya produksi ke persediaan barang jadi/ Untuk menjamin bahwa biaya produksi di catat dengan tepat, sebaliknya perusahaan menggunakan bagan ( daftar) kode rekening yang sangat bermanfaat dalam penggolongan biaya pelacakan biaya tersebut. Penetapan kebenaran saldo persediaan Penetapan kebenaran saldo persediaan manyangkut tiga kegiatan : 1. Dilakukan perhitungan fisik persediaan periodic secara independent dan membandingkannya dengan kuantitas persediaan. 2. Dilakukan pengecekan periodic secara independent mengenai kecocokan antara rupiah bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi menurut catatan atau file induk dengan masing- masing rekening control dibuku besar. 3. Melalui inspeksi atas kondisi persediaan dan review manajemen atas laporan akitivitas persediaan, dibuat penyesuaian untuk menurunkan nilai persediaan menurut pembukuan menjadi sebesar nilai pasarnya, apabila hal itu diperlukan. Pengendalian Manajemen Pengendalian manajemen sering digunakan untuk memonitor setiap fungsi yang telah dijelaskan diatas. Apabila manjemen telah mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi. pengujian subtantif untuk arsersi arsersi saldo persediaan.

Prosedur- Prosedur Awal Prosedur awal yang penting adalah mendapatakan pemahaman tentang bisnis dan bidang industry klien untuk merancang lingkup penilaian prosedur analitis dan pengujian detail. Dalam menelusuri saldo-saldo rekening persediaan awal ke kertas kerja tahun lalu,auditor harus yakin bahwa penyesuian audit yang diusulkan auditor dalam saldo tersebut.

Prsedur- prosedur Analitis Pengujian detail Pengujian ayat ayat jurnal yang dibukukan k rekening persediaan Pengujian pisah batas transaksi pembelian, produksi, dan penjualan

Pengujian detail saldo- saldo Obeservasi atas perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien Saat dan luasnya pengujian Perencanaan perhitungan fisik persediaan

Pelaksanaan pengujian Perhitungan persediaan dengan sampling statistic Pengamatan atas persediaan awal Pengaruh terhadap laporan auditor Penerapan untuk asersi asersi

Pengujian ketelitian pencatatan dalam daftar persediaan Pengujian Harga persediaan Pengujian harga pokok persediaan hasil produksi Konfirmasi persediaan yang berada di gudang Luar atau gudang umum

Pemeriksaan atas perjanjian konsinyasi dan kontrak kontrak,

Pengujian detail saldo : estimasi akuntansi Aktivitas pengendalian transaksi penggajian / pengupahan

DOKUMEN DAN CATATAN Otorisasi personil Kartu waktu hadir Catatan waktu kerja Daftar gaji dan upah Rek- bank gaji dan upah Cek gaji / upah Ikhtisar distrbusi biaya tenaga kerja Formulir pajak penghasilan karyawan Arsip pegawai File induk data personil File induk pendapata karyawan

Fungsi- fungsi dan pengendalian yang bersangkutan 1. Permulaan transaksi penggajian /pengupahan meliputi : Pengangkatan karyawan Pemberian otorisasi perubahan gaji/ karyawan

2. Penerimaan jasa meliputi : Pembuatan data kehadiran dan waktu kerja

3. Pencatatan transaksi penggajian/ pengupahan meliputi : Penyiapan dan pencatatan daftar gaji/ upah.

4. Pembayaran gaji / upah meliputi : Pembayaran gaji / upah dan mengamankan upah yang belum / tidak diambil Pembayaran pajak penghasilan karyawan.

Permulaan transaksi penggajian Pengangkatan pegawai Otorisasi perubahan gaji dan upah

Penerimaan jasa Penyiapan data kehadira dan data waktu kerja Pencatatan gaji dan upah Pembuatan daftar gaji Pencatatan gaji dan upah

Pembayaran gaji / upah dan pengamanan cek yang belum diambil Pembayaran pajak penghasilan karyawan Mendapatan pemahaman dan menetapkan risiko pengendalian. Resiko salah saji dan upah yang paling perlu diwaspadai biasanya dilakukan meliputi : Pembayaran diwaspadai pegawai- pegawai fiktif Pembayaran kepada pegawai yang sesungguhnya tidak bekerja Pembayaran kepada pegawai dengan tarif yang lebih tinggi dari peraturan yang berlaku diperusahaan Dalam menyaksikan pembayaran cek- cek gaji upah auditor harus mengamati hal- hal berikut : Terrdapat pemisahan tugas antara pembuatan daftar gaji / upah dengan pembayaran gaji /upah Setiap pegawai hanya menerima selembar cek Setiap pegawai harus dapat menunjukan identitas diri Terdapat pengawasan yang baik atas cek-cek yang tidak diambil dan tindaklanjut pengamananya.

Pengujian subtantif saldo- saldo penggajian/ pengupahan Penentuan resiko deteksi Perencangan pengujian subtanstif. Menghitung ulang utang- utang yang berkaitan dengan penggajian/pengupahan

Pengauditan tunjangan kesejahteraab keryawa dan program pansiun Pengauditan opsi saham Verifikasi kompensasi kepada para pejabat perusahaan

Bab 16
Sifat siklus investasi dan siklus pembelajaran Gambaran umum siklus investasi dan siklus pembelajaran Salah satu tugas utama manajemen adalah mengambil keputusan tentang menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya tersebut harus disebarkan sedemikian rupa dalam berbagai operasi untuk mengelolah berbagai operasi untuk mengelolah berbagai proses. Sumber-sumber ini juja harus disebarkan dalam bentuk pengeluaran-pengeluaran modal yang harus juga diperlukan untuk mendukung kelangsungan dan perkembangan operasi perusahaan. Pada waktu mengaudit aktivitias investas dan pembelajaran, auditor biasanya ingin menjawab tentang pertanyaan-pertanyaan berikut: Aktiva apakah yang diperlukan untuk mendunkung operasi perusahaan san bagaimana rencana manajemen jangka panjang untuk mengmbangkan aset perusahaan? Aktiva-aktiva apakah yang dibeli/diperoleh, atau dijual/dihentikan, selama periode yang diaudit? Bagaimana perusahaan membelanjai aktiva barunya dan bagaimana rencana manajemen jangka panjang untuk memebelanjai perkembangan perusahaan?

Pertanyaaan-pertanyaan

di

atas

berkaitan

langsung

dengan

aktivitas

investasi dan pembelanjaan Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah,

bangunan, perantara, dan aktiva lain yang biasanya dimiliki perusahaan untuk digunakan dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan. Selain itu aktivitas investasi meliputi pula membeli dan penjualan keuangan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan. Aktivitas pembelanjan meliputi transaksi-transaksi dan kejadiankejadian yang mendatangkan kas atau pembayaran kembali kepada kreditor (pembelajaan utang) atau pemilik (pembelanjaan modal). Sebagai contoh, aktivitas keuangan bisa mencakup kegiatan mendapatkan pinjaman/utang, sewa guna, menerbitkan obligasi, atau menrbitkan saham prefreren atau saham biasa. Pengguna pengetahuan tentang bisnis dan bidang usaha klien dalam mengenbangkan strategi audit Strastegi pengauditan berdasar-transaksi untuk audit investasi dalam aktiva tetap dan aktiva-aktiva jangka panjang lainnya, biasanya meruapakn hasil aktiva sampaingan tetap. dari siklus contoh, pengeluaran. apabila Pengendalian intern atas untuk transaksi-transaksi pengeluaran juga berpengaruh pada investasi dalam Sebagai perusahaan bermaksud melakukan akspansi besar dalam aktiva tetap, maka harus dipertimbangkan pula bagaimana perusahaan akan membelanjai ekspansi tersebut. Perusahaan yang bergerakdalam industri perhotelan (secara rata-rata industri) pada umumnya memiliki aktiva tetap bersih yang mencerminkan hampir 75% dari total aktiva. Karena perusahaan ini merupakan perusahaan jasa yang produk utamanya adalah persewaan properti janka pendek, maka tidak meherankan bila dalam perusahaan seperti ini aktiva beru[pa supplier dan piutang hanya merupakan bagian ynag kecil dari total aktiva, tetapi

sebalinya aktiva berupa properti bagian yang besar dan sangat penting bagi perusahaan. Investasi perusahaan-perusahaan dagang pengecer bahan makanan dalam properti, mesin dan peralatan diperlukan agar perusahaan dapat melaksanakan penjualan dan rata-rata aktiva tetap bersinya sekitar 42% dari total akitva Pada perusahaan-perusahaan industri peralatan rumah tangga,

properti investasi dalam aktiva tetap lebih kecil, karena ivestasi dan properti yang lebih besar dilakukan pada persediaan dan piutang usaha. Terakhir, perusahaan manufaktur komputer elektronik membutuhkan investasi paling kecil dalam bidang usaha ini hanya melakukan asembling komponen-komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi (tidak membuatnya sendiri) Siklus investasi Investasi dilakukan perusahaan dalam berbagai bentuk, pembahasan dalam bab ini terutama difokuskan pada investasi dalam aktiva tetap (properti, mesin dan peralatan), sedangkan ivestasi dalam aktiva-aktiva moneter akan dibicaran pada bab 17. Investasi dalam aktiva jangaka panjang lainya seperti investasi dalan sumber-sumber alam atau aktiva tak berwujud pada hakeketnya sama dengan investasi dalam aktiva tetap, sehingga tidak perlu dibahas secara khusus karena pengauditannya tidak jauh berbeda. Tujuan audit Tujuan khusus audit untuk mengaudit aktiva tetap dalam siklus investasi. Setiap tujuan tersebut diambil dari asersi-asersi manajemen implisit atau eksplisit tentang transaksi-transaksi siklus investasi yang berkaitan dengan aktiva jangka panjang. Namun demikian hendaknya diingat bahwa tujuan audit ini harus disesuaikan dengan keadaan klien diaudit.

Pertimbangan dalam perencaan audit


Materialitas Aktiva tetap biasanya merupakan pos yang material dalam laporan keuangan. Mengalokasikan materialitas ke rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi dalam siklus ini bisa berbeda-beda tergantung pada berbagi hal seperti telah dinahas pada bab 6 Buku I. Risiko bawaan Risiko bawaan yang berkaitan dengan asersi keberadaan biasanya rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Namun risiko bawaan bisa naik menjadi moderat atau tinggi kjarena aktiva bekas atau aktiva yang dihentikan pemakaiannya tidak hapus dari pembukuan. Risiko prosedur analitis Risiko prosedur analitis adalah elemen risiko deteksi yang ditimbulkan oleh kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi kekeliruan material. Prosedur analitis adalah prosedur yang murah, namun seringkali sangant bermanfaat dan membantu auditor dalam menilai keawajran laporan keuangan. Risiko pengandalian Aspek-aspek pengendalian intern seperti telah dibicarakan pada bab-bab yang lalu yang berpengaruh terhadap keadalan pengendalian, seperti lingkungan pengendalian yang kuat, perhitungan risiko yang efektif, pertanggingjawaban penggunaan sumber daya yang eektif, dan pemonitoring sistem pengendalian merupakan hal-hal penting dalam konteks akuntansi untuk aktiva tetap.

Pengujian substantif saldo-saldo aktiva tetap


Penentuan resiko deteksi

Ian (initial audit)dibandingkan dengan pengujian substantif dalam audit ulangan. Dalam audit yang dilakukan pertama kali, auditor harus memperoleh bukti tentang kecepatan saldo awal dan bukti pemilikan aktiva tetap.

Perancangan pengujian substantif


Pengujian substantif yang bisa dilakukan atas saldo-saldo aktiva tetap pada penugasan ulangan serta tujuan khusus audit atas saldo-saldo rekening untuk setiap pengujian. Pertimbangan-pertimbangan resiko biasanya menghasilkan penekanan audit atas asersi keberadaan atau keterjadiam dan asersi penilaian atau pengalokasian.

Prosedur-prosedur awal
Salah satu p rosedur awal yang penting adalah mendapatkan tentang pemaham bisnis dan bidang usaha klien. Bidang usaha yang padat modal biasanya memiliki biaya tetap yang tinggi dan memerlukan volume produksi yang tinggi untuk mencapai impas (break even).

Prosedur analitis
Salah satu bag

Anda mungkin juga menyukai