Jenis Penelitian Kualitatif
Jenis Penelitian Kualitatif
1. Case Study
Pendekatan studi kasus adalah salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang
digunakan untuk memahami, menganalisis, dan memberikan wawasan mendalam tentang
suatu fenomena atau situasi tertentu. Pendekatan studi kasus digunakan ketika peneliti
ingin menjawab pertanyaan "bagaimana" dan "mengapa" mengenai suatu peristiwa atau
fenomena dalam konteks yang nyata.
Karakteristik:
Menempatkan objek penelitian sebagai kasus
Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harusmemahami bagaiama objek
atau target penelitiannya sebagi kasus di dalam penelitiaannya. Karena penelitian studi
kasus menempatkan kasus sebagai objek penelitianyang harus diteliti secara menyeluruh,
kasus tidak dapat disamakan dengancontoh atau sampel yang mewakili suatu populasi,
seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. Kasus mewakili dirinya sendiri secara
keseluruhan padalingkup yang dibatasi oleh kondisi tertentu sesuai dengan maksud
dantujuanpenelitian. Pembatasan dapat dilakukan melalui berbagai sudut pandang,seperti
pembatasan lokasi, waktu, pelaku dan focus substansi.
Memandang kasus sebagai fenomena yang kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atatu telah terjadi, tetapimasih
memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan,atau yang dapat
menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang bias terjadi.Dengan kata lain, sebagai
bounded system
(system yang dibatasi), penelitian studikasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal
yang berada dalam batastersebut.
Dilakukan pada kondisi kehidupan yang sebenarnya
Penelitian studi kasus barupaya mengungkapakan dan menjelaskan segalasesuatu yang
berkaitan dengan objek yang ditelitinya pada kondisi yangsebenarnya, baik kebaikannya,
keburukannnya, keberhasilannya, maupunkegagalannnya secara apa adanya.
Menggunakan berbagai sumber data
Penggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci
dankomperhensif yang menyangkut objek yang diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga
dimaksudkan untuk mencapai validitas (kredibiltas) dan reliabilitas(konsistentsi
penelitian) dengan adanya berbagi sumber data tersebut, penelitidapat meyakinkan
kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya denganmengecek saling silangkan
antar data yang diperoleh.
Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Hal ini dipertegas oleh VanWynsberghe & Khan(dalam gunawan 2014; 130) yang
berpendapat pada penelitian studi kasus, teoridigunakan untuk menentukan arah, konteks,
maupun posisi hasil penelitian.Kajian teori dapat dilakukan dibagian depan, tengah, dan
belakang proses penelitian. Pada bagian depan, toeri digunakan untuk membangun arahan
dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagianini,
teori dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis seperti halnya, yangdilakukan pada
paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe & Khan,2007; Linclon & Guba,
1994) (dalam gunawan 2014; 131. Pada bagian tengah,teori dipergunakan untuk
menentukan posisi temuan-temuan penelitian terhadapteori yang ada dan telah
berkembang (Croswell, dalam gunawan 2014; 131). Sementara itu, pada bagian belakang,
teori dipergunakan untuk menentukan posisihasil keseluruhan penelitian terhadap teori
yang ada dan telah berkembangCroswell (dalam gunawan 2014; 131).
Kelebihan dalam penelitian analisis isi adalah tidak digunakannya manusia dalam subjek
penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian relatif lebih mudah, tidak ada reaksi dari
populasi ataupun sampel yang diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta
kuesioner, ataupun diminta datang di laboraturium. Analisis isi ini juga relatif murah,
tidak terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat
terutama di perpustakaan, atau di bagian dokumentasi audio visual.
Kekurangan analisis terpenting adalah ia hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang
disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi.
3. Grounded theory
Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode riset dimana teori
dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan dari teori yang ada. Hal
ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti bahwa bergerak dari khusus ke lebih
umum. Grounded theory menurut Martin dan Turner (1986) adalah “an inductive, theory
discovery methodology that allows the researcher to develop a theoretical account of the
general features of a topic while simultaneously grounding the account in empirical
observations of data”, yang kira-kira artinya sebuah penemuan teori metodologi induktif
yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan kajian teoritis yang umum dari
suatu topik sekaligus sebagai landasan kajian pada pengamatan data empiris. Sedangkan
Muhadjir (2002) mengatakannya dengan sebutan Teori Berdasarkan Data.
Tujuan:
Mengembangkan Teori Baru: Pendekatan Grounded Theory bertujuan untuk
menghasilkan teori yang baru dan berdasarkan pada data lapangan, bukan sekadar
menguji atau mengonfirmasi teori yang sudah ada. Teori yang dikembangkan harus
memiliki kualitas deskriptif, eksplanatif, dan prediktif.
Memahami Fenomena: Grounded Theory berusaha untuk memahami fenomena yang
sedang diteliti secara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan induktif, penelitian
ini mencoba untuk mengungkapkan makna dan pola dalam data yang muncul selama
proses penelitian.
Mendeskripsikan Proses: Selain memahami fenomena, Grounded Theory juga sering
berfokus pada mendeskripsikan dan menjelaskan proses yang terlibentuk dalam data. Hal
ini membantu dalam memahami bagaimana suatu fenomena berkembang dan mengapa.
Menjelaskan Perubahan: Grounded Theory dapat digunakan untuk menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam fenomena yang sedang diteliti. Ini termasuk perubahan
sepanjang waktu, sejarah peristiwa, dan evolusi dalam konteks tertentu.
4. Penelitian Etnografi
Penelitian etnografi adalah metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk memahami
dan mendokumentasikan budaya, nilai-nilai, norma, dan pola perilaku suatu kelompok
manusia atau masyarakat tertentu. Etnografi adalah salah satu pendekatan yang
mendalam dalam penelitian kualitatif dan sering digunakan oleh antropolog, sosiolog,
ilmuwan sosial, dan peneliti di berbagai bidang untuk menggali wawasan tentang cara
hidup dan pandangan dunia kelompok manusia yang berbeda.
5. Phenomenology
Penelitian fenomenologi adalah metode penelitian kualitatif yang berfokus pada
pemahaman dan interpretasi makna subjektif dari pengalaman individu atau kelompok
dalam konteks tertentu. Tujuan utama dari penelitian fenomenologi adalah untuk
menjelajahi pengalaman manusia, memahami perspektif individu, dan mendalami
bagaimana orang mempersepsikan dan memberikan makna pada fenomena tertentu.
Penelitian ini sering digunakan dalam bidang psikologi, sosiologi, ilmu sosial, dan
berbagai disiplin ilmu lainnya untuk menggali pemahaman mendalam tentang aspek-
aspek seperti perasaan, keyakinan, nilai-nilai, dan pemahaman individu.