Anda di halaman 1dari 7

Jenis-jenis penelitian kualitatif

1. Case Study
Pendekatan studi kasus adalah salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang
digunakan untuk memahami, menganalisis, dan memberikan wawasan mendalam tentang
suatu fenomena atau situasi tertentu. Pendekatan studi kasus digunakan ketika peneliti
ingin menjawab pertanyaan "bagaimana" dan "mengapa" mengenai suatu peristiwa atau
fenomena dalam konteks yang nyata.

Tujuan Penelitian Studi Kasus


 Menggambarkan kondisi individu, penelitian ini mencoba memperlihatkan secara detail
terkait kondisi yang dialami oleh individu dengan statusnya sebagai subjek penelitian.
Individu ini bisa berupa perorangan, bisnis, organisasi, lembaga tertentu dan yang
lainnya.
 Melakukan identifikasi masalah utama pada kasus, peneliti mampu melakukan
identifikasi dalam berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah
utama dari suatu kasus menggunakan metode ini.
 Melakukan analisis kasus menggunakan konsep teoritis dan teori yang digunakan untuk
identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama
dari suatu kasus tersebut atau yang sedang diteliti.
 Analisa kasus menggunakan konsep teoritis, merupakan teori yang masih relevan dari
bidang disiplin ilmu tertentu, sehingga penggunaannya diperlukan dalam meneliti suatu
individu dengan masalah yang sedang dialami.
 Memberi rekomendasi terkait tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus,
atau dapat dikatakan peneliti mampu merekomendasikan solusi dari masalah dan
penyebab yang membuat muncul masalah tersebut.

Karakteristik:
 Menempatkan objek penelitian sebagai kasus
Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harusmemahami bagaiama objek
atau target penelitiannya sebagi kasus di dalam penelitiaannya. Karena penelitian studi
kasus menempatkan kasus sebagai objek penelitianyang harus diteliti secara menyeluruh,
kasus tidak dapat disamakan dengancontoh atau sampel yang mewakili suatu populasi,
seperti yang dilakukan pada penelitian kuantitatif. Kasus mewakili dirinya sendiri secara
keseluruhan padalingkup yang dibatasi oleh kondisi tertentu sesuai dengan maksud
dantujuanpenelitian. Pembatasan dapat dilakukan melalui berbagai sudut pandang,seperti
pembatasan lokasi, waktu, pelaku dan focus substansi.
 Memandang kasus sebagai fenomena yang kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atatu telah terjadi, tetapimasih
memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan,atau yang dapat
menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang bias terjadi.Dengan kata lain, sebagai
bounded system
(system yang dibatasi), penelitian studikasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal
yang berada dalam batastersebut.
 Dilakukan pada kondisi kehidupan yang sebenarnya
Penelitian studi kasus barupaya mengungkapakan dan menjelaskan segalasesuatu yang
berkaitan dengan objek yang ditelitinya pada kondisi yangsebenarnya, baik kebaikannya,
keburukannnya, keberhasilannya, maupunkegagalannnya secara apa adanya.
 Menggunakan berbagai sumber data
Penggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci
dankomperhensif yang menyangkut objek yang diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga
dimaksudkan untuk mencapai validitas (kredibiltas) dan reliabilitas(konsistentsi
penelitian) dengan adanya berbagi sumber data tersebut, penelitidapat meyakinkan
kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya denganmengecek saling silangkan
antar data yang diperoleh.
 Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Hal ini dipertegas oleh VanWynsberghe & Khan(dalam gunawan 2014; 130) yang
berpendapat pada penelitian studi kasus, teoridigunakan untuk menentukan arah, konteks,
maupun posisi hasil penelitian.Kajian teori dapat dilakukan dibagian depan, tengah, dan
belakang proses penelitian. Pada bagian depan, toeri digunakan untuk membangun arahan
dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagianini,
teori dapat dipergunakan untuk membangun hipotesis seperti halnya, yangdilakukan pada
paradigma deduktif atau positivistik (VanWynsberghe & Khan,2007; Linclon & Guba,
1994) (dalam gunawan 2014; 131. Pada bagian tengah,teori dipergunakan untuk
menentukan posisi temuan-temuan penelitian terhadapteori yang ada dan telah
berkembang (Croswell, dalam gunawan 2014; 131). Sementara itu, pada bagian belakang,
teori dipergunakan untuk menentukan posisihasil keseluruhan penelitian terhadap teori
yang ada dan telah berkembangCroswell (dalam gunawan 2014; 131).

3 jenis studi kasus menurut Cresswell:


 Penelitian studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study)
 Penelitian study kasus kolektif (collective case study)
 Penelitian study kasus instrinsik (intrinsic case study)

2. Content or Document Analysis


Pendekatan content atau document analysis adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menganalisis dan memahami isi dokumen atau materi tertulis. Pendekatan ini
sering digunakan dalam penelitian sosial, ilmu politik, jurnalisme, ilmu komunikasi, dan
berbagai bidang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi, mengkategorikan, dan
menggali makna dari berbagai jenis materi tertulis, seperti teks, laporan, artikel, dokumen
pemerintah, transkrip wawancara, dan sebagainya.
Tujuan:
1. Mengidentifikasi bias/propaganda dalam buku teks
2. Menganalisis jenis kesalahan dalam tulisan siswa
3. Mengetahui tingkat kesulitan dalam buku pelajaran atau publikasi lainnya

Karakteristik Penelitian Content Analysis:


1. Analisis Teks atau Data: Penelitian content analysis fokus pada analisis teks tertulis,
naratif lisan, gambar, audio, video, atau data lainnya. Penelitian ini dapat dilakukan pada
berbagai jenis materi, termasuk artikel berita, wawancara, dokumen, buku, iklan, konten
media sosial, dan banyak lagi.
2. Proses Sistematik: Penelitian content analysis adalah proses sistematik yang melibatkan
tahapan pengumpulan, klasifikasi, analisis, dan interpretasi data. Peneliti mengikuti
pedoman yang jelas dan objektif untuk menghindari bias.
3. Klasifikasi dan Kategorisasi: Penelitian content analysis melibatkan klasifikasi dan
kategorisasi data ke dalam unit analisis yang lebih kecil, seperti kata kunci, tema, atau
konsep yang relevan..
4. Tema dan Pola: Analisis content analysis bertujuan untuk mengidentifikasi tema, pola,
dan relasi antara elemen-elemen dalam data. Ini membantu dalam pemahaman isi secara
holistik.
5. Validasi: Validasi adalah komponen penting dalam content analysis untuk memastikan
keandalan dan kredibilitas temuan. Ini dapat melibatkan perhitungan tingkat kecocokan
antara penilai atau peneliti yang berbeda.

Kelebihan dalam penelitian analisis isi adalah tidak digunakannya manusia dalam subjek
penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian relatif lebih mudah, tidak ada reaksi dari
populasi ataupun sampel yang diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta
kuesioner, ataupun diminta datang di laboraturium. Analisis isi ini juga relatif murah,
tidak terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat
terutama di perpustakaan, atau di bagian dokumentasi audio visual.
Kekurangan analisis terpenting adalah ia hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang
disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi.

3. Grounded theory
Grounded theory paling akurat digambarkan sebagai suatu metode riset dimana teori
dikembangkan dari data, bukan sebaliknya data dikembangkan dari teori yang ada. Hal
ini sesuai dengan pendekatan induktif, yang berarti bahwa bergerak dari khusus ke lebih
umum. Grounded theory menurut Martin dan Turner (1986) adalah “an inductive, theory
discovery methodology that allows the researcher to develop a theoretical account of the
general features of a topic while simultaneously grounding the account in empirical
observations of data”, yang kira-kira artinya sebuah penemuan teori metodologi induktif
yang memungkinkan peneliti untuk mengembangkan kajian teoritis yang umum dari
suatu topik sekaligus sebagai landasan kajian pada pengamatan data empiris. Sedangkan
Muhadjir (2002) mengatakannya dengan sebutan Teori Berdasarkan Data.

Tujuan:
 Mengembangkan Teori Baru: Pendekatan Grounded Theory bertujuan untuk
menghasilkan teori yang baru dan berdasarkan pada data lapangan, bukan sekadar
menguji atau mengonfirmasi teori yang sudah ada. Teori yang dikembangkan harus
memiliki kualitas deskriptif, eksplanatif, dan prediktif.
 Memahami Fenomena: Grounded Theory berusaha untuk memahami fenomena yang
sedang diteliti secara mendalam. Dengan menggunakan pendekatan induktif, penelitian
ini mencoba untuk mengungkapkan makna dan pola dalam data yang muncul selama
proses penelitian.
 Mendeskripsikan Proses: Selain memahami fenomena, Grounded Theory juga sering
berfokus pada mendeskripsikan dan menjelaskan proses yang terlibentuk dalam data. Hal
ini membantu dalam memahami bagaimana suatu fenomena berkembang dan mengapa.
 Menjelaskan Perubahan: Grounded Theory dapat digunakan untuk menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam fenomena yang sedang diteliti. Ini termasuk perubahan
sepanjang waktu, sejarah peristiwa, dan evolusi dalam konteks tertentu.

Karakteristik grounded theory:


 Penelitian Induktif:
 Grounded Theory adalah pendekatan induktif, yang berarti bahwa penelitian dimulai
tanpa teori atau hipotesis awal. Peneliti tidak mencoba mengkonfirmasi atau menguji
teori yang sudah ada, tetapi mereka mencoba untuk mengembangkan teori baru
berdasarkan data yang ditemukan.
 Fokus pada Data:
 Data adalah fokus utama dalam penelitian Grounded Theory. Peneliti mengumpulkan,
mengamati, dan menganalisis data secara mendalam. Mereka mencari pola dan konsep
yang muncul dari data tersebut.
 Konsep Abstrak:
 Grounded Theory mencari konsep-konsep abstrak yang muncul dari data, bukan sekadar
menggambarkan gejala atau kejadian. Konsep-konsep ini digunakan untuk memahami
dan menjelaskan proses atau fenomena yang sedang diteliti.
 Proses Iteratif:
 Penelitian Grounded Theory melibatkan proses iteratif yang terus menerus. Peneliti
mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengembangkan konsep-konsep, lalu
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data lebih lanjut. Proses ini berulang-ulang
sampai teori yang kaya dan teruji telah terbentuk.
 Konsep Dasar:
 Grounded Theory mencari konsep dasar yang menjadi inti dari teori yang dikembangkan.
Konsep dasar ini membantu dalam memahami struktur dan hubungan antara konsep-
konsep yang lebih spesifik.
 Teori Terfokus:
 Grounded Theory sering kali fokus pada teori yang spesifik untuk suatu domain atau
konteks tertentu. Ini berbeda dari teori umum yang dapat diterapkan di banyak konteks.
 Validasi Konsep:
 Grounded Theory mendorong validasi konsep yang muncul dalam teori yang sedang
dikembangkan. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan partisipan dalam proses penelitian
untuk memastikan konsep yang muncul sesuai dengan pengalaman mereka.
 Kesadaran Terhadap Bias:
 Penelitian Grounded Theory mengakui keberadaan bias peneliti dan berusaha untuk
mengurangi dampaknya dengan menggunakan teknik analisis yang sistematis.
 Fleksibilitas:
 Grounded Theory memungkinkan peneliti untuk fleksibel dalam mengubah arah
penelitian sesuai dengan temuan yang muncul dari data. Ini memungkinkan teori yang
berkembang untuk lebih akurat mencerminkan realitas yang diteliti.

4. Penelitian Etnografi
Penelitian etnografi adalah metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk memahami
dan mendokumentasikan budaya, nilai-nilai, norma, dan pola perilaku suatu kelompok
manusia atau masyarakat tertentu. Etnografi adalah salah satu pendekatan yang
mendalam dalam penelitian kualitatif dan sering digunakan oleh antropolog, sosiolog,
ilmuwan sosial, dan peneliti di berbagai bidang untuk menggali wawasan tentang cara
hidup dan pandangan dunia kelompok manusia yang berbeda.

Karakteristik Penelitian Etnografi


Creswell dalam bukunya “Educational Research, planning, conducting and evaluating
quantitative and qualitative research” menyebutkan beberapa karakter penelitian etnografi
diantaranya:
a. Cultural theme: Merupakan suatu budaya yang terimplementasikan atau tergambarkan
pada suatu grup atau komunitas tertentu (Spradley:1980b.)
b. A Culture –sharing group: merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan pada 2
orang atau lebih yang memiliki kesamaan sikap, perilaku dan bahasa.
c. Fieldwork: Dalam penelitian etnografi Fieldwork bermakna tempat dimana peneliti
dapat menggabungkan data pada seting tempat dan lokasi yang dapat dipelajari .
d. Description in etnography: Merupakan gambaran terperinci dari obyek yang
dilakukan penelitian.
e. A Context: merupakan seting tempat, situasi atau lingkungan yang melingkupi
kelompok budaya yang dipelajari.
f. Researcher Reflexivity: Mengacu pada sebuah kondisi dimana seorang peneliti dalam
kondisi yang sadar dan terbuka atas perannya sebagai peneliti yang dengannya dapat
timbul rasa saling mempercayai antara peneliti dan obyek yang ditelitinya.

Tujuan utama dari penelitian etnografi adalah sebagai berikut:


a. Memahami Kebudayaan dan Konteks Lokal: Salah satu tujuan utama etnografi adalah
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan konteks lokal dari
komunitas yang diteliti. Ini mencakup norma sosial, nilai-nilai, kepercayaan, tradisi,
bahasa, dan tindakan sehari-hari.
b. Deskripsi dan Analisis Interaksi Sosial: Etnografi berusaha untuk mendeskripsikan dan
menganalisis interaksi sosial di dalam komunitas yang diteliti. Ini termasuk hubungan
antarindividu, kelompok, serta proses komunikasi dan konflik yang terjadi.
c. Konteks Historis dan Perubahan: Etnografi sering kali melibatkan penelusuran sejarah
dan perubahan budaya dalam komunitas tersebut. Penelitian etnografi juga dapat
mengungkap perubahan sosial yang terjadi seiring waktu.
d. Memahami Konflik dan Dinamika Sosial: Etnografi juga dapat digunakan untuk
memahami konflik, ketegangan, atau dinamika sosial yang ada dalam komunitas. Hal ini
membantu dalam mengeksplorasi bagaimana masyarakat menangani masalah dan
perubahan.
e. Kontribusi terhadap Teori Sosial: Penelitian etnografi dapat memberikan sumbangan
penting dalam pengembangan teori sosial. Hasil penelitian etnografi sering digunakan
untuk menguji dan memperkaya teori-teori sosial yang ada

5. Phenomenology
Penelitian fenomenologi adalah metode penelitian kualitatif yang berfokus pada
pemahaman dan interpretasi makna subjektif dari pengalaman individu atau kelompok
dalam konteks tertentu. Tujuan utama dari penelitian fenomenologi adalah untuk
menjelajahi pengalaman manusia, memahami perspektif individu, dan mendalami
bagaimana orang mempersepsikan dan memberikan makna pada fenomena tertentu.
Penelitian ini sering digunakan dalam bidang psikologi, sosiologi, ilmu sosial, dan
berbagai disiplin ilmu lainnya untuk menggali pemahaman mendalam tentang aspek-
aspek seperti perasaan, keyakinan, nilai-nilai, dan pemahaman individu.

Karakteristik Penelitian Fenomenologi:


1. Deskripsi Pengalaman Subjektif: Penelitian fenomenologi berfokus pada deskripsi dan
pemahaman mendalam tentang pengalaman subjektif individu atau kelompok tertentu. Ini
menggali makna yang terkait dengan pengalaman tersebut.
2. Reduksi Fenomenologis: Konsep dasar dalam fenomenologi adalah "epoche" atau
reduksi fenomenologis. Ini mengharuskan peneliti untuk menangguhkan atau menunda
penilaian dan pandangan pribadi mereka dan hanya berkonsentrasi pada pengalaman
yang sedang diteliti.
3. Intervensi Minimal: Penelitian fenomenologi menghindari campur tangan peneliti
sebanyak mungkin dalam pengalaman yang sedang diteliti. Ini bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang murni tentang pengalaman individu.
4. Partisipasi Terlibat: Dalam beberapa kasus, peneliti fenomenologi dapat terlibat secara
aktif dalam pengalaman yang sedang diteliti untuk mendapatkan wawasan yang lebih
dalam. Namun, intervensi ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
5. Analisis Tematis: Data yang diperoleh dalam penelitian fenomenologi dianalisis untuk
mengidentifikasi tema, pola, dan makna yang muncul dari pengalaman subjektif. Ini
sering melibatkan analisis kualitatif mendalam.
Tujuan Penelitian Fenomenologi:
1. Menggali Makna Pengalaman: Tujuan utama penelitian fenomenologi adalah untuk
menggali makna pengalaman manusia dan memahami cara individu merasakan, berpikir,
dan merespons situasi tertentu.
2. Deskripsi yang Mendalam: Menganalisis pengalaman secara mendalam dan
mendeskripsikan elemen-elemen yang membentuknya, termasuk emosi, keyakinan, nilai-
nilai, dan persepsi individu.
3. Mengidentifikasi Struktur Makna: Mengidentifikasi struktur dasar atau pola-pola
makna yang muncul dalam pengalaman. Ini dapat membantu dalam memahami
bagaimana individu membuat makna dari pengalaman mereka.
4. Kontribusi terhadap Teori dan Praktik: Hasil penelitian fenomenologi dapat
memberikan wawasan yang mendalam tentang pengalaman manusia dalam berbagai
konteks. Ini dapat digunakan untuk mengembangkan teori atau praktik dalam bidang
seperti psikologi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai