Hak Dan Kewajiban Suami Istri
Hak Dan Kewajiban Suami Istri
52 hlm
Judul Buku
Firman Arifandi
Editor
Chozan
Setting & Lay out
Fayyad
Desain Cover
Faqih
Penerbit
Januari 2020
Contents
Kata Pengantar........................................................................... 7
A. Hadist Terkait Kewajiban Suami Istri ............................... 12
1. Penjelasan Hadist ......................................................... 16
B. Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak ............................ 17
1. Hak Istimta’ .................................................................. 17
a. Larangan Dalam Istimta’ .......................................... 20
Hubungan Ketika Haid ..................................................... 20
Menjima pada dubur ....................................................... 21
Membiarkan Istri dari Istimta’ Berbulan-Bulan ............... 23
2. Hak Berhias .................................................................. 24
a. Batasan Berhias........................................................ 25
3. Hak Saling Mewarisi ..................................................... 25
4. Hak Dipergauli dengan Baik ......................................... 26
C. Hak Istri dan Kewajiban Suami......................................... 26
1. Mahar........................................................................... 27
2. Nafkah .......................................................................... 27
a. Jenis Nafkah ............................................................. 29
b. Kadar Nafkah............................................................ 30
c. Suami Tidak Memberi Nafkah.................................. 31
3. Dipergauli dengan Baik ................................................ 33
4. Dipenuhi Kebutuhan Biologisnya ................................. 34
5. Diperlakukan Secara Adil Bersama Para Istrinya ......... 36
D. Hak Suami dan Kewajiban Istri......................................... 36
1. Dipergauli dengan Baik ................................................ 37
2. Ditaati oleh Istri ........................................................... 37
a. Ketika Istri Nusyuz.................................................... 38
b. Hukuman Nusyuz Dilakukan Bertahap .................... 39
c. Batasan Dibolehkannya Memukul Istri .................... 41
3. Tinggal Bersama Satu Rumah ...................................... 42
4. Istri Wajib Izin Suami.................................................... 43
5. Menjaga Harta Suami .................................................. 44
E. Kompilasi Hukum Islam Terkait Hak dan Kewajiban Suami
Istri 44
Penutup.................................................................................... 48
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
اّللِ َواستَحلَلتُم ِ اّلل ِف النِس ِاء فَِإنَّ ُكم أَخذُتُُوه َّن ِِبَم
َّ ان َ ُ َ َ ََّ فَاتَّ ُقوا
ِ َِّ فُروجه َّن بِ َكلِم ِة
َ اّلل َولَ ُكم َعلَي ِه َّن أَن لَ يُوطئ َن فُ ُر َش ُكم أ
َح ًدا َ َُ ُ
. وف ِ وََل َّن علَي ُكم ِرزقُه َّن وكِسوُُتُ َّن ِِبلمعر...تَكرهونَه
َُ َ َ ُ َ ُ َ ُ َُ
Artinya: “Takutlah kepada Allah di dalam perihal istri-
istri, karena sesungguhnya kalian mengambil mereka
dengan keamanan dari Allah dan menghalalkan
kemaluan-kemaluan mereka dengan kalimat Allah, dan
kalian memiliki hak atas mereka yaitu mereka tidak
membiarkan seorangpun yang kalian benci untuk tidur di
ranjang-ranjang kalian,… dan mereka (para istri) memiliki
hak katas kalian, yaitu kalian memberikan harta dan
pakaian kepada mereka dengan hal yang baik.” (HR.
Muslim)
ِ وف و لِ لرِج
ال َع لَ ي ِه َّن ِ و ََل َّن ِم ث ل ا لَّ ِذ ي ع لَ ي ِه َّن ِِب ل م ع ر
َ
َ َ ُ َ ُ ُ َ
اّللُ َع زِيز َح ِك يم َّ َد َر َج ة َو
dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al
Baqarah : 228).
Selamat Membaca.
اّللِ َواستَحلَلتُم ِ اّلل ِف النِس ِاء فَِإنَّ ُكم أَخذُتُُوه َّن ِِبَم
َّ ان َ ُ َ َ ََّ فَاتَّ ُقوا
ِ َِّ فُروجه َّن بِ َكلِم ِة
َ اّلل َولَ ُكم َعلَي ِه َّن أَن لَ يُوطئ َن فُ ُر َش ُكم أ
َح ًدا َ َُ ُ
. وف ِ وََل َّن علَي ُكم ِرزقُه َّن وكِسوُُتُ َّن ِِبلمعر...تَكرهونَه
َُ َ َ ُ َ ُ َ ُ َُ
Artinya: “Takutlah kepada Allah di dalam perihal istri-
istri, karena sesungguhnya kalian mengambil mereka
dengan keamanan dari Allah dan menghalalkan
kemaluan-kemaluan mereka dengan kalimat Allah, dan
kalian memiliki hak atas mereka yaitu mereka tidak
membiarkan seorangpun yang kalian benci untuk tidur di
ranjang-ranjang kalian,… dan mereka (para istri) memiliki
hak katas kalian, yaitu kalian memberikan harta dan
pakaian kepada mereka dengan hal yang baik.” (HR.
Muslim)
Selanjutnya:
ِ ِ ِ
َت عُت بَة ُ ( َد َخلَت هن ُد بِن:َعن َعائ َشةَ َرض َي اَ َّّللُ َعن َها قَالَت
. ول اَ َّّللِ صلى هللا عليه وسلم ِ َعلَى رس-اِمرأَةُ أَِيب سفيا َن-
َُ َُ َ
ول اَ َّّللِ! إِ َّن أ ََِب ُسفيَا َن َر ُجل َش ِحيح َل يُع ِط ِيين َ َاي َر ُس:فَ َقالَت
ت ِمن َمالِِه بِغَ ِري ُ َخذَ إَِّل َما أ,ين
ِ ِ ِ ِ
َّ َِمن اَلنَّ َف َقة َما يَكف ِيين َويَكفي ب
ُخ ِذي ِمن َمالِِه:ال َ ك ِمن ُجنَاح? فَ َق ِ َّ َ فَهل ع ِل,ِعل ِم ِه
َ ي ِيف َذل َ َ َ
يك ) ُمتَّ َفق َعلَي ِهِ ِ ويك ِفي بن,يك ِ ِ ِ
َ َ َ ِِبل َمع ُروف َما يَكف
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Hindun binti
Utbah istri Abu Sufyan masuk menemui Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai
Rasulullah, sungguh Abu Sufyan adalah orang yang pelit.
Ia tidak memberiku nafkah yang cukup untukku dan anak-
anakku kecuali aku mengambil dari hartanya tanpa
sepengetahuannya. Apakah yang demikian itu aku
berdosa? Beliau bersabda: "Ambillah dari hartanya yang
cukup untukmu dan anak-anakmu dengan baik."
(Muttafaq Alaihi)
Kemudian
َاي:تُ ( قُل:ال َ َ َعن أَبِ ِيه ق,َو َعن َح ِكي ِم ب ِن ُم َعا ِويَةَ اَل ُق َش ِري ِي
أَن تُطعِ َم َها إِذَا:ال َ ََح ِد َان َعلَي ِه? ق ِ ِ َ رس
َ ول اَ َّّلل! َما َح ُّق َزو َجة أ َُ
َوَل تُ َقبِح,َ َوَل تَض ِر ِب اَل َوجه,ت ِ ِ
َ َوتَك ُس َوَها إِ َذا اكتَ َسي,ت َ طَعم
Hakim Ibnu Muawiyah al-Qusyairy, dari ayahnya,
berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah hak istri
salah seorang di antara kami? Beliau menjawab: "Engkau
memberinya makan jika engkau makan dan engkau
memberinya pakaian jika engkau berpakaian." (HR. Abu
Daud)
َّب صلى هللا ِ ِ ( َجاءَ َر ُجل إِ ََل اَلن:ال َ ََو َعن أَِيب ُهَري َرةَ رضي هللا عنه ق
ِ َ َّلل! عِن ِدي ِدينار? ق َِّ َول ا
كَ أَنفقهُ َعلَى نَف ِس:ال َ َ َاي َر ُس:ال َ عليه وسلم فَ َق
:الَ َآخ ُر? ق ِ ِ َ َ أَن ِفقه علَى ولَ ِد َك ق:ال ِ ِ َ َق
َ عندي:ال َ َ ُ َ َآخ ُر? قَ عندي:ال
ِ ِ َ َ ق, عِن ِدي آخر:ال ِ ِ
ال
َ َك ق َ أَنف ُقهُ َعلَى َخاد ِم:ال َُ َ َك ق َ أَنفقهُ َعلَى أَهل
, َوأَبُو َد ُاوَد,ُظ لَه ُ لشافِعِ ُّي َواللَّفَّ َت أَعلَ َم ) أَخَر َجهُ ا َ أَن:الَ َ ق,آخ ُر
َ عندي
ِِ
َّسائِ ُّي َواحلَاكِ ُم بِتَق ِد ِمي اَ َّلزو َج ِة َعلَى اَل َولَ ِد
َ َوأَخَر َجهُ الن
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang
datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
berkata: Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar?.
Beliau bersabda: "Nafkahilah dirimu sendiri." Ia berkata:
Aku mempunyai satu dinar lagi. Beliau bersabda: "Nafkahi
anakmu." Ia berkata: Aku mempunyai satu dinar lagi.
Beliau bersabda: "Nafkahi istrimu." Ia berkata: Aku
mempunyai satu dinar lagi. Beliau bersabda: "Nafkahi
pembantumu." Ia berkata lagi: Aku mempunyai satu dinar
lagi. Beliau bersabda: "Engkau lebih tahu (siapa yang
harus diberi nafkah)." (HR Abu Daud)
اان أَح َسنُ ُهم ُخلُقاً َو ِخيَا ُرُكم ِخيَ ُارُكم لِنِ َسائِ ِهم
ً َْي إِميِِ
َ أَك َم ُل ال ُمؤمن
خلقا
1. Penjelasan Hadist
2. Nafkah untuk istri meliputi semua kebutuhannya
mulai dari makanan, rumah, obat-obatan hingga
menyediakan pelayan untuknya bila diperlukan1.
3. Seorang istri boleh mengambil hak nafkah
finansialnya tanpa sepengetahuan suami jika sang
suami tidak memberikannya nafkah sesuai
kebutuhannya2.
4. Suami dan istri berhak mendapatkan perlakuan
dengan akhlaq yang baik.
5. Suami boleh menikmati istrinya dengan bahkan
melihat seluruh tubuhnya, begitupula istri
terhadap suaminya3.
6. Suami wajib berbuat adil terhadap semua istrinya.
1
Lihat : Al Bahrur Raiq 4/188
2
Bidayatul mujtahid hal 241, Fathul bari : 9/299
3
Mughnil Muhtaj 3/181
B. Hak dan Kewajiban Kedua Belah
Pihak
Dalam Islam terdapat aturan dimana kedua belah
pihak mendapatkan hak yang serupa, diantaranya
adalah hak istimta’, berhias, saling mewarisi, dan hak
untuk mengklaim anak sebagai nasabnya.
1. Hak Istimta’
4
Lihat :Syekh Abdul Karim Zaydan. Al Mufashal fii ahkamil mar’ah.
3/145
5
Kasyaful Qina’ 3/114
bersama Aisyah, dan riwayat ini sangatlah mashur bagi
umat Islam6.
6
HR Muslim
7
Lihat : Mughnil Muhtaj 3/181
8
Faidhul Qadir 1/238
a. Larangan Dalam Istimta’
يض قُل ُه َو أَذًى فَاعتَ ِزلُوا النِ َساءَ ِيف ِ ك َع ِن ال َم ِح َ ََويَسأَلُون
وه َّن ِمن
ُ ُوه َّن َح َّ ىت يَط ُهر َن فَِإ َذا تَطَ َّهر َن فَأت ُ ُيض َوَل تَقَرب ِ ال َم ِح
ين ِ
َ ب ال ُمتَطَه ِرُّ ْي َوُُِي ُّ اّللَ ُُِي
َ ِب الت ََّّواب َّ اّللُ إِ َّن
َّ ث أ ََمَرُك ُم
ُ َحي
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:
“Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu
haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum
mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (Al Baqarah 222)
9
Al Jami’ li ahkamil Quran
mengenakan kain sarung atau tidak melakukan jima’10.
Adapun dalil yang mereka pakai adalah hadist Aisyah:
كان إحداان إذا كانت حائضا أمرها النب صلى هللا عليه وسلم
أن أتتزر مث يباشرها
Apabila salah seorang dari kami sedang haid maka
Rasulullah SAW menyuruhnya untuk memakai kain
sarung kemudian beliau menyetubuhinya (HR Muslim)
10
Bidayatul Mujtahid 1/131
َو قَ دِ ُم وا ََّنى ِش ئ تُ م
َّ نِ َس ا ُؤ ُك م َح رث لَ ُك م فَ أ تُوا َح رثَ ُك م أ
َو بَ ِش ِر َّ ِألَن ُف ِس ُك م َواتَّ ُق وا
ُاّللَ َواع لَ ُم وا أَنَّ ُك م ُم َال قُوه
ْي ِِ
َ ال ُم ؤ م ن
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu
duburnya.
SAW bersabda:
ل ينظر هللا إَل رجل جامع امرأة يف دبرها
Allah tidak melihat kepada seorang lelaki yang
menyetubuhi istrinya pada duburnya (HR Al Baihaqi)
من أتى حائضا أو امرأة يف دبرها أو كاهنا فصدقه مبا يقول فقد
كفر مبا أنزل على حممد
Barangsiapa menjima istrinya saat haid atau menjimanya
pada duburnya atau ia mendatangi dukun dan
membenarkan ucapannya maka sungguh ia telah kafir
kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad (HR
Timridzi & Ibnu Majah)
2. Hak Berhias
Berhias dalam hal ini adalah berpenampilan baik di
hadapan pasangan, dan ini adalah hak yang berlaku bagi
keduanya. Ibnu Abbas RA berkata bahwa dirinya juga
senang berhias untuk menyenangkan istrinya. Berhias
dalam hal ini adalah seperti menggunakan kosmetik
untuk wajah, memakai parfum, pakaian yang indah, dan
perhiasan seperti kalung, anting dan gelang bagi wanita.
a. Batasan Berhias
Sebagaimana disebutkan tadi bahwa istri dan suami
berhak memakai kosmetik, parfum, atau berhias dari
pakaiannya. Tapi bagi keduanya ada batasannya yaitu
agar perhiasan yang dipakai tidak lantas
membahayakannya.
وعاشروهن ِبملعروف
“dan pergaulilah mereka (istri) secara patut” (An Nisa
19)
2. Nafkah
Istri berhak mendapatkan nafkah dari suaminya
bahkan nafkah terhadap istri lebih diutamakan daripada
anak. Nafkah terhadap istri ini bisa meliputi makan dan
minum, rumah dan perlengkapannya, obat, serta pelayan
atau pembantu. Adapun dalil dari Quran adalah firman
Allah SWT:
اّللِ َواستَحلَلتُم ِ اّلل ِف النِس ِاء فَِإنَّ ُكم أَخذُتُُوه َّن ِِبَم
َّ ان َ ُ َ َ ََّ فَاتَّ ُقوا
ِ َِّ فُروجه َّن بِ َكلِم ِة
َ اّلل َولَ ُكم َعلَي ِه َّن أَن لَ يُوطئ َن فُ ُر َش ُكم أ
َح ًدا َ َُ ُ
. وف ِ وََل َّن علَي ُكم ِرزقُه َّن وكِسوُُتُ َّن ِِبلمعر...تَكرهونَه
َُ َ َ ُ َ ُ َ ُ َُ
Artinya: “Takutlah kepada Allah di dalam perihal istri-
istri, karena sesungguhnya kalian mengambil mereka
dengan keamanan dari Allah dan menghalalkan
kemaluan-kemaluan mereka dengan kalimat Allah, dan
kalian memiliki hak atas mereka yaitu mereka tidak
membiarkan seorangpun yang kalian benci untuk tidur di
ranjang-ranjang kalian,… dan mereka (para istri) memiliki
hak katas kalian, yaitu kalian memberikan harta dan
pakaian kepada mereka dengan hal yang baik.” (HR.
Muslim)
َاي:ت ُ ( قُل:ال َ َ َعن أَبِ ِيه ق,َو َعن َح ِكي ِم ب ِن ُم َعا ِويَةَ اَل ُق َش ِري ِي
أَن تُطعِ َم َها إِ َذا:ال َ ََح ِد َان َعلَي ِه? ق ِ ِ َ رس
َ ول اَ َّّلل! َما َح ُّق َزو َجة أ َُ
َوَل تُ َقبِح,َ َوَل تَض ِر ِب اَل َوجه,ت ِ ِ
َ َوتَك ُس َوَها إِ َذا اكتَ َسي,ت َ طَعم
Hakim Ibnu Muawiyah al-Qusyairy, dari ayahnya,
berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah hak istri
salah seorang di antara kami? Beliau menjawab: "Engkau
memberinya makan jika engkau makan dan engkau
memberinya pakaian jika engkau berpakaian." (HR. Abu
Daud)
َّب صلى هللا ِ ِ ( َجاءَ َر ُجل إِ ََل اَلن:ال َ ََو َعن أَِيب ُهَري َرةَ رضي هللا عنه ق
ِ َ َّلل! عِن ِدي ِدينار? ق َِّ َول ا
كَ أَنفقهُ َعلَى نَف ِس:ال َ َ َاي َر ُس:ال َ عليه وسلم فَ َق
:الَ َآخ ُر? ق ِ ِ َ َ أَن ِفقه علَى ولَ ِد َك ق:ال ِ ِ َ َق
َ عندي:ال َ َ ُ َ َآخ ُر? قَ عندي:ال
ِ ِ َ َ ق, عِن ِدي آخر:ال ِ ِ
ال
َ َك ق َ أَنف ُقهُ َعلَى َخاد ِم:ال َُ َ َك ق َ أَنفقهُ َعلَى أَهل
, َوأَبُو َد ُاوَد,ُظ لَه ُ ت أَعلَ َم ) أَخَر َجهُ اَلشَّافِعِ ُّي َواللَّف َ أَن:الَ َ ق,آخ ُر
َ عندي
ِِ
َّسائِ ُّي َواحلَاكِ ُم بِتَق ِد ِمي اَ َّلزو َج ِة َعلَى اَل َولَ ِد
َ َوأَخَر َجهُ الن
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang
datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
berkata: Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar?.
Beliau bersabda: "Nafkahilah dirimu sendiri." Ia berkata:
Aku mempunyai satu dinar lagi. Beliau bersabda: "Nafkahi
anakmu." Ia berkata: Aku mempunyai satu dinar lagi.
Beliau bersabda: "Nafkahi istrimu." Ia berkata: Aku
mempunyai satu dinar lagi. Beliau bersabda: "Nafkahi
pembantumu." Ia berkata lagi: Aku mempunyai satu dinar
lagi. Beliau bersabda: "Engkau lebih tahu (siapa yang
harus diberi nafkah)." (HR Abu Daud)
a. Jenis Nafkah
Al Khatib Asy Syarbini menerangkan bahwa nafkah itu
terbagi menjadi tujuh jenis yaitu : nafkah makanan, lauk
pauk, pakaian, tempat tinggal, dan pelayan atau
pembantu rumah tangga apabila sang istri dikhawatirkan
kelelahan bila melakukan tugas rumah sendiri11.
1) Pernikahannya sah
2) Istri sepenuhnya menyerahkan dirinya kepada
suami dan tinggal serumah
3) Istri tidak nusyuz atau durhaka kepada suami. Bila
suami telah mendapati istri melakukan nusyuz
hingga pada level pisah ranjang, maka boleh
baginya dihentikan sementara pemberian nafkah
untuk membuatnya jera. Termasuk jika ternyata
istri keluar rumah untuk bekerja tanpa izin
suaminya, jika telah diizinkan maka tidak dianggap
nusyuz12.
b. Kadar Nafkah
Terkait kadar nafkah, para ulama terpecah kepada
dua pendapat :
11
Mughnil Muhtaj 3/559
12
Al Mughni 8/198
menyediakan peralatan masak13. Pendapat pertama ini adalah
yang dipegang oleh madzhab syafi’I sebagaimana dijelaskan
dalam kitab mughnil muhtaj.
ِ ِ ِ
َت عُت بَة ُ ( َد َخلَت هن ُد بِن:َعن َعائ َشةَ َرض َي اَ َّّللُ َعن َها قَالَت
. ول اَ َّّللِ صلى هللا عليه وسلم ِ َعلَى رس-اِمرأَةُ أَِيب سفيا َن-
َُ َُ َ
ول اَ َّّللِ! إِ َّن أ ََِب ُسفيَا َن َر ُجل َش ِحيح َل يُع ِط ِيين َ َاي َر ُس:فَ َقالَت
ت ِمن َمالِِه بِغَ ِري ُ َخذَ إَِّل َما أ,ين
ِ ِ ِ ِ
َّ َِمن اَلنَّ َف َقة َما يَكف ِيين َويَكفي ب
ُخ ِذي ِمن َمالِِه:ال َ ك ِمن ُجنَاح? فَ َق ِ َّ َ فَهل ع ِل,ِعل ِم ِه
َ ي ِيف َذل َ َ َ
يك ) ُمتَّ َفق َعلَي ِهِ ِ ويك ِفي بن,يك ِ ِ ِ
َ َ َ ِِبل َمع ُروف َما يَكف
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Hindun binti
Utbah istri Abu Sufyan masuk menemui Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai
Rasulullah, sungguh Abu Sufyan adalah orang yang pelit.
13
Mughnil muhtaj 3/560
Ia tidak memberiku nafkah yang cukup untukku dan anak-
anakku kecuali aku mengambil dari hartanya tanpa
sepengetahuannya. Apakah yang demikian itu aku
berdosa? Beliau bersabda: "Ambillah dari hartanya yang
cukup untukmu dan anak-anakmu dengan baik."
(Muttafaq Alaihi)
ْي إِميَا ًان أَح َسنُ ُهم ُخلُقاً َو ِخيَا ُرُكم ِخيَ ُارُكم لِنِ َسائِ ِهمِِ
َ أَك َم ُل ال ُمؤمن
خلقا
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya di antara mereka, dan yang
paling baik di antara kalian adalah yang paling baik
kepada isteri-isterinya.” (HR Tirmidzi)
14
Fathul bari 9/299
baginya untuk berobat agar kewajiban terhadap hak
istrinya bisa dipenuhi dengan maksimal15.
بسم هللا أللهم جنبنا الشيطان: لو أن أحدكم إذا أتى أهله قال
وجنب الشيطان ما رزقتنا فقضي بينهما ولد مل يضره
Jika salah seorang dari kalian hendak berjima dengan
istrinya, lalu ia mengucapkan : bismillah, ya Allah
jauhkanlah syaithan dari kami dan jauhkanlah syaithan
dari anak-anak kami yang Engkau rezekikan, kemudian
kelak jika lahir seorang anak dari hubungan tersebut,
maka syaithan tidak akan membahayakan anak ini (HR
Bukhari)
15
Tafsir Qurthubi 3/242
16
Al mughni 7/25
5. Diperlakukan Secara Adil Bersama Para
Istrinya
Jika seorang suami melakukan poligami maka wajib
baginya adil kepada para istrinya. Adil dalam hal ini
adalah memberikan hak-hak yang sama kepada mereka.
Kecenderungan cinta yang ada dalam hati tidak boleh
ditampakkan dalam masalah pemberian nafkah.
17
Tafsir al Kasyaf 1/272
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).
wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznyaMaka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika
mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.
ِ الاليت ََتافُو َن نُشوزه َّن فَعِظُوه َّن واهجروه َّن ِيف المض
اج ِع َ َ ُ ُُ َ ُ َُ ُ َ ِ َو
اّللَ َكا َن َعلِيًّا
َّ وه َّن فَِإن أَطَعنَ ُكم فَال تَب غُوا َعلَي ِه َّن َسبِيال إِ َّن
ُ َُواض ِرب
َكبِ ًريا
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat
tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika
mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar. (An Nisa : 34)
إِ َذا َمل يَرتَ ِدعن ِِبل َمو ِعظَِة َوَل:وه َّن} أَي ُ ُ { َواض ِرب:َُوقَولُه
ِ ِ
ت ِيف َ َ َك َما ثَب،ضرًِب َغ َري ُم َِربح َ وه َّنُ ُ فَلَ ُكم أَن تَض ِرب،ِِبَلجَران
ِ َّ َّب صلَّى ِ ِ ص ِح
ُ أَنَّه:اّللُ َعلَيه َو َسلَّ َم َ ِ ِيح ُمسلم َعن َجابِر َع ِن الن َ
ِ ِ "واتَّ ُقوا هللا ِيف الن:ال ِيف ح َّج ِة الود ِاع
فَِإ ََّّنُ َّن ِعن َد ُكم،ساء َ َق
َ ََ َ
فَِإن،َُح ًدا تَكَرُهونَه ِ
َ َولَ ُكم َعلَي ِه َّن أََّل يُوطئ َن فُ ُرشكم أ،َع َوان
هن وكِسوُتن َّ ُ َوََلُ َّن رزق،ضرِب َغ َري ُم َِربح َ وه َّن ُ ُفَ َعلن فَاض ِرب
ِ ِِبلمعر
.وف َُ
Dan firman-Nya: dan pukullah mereka, atau: apabila istri-
istrimu tidak tergoyahkan (nusyuznya) dengan nasehat
dan pisah ranjang, maka dibolehkan bagimu memukul
mereka dengan pukulan yang tidak melukai. Sebagaimana
telah ditetapkan dalam sahih Muslim dari Jabir dari Nabi
SAW: sesungguhnya beliau bersabda dalam haji wada’ :
Bertaqwalah kepada Allah dalam masalah wanita, karena
mereka adalah penolong (kalian dalam mengarungi
hidup). Hak kalian atas mereka yaitu, mereka tidak boleh
memasukkan seorang pun ke dalam tempat tidur kalian;
orang yang kalian benci, jika mereka melakukannya maka
pukullah mereka dengan pukulan yang tidak berbekas.
Hak mereka atas kalian adalah agar kalian memberi rizki
dan pakaian kepada mereka dengan cara yang baik.”
Pasal 77
Pasal 79
Pasal 80
Pasal 81
Pasal 82
(kewajiban suami yang beristri lebih dari seorang)
Pasal 83