Anda di halaman 1dari 7
‘rea persawahan dl seitarWadukDarma Kabupaten Kuningan awa Brat, abu (4/10/2025) Sat musi Kamara dan debit ai ‘wad su akan seta wadukdgaap oh wargauruk meranam pad JAKARTA, KOMPAS — Hingga dasarian III September 2023, level El Nino di moderat dengan nilai indeks 168. Level El Nino akan mencapat level kuatjika indeksnya mencapai nilai 2,0. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi kondisi kering ini bertahan hingga Februari 2024 dan melemah pada bulan-bulan berikutnya. Indonesia berada di eve Kondisi El Nino saat ini bersamaan dengan puncak musim kemarau sehingga berpotensi memicu kekeringan areal tanam padi yang menyebabkan penurunan produktivitas. Pelaksana Tugas Menteri Pertanian yang juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengatakan, El Nino berdampak besar pada produksi padi sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan beras nasional. “EI Nino ada pengaruhnya (produksi beras). Daerah sentra produksi beras, seperti Lampung dan Jawa, semuanya berwama hitam di peta BMKG yang berarti bercurah hujan rendah, Ada pula Sulawesi Selatan dan Nusa ‘Tenggara Barat. Ini semua pusat beras’ kata Arief pada wawancara daring bersama Litbang Kompas, Senin (2/10/2023). Hal tersebut sejalan dengan temuan Litbang Kompas melalui pemodelan regresi data panel untuk melihat sejumlah variabel yang berpengaruh pada produksi padi di Indonesia. Regresi mengombinasikan data runtut waktu 23/O/2Haktor-ikim-tekan-produksi-pad 26/10/23, 1.48 tempat tahunan sepanjang 2002-2022 dan cross section di 34 provinsi Baca juga: Tanaman Padi Puso. Petani indramayu Tak Nikmati Kenaikan Harga Beras Berpengaruh terhadap Produksi Padi Nasional Suhu tahunan * Koefisien: ~4,572 « Signifikansi 0,012 Curah hujan tahunan * Koefisen: 0,042 * Signfansi:0,007 |) Luas lahan panen * Koefsin: 4,371 + Signifcansi 0,000 dJumlah Petani * Koefisien:-0,202 ** Koefisien: -0,072 Jumlah pupuk bersubsidi + + Koefisien: 0,239 * Signifikansi: 0,000 Produksi gabah kering ging (GK6) * Koefisien: 418,979 + Signifkans 0,001 Netodologi: + Analisis menggunakan eres data pan! yang mengombinaskan data runtut waltusepajang 2002-2022 dan cross secon di 34 rovins.Tingatkepercayaan dtetapkan 95 petsen sehingga ange sites! varibelindependen bawah 0,05 renunjuanvriabe teat berpengauh terhadap rodus pad sebacavaiabel ett Notsinegat pata ii koefisin menurjudanbehwa sla tad peninglatan pada varibelbbas kan berdampak pada penuun- ‘pots pad. Sementaranoas posi menunjléan adanya peningttan produ patti vel bebas juga mengala perngttan * Hoda yang teri dalam eres data pane ala Ftd Effect Model FEM) dan has egresi data panini suds los ujprareterasumsi tas Makna: @ @ 0 @ @ ® o lwaslehan Jumish —Jumlah_=—= Suu» CurahhujanNilaitukar—R-squaremeng- panen: —petani: —-—pupuk ber- tehunan:tahunan: -—_petanitdsk —_gambarkanbahwa Setin Seip’ subsit:-——=—Setiappe- Satie —berpengarun—_vatabe yang d- Denambahan penambahan Setao ningatan—ninakatan—sanifan—_qunakan dalam " Halaman 3 dari 10 L000hektar 1,000 petani penambaan subuudara curghfhujantethadap ——_permodelan ini lahensaweh menurunkan 1.000ton —1°Cmen- Lmm/tahun produksi ——_-menjeastan rmendorong produksiGKGpupurmen- dorongpe-mendorong padi 99,7 persen ton peningkatan 202ton. orang pe-urunan—_peningkat- disid lapangen. produlsi KG ringatan _produksi-_—_anprodusi Sisanya djelstan 4372ton produlsi GK GKG 6X6 42,2 ton oleh arabe lain, 239 ton, 4572 ton, Produksi Padi Nasional dan Kejadian El Nino Kejadian NSO AEE Produksi padi Tren produksi 49,38 jutaton (0%) 59,28 jutaton 54,75 juta ton (0.62%) 56,03 54,60 juta te itaton jutaton oY “i | i) (-7,76%) 190 J 1998] 2001 | 2005 [ 2005 | 2007 | 200e | 2011 [ 2013 [2015 | 2017 [2019 | 2028 19% 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 “Data produsipainasional abi dar FAO, semertaadtakejcin ENSO ar da NOAA Sane, NM, BFS, dan Peden yes Data ane Doh item Korps ANN TIVIS ISPOGRAFIE-DIMAS Analisis ini menggunakan enam variabel yang memiliki pengaruh kuat tethadap produksi padi, yatu luas lahan, tenaga kerja, pupuk, nila tukar petani (NTP), curah bujan, dan sub udara, Hasil analisis menemukan variabel terkait iim, seperti suhu udara dan curah hujan, berdampak signifikan terhadap produksi padi, Balkan, variabel iklim menjadi ancaman serius terhadap produksi tanaman pangan. Hasil regresi data panel menunjukkan variabel suhu udara memiliki koefisien sebesar negatif 4572829. Artinya, setiap kenaikan suhu udara sebesar 1 derajat celsius setahun akan menurunkan produksi padi sekitar 4.500 ton di setiap provinsi di Indonesia, ‘Variabeliklim lainnya yang berdampak signifikan adalah curah hujan. Setiap ‘curah hyjan natk 1 milimeter per tahun, produksi padi di tiap-tiap provinsi di Indonesia bertambah sekitar 42 ton, httos:twww.kompas id/baca/riset/2023/10/12faktor-iklim-tekan-oroduksi-padi 26/t0)23, 1.46 Komoditas Pertanian Terpengaruh Kuat Kondisi El Nino Komocitas pertanian yang terpengaruh _@ Kekutangan air/mengering kuat kadar air di suatu lay. , (© Penambahan arberlbin yang berujun pada Yagungy Padi} Gandumf dan einye dilahanpotanan dan ber pengaruh pada tingatpocitivtas Pee. ry Sep-Jan o- t a ' Matang siap panen —_—_Pertumbuhan vegetatif Penanaman hingga (sensititas rendah hingga berbuah pertumbuhan vegetatif terhadap ci) (sensivtas kuatterhadap air) (senstvtes sedangterhadep al] ‘Sumber: FAO, NOAA, BPS, dan pemodelan Rearesi Data Panet Diolah Litbang Kompas/AYN/IWN/TIN/YOS: INFOGRAFIIEISMAWADE Petani gagal panen Variabel iklim berupa suhu udara dan curah hujan terbukti berdampak signifikan terhadap produksi padi di Indonesia, Dari sisi curah hujan, ada dua pendekatan untuk melihat pola hujan secara nasional, yaitu variabilitas antartahun dan tren jangka panjang. Variabilitas antartahun ini merujuk pada fenomena basah dan kering secara bergiliran. Untuk tren jangka panjang, diperkirakan terjadi penurunan curah hhujan di masa depan, “Ada kecenderungan pada tren jangka panjang bahwa di pertengahan abad ‘anti, curah hujan di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan sekarang. Wilayah paling berisiko adalah sisi selatan garis istiwa’ ujar Ardhasena Sopaheluwakan, Kepala Pusat Layanan Informasi [klim Terapan BMKG, Rabu (27/9/2023). hitossfivwe kompas iat f2ffaktor-ikim-tekan-produksi-padi 2enora, 46 Apabila tren curah hujan terus menurun, suhu rata-rata terpantau akan ‘erus meningkat. Ardhasena menambahkan, fase El Nino diperparah dengan perubahan iklim saat ini Berdasarkan catatan Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional AS (NOAA), wilayah Indonesia telah mengalami tujuh kali kondisi kering ekstrem akibat EI Nino. Kekeringan ekstrem tercatat muncul pada 2016 yang menurunkan produksi padi Indonesia 11,47 persen, Dampak lanjutan dari El Nino juga dirasakan pada 2019. Akibat kondisi kering, produksi padi nasional turun hingga 776 persen. Baca juga: Optimalkan Produksi Beras, Antisipasi Gagal Pancn Kondisi Curah Hujan Sepanjang Periode El Nino © bilaya yang banyak (© Witayah yang Periode bulan:peiodebassh curd hujan (bsah) keting dan kring sepajang El Nino NovHer Des-Mar Le g Okt ee ‘Sumber AO, NOM, BFS, den padln eres Daa Pana Dh LitangKorpas/AIVIIVTIVYOS INPOGRAFIEISMAWAD Pada tahun ini, ancaman penurunan produksi padi akibat kekeringan terjadi pula di sejumtah daerah, seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kondisi lebih kering menyebabkan banyak sumber air hilang dan sistem. irigasi tak berfungsi. Petani di Desa Pilang, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Hamsan (67) dan Misdiana (57), pasangan suami istri, mengalami gagel panen dilahan mereka seluas 1 hektar gara-gara kekeringan, “Tanahnya pecah-pecah dan sangat kering, Dari bawah seperti tidak ada air, dari atas juga tidak turun hujan sama sekali. Kami bingung dan hanya bisa menangis melihat itu semua’ ucap Misdiana saat ditemui di rumahnya, Selasa (3/10/2023) Hal serupa dialami Supiyah (55), petani di Desa Purwosari, Kabupaten Barito etpsltwov kompas.id/baes/riset/2023/10/%2aktor-ikim-tokan-produksi-pad 260723, 11.48, Kuala, Kalsel, yang gagal panen dua tahun terakhir. Kesulitan utamanya adalah jenis lahan berupa rawa pasang surut sehingga ketersediaan air fluktuati. Manajemen sumber daya Faktor cuaca dan iklim berpengaruh signifikan terhadap produksi padi nasional, Implikasinya sangat besar, mulai dari kegagalan panen hingga sulitnya memenubi ketersedizan pangan nasional. Akibatnya, dibutuhkan pengelolaan lahan melalui manajemen sumber daya air dan kesuburan tanah. Baca juga: Kekeringan di Kabupaten Kupang Kian Parah, Debit Air Tenus Berkurang Sra (58) petan dari Desa Bajaransat Keeamatan Cling Kabupaten Moatengka awa Bart dtm Kompas pada Kans 4/1/2023) Sevan garapan Suma mendspst aiigee aan bendung mata ar sehingga dalam setnun capt mensnam du fal Kepala Pusat Studi Pengelolaan Sumber Daya Lahan UGM Junun Sartohadi ‘mengatakan, pengelolaan lahan sangat penting dimulai dari identifikasi tipe iklim lokal daerah. "Yang pertama adalah iklimnya sesuai atau tidak. Yang kedua, alrnya. Ada wilayah yang kelebihan air, ada yang kecukupan air, ada yang kekurangan air. Terakhir, pengelolaan tanahnya yang bisa diusahakan dengan pupuk’’ ujarnya, Rabu (27/9/2023) Selain itu, faktor yang perlu dipertimbangkan lagi ialah karakteristiklahan, Kepala Pusat Bioteknologi IPB Dwi Andreas Santoso menekankan, pentingnya pemahaman tentang hal in, "Untuk Klasifikasi kesesuaian lahan padi terkonsentrasi di Jawa. Selain karena material vulkanik dari gunung api, masyarakat Jawa juga memiliki budaya cocok tanam sejak dahulu’ ujarnya seat dihubungi dari Jakarta, Jumat (29/9/2023). Selain pemahaman terhadap iklim lokal, manajemen air, dan karakteristik Jahan, pengelolaan lahan untuk pertanian yang berkelanjutan juga perlu memprioritaskan kualitas benih padi, Situasiiklim yang makin tidak menentu ke depan menuntut kemampuan adaptasi dan bertahan hidup tanaman padi. Maka, dibutubkan varietas benih yang resistan terhadap ‘anomali iMim, (LITBANG KOMPAS) Edilor: ANDREAS YOGA PRASETYO.

Anda mungkin juga menyukai