Asuhan Keperawatan Dispepsia
Asuhan Keperawatan Dispepsia
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata dyspepsia berasal dari bahasa yunani yang berarti pencernaan yang abnormal
atau adanya gangguan pada sistem pencernaan, biasanya dikenal sebagai sakit perut. Kondisi
ini mengacu pada gangguan pencernaan, gangguan pencernaan adalah suatu kondisi medis
yang ditandai dengan nyeri kronis atau nyeri berulang pada bagian atas perut. Begah dah
merasa kenyang lebih awal dari yang dibutuhkan ketika makan, hal ini juga disertai dengan
rasa kembung, bersendawa, mual dan mulas. Dyspepsia ialah masalah umum dan sering
terjadi akibat penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam sebuah
minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari ulkus peptikum ( tukak lambung
Dari berbagai sumber banyak juga angka yang mengatakan bahwa ada yang
menyebutkan 2 dari 10 orang terkena dyspepsia, namun ada juga yang mengatakan sekitar
35% dari setiap lingkungan hidup. Menurut data tahun 2011 wanita lebih dominan terkena
penyakit ini dari pada pria. Penyakit ini tidak mengenal batas usia baik muda maupun tua
bisa saja terkena penyakit ini. Di Indonesia atas survei yang telah dilakukan oleh dr. Ari F
Syam dari FKUI pada tahun 2012 menembus angka hampir mendekati 50% dari 90 pasien
yang ditelitinya. Bahkan tidak hanya di indonesia saja diluar negeri juga. Menurut sumber
dari internet, banyak orang yang tidak terlalu menganggap serius tentang penyakit ini.
Mereka merasakan ada yang tidak nyaman pada perut atau lambung mereka, tetapi mereka
beranggapan hal itu tidak perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. ( Nanda nic noc
askep dyspepsia )
1
Namun, menurut penelitian masih dari luar negeri ditemukan bahwa dari sekian
orang yang memeriksakan diri ke dokter 1dari 4 yang tidak memiliki ulkus ( borok )pada
angka 80% dyspepsia fungsional, dan 10% ulkus dan 2% disebabkan oleh kanker lambung.
Di Indonesia sendiri dyspepsia berada pada peringkat ke 10 dengan proporsi 1.5% dari
kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Pada tahun 2013 dyspepsia menempati urutan 20 dari daftar 50 penyakit dengan
pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3% dan menempati urutan ke-35
dari 50 penyakit penyebab kematian. Survey yang dilakukan dr. Ari F. Syam dari FKUI pada
tahun 2012 dari 90 pasien yang diteliti hampir 50% mengalami dyspepsia. Berdasarkan data
dari RSUD. Lubuk pakam tahun 2014 didapatkan bahwa angka kejadian rawat inap atas
kasus dyspepsia di ruang seroja berjumlah ± 35 pasien dan untuk periode bulan juli hingga
Tentang masalah kesehatan diatas menjadi menarik minat para peneliti untuk menulis
makalah oleh karena itu masalah tersebut harus ditanggulangi untuk mengurangi dan
mencegah komplikasi- komplikasi yang lebih berat lagi. Dan untuk mengatasi masalah-
masalah yang lazim tersebut, diperlukan asuhan keperawatan yang komperensif ditujukan
B. RUMUSAN MASALAH
2
Adapun rumusan masalah tentang penelitian ini adalah : Bagaimana pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kasus dyspepsia di R.seroja RSUD. Lubuk pakam.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
dyspepsia
D. METODE PENULISAN
menggambarkan data secara objektif dimulai dari pengumpulan data, pengelolah sampai
evaluasi dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan makalah ini
- Mengobservasi yaitu dengan cara mengamati langsung klien pada saat melakukan
asuhan keperawatan.
3
- Pengkajian fisik pada klien sebelum melakukan perencanaan dan tindakan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
A. DEFENISI
Dyspepsia merupakan symtom/gejala atau sindrom yang terdiri dari keluhan nyeri ulu hati,
perut kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut terasa penuh/begah dan
Dyspepsia ialah kumpulan keluhan/gejala klinis dari rasa tidak enak/sakit di perut
bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Keluhan gastroesofagus klasik
berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi
B. KLASIFIKASI
1. Dyspepsia organic
Dyspepsia yang penyebabnya telah di ketahui adanya kelainan organic dalam organ
tubuhnya. Misalnya, tukak (luka) lambung, radang pancreas, radang empedu, dan lain
sebagainya.
2. Dyspepsia non-organic
Dyspepsia yang penyebabnya bukan dari kelainan atau gangguan struktur organ
pencernaan).
C. ETIOLOGI
5
1. Dyspepsia organic
f. Dyspepsia non-organik
D. PATOFISIOLOGIS
Adapun bagaimana cara proses penyebaran penyakit ini : Perubahan pola makan
yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta
adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung
akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada bagian lambung akibat
peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung,
sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa implus muntah sehingga intake tidak
E. MANIFESTASI KLINIS
6
1. Rasa nyeri pada ulu hati
2. Mual, muntah
3. Perut kembung
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukkan menurut (H. Harjono,
2010)
1. Pemeriksaan diagnostic
2. Anamnesis akurat : untuk menilai apakah keluhan itu local atau berdasarkan gangguan
sistemik.
5. Leukositorium
6. Pancreatitis ( amylase/lipase )
9. Cek WIDAL
a. Tubex sallmonella
7
b. Cek darah rutin
10. Pemeriksaan Endoskopi : mengidentifikasi kelainan organic intra lumen seperti tukak,
Pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk seera dikerjakan bila dyspepsia tersebut disertai
pula oleh adanya anemia, berat badan menurun, muntah hebat, dugaan adanya obstruksi,
muntah darah atau keluhan sudah lama dan terjadi pada usia > 45 tahun. Keadaan ini
disebut sebagai alarm symptom karena sangat dicurigai sebagai suatu keadaan gangguan
G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Kanker lambung
3. Muntah darah
4. Ulkus peptikum
H. PENCEGAHAN
Adapun beberapa cara yang dapat mencegah atau menghambat penyebaran dyspepsia yaitu :
8
5. Biasakan membaca indikasi dan kontra indikasi pada suatu obat terutama obat bebas
( obat warung )
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Harrison, 2010 yaitu :
J. PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
9
a. Identitas
Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
d. Keluhan utama
i. Pengkajian Fisik
1) Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan lainlain.
2) Data sistemik
kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan
lain-lain.
c) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan
lain-lain.
10
e) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi tempat,
f) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual
h) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan lain-
lain.
urinaria.
j. Data penunjang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan mukosa,
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfagia, esofagitis dan
anorexia.
11
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang atau hilang.
4. INTERVENSI
c. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan nyeri /asam
lambung
e. Observasi TTV
h. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
j. Kriteria hasil:
5. INTERVENSI
12
c. Kaji pola diet klien yang disukai/tidak tepat
Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang atau
menghilang
6. INTERVENSI
e. Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Kriteria hasi : Klien mengatakan sudah dapat mulai beraktivitas secara mandiri
7. INTERVENSI
a. kaji kemampuan klien untuk melakukan Untuk aktivitas dan catat laporan kelelahan.
b. awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan Untuk mengetahui kondisi klien sebelum dan
sesudah aktivitas.
8. IMPLEMENTASI
13
a. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang atau hilang.
9. IMPLEMENTASI
/asam lambung
e. Mengkaji TTV
h. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
10. IMPLEMENTASI
14
e. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
g. Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa mual dan muntah sudah mulai berkurang atau
menghilang
11. IMPLEMENTASI
e. memberikan/mengawasi hiperalimentasi IV
h. Kriteria hasil : Klien mengatakan sudah dapat mulai beraktivitas secara mandiri
12. IMPLEMENTASI
a. Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan Untuk aktivitas dan catat laporan
kelelahan.
b. Mengawasi vital sign: TD, nadi, pernapasan Untuk mengetahui kondisi klien sebelum
15
13. EVALUASI
b. Klien mengatakan
BAB III
TINJAUAN KASUS
16
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. D
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No. RM : 17 19 71
Nama : Ny. H
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
17
Hubungan dengan klien : Anak kandung
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tanggal 15 OKTOBER 2015, klien mengeluh nyeri pada
Keluarga klien mengatakan sebelum kien masuk rumah sakit pada tanggal
Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya juga pernah mengalami nyeri
pada abdomennya, namun tidak terlalu lama dan tidak sampai dibawa ke Rumah
Sakit.
Keluarga klien mengatakan ibu klien juga pernah mengalami hal seperti apa yang
dirasakan klien, tapi tidak sampai masuk Rumah Sakit dan tidak separah klien.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
18
Kilen tampak lemah dan terbaring ditenpat tidur, tingkat kesadran klien
Ket :
TD : 120/ 70 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S : 39,2°C
Data Antropmetrik :
BB : 40 kg
TB : 154 cm
LLA : 23 cm
BBI : 58.5 kg
2. Kulit
Tekstur kulit tampak simetris, kebersihan kulit baik, kulit teraba agak lembab, tidak
terdapat lesi atau luka pada kulit, turor kulit kembali ± 2 detik, kulit teraba hagat
19
Tekstur kepala dan leher tampak simetris, kebersihan kulit kepala baik tidak terapat
ketombe, persebaran rambut merata, warna rambut hitam, tidak ada benjolan pada
kepala, pada leher tidak ada pembeasran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, leher dapat
Struktur mata tampak simetris, kebersiahn mata baik (tidak ada secret yang menempel
pada mata), konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada kelainan pada
mata seperti strabismus (juling), mata dapat digerakan kesegala arah, tidak ada
kelainan dalam penglihatan, kilen tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti
kacamata]
Struktur hidung tampak simetris, kebersihan hidung baik, tidak ada secret didalam
hidung, tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri, fungsi penciuman baik (dapat
Struktur telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga baik, tidak ada serum yang
keluar, tidak ada peradangan, perdarahan, dan nyeri, klien mengtakan telinganya tidak
pendengaran.
20
Struktur mulut dan gigi tampak simetris, mukosa bibir tampak kering, kebersihan
mulut dan gigi cukup baik, tidak terdapat peradangan dan perdarahan pada gusi, lidah
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 22x/menit, tidak ada nyeri tekan pada dada,
klien bernafas melalui hidung, tidak ada terdengar bunyi nafas tambahan seperti
9. Abdomen
Struktur abdomen simetris, abdomen tampak datar(tidak ada benjolan), saat diperkusi
dipalpasi terdapat nyeri tekan, klien mengatakan nyeri didaerah abdomen pada bagian
atas. Klien mengatakn skala nyerinya 3 dan seperi disuk-tusuk, serta nyerinya bisa
berjam-jam.
Klien berjenis kelamin perempuan dan klien tidak ada keluhan atau gangguan pada
sistem reproduksi.
Struktur ekstermitas atas dan bawah (kiri dan kanan) simetris, tidak ada kelainan
bentuk, pada tangan kiri terpasang infus RL 30 gtt/menit, klien tampak lemah, skala
kekuatan otot
Ket :
0 : Parlisis total
21
2 : Gerakan otot penuh menantang gravitasi dengan sokongan
Skala aktivitas 2
Ket :
Dirumah :
klien mengatakan sebelum sakit melakukan aktivitas sehari-hari yaitu sebagai ibu
rumah tangga. Klien mengatakan tidur siang dan tidur malamnya ± 8 jam. Saat klien
Di RS :
22
Klien tampak lemah dan hanya berbaring ditempat tidur. Klien mengatakan tidurnya
sangat jarang dan hanya dapat tidur ± 1 jam kadang-kadang, serta tidurnya tidak puas.
2. Personal Hygiene
Di rumah :
Klien mengatakan mandinya 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, dan memotong kuku
apabila panjang.
Di RS :
Klien mengatakan tidak menggosok gigi tapi hanya berkumur-kumur saja di pagi
hari.
3. Nutrisi
Dirumah :
Klien mengatakan makan 3x sehari dan klien mengatakan minumnya 6-7 gelas sehari
Di RS :
Klien megatakan makannya sangat jarang dan tidak nafsu, klien hanya dapat makan ±
5 sendok makan, klien mengatakan merasa mual dan minum jarang ± 5-6 gelas
sehari.
Dirumah :
Klien mengatakan BAB lancar dan BAK tidak menentu, feses klien padat dan
lembek.
Di RS :
23
5. Seksulitas
6. Psikososial
Psikologi klien tampak ramah dan sopan, hubungan klien dengan keluarga, perawat,
7. Spiritual
E. DATA FOKUS
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Inspeksi :
e. Palpasi :
24
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium.
HEMATOLOGI
Hematokrit *19,3 % 36 ~ 48
MCV 29,7 fL 80 ~ 97
Neutrofil *6,6 % 50 ~ 70
Limposit 4,1 % 25 ~ 40
25
1. DS : Ketidakseimbangan nutrisi Anoreksia
makan
DO :
Data Antropometrik
BB : 40 kg
TB : 154 cm
LLA : 23 cm
2. DS : Hipertermia Proses
penyakit/infeksi
Keluarga klien mengatakan klien
demam
DO :
26
Prioritas Masalah:
tujuan
KEPERAWAT
AN
27
klien jam
i -Ulsafat syr 3 x CI
-antasida tab 3 x 1
Pct tab 3 x 1
jika perlu.
melalui IV . - Rl 20
gtt/menit k/p 40
gtt/menit
28
2 Ketidakseimban MANDIRI 1. mengkaji status nutrisi S : klien
makan A: masalah
KOLABORASI
Klien Ketidakseimbanga
1. Kolaborasi dengan ahli
mengatakan n nutrisi kurang
gizi untuk menentukan
hanya dari kebutuhan
jumlah kalori dan nutrisi
menghabiskan 5 tubuh belum
yang dibutuhkan pasien.
sendok makan teratasi
P : Intervensi
Klien
dilanjutkan
mengatakan
mual
Mukosa
bibir klien
tampak kering
29
Abdomen
terdengar
hipertemi
DAFTAR PUSTAKA
1) Mansjoer, Arief et all, 2012, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi III, Jakarta : Media
Aesculapius.
2) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2012, Buku Ajar Ilmu Penyakit
3) Smeltzer, Suzanne C, 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth,
30
5) Munurut H. Harjono, 2010
7) Mansjoer, Arief et all, 2012, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 Edisi II hal 488, Jakarta :
Media Aesculapius.
31