Anda di halaman 1dari 5

Chapter 3

Serba-Serbi BUMN

Sejarah BUMN

 Pasca Indonesia Merdeka dan Orde Lama

1950-an Nasionalisasi besar-besaran Eks-Perusahaan Belanda dimulai.


Pemerintah lebih memilih melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan yang secara langsung mengelola fasilitas publik atau
yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

1960-an Nasionalisasi kemudian dilakukan bagi perusahaan yang bergerak di


sektor jasa. PT. Garuda Indonesia yang menangani transportasi
udara, PT. Pelni menangani transportasi laut antarpulau, Djakarta
Lyod transportasi antar samudra atau internasional, serta Bank
Negara Indonesia (BNI).

1967 Pemerintah menerbitkan Inpres No. 17 Tahun 1967 tentang


Pengarahan dan Penyederhanaan Perusahaan Negara, yang
mengelompokkan perusahaan negara menjadi tiga bentuk, yaitu
perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum) serta
persero.

1969 Diterbitkan UU No. 9 Tahun 1969 untuk menegaskan tujuan masing-


masing usaha ekonomi yang berada dalam lingkup negara. Perjan,
didefinisikan sebagai perusahaan yang murni mengusahakan dan
memberikan pelayanan umum. Persero, perusahaan yang bertujuan
mencari keuntungan. Perum merupakan jenis usaha yang bertujuan
memberikan pelayanan umum namun diperbolehkan untuk mencari
keuntungan.

 Era Orde Baru

1967 Pemerintah kemudian memberikan kesempatan dalam skala besar


kepada investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Secara konstitusional, di zaman Orde Baru ini mulai dilegislasi
Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing (PMA) pada
bulan Januari 1967.

1973 Ekspansi besar-besaran Pemerintah dalam mendirikan BUMN dipicu


dari kenaikan harga minyak bumi membuat pajak dari sektor ini
mengalami kenaikan dari 15 persen menjadi lebih dari 50 persen
PDB setelah naiknya harga minyak pada tahun 1973.
1974-1980an Pemerintah Indonesia membentuk banyak BUMN dalam rangka
industrialisasi dengan investasi pada bidang-bidang strategis seperti:
baja (termasuk bangkitnya kembali Krakatau Steel, pupuk,
aluminium, pengilangan minyak, dan semen).

 Privatisasi dan Pembentukan Kementerian BUMN

1988 Privatisasi BUMN sendiri dimulai pada tahun 1988 setelah secara
formal pemerintah menuangkan program privatisasi tersebut melalui
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 1988 yang ditindaklanjuti dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 740/ KMK.00/1989. Program
privatisasi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektivitas BUMN.

1991-1996 Go public beberapa BUMN yang besar seperti PT. Semen Gresik
(tahun 1991), PT. Indosat (tahun 1994), PT. Tambang Timah (tahun
1995), PT. Telkom (tahun 1995), PT. Bank BNI (tahun 1996).

1993 Dalam periode 1993 sampai dengan 1998, pengurusan BUMN


dikelola organisasi yang awalnya hanya setingkat Direktorat/Eselon
II, ditingkatkan menjadi setaraf Direktorat Jenderal/Eselon I, dengan
nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara (DJ-
PBUN) di bawah Kementerian Keuangan.

1988 Tahun 1998, pemerintah Republik Indonesia mengubah bentuk


organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat
Kementerian, dengan nama Kementerian Negara Pendayagunaan
BUMN/Kepala Badan Pembinaan BUMN.

 Pasca Reformasi

1999 Pengelolaan BUMN diatur dalam ketetapan MPR Nomor


IV/MPR/1999 mengenai: (1) penataan BUMN secara efisien,
transparan, dan profesional; (2) penyehatan BUMN yang berkaitan
dengan kepentingan umum; dan (3) mendorong BUMN yang tidak
berkaitan dengan kepentingan umum untuk melakukan privatisasi di
pasar modal.

2003 Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang


Badan Usaha Milik Negara, bentuk BUMN terbagi atas 2, yaitu:
Perusahaan Perseroan dan Perum.
2005 Diterbitkan 3 (tiga) Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan
BUMN yaitu:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 tentang
penggabungan, peleburan, pengambil-alihan dan perubahan badan
hukum;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara
Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada BUMN dan
Perseroan Terbatas (PT);
3) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 Tentang Tata Cara
Privatisasi Perseroan (Persero).

Landasan Hukum Pengelolaan BUMN


Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 adalah dasar hukum keberadaan BUMN di Indonesia. Dalam
Undang-Undang ini, BUMN dibedakan menjadi tiga jenis, yakni Perusahaan Perseroan, Perusahaan
Perseroan Terbuka dan Perusahaan Umum (Perum). BUMN yang berjenis Perseroan di samping
tunduk kepada UU BUMN juga harus mematuhi ketentuan yang ada di dalam UU Perseroan Terbatas,
UU No. 40 Tahun 2007, dan aturan di bawahnya. Sedangkan perusahaan-perusahaan ‘plat merah’
yang berbentuk Perseroan Terbuka, di samping mereka wajib memenuhi amanat kedua Undang-
Undang tersebut juga harus memperhatikan dan menjalankan segala ketentuan yang tertulis di dalam
Undang-Undang Pasar Modal (UU No. 8 Tahun 1995) dan turunannya.

Maksud dan Tujuan BUMN


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara,
dijelaskan melalui pasal 2 bahwa BUMN memiliki maksud dan tujuan berupa:
1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan
penerimaan negara pada khususnya;
2) Mengejar keuntungan;
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh setor swasta
dan koperasi;
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah,
koperasi, dan masyarakat.

Fungsi dan Peranan BUMN


Ada 10 fungsi dan peranan BUMN. Berikut kesepuluh fungsi dan peranan BUMN:
1) Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disediakan oleh swasta
2) Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
3) Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak
4) Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat
5) Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak
6) Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta,
7) Pembuka lapangan kerja
8) Penghasil devisa negara
9) Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi
10) Pendorong dalam aktivitas masyarakat di berbagai lapangan usaha.

Assignment
1. Setelah mengikuti pemaparan di chapter 3, berikut adalah beberapa BUMN yang go-public
pada rentang waktu 1991 – 1996, kecuali:
1. Bank Mandiri
2. Bank BNI
3. Semen Gresik
4. PT Tambang Timah
Jawaban: a

2. Sebutkan 3 undang-undang yang dalam penerapannya mempengaruhi pengelolaan BUMN!


Jawaban: Undang-undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN, UU No.40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dan UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Anda mungkin juga menyukai