Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN IMPLEMENTASINYA DI MTS NURUL UMMAH


YOGYAKARTA

Aset Sugiana
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail: asetsugiana@gmail.com

DOI : 10.14421/ jpai.jpai.2019.161-02

Abstract

This study aims to: describe the implementation of the PAI curriculum in the subjects of Aqeedah
Akhlaq. This is a qualitative research. The research data were obtained from Aqeedah Akhlaq teacher in
implementing PAI curriculum. Data analysis technique used is classifying, combining, interpreting,
and concluding. The results of research on the development of the PAI curriculum: 1) Focusing on the
development potential, needs, and interests of students and their environment, 2) Diverse and
integrated, 3) Responsiveness to the development of science, technology, and art, 4) Relevant to the
needs of life, 5) Comprehensive and continuous, 6) Lifelong learning, 7) Balance between national
interests and regional interests. Implementation at MTs Nurul Ummah Yogyakarta, namely: 1)
Organizing Workshops or socialization about making lesson plans, 2) Using textbooks from the
Ministry of Religion and also pesantren (The Yellow Book), 3) Learning Aqeedah Akhlaq focuses on
three aspects: cognitive, affective, and psychomotor, 4) Using the nahwu amtsilati learning method
from Jepara and curriculum integration from Purworejo.
Keywords: Development of PAI Curriculum, Implementation

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk: mendeskripsikan tentang implementasi kurikulum PAI pada


mata pelajaran Aqidah Akhlaq. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data
penelitian diperoleh dari hasil pencatatan dari guru Aqidah Akhlaq dalam
mengimplementasikan kurikulum PAI. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
mengklasifikasikan, menggabungkan, menafsirkan, dan menyimpulkan. Hasil penelitian
tentang pengembangan kurikulum PAI: 1) Berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, 2) Beragam dan terpadu, 3) Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 4) Relevan dengan
kebutuhan kehidupan, 5) Menyeluruh dan berkesinambungan, 6) Belajar sepanjang hayat, 7)
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Implementasi di MTs Nurul
Ummah Yogyakarta, yaitu: 1) Mengadakan Workshop atau mensosialisasikan tentang
pembuatan RPP, 2) Menggunakan buku paket dari Kemenag dan juga kitab pesantren (Kitab
Kuning), 3) Dalam pembelajaran PAI Aqidah Akhlaq pada tiga aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dan 4) Menggunakan metode pembelajaran nahwu amtsilati dari Jepara dan
integrasi kurikulum dari Purworejo.
Kata Kunci: Pengembangan Kurikulum PAI, Implementasi.

17
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

Pendahuluan disusun secara ilmiah, baik yang terjadi

Kurikulum sebagai sistem di dalam kelas, di halaman sekolah

sekaligus sebagai alat untuk mencapai maupun di luar sekolah atas tanggung

tujuan pendidikan menjadi hal yang jawab sekolah untuk mencapai tujuan

sangat urgen dan mutlak ada dalam pendidikan.

sebuah program pendidikan (Ahmad Pengembangan kurikulum di

Mukhlasin, 2018). Kurikulum sekolah menuntut kreativitas pihak-

merupakan roh atau nyawa bagi pihak terkait dengan sekolah, sehingga

sebuah lembaga pendidikan, termasuk dapat disesuaikan dengan kondisi

Madrasah Diniyah. Lembaga peserta didik, sekolah, dan sosial-

pendidikan yang tidak mempunyai budaya masyarakat di sekitar sekolah

kurikulum, sama dengan makhluk berada, dan dimungkinkan untuk

yang tidak bernyawa. Gedung memasukkan muatan lokal sesuai

madrasah hanya sebagai monumen, kebutuhan masyarakat. Dengan

santri dan ustadznya sebagai demikian, kurikulum yang

pengunjung yang hanya menyaksikan dikembangkan di sekolah dapat

keindahan gedung saja. Kurikulum berfungsi untuk melayani peserta didik

merupakan perangkat lunak (software) sesuai harapan masyarakat. Untuk itu

yang harus ada terlebih dulu sebelum peran aktif mereka dalam

perangkat lain disediakan. Dengan pengembangan kurikulum sangat

adanya kurikulum, tujuan madrasah berpengaruh terhadap efektivitas

akan tercapai, pendidik atau ustadz institusi sekolah dan menjadikan

dapat melaksanakan pembelajaran sekolah satu dengan sekolah lainnya

dengan baik, santri dapat belajar berbeda sebagai ciri khas sesuai visi

dengan tertib dan terarah, kepala dan misinya (Rahmat Raharjo, 2010:

madrasah dapat mengatur manajemen 101).

madrasahnya dengan baik pula Sebagaimana tujuan pendidikan

(Marwan Salahuddin, 2012). dalam Undang Undang Dasar Republik

Kurikulum secara modern adalah Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

semua kegiatan dan pengalaman tentang Sistem Pendidikan Nasional

potensial (isi/ materi) yang telah pada BAB II Pasal 3 sebagai

18
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

berikut: Bertujuan untuk dinamika perkembangan global, 10)


berkembangnya potensi peserta didik persatuan nasional dan nilai-nilai
agar menjadi manusia yang beriman kebangsaan (Haidar Putra Daulay,
dan bertakwa kepada Tuhan Yang 2012: 2).
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, Pada hakikatnya pendidikan itu
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan adalah pembentukan manusia ke arah
menjadi warga negara yang demokratis yang dicita-citakan. Dengan demikian,
serta bertanggung jawab. pendidikan Islam adalah proses
Berdasarkan tujuan pendidikan pembentukan manusia ke arah yang
menurut Undang Undang di atas dicita-citakan Islam. Menurut Muhadjir
Zakiyah Darajat dalam (Muhammad bahwa esensi dari pendidikan itu
Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: adalah dengan melihat unsur dasar
15) juga mengatakan bahwa pendidikan. Unsur dasar pendidikan
pendidikan Islam adalah sikap itu ada lima, yaitu: 1) adanya unsur
pembentukan manusia yang lainnya pemberi, 2) penerima, 3) adanya tujuan
berupa perubahan sikap dan tingkah baik, 4) cara atau jalan yang baik, 5)
laku yang sesuai dengan petunjuk adanya konteks yang positif (Haidar
agama Islam. Kurikulum disusun Putra Daulay, 2012: 14)
sesuai dengan jenjang pendidikan Metode Penelitian
dalam kerangka Negara Kesatuan Jenis penelitian ini adalah
Republik Indonesia dengan penelitian lapangan (field research),
memperhatikan sebagai berikut: 1) yaitu penelitian yang pengumpulan
peningkatan iman dan takwa, 2) datanya dilakukan di lapangan.
peningkatan akhlak mulia, 3) Penelitian ini merupakan penelitian
peningkatan potensi, kecerdasan, dan kualitatif, yakni penelitian yang
minat peserta didik, 4) keragaman dimaksudkan untuk memahami
potensi daerah dan lingkungan, 5) fenomena tentang apa yang dialami
tuntutan pembangunan daerah dan oleh subyek penelitian, seperti
nasional, 6) tuntutan dunia kerja, 7) perilaku, persepsi, tindakan, dan lain-
perkembangan ilmu pengetahuan, lain secara holistik dan dengan cara
teknologi, dan seni, 8) agama, 9) deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

19
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

bahasa, pada satu konteks khusus yang kemudian dipakai di dunia komunikasi
alamiyah dan dengan memanfaatkan dengan istilah “curier” atau kurir yang
berbagai metode ilmiah (Lexy J. berarti seseorang yang betugas
Moleong. 2009: 26). Penelitian ini menyampaikan sesuatu kepada orang
dilakukan di MTs Nurul Ummah. Dan atau tempat lain. Dari sini istilah
waktu penelitian adalah hari Kamis kurikulum diartikan sebagai suatu
tanggal 13 Desember 2018. Wawancara jarak yang harus ditempuh.
dilakukan memakan waktu 30 menit. Selanjutnya istilah kurikulum dipakai
Subjek penelitian ini adalah Akhmad di dunia pendidikan yang kemudian
Nasir selaku guru PAI sekaligus Waka diartikan dengan sejumlah mata
Kurikulum dan Pengajaran di MTs pelajaran yang diajarkan di sekolah
Nurul Ummah. Dari bapak Akhmad yang harus ditempuh untuk mencapai
Nasir peneliti mendapatkan data dan suatu tujuan sehingga mendapatkan
penjelasan. Pelaksanaan penelitian ijazah (Marwan Salahuddin, 2012: 47-
dimulai dengan peneliti memasukan 48).
surat penelitian, dan proses Menurut (Suryobroto, 2004: 13)
penerimaan surat penelitian. Peneliti dalam bukunya Manajemen
menjalin komunikasi kepada subjek Pendidikan di Sekolah menerangkan,
penelitian supaya memperlancar bahwa kurikulum adalah segala
proses penelitian. Sebelum melakukan pengalaman pendidikan yang
wawancara, peneliti membuat janji diberikan oleh sekolah kepada seluruh
dengan subjek. anak didiknya, baik dilakukan di
Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Pengembangan Kurikulum PAI Omar Muhammad dalam (Muhammad


Kurikulum (curriculum) berasal Irsad, 2016) mengatakan bahwa
dari bahasa Yunani, yaitu curir yang kurikulum adalah jalan yang terang
berarti berlari dan currere yang artinya yang dilalui oleh pendidik atau guru
tempat berpacu (Abdullah Idi, 2007: latih dengan orang-orang yang di didik
183). Pada mulanya istilah kurikulum dan dilatihnya untuk
itu dipakai di dunia atletik, dari kata
“curere” yang berarti “berlari”,

20
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

mengembangkan pengetahuan, dapat mengamalkan serta menjadikan


keterampilan dan sikap mereka. Islam sebagai pandangan hidup.
Tidak jauh berbeda kurikulum Berdasarkan pengertian di atas
menurut (Ahmad Tafsir, 2014: 2) tidak bahwa kurikulum merupakan
hanya sekedar berisi rencana pelajaran sejumlah mata pelajaran yang harus
atau bidang studi, malainkan semua ditempuh, yang disampaikan kepada
yang secara nyata terjadi dalam proses siswa untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Sedangkan (Hasan pembelajaran, baik dilakukan di dalam
Langgulung, 1987: 483-484) kurikulum sekolah maupun di luar sekolah.
adalah sejumlah pengalaman Mengutip pendapat Audrey dan
pendidikan, kebudayaan, sosial, Howard Nichools, (Oemar Hamalik,
olahraga, dan kesenian, baik yang 2007: 96) mengemukakan bahwa
berada di dalam maupun luar kelas pengembangan kurikulum (curriculum
yang dikelola oleh sekolah. development) adalah “the planning of
PAI (Pendidikan Agama Islam) learning opportunities intended to bring
menurut Marimba dalam bukunya about certain desired in pupils, and
Heri Gunawan mendefinisikan assessment of the extend to whice these

pendidikan Agama Islam adalah changes have taken place”. Artinya,

sebagai jasmani dan rohani pengembangan kurikulum adalah

berdasarkan hukum-hukum agama perencanaan kesempatan-kesempatan

Islam menuju kepada terbentuknya belajar yang dimaksudkan untuk

keprinadian utama menurut ukuran membawa peserta didik ke arah

agama Islam. Senada dengan perubahan-perubahan yang diinginkan

pendapatnya Zakiyah Daradjat dalam serta menilai hingga sejauh mana

(Heri Gunawaan, 2013: 201) bahwa perubahan-perubahan telah terjadi

pendidikan Agama Islam adalah suatu pada diri peserta didik.

usaha sadar untuk membina dan Terdapat tiga hal dalam

mengasuh peserta didik agar pembahasan kurikulum dan

senantiasa dapat memahami ajaran pengembangannya yaitu: 1) Kurikulum

Islam secara menyeluruh (kaffah). Lalu sebagai rencana (as a plan)

menghayati tujuan yang pada akhirnya

21
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

yang menjadi pedoman (guideline) a. Berpusat pada potensi,


perkembangan, kebutuhan, dan
dalam mencapai tujuan yang akan
kepentingan peserta didik dan
dicapai, 2) Kurikulum sebagai materi lingkungannya. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan
atau isi (curriculum as a content) yang
prinsip bahwa peserta didik
akan disampaikan kepada peserta memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya
didik, dan 3) Dengan cara apa dan
agar menjadi manusia yang
bagaimana kurikulum disampaikan. beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Ketiga hal tersebut adalah satu
mulia, sehat, berilmu, cakap,
kesatuan dan bersinergi dalam rangka kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis
mencapai tujuan pendidikan yang
serta bertanggung jawab. Untuk
diinginkan. Oleh karena itu, mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan
pengembangan kurikulum dapat
kompetensi peserta didik
difahami sebagai sebuah proses disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan
peyusunan rencana tentang isi atau
kepentingan peserta didik serta
materi pelajaran yang harus dipelajari tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu. Kurikulum
dan bagimana cara mempelajarinya.
dikembangkan dengan
Dalam hal ini pengembangan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik,
kurikulum adalah sebuah proses yang
kondisi daerah, dan jenjang serta
terus menerus (continu), dinamis jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku,
(dynamic), dan kontekstual (contextual)
budaya dan adat istiadat, serta
(Imam Machali, 2014). status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi
Pengembangan kurikulum PAI
komponen muatan wajib
yang dilakukan oleh guru dan sekolah kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara
pada setiap satuan pendidikan harus
terpadu, serta disusun dalam
memerhatikan prinsip-prinsip keterkaitan dan kesinambungan
yang bermakna dan tepat
pengembangan kurikulum
antarsubstansi.
sebagaimana tertuang dalam peraturan c. Tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan
Menteri Pendidikan Nasional No 22
seni. Kurikulum dikembangkan
Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
Satuan Pendidikan Dasar dan
berkembang secara dinamis, dan
Menengah yaitu:

22
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

oleh karena itu semangat dan isi g. Seimbang antara kepentingan


kurikulum mendorong peserta nasional dan kepentingan daerah.
didik untuk mengikuti dan Kurikulum dikembangkan
memanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan
perkembangan ilmu kepentingan nasional dan
pengetahuan, teknologi, dan seni. kepentingan daerah untuk
d. Relevan dengan kebutuhan membangun kehidupan
kehidupan. Pengembangan bermasyarakat, berbangsa dan
kurikulum dilakukan dengan bernegara. Kepentingan nasional
melibatkan pemangku dan kepentingan daerah harus
kepentingan (stakeholders) untuk saling mengisi dan
menjamin relevansi pendidikan memberdayakan sejalan dengan
dengan kebutuhan kehidupan, motto Bhineka Tunggal Ika dalam
termasuk di dalamnya kehidupan kerangka Negara Kesatuan
kemasyarakatan, dunia usaha dan Republik Indonesia.
dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, Urgensi memerhatikan dan
keterampilan sosial, keterampilan
menggunakan prinsip tersebut adalah
akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan agar kurikulum PAI yang
keniscayaan.
dikembangkan benar-benar sesuai
e. Menyeluruh dan
berkesinambungan. Substansi dengan peserta didik, sekolah,
kurikulum mencakup
masyarakat sehingga tidak hanya
keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata berkisar pada masalah akidah dan
pelajaran yang direncanakan dan
akhlaknya saja, tetapi juga memuat
disajikan secara
berkesinambungan antarsemua semua ilmu yang berhubungan dengan
jenjang pendidikan.
berbagai aspek kehidupan serta
f. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada kebutuhan manusia, seimbang antara
proses pengembangan,
kehidupan dunia dan akhirat, jiwa dan
pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang raga, material dan spiritual (Rahmat
berlangsung sepanjang hayat.
Raharjo, 2010, 41-42).
Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur Seorang guru dalam pelaksanaan
pendidikan formal, nonformal
kurikulum sebagaimana tertuang
dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah
pengembangan manusia
seutuhnya.

23
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang perbaikan, pengayaan, dan/ atau


Standar Isi (SI) sebagai berikut: percepatan sesuai dengan potensi,
1. Pelaksanaan kurikulum tahap perkembangan, dan kondisi
didasarkan pada kompetensi, peserta didik dengan tetap
perkembangan dan kondisi peserta memerhatikan keterpaduan
didik untuk menguasai kompetensi pengembangan pribadi peserta
yang berguna bagi dirinya. Dalam didik yang berdimensi ketuhanan,
hal ini peserta didik harus keindividuan, kesosialan, dan
mendapatkan pelayanan moral.
pendidikan yang bermutu, serta 4. Kurikulum dilaksanakan dalam
memperoleh kesempatan untuk suasana hubungan peserta didik
mengekpresikan dirinya secara dan pendidik yang saling
bebas, dinamis, dan menerima dan menghargai, akrab,
menyenangkan. terbuka, dan hangat dengan
2. Kurikulum dilaksanakan dengan prinsip tut wuri handayani, ing
menegakkan kelima pilar belajar, madya mangun karsa, ing ngarsa sung
yaitu: a) belajar untuk beriman dan tulada (di belakang memberikan
bertakwa kepada Tuhan Yang daya dan kekuatan, di tengah
Maha Esa, b) belajar untuk membangun semangat dan
memahami dan menghayati, c) prakarsa, di depan memberikan
belajar untuk mampu contoh dan teladan.
melaksanakan dan berbuat secara 5. Kurikulum dilaksanakan dengan
efektif, d) belajar untuk hidup pendekatan multistrategi dan
bersama dan berguna bagi orang multimedia, sumber belajar dan
lain, e) belajar untuk membangun teknologi yang memadai, dan
dan menemukan jati diri, melalui memanfaatkan lingkungan sekitar
proses pembelajaran yang efektif, sebagai sumber belajar.
aktif, kreatif, dan menyenangkan. 6. Kurikulum dilaksanakan dengan
3. Pelaksanaan kurikulum mendayagunakan kondisi alam,
memungkinkan peserta didik sosial, budaya, serta kekayaan
mendapat pelayanan yang bersifat

24
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

daerah untuk keberhasilan merespons terhadap usaha guru


pendidikan dengan muatan tersebut (Rahmat Raharjo, 2010, 54-55).
seluruh bahan kajian secara Upaya pengembangan kurikulum
optimal. PAI memerlukan landasan yang jelas
7. Kurikulum dilaksanakan dan kokoh, sehingga tidak mudah
mencakup seluruh komponen terombang-ambing oleh arus
kompetensi mata pelajaran, transformasi dan inovasi pendidikan
muatan lokal, dan pengembangan dan pembelajaran yang begitu dahsyat
diri, diselenggarakan dalam sebagaimana yang terjadi akhir-akhir
keseimbangan, keterkaitan, dan ini. Apalagi inovasi itu pada umumnya
kesinambungan yang cocok dan cenderung bersifat top-down innovation
memadai antara kelas dan jenis melalui strategi power coersive atau
serta jenjang pendidikan. pemaksaan dari atasan atau penguasa.
Inovasi ini sengaja diciptakan oleh
Ketujuh prinsip tersebut harus atasan sebagai usaha untuk
diperhatikan guru PAI dalam meningkatkan mutu pendidikan
melaksanakan pembelajaran, karena agama ataupun sebagai usaha untuk
pembelajaran merupakan proses meningkatkan efisiensi dan
menciptakan peserta didik belajar. sebagainya. Inovasi seperti ini
Tujuan itu harus dimulai dari dilakukan dan diterapkan kepada
pengembangan RPP, pelaksanaan bawahan dengan cara mengajak,
(proses) pembelajaran, penilaian hasil menganjurkan, dan bahkan
belajar, evaluasi proses pembelajaran, memaksakan apa yang menurut
dan guru PAI diharapkan mampu pencipta itu baik untuk kepentingan
menumbuhkankembangkan kegiatan bawahannya. Dan bawahan tidak
belajar bagi peserta didik secara efektif. punya otoritas untuk menolak
Dengan perkataan lain, pelaksanaan pelaksanaannya (Muhaimin, 2007: 117).
kurikulum merupakan proses A. Implementasi Kurikulum PAI di
pembelajaran atau interaksi edukatif MTs Nurul Ummah Yogyakarta
antara guru yang menciptakan suasana
belajar dan peserta didik yang

25
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

Berdasarkan wawancara kepada Proses penyampaian materi


Bapak Akhmad Nasir guru PAI di MTs pembelajaran oleh guru sama seperti
Nurul Ummah (Wawancara Guru PAI, sekolah-sekolah yang lain, baik dari
2018) adalah sebagai berikut: Dalam kurikulumnya, metodenya, akan tetapi
proses pembelajaran walaupun masih ada yang berbeda dari bahan
banyak guru tidak menyiapkan RPP, pelajarannya. MTs Nurul Ummah
alasannya adalah karena masih banyak dalam proses pembelajaran di kelas
guru yang belum mengerti cara menggunakan buku paket Kemenag
pembuatan RPP yang baik dan benar. (Kementerian Agama) dan ditambah
Pada dasarnya setiap guru harus dengan kitab pesantren, hal ini akan
menyiapkan RPP sebelum melakukan menjadi lebih luas lagi ilmu yang di
pembelajaran di kelas. Sejauh ini hanya dapat oleh para siswa (Wawancara
dari guru yang sudah sertifikasi yang Guru PAI, 2018).
membuat RPP. Tapi MTs Nurul Bapak Akhmad Nasir
Ummah tidak hanya merenungi mencontohkan dalam materi PAI
kelemahan tersebut melainkan mencari (Aqidah Akhlak) tentang ikhtiyar,
cara supaya dalam ْ َ َ ُ ِّ َ ُ َ َ َّ َّ
‫ِإ ن الل ه َل ي غ ي ر م ا ِب ق و ٍم‬
mengimplementasikan kurikulum
ْ ُ ْ َ َ ُ ِّ َ ُ ٰ َّ َ
khususnya PAI tetap bisa mencapai
ۗ ‫ح ت ى ي غ ي روا م ا ِب أ ن ف ِس ِه م‬
tujuan pendidikan Islam yang Artinya: Sesungguhnya Allah tidak
diinginkan. Upaya tersebut dilakukan merobah Keadaan sesuatu kaum

dengan cara mensosialisasikan dan sehingga mereka merubah

melatih cara pembuatan RPP melalui keadaan yang ada pada diri

workshop (Wawancara Guru PAI, 2018). mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du:

Sebagai realisasi pemberlakuan ayat 11).

kurikulum PAI di sekolah maka tugas Ayat Al-Qur’an di atas

guru PAI adalah mengembangkan merupakan materi tentang ikhtiyar

silabus dan Rencana Pelaksanaan yang sesuai seperti buku dari Kemenag

Pembelajaran (RPP) yang dapat (Kementerian Agama), akan tetapi

mewakili harapan masyarakat (Rahmat guru yang mengajarkannya kepada

Raharjo, 2010: 42). siswa menggunakan kitab pesantren.

26
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

Hal inilah yang menyebabkan siswa pelaksanaannya masih ada masalah,


menjadi mudah mengerti dan bisa dikarenakan masih ada siswa yang
menerjemahkan kata-kata dari ayat secara pemahaman masih kurang,
tersebut, melalui aplikasi Nahwu Shorof. masih harus diadakan kelompok
Salah satu Program unggulan dari MTs belajar yang lebih intensif. Solusi
Nurul Ummah adalah kitab kuning mengatasi permasalahan dalam proses
yaitu Nahwu Shorof (Wawancara Guru pembelajaran adalah yang berbasis
PAI, 2018). pesantren, MTs Nurul Ummah juga
Senada dengan pendapatnya mengembangkan dalam tiga ranah,
Kunandar dalam (Muhammad Nasir, yaitu: kognitif, afektif, dan
2013) bahwa seorang guru/ pendidik psikomotorik.
harus memiliki kompetensi 1. Kognitif (Pengetahuan) yaitu
professional, meliputi: 1) menguasai proses pembelajaran di kelas,
materi, struktur, konsep, dan pola pikir siswa diberikan pengetahuan
keilmuan yang mendukung mata dengan berbagai sumber yang
pelajaran yang diampu, 2) menguasai ada. penilaian aspek pengetahuan
standar kompetensi dan kompetensi bisa dilakukan dengan tes tulis
dasar mata pelajaran/bidang atau dalam tes lisan.
pengembangan yang diampu, 3) 2. Afektif (Sikap Sosial) siswa harus
mengembangkan materi pembelajaran memiliki sikap yang terpuji,
yang diampu secara kreatif, 4) sopan santun kepada guru,
mengembangkan keprofesionalan memberi salam ketika melewati
secara berkelanjutan dengan guru, dan sedikit menundukan
melakukan tindakan reflektif, 5) badan. Itu semua merupakan
memanfaatkan teknologi informasi dan bagaimana adab seorang siswa
komunikasi untuk berkomunikasi dan kepada gurunya. Dengan adanya
mengembangkan diri . peraturan yang berlaku siswa bisa
Guru yang sudah mengerti berlaku dengan baik di sekolah,
bagaimana membuat RPP dengan baik, siswa dengan siswa
baik urutannya, metodenya,
strateginya. Akan tetapi dalam

27
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

maupun siswa dengan guru. Senada dengan pendapatnya


Karena hukuman yang akan (Ismail Suardi Wekke, 2013) bahwa
berikan kepada siswa yang bentuk evaluasi yang digunakan tidak
melanggar peraturan tersebut, semata-mata hanya berdasarkan
seperti melawan kepada guru, keterampilan kognitif. Lebih dari itu,
maka siswa yang bersangkutan pengamalan ibadah dalam kehidupan
akan dikeluarkan dari sekolah, sehari-hari menjadi tumpuan yang
yang tentunya akan merugikan lebih utama. Dalam satu mata
masa depan siswa itu sendiri. pelajaran, ada beberapa bentuk
Penilaian sikap melalui observasi evaluasi yang disesuaikan dengan
terhadap siswa, bisa dilakukan karakteristik materi pelajaran itu
baik di kelas atau di luar kelas, sendiri. Pelbagai metode evaluasi
bagaimana unjuk kerja diterapkan untuk memberikan
(performance) dari siswa. Akan kemampuan yang memadai bagi santri
tetapi dalam penilaian sikap dengan tidak menjadikan evaluasi
sangat ditekankan karena MTs sebagai tujuan. Melainkan sebagai
Nurul Ummah yang banyak sarana untuk meningkatkan
belajar tentang agama. kemampuan santri itu sendiri.
Kesemuanya sama dengan Fleksibilitas evaluasi semata-mata
penilaian yang sudah di buat di ditekankan untuk menghasilkan
RPP (Rencana Pelaksanaan lulusan yang memahami secara
Pembelajaran). sempurna pengetahuan yang
3. Psikomotorik (Keterampilan) didalaminya. Setelah usai menempuh
yaitu sangat menekankan pada pendidikan kemudian berhenti atau
aplikasi dari pengetahuan yang di bahkan lupa sama sekali terhadap apa
dapat dari proses pembelajaran di yang sudah dipelajarinya.
kelas, melalui gerak fisik seperti Kesinambungan pengetahuan dan
wudhu, shalat lima waktu harus keterampilan itu diharapkan karena
berjamah, dan lain sebagainya sebagai keterampilan keagamaan, tidak
(Wawancara Guru PAI, 2018). saja ketika di bangku sekolah

28
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

tetapi lebih dari itu sampai akhir hayat. Pada tahun 2014 yang lalu ada intruksi
Dalam kedinamisan ilmu dari Yayasan Pendidikan Bina Putra
pengetahuan MTs Nurul Ummah yang membawai pondok pesantren dan
mendorong para guru untuk selalu MTs Nurul Ummah untuk integrasi
update, sehingga menyajikan ilmu kurikulum. Kurikulum yang ada di
pengetahuan yang terbaru. Hal ini diniyah itu supaya tidak tumpang
dikarenakan siswa tidak boleh ada tindih. Bapak Akhmad Nasir
yang membawa handphone. Sehingga mencontohkan di madrasah pada mata
apapun perkembangan ilmu pelajaran Al-Qur’an hadits sudah
pengetahuan yang terbaru bisa membahas tentang tajwid nanti sore di
langsung disampaikan kepada siswa diniyah ada kitab Syifa’ul Janan
saat proses pembelajaran. Tidak hanya pelajaran tentang tajwid juga, jadi yang
itu MTs Nurul Ummah juga di diniyah di masukan di mata
mengeluarkan banyak uang untuk pelajaran di kelas (Wawancara Guru
membeli buku pelajaran, dan juga PAI, 2018).
mendapat bantuan dari dana BOS Kurikulum madrasah perlu
(Bantuan Operasional Sekolah). dikembangkan secara terpadu, dengan
Sehingga siswa tidak membawa menjadikan ajaran dan nilai-nilai islam
handphone akan tetapi siswa dapat sebagai petunjuk dan sumber
membaca buku yang telah disediakan konsultasi bagi pengembangan
(Wawancara Guru PAI, 2018). berbagai mata pelajaran umum, yang
Proses pembelajaran yang operasionalnya dapat dikembangkan
dilaksanakan di MTs Nurul Ummah dengan cara mengimplisitkan ajaran
cukup panjang, mulai dari pukul 07:00 dan nilai-nilai Islam kedalam bidang
WIB sampai dengan pukul 14:00 WIB studi IPS, IPA, dan sebagainya,
sama halnya dengan kurikulum dari sehingga kesan dikotomis tidak terjadi.
pemerintah. Akan tetapi proses belajar Model pembelajarannya, bisa
tidak berhenti di dalam kelas, dilaksanakan dengan team teaching,
melainkan siswa diajarkan juga yakni guru bidang studi IPS, IPA atau
kurikulum pesantren atau sering lainnya bekerja sama dengan guru
disebut dengan kurikulum diniyah.

29
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

pendidikan agama Islam untuk Salah satunya kita menggunakan


menyusun desain pembelajaran secara metode pembelajaran nahwu amtsilati
konkret dan detail, untuk dari Jepara, selanjutnya integrasi
diimplementasikan dalam kegiatan kurikulum dari Purworejo. Merupakan
pembelajaran (Muhamimin, 2007: 209). perpaduan kurikulum diniyah yang
Struktur kurikulum sama dengan sangat baik, dalam rangka mencapai
sekolah-sekolah yang lain, hanya saja tujuan pendidikan islam. Jika berbicara
penerapan dalam kegiatan belajar masalah lulusan dari MTs Nurul
mengajar ada yang berbeda. MTs Nurul Ummah belum bisa menjamin siswa
Ummah juga sudah menerapkan sudah siap pada aktivitas masyarakat,
kurikulum 2013. Ada yang menarik siswa hanya belajar tiga tahun pada
dalam pembuatan kurikulum diniyah pesantren. Paling tidak siswa sudah
di MTs Nurul Ummah. Karena mempunyai dasar untuk pendidikan
pembuatan kurikulum diniyah selanjutnya, MTs Nurul Ummah
berdasarkan (Wawancara Guru PAI, mengarahkan siswa untuk melanjutkan
2018): pada jenjang Madrasah Aliyah
1. Survei lapangan, baik di (Wawancara Guru PAI, 2018.
dalam madrasah ataupun di Dalam Misi Madrasah bahwa
luar (masyarakat), Kurikulum MTs Nurul Ummah
2. Kondisi anak (siswa) atau mampu mengembangkan kurikulum
kondisi input. yang integral dan kompetitif. Sehingga
mampu mengintegrasikan kurikulum
Melihat masalah yang ada MTs 2013 dan kurikulum diniyah dari
Nurul Ummah melakukan Studi madrasah dapat menyeluruh dan
Banding ke beberapa pesantren yang bersaing dalam ilmu umum dan ilmu
juga menerapkan kurikulum diniyah. agama. Pengintegrasian kurikulum
Sehingga bisa memilih kurikulum diniyah tetap melihat pada kondisi
tepat, selanjutnya kita menyusun siswa. Hal ini Senada dengan
kurikulum, menerapkan kurikulum pengembangan kurikulum yang
diniyah tersebut yang sesuai dengan tertuang dalam peraturan Menteri
kondisi siswa MTs Nurul Ummah. Pendidikan Nasional No 22 Tahun

30
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan STRUKTUR KURIKULUM


Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu: Tabel 1. Struktur Kurikulum MTs
Nurul Ummah
1) Berpusat pada potensi, ALOKASI JAM PELAJARAN
NO MATA PELAJARAN
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
perkembangan, kebutuhan, dan 1 Pendidikan Agama Islam
a. Qur'an Hadits 2 2 2

kepentingan peserta didik dan b. Akidah Akhlak


c. Fikih
2
2
2
2
2
2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
lingkungannya. Untuk mendukung 2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4
pencapaian tujuan tersebut 5 Bahasa Arab 3 3 3
6 Bahasa Inggris 4 5 5

pengembangan kompetensi peserta 7 Matematika


8 IPA
4
4
5
5
5
-
9 Fisika - - 3
didik disesuaikan dengan potensi, 10 Biologi - - 2
11 IPS 4 4 4
perkembangan, kebutuhan, dan 12 Seni Budaya 2 2 2
13 PJOK 2 2 2

kepentingan peserta didik serta 14 Ketrampilan/TIK


15 Mulok Aswaja
2
1
2
1
2
1
17 Mulok Nahwu 4 - -
tuntutan lingkungan. 2) Beragam dan 18 Mulok Shorof 2 - -
19 Mulok Lughoh (Bahasa Arab) 1 - -
terpadu. Kurikulum dikembangkan 20 Mulok Fikih 1 - -
21 Mulok Akhlak 1 - -

dengan memperhatikan keragaman


22 Mulok Hadits 1 - -
23 Mulok Akidah 1 - -
24 Mulok Tajwid 1 - -
karakteristik peserta didik, kondisi 25 BTA Imla' 1 - -
26 Pengembangan Diri/BK 1 1 1

daerah, dan jenjang serta jenis (Dokumentasi MTs Nurul Ummah, 2018)

pendidikan, tanpa membedakan


Simpulan
agama, suku, budaya dan adat istiadat,
Hasil penelitian tentang
serta status sosial ekonomi dan gender.
pengembangan kurikulum PAI: 1)
Kurikulum meliputi substansi
Berpusat pada potensi perkembangan,
komponen muatan wajib kurikulum,
kebutuhan, dan kepentingan peserta
muatan lokal, dan pengembangan diri
didik dan lingkungannya, 2) Beragam
secara terpadu, serta disusun dalam
dan terpadu, 3) Tanggap terhadap
keterkaitan dan kesinambungan yang
perkembangan ilmu pengetahuan,
bermakna dan tepat antarsubstansi.
teknologi, dan seni, 4) Relevan dengan
Sebagaimana yang telah
kebutuhan kehidupan, 5) Menyeluruh
dijelaskan di atas struktur kurikulum
dan berkesinambungan, 6) Belajar
MTs Nurul Ummah Yogyakarta yaitu
sepanjang hayat, 7) Seimbang antara
sebagai berikut:
kepentingan nasional dan kepentingan
daerah,

31
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

Adapun implementasinya di Hidayat, S. (2013). Pengembangan


Kurikulum Baru. Bandung: PT
MTs Nurul Ummah Yogyakarta: 1)
Remaja Rosdakarya Offset.
Mengadakan Workshop atau
Irsad, M. (2016). “Pengembangan
mensosialisasikan tentang pembuatan
Kurikulum Pendidikan Agama
RPP, 2) Menggunakan buku paket dari Islam di Madrasah (Studi atas
Pemikiran Muhaimin) Institut
Kemenag dan juga kitab pesantren
Agama Islam Ma’arif NU Metro”,
(Kitab Kuning), 3) Dalam pembelajaran Jurnal Iqra’, 2 (1): 230-268.
PAI Aqidah Akhlak pada tiga aspek
Langgulung, H. (1987). Asas-asas
yaitu kognitif, afektif, dan Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka
Al-Husna.
psikomotorik, dan 4) Menggunakan
metode pembelajaran nahwu amtsilati Machali, I. (2014). "Kebijakan
Perubahan Kurikulum 2013
dari Jepara dan integrasi kurikulum
dalam Menyongsong Indonesia
dari Purworejo untuk mendukung Emas Tahun 2045”, Jurnal
Pendidikan Islam, IIII (1): 71-94
tujuan dari pembelajaran.
_____ Moleong, L. J. (2009). Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung:
DAFTAR PUSTAKA
Remaja Rosdakarya.
Daulay, H. P. (2012). Pendidikan Islam
Muhaimin. (2007). Pengembangan
dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Indonesia. Jakarta: Kencana di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Prenada Media Group. Tinggi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Fathurrohman, M. dan Sulistyorini.
(2012). Meretas Pendidik Berkualitas Mukhlasin, A. (2018). “Desain
dalam Pendidikan Islam menggagas
Pengembangan Kurikulum
Pendidik atau Guru yang Ideal dan
Integratif dan Implementasinya
Berkualitas dalam Pendidikan Islam.
dalam Pembelajaran, (Institut
Yogyakarta: Teras.
Agama Islam Imam Ghazali
(IAIIG) Cilacap)”, Jurnal Tawadhu
Idi, A. (2007). Pengembangan Kurikulum
, 2 (1): 364-380.
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Nasir, M. (2013). “Profesionalisme
Guru Agama Islam (Sebuah
Hamalik, O. (2007). Manajemen
Upaya Peningkatan Mutu Melalui
Pengembangan Kurikulum,
Lptk)”, Jurnal Dinamika Ilmu, 13
Bandung : Remaja Rosdakarya.
(2): 189-203.

Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional Republik Indonesia

32
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No. 1, Juni 2019

Nomor 22 Tahun 2006 tentang


Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Raharjo, R. (2010). Inovasi Kurikulum


Pendidikan Agama Islam
Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran, Yogyakarta:
Magnum Pustaka.

Salahuddin, M. (2012). “Pengembangan


Kurikulum Madrasah Diniyah
Takmiliyah, (Fakultas Pendidikan
Agama Islam Insuri Ponorogo)”,
Jurnal Cendekia, 10 (1): 45-58.

Suryosubroto. (2004). Manajemen


Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT
Rineke Cipta.

Tafsir, A. (2014). Ilmu Pendidikan Islam


dalam Perspektif Islam. Bandung:
Mimbar Pustaka.

Undang Undang Dasar Republik


Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Wawancara Guru PAI di MTs Nurul


Ummah, Kamis pada tanggal 13
Desember 2018.

Wekke, I. S. (2013). “Pengembangan


Kurikulum Pendidikan Agama
Islam Muslim Minoritas:
Pesantren Nuru l Yaqin Papua
Barat, Fakultas Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islan Negeri
Sorong”, Jurnal Madrasah, 5 (2): 91-
115

33
Aset, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam..

34

Anda mungkin juga menyukai