Anda di halaman 1dari 10

SISTIMATIKA AJARAN ISLAM MENCAKUP

Ajaran Islam secara sederhana dapat di diuraikan menjadi 4 bagian sbb :


1. Aqidah: Aspek keyakinan tentang Allah, para malaikat, Kitab-kitab Suci Allah, Rasul-rasul
Allah, Hari akhir dan Taqdir (Qadla dan Qadar).
2. Ibadah: Bertaqarrub (mendekatkan diri) Kepada Allah dengan jalan mentaati segala
perintahNya menjauhi segala laranganNya dan mengamalkan segala yang dizinkan Allah
SWT.
3. Mu’amalah : Aspek kemasyarakatan yang mengatur pergaulan hidup manusia di atas bumi
baik tentang harta benda, perjanjian, perdagangan ketata negaraan dll.
4. Akhlaq: nilai dan perilaku baik dan buruk manusia seperti sabar, syukur, tawakkal, birrul
walidain (Akhlaq mahmudah) dan marah, sombong, takabur, dengki, riya dll (akhlaq
mazmumah).

MENGAMALKAN ISLAM SECARA MENYELURUH:


Sebagai orang Islam diperintah untuk mengamalkan Islam secara menyeluruh:
1. Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk masuk Islam secara kaffah (QS.
2 : 208)
َ ‫ط ِۚ ِن ِإنَّ ۥهُ لَ ُك ۡم‬
ّٞ ‫ُّو ُّم ِب‬ٞ ‫عد‬
‫ين‬ َ ‫ش ۡي‬
َّ ‫ت ٱل‬ ُ ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ۡٱد ُخلُواْ فِي ٱلس ِۡل ِم َكآَٰفَّ ٗة َو ََل تَت َّ ِبعُواْ ُخ‬
ِ ‫ط َو‬
208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.

2. Dari segi waktu seseorang harus menjadi muslim 24 jam sehari semalam (dengan arti kata
harus mengislamkan seluruh kehidupannya sampai akhir hayat QS 3 : 102)
َّ ْ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ٱتَّقُوا‬
َ‫ٱَّللَ َح َّق تُقَاتِِۦه َو ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأَنتُم ُّم ۡس ِل ُمون‬
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam.
3. Dari segi ruang lingkup dia harus mengislamkan kehidupan pribadinya keluarga,
masyarakat dan Negara.
4. Dari segi aspek kehidupan harus mengislamkan seluruh aspek kehiduannya seperti aspek
ekonomi, politik, budaya, seni, iptek dll.
5. Dengan kata lain seorang harus menjadi muslim dalam aqidah, ibadah, muamalah dan
akhlaq.

SUMBER HUKUM AJARAN ISLAM


1. AL QUR-AN
PENGERTIAN : Al Qur-an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW (baik isi maupun redaksi) melalui perantara malaikat Jibril as
FUNGSI dan PERANAN AL QUR-AN
1. Wahyu Allah (7:2) yang berfungsi sebagai mu’jizat bagi Rasulullah Muhammad SAW
(17:88; 10:38)
َ‫ّ ِم ۡنهُ ِلتُنذ َِر ِبِۦه َوذ ِۡك َرى ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬ٞ‫ص ۡد ِركَ َح َرج‬ ِ ُ ‫ِكتَبٌ أ‬
َ ‫نز َل ِإلَ ۡيكَ فَ ََل َي ُكن ِفي‬
2. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

1
‫ض‬ ُ ۡ‫ان ََل يَ ۡأتُونَ بِ ِم ۡث ِلِۦه َولَ ۡو َكانَ بَع‬
ٖ ۡ‫ض ُه ۡم ِلبَع‬ ۡ
ِ ‫علَ َٰٓى أَن يَأتُواْ بِ ِم ۡث ِل َهذَا ۡٱلقُ ۡر َء‬
َ ‫نس َو ۡٱل ِج ُّن‬ ِۡ ‫ت‬
ُ ‫ٱۡل‬ ۡ ‫قُل لَّئِ ِن‬
ِ َ‫ٱجتَ َمع‬
َ
‫ظ ِه ٗيرا‬
88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
َ ‫ٱَّلل ِإن ُكنت ُ ۡم‬
َ‫ص ِدقِين‬ ِ ‫طعۡ تُم ِمن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ ُ ‫ور ٖة ِم ۡث ِلِۦه َو ۡٱد‬
ۡ ‫عواْ َم ِن‬
َ َ‫ٱست‬ َ ‫س‬ُ ‫أَ ۡم َيقُولُونَ ۡٱفت ََرى ُۖهُ قُ ۡل فَ ۡأتُواْ ِب‬
38. Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau
benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan
panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang
yang benar".
2. Pedoman Hidup bagi setiap muslim (2:2; 45:20)
َ‫ب فِي َۛ ِه هُدٗ ى ِل ۡل ُمتَّقِين‬ ُ َ‫ذَلِكَ ۡٱل ِكت‬
َ َۛ ‫ب ََل َر ۡي‬
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa
Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
َ‫ّة ِلقَ ۡو ٖم يُو ِقنُون‬ٞ ‫اس َوهُدٗى َو َر ۡح َم‬ ََٰٓ ‫َهذَا َب‬
ِ َّ‫ص ِئ ُر ِللن‬
20. Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini.
3. Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya (5:48: 5:15)
ُۖ َّ ‫ٱح ُكم بَ ۡينَ ُهم بِ َما َٰٓ أَنزَ َل‬
‫ٱَّللُ َو ََل‬ ۡ َ‫علَ ۡي ُِۖه ف‬
َ ‫ب َو ُم َه ۡي ِمنًا‬ِ َ‫صد ِٗقا ِل َما بَ ۡينَ يَدَ ۡي ِه ِمنَ ۡٱل ِكت‬ َ ‫ق ُم‬ ِ ‫ب بِ ۡٱل َح‬ َ َ‫َوأَنزَ ۡلنَا َٰٓ إِلَ ۡيكَ ۡٱل ِكت‬
‫ٱَّللُ لَ َجعَلَ ُك ۡم أ ُ َّم ٗة َو ِحدَ ٗة‬
َّ ‫شا َٰٓ َء‬َ ‫ع ٗة َو ِم ۡن َهاجٗ ِۚا َولَ ۡو‬ َ ‫ق ِل ُك ٖل َجعَ ۡلنَا ِمن ُك ۡم ِش ۡر‬ ِ ِۚ ‫ع َّما َجا َٰٓ َءكَ ِمنَ ۡٱل َح‬ َ ‫تَتَّبِعۡ أَ ۡه َوآَٰ َءه ُۡم‬
َ‫يعا فَيُنَبِئ ُ ُكم بِ َما ُكنت ُ ۡم فِي ِه ت َۡختَ ِلفُون‬ ِ َّ ‫ت إِلَى‬
ٗ ‫ٱَّلل َم ۡر ِجعُ ُك ۡم َج ِم‬ ِ ِۚ ‫ٱستَبِقُواْ ۡٱلخ َۡي َر‬ۡ َ‫َولَ ِكن ِليَ ۡبلُ َو ُك ۡم فِي َما َٰٓ َءاتَى ُك ۡ ُۖم ف‬
48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan
batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu,
[421] Maksudnya: Al Quran adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan
dalam Kitab-Kitab sebelumnya.
[422] Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
4. Al Qur-an bernilai abadi
5. Fungsi Al Qur-an terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya
a. Sebagai Nasikh: Semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi berlaku
b. Sebagai Muhaimin (batu ujian) terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya
c. Mushaddiq menguatkan kebenaran terhadap kitab-kitab Allah sebelumnya.

NAMA – NAMA AL QUR-AN


1. Al Kitab artinya Kitab (2:2: 7:2)
َ‫ب فِي َۛ ِه هُدٗ ى ِل ۡل ُمتَّقِين‬ ُ َ‫ذَلِكَ ۡٱل ِكت‬
َ َۛ ‫ب ََل َر ۡي‬
2. Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12],

2
[11] Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al
Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12] Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.

َ‫ّ ِم ۡنهُ ِلتُنذ َِر ِبِۦه َوذ ِۡك َرى ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬ٞ‫ص ۡد ِركَ َح َرج‬ ِ ُ ‫ِكتَبٌ أ‬
َ ‫نز َل ِإلَ ۡيكَ فَ ََل يَ ُكن فِي‬
2. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

2. Al Furqan : Pembeda antara yang haq dan bathil, antara yang halal dan haram (25:1)
َ‫ت لَّ َعلَّ ُك ۡم تَذَ َّك ُرون‬ ِ ِۢ َ‫ضنَ َها َوأَنزَ ۡلنَا فِي َها َٰٓ َءاي‬
ٖ َ‫ت بَ ِين‬ ۡ ‫ورة ٌ أَنزَ ۡلنَ َها َوفَ َر‬
َ ‫س‬ُ
1. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam[1052],

[1052] Maksudnya jin dan manusia.

3. Adz-Dzikru : Pemberi Peringantan (15:9: 7:2)


ُ ‫ِإنَّا ن َۡحنُ ن ََّز ۡلنَا ٱلذ ِۡك َر َو ِإنَّا لَ ۥهُ لَ َح ِف‬
َ‫ظون‬
9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya[793].

[793] Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

َ‫ّ ِم ۡنهُ ِلتُنذ َِر ِبِۦه َوذ ِۡك َرى ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬ٞ‫ص ۡد ِركَ َح َرج‬ ِ ُ ‫ِكتَبٌ أ‬
َ ‫نز َل ِإلَ ۡيكَ فَ ََل َي ُكن ِفي‬
2. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
2. ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu
karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran
bagi orang-orang yang beriman.

4. Al Mauidzah : Mengandung Pelajaran (10:57)


َ‫ّة ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬ٞ ‫ُور َوهُدٗى َو َر ۡح َم‬
ِ ‫صد‬ُّ ‫ّء ِل َما فِي ٱل‬ٞ َٰٓ ‫ّة ِمن َّربِ ُك ۡم َو ِشفَا‬ٞ ‫ظ‬ ُ َّ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
َ ‫اس قَ ۡد َجا َٰٓ َء ۡت ُكم َّم ۡو ِع‬
57. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

5. Al Huda : Petunjuk (72:13; 2:2)


‫َاف َب ۡخسٗ ا َو ََل َره َٗقا‬ َٰٓ َ‫س ِمعۡ نَا ۡٱل ُهد‬
ُ ‫ى َءا َمنَّا ِب ُِۖۦه فَ َمن ي ُۡؤ ِم ِۢن ِب َر ِبِۦه فَ ََل َيخ‬ َ ‫ َوأَنَّا لَ َّما‬.
13. dan Sesungguhnya Kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), Kami beriman kepadanya. Barangsiapa
beriman kepada Tuhannya, Maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan
penambahan dosa dan kesalahan.

6. Asy-Syifa : Penawar/Obat penyakit hati (10:57)


Al Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diturunkan kepada
manusia telah di sifatkan sebagai penyembuh dan penawar bagi umat manusia. Penawar
dan penyembuh berkaitan dengan penyakit hati, beberapa penyakit hati seperti sombong,
riya, ujub, Iri, Namimah, ghibah ragu, bahkan syirik. Tafsir Ibnu Kathir menjelaskan
bahwa Al Qur’an dapat menjadi penawar dan penyembuh dari berbagai penyakit hati yang
ada di dalam manusia. Sesungguhnya Al Qur’an yang benar-benar diamalkan akan

3
membawa kedamaian dan ketenangan hati manusia. Al Qur’an dapat memberikan
pencerahan bagi yang beriman. Ketika hati seseorang terbuka pada Al Qur’an maka ia
dapat mengobati dirinya sendiri. Perasaan yang mudah datang seperti mudah marah,
dengki, iri, cemas dapat menjadi lebih bahagia dan tenang serta senantiasa berada di jalan
Allah SWT.
َ‫ّة ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِين‬ٞ ‫ُور َوهُدٗى َو َر ۡح َم‬
ِ ‫صد‬ُّ ‫ّء ِل َما فِي ٱل‬ٞ َٰٓ ‫ّة ِمن َّر ِب ُك ۡم َو ِشفَا‬ٞ ‫ظ‬ ُ َّ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
َ ‫اس قَ ۡد َجا َٰٓ َء ۡت ُكم َّم ۡو ِع‬
57. Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.
Yuus/10 : 57)

7. Al Bayan : Penerang / Penjelas (2:185)


Al Bayaan memiliki arti sebagai keterangan. Dalam hal ini Al Qur’an sebagai Al Bayaan
yaitu memberikan penjelasan dan keterangan kepada umat manusia perihal apa yang baik
dan apa yang buruk bagi mereka. Penjelasan mengenai antara mana yang haq dan mana
yang batil, mana yang benar dan mana yang palsu, mana yang lurus dan mana yang sesat.
Selain itu, ada beberapa kisah umat terdahulu yang diterangkan di dalam Al Qur’an, umat
umat yang mengingkari perintah Allah SWT dan diberikan oleh-Nya azab yang bahkan
tidak terduga.
‫شهۡ َر‬َّ ‫ش ِهدَ ِمن ُك ُم ٱل‬
َ ‫ان فَ َمن‬ ِ ِۚ َ‫ت ِمنَ ۡٱل ُهدَى َو ۡٱلفُ ۡرق‬ ٖ َ‫اس َوبَ ِين‬ِ َّ‫نز َل فِي ِه ۡٱلقُ ۡر َءانُ هُدٗ ى ِللن‬
ِ ُ ‫ِي أ‬َٰٓ ‫ضانَ ٱلَّذ‬ َ ‫شَهۡ ُر َر َم‬
ۡ ۡ
‫ٱَّللُ ِب ُك ُم ٱلي ُۡس َر َو ََل ي ُِريدُ ِب ُك ُم ٱلعُ ۡس َر‬ ُ َ
َّ ُ‫ّة ِم ۡن أيَّام أخ َۗ ََر ي ُِريد‬ٞ َّ‫سف َٖر فَ ِعد‬
َ ‫علَى‬ َ
َ ‫ضا أ ۡو‬ ً ‫صمۡ ُۖهُ َو َمن َكانَ َم ِري‬ ُ َ‫فَ ۡلي‬
َ‫علَى َما َهدَى ُك ۡم َولَ َعلَّ ُك ۡم ت َۡش ُك ُرون‬ َّ ْ‫َو ِلت ُ ۡك ِملُواْ ۡٱل ِعدَّةَ َو ِلتُك َِب ُروا‬
َ َ‫ٱَّلل‬
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
8. Al Haq : Yang mengandung kebenaran.
َ‫ۡٱل َح ُّق ِمن َّر ِبكَ فَ ََل تَ ُكون ََّن ِمنَ ۡٱل ُممۡ ت َِرين‬
147. Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu. (QS: Al Baqarah/2 : 147)

Al Haq memiliki arti kebenaran. Sudah sewajarnya Al Qur’an diberi nama sebagai Al Haq
karena isinya dari wal hingga akhir yang mengandung kebenaran. Kebenaran yang datang
dari Allah SWT untuk menciptakan kehidupan manusia yang sesuai dengan isi Al Qur’an
serta untuk mengatur sistem kehidupan manusia.
Karena itu, pandangan yang ada di dalam Al Qur’an merupakan sesuatu yang sudah
seharusnya untuk diikuti serta dijadikan sebagai prioritas utama dalam segala sisi
kehidupan termasuk dalam pengambilan keputusan.
9. Al Burhan : Bukti kebenaran (QS. An Nisa/4 : 174)
ُ َّ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
ٗ ُ‫ّن ِمن َّربِ ُك ۡم َوأَنزَ ۡلنَا َٰٓ إِلَ ۡي ُك ۡم ن‬ٞ ‫اس قَ ۡد َجا َٰٓ َء ُكم ب ُۡر َه‬
‫ورا ُّمبِ ٗينا‬
174. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran). (QS. An Nisa/4 : 174)

4
Al Qur’an sudah sewajarnya memiliki sifat Al Burhan yaitu. Keseluruhan isi di dalam Al
Qur’an mengandung arti yang sebenarnya dan selama peradaban umat manusia sudah
dibuktikan akan kebenaran isi yang ada di dalamnya. Kebenaran akan selalu datang bagi
orang-orang beriman kepada Allah SWT.

SISTIM TURUNNYA AL QUR-AN


Turunnya Al Qur-an dari Allah kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur
(Munajjaman) selama 22 tahun 2 bln dan 22 hari, terdiri dari 30 juz, 114 surat 6236 ayat, dari
segi masa turunnya terbagi dua kelompok :
1. Ayat-ayat Makkiyah : ayat–ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah yaitu
selama 12 th, 5 bulan dan 13 hari, meliputi 19/30 isi Al Qur-an terdiri atas 86 surat dan
4780 ayat. Ciri-ciri ayat-ayat Makkiyah:
Ayatnya umumnya pendek-pendek, terdapat perkataan “yaa ayyuhannaas” dan
mengandung hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala, kisah umat
terdahulu yang mengandung pengajaran dan budi pekerti.
2. Ayat-ayat Madaniyah yaitu ayat-ayat yang diturunkan setelah nabi hijrah ke Madinah, lama
turunnya 9 th, 9 bln, 9 hari, meliputi 11/30 juz isi al Qur-an terdiri atas 28 surat dan 1456
ayat. Ciri-cirinya : ayatnya umumnya panjang-panjang terdapat perkataan “yaa
ayyuhalladziina aamanu” isinya mengandung tentang hukum-hukum baik hukum agama,
kemasyarakatan, kenegaraan, perang, internasional dll.

SISTIM TURUNNYA WAHYU


a. Cara Allah menyampaikan wahyu kpd Malaikat.
Cara pewahyuan dari Allah SWT kpd Malaikat Manna’ al Qaththan membagi dalam dua
modus :
1. Al Qur’an adalah catatan apa yang difirmankan Allah kpd MalaikatNya yakni Allah
berfirman scr langsung kpd Malaikat tanpa perantaraan dan langsung difahaminya, utk
selanjutnya disampaikan kepada Rasulullah SAW.
2. Al Qur’an ditulis di Lauh al Mahfudz kemudian disampaikan kpd Malaikat di Bait al
‘Izzah di langit dunia, scr utuh pd mlm qadar (lailatul qadr), baru kemudian malaikat
menyampaikannya kepada Rosul Allah scr berangsur.
Berdasarkan hal tersebut muncullah tiga pendapat ulama mengenai cara malaikat (Jibril)
menerima wahyu yaitu:
a) Jibril menerimanya dengan mendengar langsung dari Allah dgn lafadznya secara
khusus
b) Jibril menghafalkannya dari Lauh al-Mahfudz.
c) Jibril menerima inti makna firman kemudian diterimakan kepada Rosulullah dlm
redaksi Jibril sendiri.
b. Cara Penyampaian wahyu dari Malaikat kepada Rosul
Penyampaian wahyu kepada Rosul Allah mengalami beberapa macam bentuk dan keadaan:
1) Malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Rosulullah, dalam hal ini Nabi tdk melihat
suatu apapun, beliau hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada dalam hatinya.
2) Malaikat menampakkan dirinya kpd Nabi berupa seorang lelaki yang mengucapkan
kata-kata kepadanya, sehingga beliau memahami dan menghafalkan kata-kata itu.
3) Wahyu turun kepadanya diawali dengan suara seperti gemerincingnya lonceng, cara ini
yg amat berat dirasakan oleh Nabi, kadang-kadang pada keningnya bercucuran

5
keringat, meskipun turunnya wahyu itu dimusim dingin yg sangat dingin. Kadang-
kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk menahan beratnya bilamana wahyu itu
turun disaat mengendarai unta. Kesaksian Zaid bn Tsabit : “Aku adalah penulis wahyu
yg diturunkan kepada Rosulullah, aku lihat beliau ketika turunnya wahyu seakan akan
Rosulullah diserang demam yang keras dan keringatnya bercucuran bak permata.
Kemudian setelah turunnya wahyu barulah beliau seperti biasa”.
4) Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi tidak berupa seorang laki-laki, tetapi
benar-benar dalam bentuk aslinya.
Namun turunya wahyu kepada para Nabi ada juga yang dalam bentuk mimpi yang benar
(ru’yah shohihah) seperti dialami oleh nabi Ibrahim, juga dalam bentuk suara di balik hijab
(tabir) seperti dialamai Nabi Musa.

HIKMAH TURUNNYA AL QUR-AN SECARA MUNAJJAMAN (BERANGSUR-


ANGSUR) :
a. Untuk Nabi:
1. Meringankan Nabi dalam menerima wahyu Al Qur-an
2. Memudahkan Nabi dalam menjelaskan kandungan Al Qur-an dan mencontohkan
pelaksanaannya.
3. Meneguhkan hati Nabi dalam menghadapi celaan dan penganiayaan orang-orang
kafir Qurasy dan orang-orang musyrik.
b. Untuk umat:
1. Memudahkan umat untuk menghafal Al Qur-an
2. Memudahkan umat untuk memahami Al Qur-an
3. Mempersiapkan bangunan Al Qur-an dengan landasan yang sempurna yang
menghancurkan kepercayaan-kepercayaan bathil dan tradisi-tradisi yang merusak
4. Membangun umat menuju bentuk yang sempurna dengan menanamkan keimanan
yang sejati, peribadatan yang benar dan akhlaq yang terpuji (manusia sempurna)
5. Meneguhkan hati orang yang beriman dan meringankan beban penderitaan mereka
dalam menegakkan dan memperjuangkan Islam.
PENGUMPULAN AL QUR-AN
a. Pada masa Rasulullah SAW dihafal oleh para shahabat dan ditulis di berbagai sarana yang
sederhana.
b. Pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shidiq dikumpulkan dalam satu mushaf oleh panitia
tunggal yaitu shahabat Zaid bin Tsabit (Penulis/sekretaris Nabi untuk menulis Al-Qur-an)
dengan berpedoman dengan hafalan para shahabat dan tulisan dari beberapa shabahat,
disusun ayat demi ayat sesuai petunjuk Rasulullah.
c. Pada masa Khalifah Utsman bin Affan pengumpulan Al Qur-an disempurnakan sesuai
petunjuk Raulullah dan menuliskannya dalam satu system penulisan yang bisa
menampung semua qira’at yang benar menjadi satu buku (Mushaf) disebut Mushaf
Utsmani dan copynya dikirim ke pusat-pusat pemerintahan Islam waktu itu.

KOMITMEN SEORANG ISLAM TERHADAP AL QUR-AN


a. Seorang muslim harus mengimani bahwa Al Qur-an adalah kitab Suci yang terakhir, yang
diturunkan Allah SWT sebagai petunjuk (Hudan) bagi umat manusia (QS. Al Baqarah/2:2
: 4:136)
َ‫ب فِي َۛ ِه هُدٗ ى ِل ۡل ُمتَّقِين‬ ُ َ‫ذَلِكَ ۡٱل ِكت‬
َ َۛ ‫ب ََل َر ۡي‬

6
3. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, QS Al
Baqarah/2:2
‫ِي أَنزَ َل ِمن قَ ۡب ِۚ ُل َو َمن‬ ِ َ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل ِكت‬
َٰٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ُ ‫علَى َر‬ ِ َ‫سو ِلِۦه َو ۡٱل ِكت‬
َ ‫ب ٱلَّذِي ن ََّز َل‬ ُ ‫ٱَّلل َو َر‬ِ َّ ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ َء ِامنُواْ ِب‬
َٰٓ َّ ۡ ُ ۡ
‫ضلَ ِۢ ََل بَ ِعيدًا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫س ِلِۦه َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡل َٰٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
ُ ‫ٱَّلل َو َملَئِ َكتِِۦه َو ُكت ُ ِبِۦه َو ُر‬
ِ ‫يَكفر ِب‬
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang
Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang
itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisa’/4 : 136)

b. Seorang muslim haruslah mempelajari Al Qur-an baik cara membacanya (tilawah),


terjemah (tarjamah) maupun maksud (tafsir) QS. 17:45, 8:2, 73:4)
ٗ ُ ‫َو ِإذَا قَ َر ۡأتَ ۡٱلقُ ۡر َءانَ َج َع ۡلنَا بَ ۡينَكَ َوبَ ۡينَ ٱلَّذِينَ ََل ي ُۡؤ ِمنُونَ ِب ۡٱۡل َٰٓ ِخ َرةِ ِح َجابٗ ا َّم ۡست‬
‫ورا‬
45. Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak
beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup, (QS. Al Isra’/17 : 45)
َ ‫علَ ۡي ِه ۡم َءا َيت ُ ۥهُ زَ ادَ ۡت ُه ۡم ِإي َم ٗنا َو‬
َ‫علَى َر ِب ِه ۡم َيت ََو َّكلُون‬ َّ ‫ِإنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ٱلَّذِينَ ِإذَا ذُ ِك َر‬
َ ‫ٱَّللُ َو ِجلَ ۡت قُلُوبُ ُه ۡم َو ِإذَا ت ُ ِل َي ۡت‬
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati
mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal/8 : 2)
ً ِ‫علَ ۡي ِه َو َرتِ ِل ۡٱلقُ ۡر َءانَ ت َۡرت‬
‫يَل‬ َ ‫أَ ۡو ِز ۡد‬
4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS Al Muzzammil/73 : 4)
c. Seorang muslim haruslah berusaha mengajarkan Al Qur-an kepada orang lain sehingga
mereka dapat memahami dan mengimani Al Qur-an (QS. 3:110, 3:79)
ِ َ‫ٱَّلل َولَ ۡو َءا َمنَ أَ ۡه ُل ۡٱل ِكت‬
‫ب‬ ِ َۗ َّ ِ‫ع ِن ۡٱل ُمنك َِر َوت ُ ۡؤ ِمنُونَ ب‬ ِ ‫اس ت َۡأ ُم ُرونَ بِ ۡٱل َمعۡ ُر‬
َ َ‫وف َوت َۡن َه ۡون‬ ِ َّ‫ُكنت ُ ۡم خ َۡي َر أ ُ َّمة أ ُ ۡخ ِر َج ۡت ِللن‬
َ‫لَ َكانَ خ َۡي ٗرا لَّ ُه ِۚم ِم ۡن ُه ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ َوأَ ۡكثَ ُر ُه ُم ۡٱلفَ ِسقُون‬
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS Ali Imran/3 : 110
ْ‫ٱَّلل َولَ ِكن ُكونُوا‬ ِ َّ‫ب َو ۡٱل ُح ۡك َم َوٱلنُّب َُّوةَ ث ُ َّم يَقُو َل ِللن‬
ِ ‫اس ُكونُواْ ِعبَادٗ ا ِلي ِمن د‬
ِ َّ ‫ُون‬ َ َ‫ٱَّللُ ۡٱل ِكت‬
َّ ُ‫َما َكانَ ِلبَشَر أَن ي ُۡؤتِيَه‬
َ‫ب َوبِ َما ُكنت ُ ۡم ت َۡد ُرسُون‬ َ َ‫َربَّنِي ِۧنَ بِ َما ُكنت ُ ۡم تُعَ ِل ُمونَ ۡٱل ِكت‬
79. Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu
dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah".
Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan
Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS Ali Imran/3 : 79)
2. AS-SUNNAH
a. Pengertian Sunnah: Adalah semua ucapan, perbuatan, taqrir dan sifat-sifat Nabi
Muhammad SAW.
b. Macam-macam sunah (HADITS)
1. Berdasarkan Jumlah perawi:
a. Mutawatir: yaitu sunah atau hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi (orang yang
meriwayatkan hadist) pada setiap tingkatan (thabaqah) yang mana mereka mustahil
sepakat untuk berdusta dan riwayat itu harus bersifat indrawi.
b. Ahaad, yaitu hadits yang jumlah perawinya di setiap tingkatan tidak sampai ke
tingkat mutawatir (kalau satu orang Gharib, dua orang Aziz, dan tiga orang atau lebih
Masyhur)
2. Berdasarkan kwalitas sanad maupun matan:
a) Hadits Shahih, yaitu hadits yang memenuhi kriteria tertentu; berhubungan sanadnya
(urut-urutan perawi), diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit (kuat hafalannya),
tidak mempunyai cacat dan tidak mengganjil (syaz).

7
b) Hadits Hasan yaitu hadits yang memenuhi kriteria hadits shahih kecuali kualitas dhabit
(kuat hafalan dan lengkap catatan) perawinya lebih rendah dari kualitas dhabit perawi
pada hadits shahih.
c) Hadits Dhaif (lemah) yaitu hadits yang kekurangan satu atau lebih syarat hadits
shahih.
Perawi adalah Orang yang meriwayatkan hadits
Sanad adalah Sandaran yaitu matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang
mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan)
hadits. Sanad biasa disebut juga dengan isnad berarti sandaran. Pada dasarnya orang atau ulama
yang menjadi sanad hadits itu adalah perwi juga.
Matan: ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi
Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrir

Hubungan/Nisbah Antara Sunnah dan Al Qur’an


1. Bayan Tafsir: Yaitu sunnah yang menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan
musytarak seperti hadits: “Shallu kama raaitu muni ushalli” adalah tafsir dari ayat
“Aqimush Shalah”.
2. Bayan Taqriri : yaitu sunnah yang berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat
pernyataan Al Qur-an seperti hadits “Shumuu liru’yatihi….adalah memperkokoh surat
Al Baqarah ayat 185 “Petunjuk mengenai waktu puasa di bulan ramadhan”
3. Bayan Taudhih: Yaitu sunah yang menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat seperti
pernyataan nabi: “Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi baik harta-
hartamu yang sudah dizakati adalah taudhih terhadap surat At-Taubah ayat 34:
‫س ِبي ِل‬
َ ‫عن‬
َ َ‫صدُّون‬
ُ َ‫اط ِل َوي‬ ِ َّ‫ان لَيَأ ْ ُكلُونَ أَ ْم َوا َل الن‬
ِ َ‫اس ِب ْالب‬ ِ َ‫الر ْهب‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ِإ َّن َكثِيرا ً ِمنَ اۡلَحْ ب‬
ُّ ‫ار َو‬
٣٤‫س ِبي ِل للاِ فَبَش ِْرهُم ِب َعذَاب أَ ِليم‬ َ ‫ضةَ َوَلَ يُن ِفقُونَ َها فِي‬َّ ‫َب َو ْال ِف‬
َ ‫للاِ َوالَّذِينَ يَ ْكنِ ُزونَ الذَّه‬
34. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, QS At
Taubah/9 : 34)

Fungsi As-sunnah dan Keterkaitannya dengan Al-Quran


َ‫اس َما نُ ِز َل إِلَ ْي ِه ْم َولَعَلَّ ُه ْم يَتَفَ َّك ُرون‬ ِ َ‫…وأَ ْنزَ ْلنَا إِلَيْك‬..
ِ َّ‫الذ ْك َر ِلتُبَيِنَ ِللن‬ َ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (Q.S. al Nahl : 44)
Dari ayat diatas, terdapat makna tersirat yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW
telah diberikan tugas oleh Allah SWT untuk menerangkan ayat-ayat Al-Quran lebih terperinci
kepada umat manusia. Nah, cara rasul memberikan penjelasan-penjelasan tersebut yaitu lewat
sunnahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa as sunnah merupakan penjelas dari Al-
Quran. Lebih lengkapnya, berikut beberapa fungsi as-sunnah terhadap Al-Quran:
1. Memperkuat hukum dalam Al-Quran
Segala jenis hukum, syariat, dan hal-hal yang menyangkut muamalah kehidupan, semuanya
telah ditulis dalam Al-Quran secara sempurna. Seperti halnya hukum shalat, puasa, zakat,
larangan melakukan riba’, mencuri, membunuh, dan sebagainya. Nah, keberadaan As-
sunnah disini memperkuat hukum-hukum yang telah disebuatkan di Al-Quran. Misalnya saja

8
untuk melakukan shalat, seseorang harus berwudhu terlebih dahulu. (Baca juga: Hukum
Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan dan Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar Biasa)
” Rasulullah saw bersabda: tidak di terima salat seorang yang berhadats sebelum ia
berwudhu ” (HR Bukhari )
2. Menjelaskan atau merinci isi Al-Quran
As sunnah juga berperan untuk menjelaskan atau merinci (menspesifikan) ayat-ayat Al-
Quran yang masih bersifat umum. Misalnya saja, Al-Quran menuliskan kewajiban untuk
berhaji bagi umat yang mampu. Maka As-sunnah memperjelas tata cara manasik haji yang
benar sesuai ajaran Rasulullah SAW.
3. Menetapkan hukum baru yang tidak dimuat dalam Al-Quran
Adakalanya As-sunnah menetapkan hukum baru, dimana hukum tersebut tidak terdapat
dalam al-Qur’an. Contohnya perihal larangan mengenakan kain sutera dan cincin emas bagi
laki-laki. Penetapan hukum baru di as-sunnah tentunya tidak boleh asal-asalan. Hukum itu
harus benar-benar berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan sesuai syariat islam.
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Apa-apa yang telah disunnahkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada Kitabullah, maka hal itu merupakan
hukum Allah juga.

Kedudukan As-Sunnah
Seluruh ulama dan umat muslim telah menyepakati bahwa kedudukan As-sunnah dalam Islam
adalah sebagai hukum kedua setelah Al-Quran. Keputusan ini juga didasarkan atas firman Allah
SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 7:
ِ ‫للا َشدِيدُ ْال ِع َقا‬
‫ب‬ َ َّ ‫سو ُل َف ُخذُوهُ َو َما َن َها ُك ْم َع ْنهُ َفا ْنتَ ُهوا َواتَّ ُقوا‬
َ َّ ‫للا ِإ َّن‬ َّ ‫َو َما آَتَا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya” (Al-Hasyr 59:7)
As sunnah adalah tuntunan yang berasal dari Rasulullah SAW. Dan Allah SWT
memerintahkan kita untuk menerima apa-apa yang diberikan Rasul serta meninggalkan yang
dilarangnya. Sebab Nabi sendiri adalah utusan Allah SWT yang memiliki kepribadian
mengagumkan. Maka dari itu, Allah menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan bagi seluruh
umat.
َ َّ ‫للا َو ْال َي ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَ َك َر‬
ً ‫للا َك ِث‬
‫يرا‬ َ ‫للا أُس َْوة ٌ َح‬
َ َّ ‫سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ َي ْر ُجو‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ِفي َر‬
ِ َّ ‫سو ِل‬
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah Saw, itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah” (Q.S AL-Ahzab:21)
Kesimpulannya, al-Quran dan As-sunnah merupakan sumber hukum islam yang harus diikuti
oleh umat manusia agar memperoleh petunjuk di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

3. IJTIHAD DAN KEDUDUKANNYA


Menggunakan akal pikiran dengan sungguh-sungguh untuk merumuskan dan menentukan
sesuatu hukum yang tidak ditentukan secara eksplisit oleh Al Qur-an dan As Sunnah.
Kedudukan ijtihad merupakan metodologi memahami sumber ajaran Islam, sebagai sumber
hukum yang tidak bersifat mutlak karena merupakan produk akal pikiran, tidak berlaku bagi
semua orang dan semua masa dan tidak boleh bertentengan dengan Al Qur-an dan As Sunah
Dalam Berijtihad para ulama mujtahidin menggunakan metode

9
1) Ijma: Keputusan para ulama dalam menentukan suatu hukum yang masalah hukum itu
tidak ada pada zaman nabi.
2) Qiyas : Mengkiaskan /menyamakan permasalahan yang sudah ada dengan permasalahan
yang pernah terjadi.
3) Istihsan adalah meninggalkan hukum sesuatu yang telah ditetapkan berdasarkan syara’
karena ada dalil lain yang mengharuskan untuk meninggalkannya.
Contoh. Perintah melakukan salat Jumat berlaku secara umum bagi setiap orang Islam
(QS. Al-Jum’ah/62:9). Kemudian ada hadits yang mengcualikan: wanita, anak-anak,
oarng sakit, dan manula yang telah tidak mampu berjalan. Maka bagi mereka, tidak perlu
melakukan salat jumatan di masjid secara berjamaah. Mereka bisa salat jumat dua rakaat
di rumah atau salat luhur empat rakaat di rumah.
4) Maslahah mursalah adalah menetapkan sesuatu hukum yang tidak disebutkan baik
dalam Alquran maupun Alhadis karena secara umum dipandang baik, pantas, atau
memiliki nilai kemaslahatan yang luas.
Contoh: Pakaian yang digunakan untuk salat terkena darah dari seekor nyamuk. Darah
adalah najis, tetapi karena terlalu sedikit, maka tidak mengapa untuk salat

--000--

10

Anda mungkin juga menyukai