Sebagaimana diketahui bahwa fenomena hidrolik pada alur sungai alluvial dapat terjadi regime aliran rendah, regime aliran transisi dan regime aliran tinggi yang bergantung pada parameter kemiringan dasar, geometri, pola alur, debit aliran dan kecepatan yang akan berpengaruh pada bentuk dasar (bed form). Infrastruktur yang dibangun melintang sungai yang berfungsi sebagai pengendali banjir (flood control) ataupun penyediaan air (water supply), pada prinsipnya akan merubah regime aliran di sekitar lokasi ruas sungai dimana bangunan berada. Dengan melihat kenyataan kerusakan utilitas pelimpah, peredam energi dan alur sungai di bagian hilir bangunan pada bendungan maupun bendung yang tidak teridentifikasi dengan cara pendekatan perhitungan analitik maupun model matematik, maka peran uji model (model test) fisik bangunan hidrolik diharapkan mampu menunjukkan prilaku (hydraulic performance) yang menyerupai kejadian di lapangan (prototype). Hasil pengujian hidrolika secara fisik yang dilakukan harus melalui proses kalibrasi dan verifikasi terlebih dahulu. Dengan adanya dukungan Uji Model Fisik Hidrolika ini diharapkan bisa memantapkan hasil perencanaan, sehingga keamanan bendungan ataupun bendung dapat dipenuhi.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan kegiatan praktikum dari uji model fisik hidrolika ini adalah untuk mempelajari perilaku hidrolika pada bangunan pelimpah dan bangunan pelengkapnya, serta gerusan yang terjadi pada hilir bangunan peredam energi. Manfaat kegiatan praktikum ini adalah agar supaya Praktikan/Mahasiswa dapat memahami tentang aplikasi perilaku/fenomena hidraulik pada bangunan air khususnya utilitas pelimpah bendungan berdasarkan pendekatan teoritis maupun model dengan skala tertentu.
1.3. Lingkup Pengujian Model Fisik Hidrolika
Inti kegiatan praktikum yang dilaksanakan pada Uji Model Fisik Hidrolika adalah melakukan pengujian dan analisa fenomena hidrolika. Fokus uji model fisik dan analisa fenomena hidrolika pada debit oerasi terutama ditujukan pada beberapa komponen bangunan berikut: 1. Pelimpah (spillway) a. Observasi kondisi aliran di saluran pengarah dan ambang pelimpah. b. Observasi gejala kavitasi. 2. Saluran Samping (side channel) a. Observasi kondisi aliran di saluran pengarah dan ambang. b. Observasi backwater. 3. Saluran Transisi (transition channel) a. Observasi kondisi aliran di saluran transisi, harus subkritis. b. Observasi gejala kavitasi. 4. Saluran peluncur (chute way) a. Observasi kondisi aliran di saluran peluncur, harus superkritis. b. Observasi kondisai aliran di bagian pertemuan antara saluran peluncur dengan saluran transisi (sebelum saluran peluncur) dan peredam energi. 5. Peredam energi (stilling basin) a. Observasi kondisi aliran (flow condition) terhadap potensi pusaran air. b. Observasi kondisi kedalaman konjugasi dan muka air hilir (TWL). Parameter yang diukur di masing-masing bagian tersebut meliputi pengukuran muka air, arah dan besar kecepatan serta tinggi tekanan hidrostatis. 1.4. Lokasi Laboratorium Uji Model Fisik Hidrolika Pelaksanaan Uji Model Fisik Hidrolika pada pelimpah bendungan ini dilakukan di Laboratorium Hidrolika Terapan, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.