22010-Article Text-85380-1-10-20230711
22010-Article Text-85380-1-10-20230711
2, Mei 2023
Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD
e-ISSN: 2460-8475
ABTRACT
Received : 3-2-2023 Implementasi berpikir komputasi dalam pembelajaran di sekolah dasar masih
menjadi tantangan bagi pendidikan khususnya pendidik dan peserta didik di
Reviewed : 7-3-2023 sekolah. Guru harus mampu merancang pembelajaran dengan
mengintegrasikan berpikir komputasi agar proses belajar lebih bermakna
Accepted : 8-4-2023 sedangkan peserta didik dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan
dengan langkah-langkah yang logis, urut, dan efektif. Penelitian ini bertujuan
Published : 31-5- 2023 untuk memberikan gambaran penerapan berpikir komputasi dalam
pembelajaran matematika dan mengetahui pengaruh penerapan berpikir
komputasi dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Kelas IV. Metode
penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari
21 orang di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah Siraman Wonosari pada
tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini berlangsung selama satu kali pertemuan
yang pelaksanaannya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran materi
bilangan pecahan. Penelitian ini menghasilkan beberapa data yaitu (a) Analisis
data hasil belajar siswa mencapai 83,7. (b) Analisis data aktivitas siswa
mencapai persentase sebesar 80,42% . (c) Analisis data kemampuan guru
memperoleh skor rata-rata 3,67 (kreteria baik). (d) Analsis data respon siswa
terhadap pembebelajaran mendapatkan hasil positif dengan mencapai 96,19%.
ABSTRAK
The implementation of computational thinking in learning in elementary schools
is still a challenge for education, especially educators and students in schools.
Teachers must be able to design learning by integrating computational thinking
so that the learning process is more meaningful while students are required to
be able to solve problems with logical, sequential, and effective steps. This study
aims to provide an overview of the application of computational thinking in
learning mathematics and to determine the effect of applying computational
thinking in learning mathematics in Grade IV Elementary School. The research
method uses a single one shot case study design. The research subjects consisted
of 21 people in class IV of Elementary School Muhammadiyah Siraman
Wonosari in the 2022/2023 academic year. This research took place during one
meeting, the implementation of which was in accordance with the implementation
plan for learning fraction material. This research produced some data, namely
(a) Data analysis of student learning outcomes reached 83.7. (b) Analysis of
student activity data reached a percentage of 80.42%. (c) Data analysis on the
ability of teachers to obtain an average score of 3.67 (good criterion). (d)
Analysis of student response data to learning to get positive results by reaching
96.19%.
pembelajaran pada aspek sikap mempelajari terkait dengan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
pola perilaku yang ada pada individu yang memungkinkan dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia,
dapat diamati, seperti: sikap menerima, merespon, Anindito Aditomo, upaya yang dapat dilakukan
menghargai, mengorganisasikan, atau disiplin. Sejalan pemerintah untuk melakukan transformasi pendidikan
dengan pemikiran Munir bahwa pendidikan merupakan guna mencapai pendidikan yang bermutu yaitu dengan
aspek pembelajaran pada pengetahuan, keterampilan, dan melakukan pendekatan melalui merdeka belajar. Konsep
kebiasaan kelompok yang diturunkan dari generasi merdeka belajar ini merupakan sebuah kebijakan yang
sebelumnya ke generasi berikutnya melalui proses diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
pelatihan, pengajaran, dan penelitian. dan Teknologi yaitu Bapak Nadiem Anwar Makarim.
Proses untuk menjalankan pendidikan di Dengan adanya pendekatan merdeka belajar diharapkan
Indonesia salah satunya mengacu pada Undang-Undang dapat memupuk kemampuan dasar bagi peserta didik
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2003 yang mengatur Indonesia dalam proses belajar, seperti berpikir kritis,
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut UU NO. 20 kolaboratif, mandiri serta penanaman karakter dan nilai-
Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha nilai seperti keterbukaan. Konsep Merdeka Belajar ini
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dimaknai secara beragam dari beberapa pihak. Menurut
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif Sherly dalam (Rahayu, Restu., dkk, 2022: 6315) sistem
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan merdeka belajar ini mengembalikan sistem pendidikan
spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, nasional kepada esensi pada undang-undang Republik
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang Indonesia dengan tujuan untuk memberikan kemerdekaan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Selain kembali pada sekolah dalam memaknai dari kompetensi
itu mengacu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik dasar hingga kurikulum agar menjadi penilaian masing-
Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang Tujuan masing sekolah. Penerapan kurikulum merdeka akan lebih
Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan interaktif dan relevan karena memberikan kesempatan luas
bangsa. Melihat dari sistem pendidikan di Indonesia kepada siswa untuk secara aktif menggali isu-isu sesuai
tersebut, pendidikan berarti tidak hanya mencakup aspek dengan fakta. Menurut (Wulandari, 2022: 2036) program
pengetahuan, tetapi perlu menekankan kemampuan merdeka belajar yang diluncurkan oleh Nadiem Anwar
mengembangkan potensi dalam diri peserta didik. Oleh Makariem merupakan proses pembelajaran yang tidak
karena itu, pendidik semestinya memiliki motivasi untuk hanya terjadi satu arah antara peserta didik dengan guru,
memahami potensi yang perlu dikembangkan pada peserta tetapi akan memberikan fasilitas kepada peserta didik
didik melalui pendidikan. untuk belajar dari berbagai sumber. Menurut (Bahar, 2020:
Menurut Bidasari (2017:64) salah satu potensi 119) dengan sistem merdeka belajar peserta didik
yang perlu dikembangkan pada peserta didik yaitu diberikan kesempatan yang luas untuk berkolaborasi,
kemampuan menyelesaikan masalah. Kemampuan tersebut berkreativitas, dan berinovasi dengan temannya dalam
jika dimiliki oleh peserta didik, maka mereka akan lebih membangun berpikir secara konstruktif. Kemudian, hasil
siap menghadapi tantangan kedepannya. Namun, telaah yang telah dilakukan dalam (Sumarsih., dkk, 2022:
kenyataannya selama ini pendidikan belum memberikan 8248) pada pendekatan merdeka belajar dengan kurikulum
kesempatan untuk peserta didik menyelesaikan merdeka, mendapatkan hasil bahwa melalui pendekatan
masalahnya secara mandiri. Cahyani (2016: 151) juga merdeka belajar dapat menghasilkan peserta didik yang
mengemukakan pendapatnya bahwa selama ini proses berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, gotong royong,
belajar kurang memberikan kesempatan kepada peserta kreatif, dan rasa kebhinekaan. Dengan demikian, melalui
didik untuk memecahkan masalah. sistem merdeka belajar tersebut pendidikan akan
Berdasarkan permasalahan di atas maka saat ini memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik
pendidikan di Indonesia melakukan transformasi pada supaya aktif dan secara mandiri dapat menggali dan
pembelajaran yang sebelumnya memberikan pola pasif menyelesaikan masalah sesuai dengan faktanya. Selain itu,
kepada peserta didik dan tidak memberdayakan pemikiran merdeka belajar diharapkan juga dapat memberikan
peserta didik untuk selanjutnya diubah serta perlu kesempatan kepada peserta didik dalam proses belajarnya
dikembangkan menjadi pembelajaran yang lebih supaya mereka dapat memanfaatkan dan mengedepankan
menekankan kepada peserta didik untuk memanfaatkan kemampuan berpikirnya untuk mengembangkan
seluruh pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya kompetensi dasar dari dalam dirinya. Peserta didik akan
supaya dapat memecahkan suatu permasalahan. Menurut dilatih untuk bernalar dan berpikir kritis. Hal itu sekaligus
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
menjadi tantangan bagi pendidikan Indonesia saat ini agar menghadapi dua kemungkinan yang berbeda. Menurut Lee
dapat mencapai pendidikan yang bermutu. dalam (Cahdriyana dan Rino, 2020: 51) berpikir komputasi
Kemampuan bernalar dapat dilihat dari data adalah proses berpikir untuk memahami permasalahan,
Programme for International Student Assessment (PISA). proses bernalar, dan mengembangkan penyelesaian
Programme for International Student Assessment (PISA) otomatis. Dengan demikian, berpikir komputasi adalah
adalah sebuah program yang digunakan untuk menilai proses berpikir untuk pemecahan suatu permasalahan yang
siswa Internasional. Programme for International Student mengadopsi dari ilmu komputer dengan menggunakan
Assessment (PISA) menurut (Lestari dan Anas, 2020: 47) logika untuk menentukan solusi yang efektif, efisien, dan
bertujuan untuk menilai sistem pendidikan secara optimal.
internasional. Sistem dalam program Programme for Berpikir komputasi (Computational thinking) itu
International Student Assessment (PISA) tersebut menilai penting karena saat ini computational thinking sudah
kemampuan siswa dalam menerapkan apa yang telah menjadi bagian kurikulum merdeka. Untuk jenjang
dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari, salah pendidikan dasar computational thinking diintegrasikan
satunya kemampuan bernalar. Menurut (Habibi dan pada mata pelajaran matematika, bahasa indonesia, dan
Suparman, 2020: 60) penilaian Programme for IPAS. Menurut J. A. Q. Figueiredo dalam (Wijanto, dkk.
International Student Assessment (PISA) meliputi, sains, 2021: 52) computational thinking itu penting karena selain
membaca, matematika, dan literasi keuangan untuk untuk proses berpikir dalam mengembangkan aplikasi
pemecahan masalah secara bernalar kritis dan inovatif. Hal komputer, tetapi juga mendukung proses berpikir dengan
penting yang perlu diperhatikan adalah hasil penilaian pemecahan masalah (problem solving) untuk bidang ilmu
terhadap kemampuan bernalar siswa di Indonesia yang lainnya, seperti matematika, sains, dan humaniora.
dilakukan oleh Programme for International Student Keterkaitan computational thinking dengan
Assessment (PISA). Ternyata menurut hasil survei pembelajaran menurut Anggrasari (2021) kaitan antara
Programme for International Student Assessment (PISA) computational thinking dengan pembelajaran secara
tahun 2018, diperoleh nilai mengenai kemampuan khusus untuk memadukan pemikiran komputasi dengan
matematika siswa Indonesia sebesar 379. Hasil itu praktik literasi saat ini dengan memanfaatkan keterampilan
menunjukkan bahwa siswa Indonesia menduduki peringkat atau kemampuan literasi yang telah dimiliki peserta didik
ke-7 dari bawah, sedangkan rata-rata dari negara anggota untuk ditingkatkan hasil komputasi. Sebaliknya, untuk
OECD untuk kemampuan matematika dan sains adalah dapat mendorong perkembangan literasi peserta didik di
489 (Schleicher, 2019: 32). Oleh karena itu, perolehan sekolah dapat dilakukan melalui berpikir komputasi.
nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa
matematika siswa Indonesia masih rendah. Itu berarti penting untuk menganalisis penerapan kemampuan
bahwa kemampuan pemecahan masalah serta penalaran berpikir komputasi dengan bernalar untuk memecahkan
siswa Indonesia juga masih belum optimal (Annizar, 2015: masalah melalui pembelajaran matematika di Sekolah
47). Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu Dasar Kelas IV. Penelitian ini bertujuan untuk
adanya suatu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan meningkatkan kualitas pendidikan supaya menjadi
bernalar untuk pemecahan suatu masalah. pendidikan yang bermutu melalui: (1) Analisis Data Hasil
Salah satu cara meningkatkan kemampuan Belajar Siswa dalam Implementasi Computational thinking
bernalar untuk pemecahan suatu masalah dengan berpikir (2) Analisis Data Aktivitas Siswa dalam Implementasi
komoputasi. Menurut (Cahdriyana dan Rino, 2020: 51) Computational thinking (3) Analisis Data Kemampuan
berpikir komputasi merupakan sebuah proses pemikiran Guru dalam Penerapan Computational thinking (4) Analsis
untuk memecahkan masalah berasal dari ilmu komputer Data Respon Siswa Terhadap Pembebelajaran
akan tetapi dapat diterapkan dalam aspek apa pun, atau Diimplementasi Computational thinking. Peneliti berharap
disiplin ilmu lain melalui proses pemecahan masalah. dapat berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan
Menurut Fajri dalam (Lestari dan Anas, 2020: 47) berpikir berpikir komputasi dengan bernalar untuk memecahkan
komputasi merupakan proses yang perlu dilakukan secara masalah supaya siswa Indonesia mampu bersaing secara
kreatif dalam mengimplementasikan penyelesaian global. Oleh karena itu, peneliti memilih judul
masalah, meliputi ide, peluang, dan tantangan yang “Implementasi Computational thinking dalam
ditemui untuk menentukan solusi. Menurut Munir dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar”.
(Malik, dkk 2018: 1) berpikir komputasi adalah berpikir
dengan menggunakan logika, melakukan sesuatu dengan
pertimbangan tertentu, menentukan keputusan apabila
dikategorikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Didik. Ilmu Pendidikan, 16(1), 104–109.
pemecahan masalah adalah 3< KBM <4 dengan kreteria
Lestari, A. C. dan, & Annizar, M. (2020). Proses Berpikir
baik. (d) Analsis data respon siswa terhadap
Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah PISA
pembebelajaran diimplementasi computational thinking
ditinjau dari Kemampuan Berpikir Komputasi.
pokok bilangan pecahan kelas IV SD Muhammadiyah
Kiprah, 8(1), 46–55.
Siraman adalah positif dengan mencapai 96,19%. Melalui
aktivitas pembelajaran yang diintegrasikan computational Malik, Syaeful., Harsa Wara Prabawa., dan Rusnayati, H.
thinking, siswa memberikan respon positif terhadap (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir
penerapan pembelajaran yang diintegrasikan Komputasi Siswa Melalui Multimedia Interaktif
computational thinking dan meningkatkan partisipasi dan Berbasis Model Quantum Teaching and Learning.
keaktifan siswa, untuk melatih siswa dalam Https://Www.Researchgate.Net/Publication/328997
menyelesaiakan persoalan menggunakan computational 960 Peningkatan, November.
thiking. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.34438.83526
Saran penting bagi siswa untuk mengasah
kemampuan dan keterampilannya dalam memecahkan Rahayu, Restu., Rita Rosita., Yayu Sri Rahayuningsih.,
permasalahan menggunakan computational thinking agar Asep Herry Hernawan., dan P. (2022). Implementasi
memiliki kesiapan dalam menghadapi kemajuan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak
pengetahuan abad 21, selain itu peserta didik mampu Restu. Basicedu, 6(4), 6313–6319.
menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan
Schleicher, A. (2018). PISA 2018: Insights and
sehari-hari. Bagi guru implementasi computational
Interpretations About. Japanese Journal of
thinking dalam pembelajaran dapat menjadi pembaruan
Anesthesiology, 24(1), 12–17.
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Sumarsih, I., & Teni Marliyani., Yadi Hadiyansah., Asep
DAFTAR PUSTAKA Herry Hernawan., dan P. (2022). Analisis
Anggrasari, L. A. (2021). Model Pembelajaran Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah
Computational Thingking Sebagai Inovasi Penggerak Sekolah Dasar. Basicedu, 6(5), 8248–
Pembelajaran Sekolah Dasar Pascapandemi Covid- 8258.
19. Prosiding Seminar Nasional Sensaseda, 1, 109–
Suparman, H. dan. (2020). Literasi Matematika dalam
114.
Menyambut PISA 2021 Berdasarkan Kecakapan
Bahar, Herwina., dan V. H. S. (2020). Seminar Nasional Abad 21. JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Seminar Nasional Matematika), 6(1), 57.
Bahasa Dan Sastra Indonesia, 115–122. https://doi.org/10.30998/jkpm.v6i1.8177
Bidasari, F. (2017). Pengembangan Soal Matematika Syah, A. I. R. (2016). Pengembangan Modul Pemrogaman
Model Pisa pada Konten Quantity untuk Mengukur Dasar untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Komputasi. IT-EDU, 5(1), 1–6.
Sekolah Menengah Pertama. Gantang, II(1), 63–78.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Cahdriyana, Rima Aksen., dan R. R. (2020). Berpikir 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003).
Komputasi Dalam Pembelajaran Matematika.
Veronica, Ajeng Rara., T. Y., & Eko Siswono., dan W.
Literasi, XI(1), 50–56.
(2022). Hubungan Berpikir Komputasi dan
Cahyani, H. dan Ririn W. S. 2016. Pentingnya Pemecahan Masalah Polya pada Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di Sekolah Dasar. Ilmiah Pendidikan
melalui PBL untuk Mempersiapkan Generasi Matematika, 5(1), 115–126.
Unggul Menghadapi MEA. Semarang: Seminar
Wijanto, M. C., & Robby Tan., D. (2021). Implementasi
Nasional Matematika X Universitas Negeri
Computational thinking Melalui Pemrograman
Semarang
Visual dengan Kolaborasi Mata Pelajaran pada
Kurniawan, Nanda Alfan., Randi Saputra., Ummu Aiman., Siswa Menengah Atas. Prosiding Sendimas, 50–55.
Alfaiz., dan D. K. S. (2020). Urgensi Pendidikan
Wulandari, Wiwin., dan E. F. (2022). Merdeka Belajar
Berpikir Kritis Era Merdeka Belajar bagi Peserta
dalam Perspektif Pendidikan yang Membebaskan
http://upttikp.dindik.jatimprov.go.id/web/index.php/berita
diakses tanggal 25 Januari 2023 Pukul 07.30 WIB