Anda di halaman 1dari 82
KEMENTERIAN PERTANIAN & DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KANPUS KEMENTERIAN PERTANIAN JALAN HARSONO RM NO: 3, ‘GEDUNG C PASAR MINGGU, JAKARTA 12550 TELEPON (G21) 7815360- 4 FAKSIMIL (021) 7615486 - 7618586 ITE + htpilfaijenbun,pertanian.go.1d KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR :130/Kpts/K8.410/05/2022 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM KERANGKA PENDANAAN BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN, Menimbang —:a._bahwa telah ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Nomor 206/Kpts/KB.410/06/2021 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; >. bahwa untuk meningkatkan fisiensi_persyaratan pedoman teknis pengembangan sumber daya manusia Perkebunan Kelapa Sawit, Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 206/Kpts/KB.410/06/2021 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 10. ll. 12. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613); Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573); Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5697); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2015 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 51); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203); Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/PL.110/2/2009 tentang = Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Budi Daya Kelapa Sawit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 38); Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 131/Permentan/OT.140/12/2013 tentang Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineesis) Yang Baik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 15); Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/ KB.330/5/2016 tentang + Pedoman _—Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 735); Menetapkan 13. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 11/Permentan/SM.220/5/2017 tentang Standar Pendidikan Tinggi Vokasi Lingkup Kementerian Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 742); 14. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 37/Permentan/SM.120/8/2018 tentang Pedoman. Pelatihan Pertanian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2018); 15. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1377); 16.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1647); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM KERANGKA PENDANAAN BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Pasal 1 Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit seperti tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Pasal 2 Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagai acuan untuk pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit yang menggunakan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Pasal 3 Terhadap pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit dalam kerangka pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebelum adanya Pedoman teknis ini, mengikuti sesuai ketentuan dan perjanjian yang berlaku. Pasal 4 Pada saat Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 206/Kpts/KB.410/06/2021 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. >= Ditetapkan, di Jakarta ide tanggal, 11 mei 2022 [REKTUR JENDERAL PERKEBUNAN, 4q-¥ ALI JAMIL SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Pertanian; 4. Menteri Keuangan; 5. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; 6. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; 7. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 8. Sckretaris Jenderal Kementerian Pertanian; 9. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian; 10. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian; 11. Rektor Perguruan Tinggi Negeri seluruh Indonesia; 12. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi; 13. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; 14. Gubernur seluruh Indonesia; 15. Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia; 16. Kepala Dinas yang Membidangi Perkebunan provinsi dan kabupaten/kota. “le LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR : 130/KPts/kB.410/05/2022 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM KERANGKA PENDANAAN BADAN PENGELOLA DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya menjaga peran perkebunan kelapa sawit pekebun secara berkesinambungan, pemerintah telah menetapkan kebijakan tentang penghimpunan dana perkebunan kelapa sawit sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 93 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sebagai langkah implementasi telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan dan Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2015 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018. Peraturan perundangan tersebut, menjadi landasan penetapan dan teknis pengembangan perkebunan kelapa sawit secara terencana dan tepat sasaran. Kebijakan ini menyediakan landasan pengaturan skala prioritas pembangunan perkebunan kelapa sawit milik pekebun sesuai dengan kebutuhan. Dukungan pengembangan kelapa sawit melalui kebijakan tersebut antara lain melalui kegiatan pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit (SDMPKS). Kegiatan tersebut mengintegrasikan seluruh aspek dalam pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa. sawit dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kompetensi, kemandirian dan daya saing pekebun kelapa sawit, keluarga pekebun, pendamping, penyuluh perkebunan kelapa sawit, aparatur sipil negara serta pihak terkait lainnya. B. Maksud dan Tujuan. Pedoman teknis Pengembangan SDMPKS Dalam Kerangka Pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dimaksudkan sebagai acuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan kegiatan, schingga pelaksanaannya tepat sasaran, tepat mutu, tepat waktu, tepat guna, memiliki kelembagaan pekebun yang profesional dan mampu melakukan kemitraan. Tujuan Pedoman ini adalah: 1. Memberikan panduan bagi seluruh pemangku kepentingan; 2. Menjamin terlaksananya kegiatan pengembangan SDMPKS sesuai dengan skema dan peraturan yang berlaku. C. Ruang Lingkup. Ruang lingkup pedoman ini meliputi: Onsone - Sosialisasi; . Pendidikan; }. Pelatihan; . Organisasi; . Pengawalan, Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi; . Pendanaan. D. Pengertian. Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. 10. Perkebunan Kelapa Sawit adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit; Usaha Perkebunan Kelapa Sawit adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa Perkebunan Kelapa Sawit; Pelaku Usaha Perkebunan Kelapa Sawit adalah pekebun dan/atau perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit yang mengelola Usaha Perkebunan Kelapa Sawit; Pekebun adalah orang perscorangan warga Negara Indonesia yang melakukan Usaha Perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu; Penyuluh adalah petugas yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi untuk melakukan kegiatan penyuluhan; Kelompok Tani adalah kumpulan petani/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya; Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani, bekerjasama dalam organisasi dan kepengurusan, untuk meningkatkan kinerja, skala ekonomi dan efisiensi usaha kelompok tani anggotanya; Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-scorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan;Kelembagaan Ekonomi Pekebun Lainnya adalah lembaga masyarakat desa yang berkaitan dengan kegiatan usaha ekonomi yang utamanya di bidang perkebunan dan dikukuhkan melalui akta notaris; Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut Dana adalah sejumlah uang yang dihimpun oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut BPDPKS adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menghimpun, mengadministrasikan, mengelola, menyimpan dan menyalurkan dana perkebunan kelapa sawit; a 11. Pendidikan adalah proses pembelajaran yang terencana dan terstruktur untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam rangka pengembangan kompetensi; 12. Pelatihan adalah proses perubahan kemampuan _(kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan sikap mental (afektif) untuk mampu melakukan atau mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, yang dilakukan dalam satu program pelatihan tertentu; 13. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah; 14. Dinas adalah perangkat daerah yang melaksanakan fungsi di bidang perkebunan; 15. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 16. Fasilitator Daerah adalah orang perseorangan yang melakukan kegiatan pendampingan/bimbingan terhadap pekebun kelapa sawit terhadap kegiatan tertentu. 17. Sumber Daya Manusia Lainnya merupakan Pekerja/Karyawan perkebunan, Pekerja/Karyawan Pabrik pengolahan kelapa sawit, Keluarga (anak/suami/istri) Pekerja/Karyawan perkebunan dan Keluarga (anak/suami/istri) Pekerja/Karyawan pabrik pengolahan kelapa sawit, Aparatur Sipil Negara yang bertugas di bidang perkelapasawitan dan Pengurus/Anggota Koperasi/Lembaga yang bergerak dalam perkelapasawitan. BAB II SOSIALISASI Sosialisasi persiapan kegiatan pengembangan SDMPKS dimaksudken untuk menyebarkan informasi kepada Pekebun, Poktan, Gapoktan, Koperasi atau Kelembagaan Ekonomi Pekebun Lainnya serta kepada petugas/aparatur dan pemangku kepentingan terkait pelaksanaan kegiatan pengembangan SDMPKS. Sosialisasi meliputi tata cara identifikasi penyusunan kebutuhan pengembangan SDMPKS, mekanisme pengajuan, persyaratan yang diperlukan, kelembagaan dan pendampingan dalam rangka membangun pemahaman bagi Pekebun, Poktan, Gapoktan, Koperasi atau Kelembagaan Ekonomi Pekebun Lainnya dan Dinas daerah kabupaten/kota dan provinsi. Sosialisasi persiapan pengembangan SDMPKS dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal, BPDPKS, Dinas daerah provinsi dan Dinas daerah kabupaten/kota dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Mekanisme _ sosialisasi dilaksanakan secara daring dan/atau luring. Sosialisasi dilakukan kepada Pekebun, Poktan, Gapoktan, Koperasi atau Kelembagaan Ekonomi Pekebun, Lainnya, aparatur pemerintah kecamatan, desa/dusun, masyarakat sekitar kebun dan stakeholder lainnya. BAB III PENDIDIKAN Pendidikan di bidang perkebunan kelapa sawit dimaksudkan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, kompetensi, kemandirian, dan daya saing kepada sasaran yang diharapkan. Pendidikan dilaksanakan melalui pemberian beasiswa pendidikan tinggi vokasi dan akademik secara formal. Jadwal pelaksanaan beasiswa mengikuti ketentuan tahun ajaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan. A. Jenis Beasiswa. Beasiswa diberikan setingkat diploma I, diploma II, diploma Ill, atau diploma IV (vokasi) dengan kompetensi kelapa sawit. Kompetensi yang diberikan antara lain: . pemuliaan /pembenihan/pembibitan kelapa sawit; . budi daya/pemeliharaan tanaman kelapa sawit; . teknologi produksi tanaman perkebunan kelapa sawit; . teknologi pengolahan hasil kelapa sawit; teknik kimia; . teknik mesin; . perawatan dan perbaikan mesin; . akuntansi; . teknik informatika; 10, manajemen logistik. PRBNAVAONE Beasiswa juga dapat diberikan setingkat strata 1 (akademik) dengan program studi antara lain: 1. agroteknologi; atau 2. agribisnis. dengan minat atau kompetensi kelapa sawit. B.Sasaran. 1. Pekebun. Pekebun yang memiliki Usaha Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. 2. Keluarga Pekebun. Keluarga Pekebun yang terdiri dari anak, isteri atau suami dari Pekebun. 3. Sumber Daya Manusia lainnya yang berkaitan dengan perkelapasawitan. Sumber Daya Manusia lainnya yang berkaitan dengan perkelapasawitan terdiri dari: a. Aparatur Sipil Negara (PNS dan PPPK), b. Karyawan/Pekerja pada usaha budidaya dan/atau pengolahan hasil Perkebunan Kelapa Sawit, c. Keluarga Karyawan/Pekerja pada usaha budidaya dan/atau pengolahan hasil Perkebunan Kelapa Sawit yang terdiri dari anak, isteri atau suami, d. Pengurus/Anggota Koperasi/Lembaga yang bergerak dalam perkelapasawitan, C. Lembaga Pendidikan. Kriteria, penunjukan dan penetapan lembaga pendidikan dilakukan oleh BPDPKS. D.Tahapan Pengusulan Beasiswa Pendidikan Pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pendaftaran calon peserta; 2. Seleksi calon peserta; 3. Verifikasi calon peserta; 4. Usulan kebutuhan pendidikan; dan 5. Rekomendasi teknis calon penerima beasiswa. Pendaftaran calon peserta. Proses pendaftaran beasiswa dilaksanakan setiap tahun dan ditutup pada waktu tertentu yang disepakati antara Direktorat Jenderal Perkebunan dengan BPDPKS. Tata cara pendaftaran calon peserta sebagai berikut: 1. Calon peserta mendaftar kepada Direktur Jenderal Perkebunan secara daring dengan mengisi minat tingkatan pendidikan dan jurusan dengan mengunggah dokumen persyaratan dalam format PDF/JPG dengan ukuran maksimal 2Mb. 2. Dokumen persyaratan sebagaimana dimaksud pada angka 1 sebagai berikut: a, Pekebun 1) Pas foto ukuran 4x6 dengan latar belakang biru. 2) Kartu Tanda Penduduk/Surat Keterangan Domisili dan Kartu Keluarga. 3) Usia maksimal 23 tahun pada saat pendaftaran. 4) Melampirkan surat keterangan sehat dari fasilitas kesehatan resmi 5) Rapor/Laporan Hasil Penilaian Siswa atau laporan akhir sekolah dari Semester 1 (satu) sampai 5 (lima) bagi yang telah menyelesaikan pendidikan menengah (dengan nilai rata-rata = 7) atau bagi calon peserta lulusan diploma dilengkapi dengan transkrip nilai (dengan IPK = 2,75). 6) Khusus untuk calon peserta yang berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat, menyampaikan Rapor/Laporan Hasil Penilaian Siswa atau laporan akhir sckolah dari Semester 1 (satu) sampai 5 (lima) bagi yang telah menyelesaikan pendidikan menengah (dengan nilai rata-rata 6) atau bagi calon peserta lulusan diploma dilengkapi dengan transkrip nilai (dengan IPK 2 2,50). 7) Yjazah/Surat Keterangan Lulus (SKL) sekolah menengah umum/kejuruan atau ijazah pendidikan diploma bagi yang telah lulus program diploma. 8) Bagi calon peserta yang tidak mampu secara ekonomi dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu ekonomi yang diterbitkan oleh kepala desa/lurah tempat domisili serta rapor/laporan hasil penilaian siswa atau laporan akhir sekolah bagi yang telah menyelesaikan pendidikan menengah atau transkrip nilai bagi yang telah menyelesaikan pendidikan diploma.

Anda mungkin juga menyukai