Anda di halaman 1dari 13

Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 69

MENDORONG TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGATURAN


KEUANGAN PARTAI POLITIK
Sekar Anggun Gading Pinilih*

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro


Jl. Prof. H. Soedarto, S.H Tembalang Semarang

Abstract
A political party needs financial assistance from members, the state or the donations to realize their
functions. A lot happening raising and management of funds that are not based on transparency and
accountability principle. Transparency and accountability principle of party finances can be achieved by
requiring each party financial reports on the sources of funds received, and the financial reports of the
elections. It is necessary penalties for parties who are late or even not make reports, which institutions are
given the task of overseeing the financial reports, and institutions that enforce sanctions.
Keywords: transparency, accountability, regulation, finance, political party.

Intisari
Partai politik memerlukan bantuan keuangan dari anggota partai itu sendiri, negara atau sumbangan pihak
lain untuk mewujudkan fungsi-fungsinya. Banyak terjadi penggalangan dan pengelolaan dana oleh partai
yang tidak dilandasi dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi dan akuntabilitas
keuangan partai dapat dicapai dengan cara mewajibkan setiap partai membuat laporan keuangan atas
sumber dana yang diterima, dan laporan keuangan Pemilu. Perlu diatur juga mengenai sanksi bagi partai
yang terlambat atau bahkan tidak membuat laporan keuangan, serta lembaga mana yang diberikan tugas
untuk mengawasi laporan keuangan partai dan lembaga yang menegakkan sanksi tersebut.
Kata Kunci: transparansi, akuntabilitas, pengaturan, keuangan, partai politik.

Pokok Muatan
A. Pendahuluan ....................................................................................................................................... 70
B. Pembahasan ....................................................................................................................................... 71
1. Pengertian Partai Politik ............................................................................................................... 71
2. Peran dan Fungsi Partai Politik .................................................................................................... 72
3. Sumber Penerimaan Partai Politik ................................................................................................ 73
4. Transparansi dan Akuntabilitas Pengatur¬an Keuangan Partai Politik ........................................ 75
C. Penutup .............................................................................................................................................. 80

*
Alamat korespondensi: sekar.anggun.gp@gmail.com.
70 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

A. Pendahuluan dengan membuka kran pendirian partai politik.


Keikutsertaan dalam pemilihan umum Berawal dari kebijakan tersebut, lahirnya banyak
merupakan salah satu fungsi partai politik. Fungsi partai politik yang sekarang mendominasi wajah
utama (alasan keberadaan) partai politik bukan politik di ranah publik di samping tiga partai
mencari dan mempertahankan kekuasaan melalui dari masa Orde Baru, yaitu Golkar, PPP, dan
pemilu, melainkan sebagai “jembatan antara PDI-P. Akan tetapi, kebijakan liberalisasi politik
masyarakat dengan negara”. Fungsi jembatan ini kepartaian tidak diikuti oleh adanya kerangka
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, yaitu peraturan perundangan-undangan yang jelas dan
melakukan rekrutmen warga negara menjadi anggota tegas serta implementasi yang efektif. Selain itu,
partai politik; melaksanakan pendidikan politik bagi lemahnya kapasitas organisasi partai menjadi
warga negara; melalukan kaderisasi terhadap calon faktor penting lainnya yang terabaikan. Akibatnya,
pemimpin; menjadi saluran partisipasi politik warga partai politik bergerak tanpa koridor hukum yang
negara; menyalurkan aspirasi dan kepentingan warga tegas dan sumber daya manusia yang unggul yang
negara; menampung dan merumuskan aspirasi dan mengakibatkan partai menjadi entitas politik yang
kepentingan warga negara itu menjadi rancangan kuat tapi tak terkendali di iklim politik yang liberal.
keputusan politik (menyangkut kebijakan publik Akhirnya, batasan etika dan hukum diterobos partai
dan/atau pengusulan seseorang atau lebih menjadi tanpa memikirkan konsekuensinya. Hal ini sangat
penyelenggara negara) berdasarkan ideologi terlihat dengan upaya partai berlomba-lomba
partai; memperjuangkan rancangan keputusan menumpuk pundi-pundi uang untuk menjalankan
politik tersebut menjadi keputusan politik melalui roda organisasi partai. Pengurus partai dan pejabat
lembaga legislatif dan eksekutif; melaksanakan publik dari partai menggunakan berbagai manuver
keputusan politik itu kalau dipercaya rakyat untuk untuk membawa pundit-pundi uang ke partai
menjalankan pemerintahan atau manakala kalah politik. Tatacara praktek penggalangan dana yang
dalam pemilu berperan menjadi pihak oposisi tidak dilandasi dengan prinsip transparansi dan
terhadap partai/koalisi partai yang memerintah, akuntabilitas mengakibatkan munculnya berbagai
baik dalam pembuatan legislasi maupun anggaran; kasus dugaan korupsi yang dilakukan orang partai
dan mengkomunikasikan apa yang dikerjakan politik.2 Banyak kasus korupsi yang terungkap
kepada para anggota dan konstituen. Oleh karena menunjukkan bahwa dana dari kejahatan itu
itu, diperlukan sejumlah dana (keuangan) partai digunakan untuk kepentingan pemenangan pemilu,
politik untuk melaksanakan fungsi utama tersebut. baik di tingkat nasional maupun lokal. Hal ini
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh menjadi salah satu penyebab dari buruknya kualitas
Khayyam Z. Paltiel tentang tujuan penggunaan Demokrasi di Indonesia.
dana dalam sistem kepartaian yang kompetitif: Praktek pemanfaatan dana publik secara tidak
keikutsertaan dalam pemilu, memelihara aktivitas transparan dan akuntabel oleh partai politik tidak
organisasi antar-pemilu, dan menyediakan bantuan hanya menjadi karakteristik dari penyalahgunaan
riset dan bantuan lain kepada kepemimpinan partai kekuasaan publik yang khas Indonesia, atau negara-
dan kepada para kader partai yang duduk dalam negara dengan sistem demokrasi baru (tetapi masih
lembaga perwakilan.1 lekat karakter dan praktek non-demokratis) seperti
Pada tahun 1999, Indonesia membuat Thailand, Filipina, atau contoh dari negara-negara
kebijakan liberalisasi politik yang dramatis Amerika Latin seperti Meksiko dan Brazil, tetapi

1
Ramlan Surbakti dan Didik Supriyanto, 2011, Pengendalian Keuangan Partai Politik, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta,
hlm. 1.
2
Very Junaidi, et al., 2011, Anomali Keuangan Partai Politik: Pengaturan dan Praktek, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta,
hlm. iii-iv.
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 71

juga fenomena yang kerap terjadi pada negara besar dalam menjaga demokrasi dan mengelola
demokrasi mapan dan ekonomi maju seperti Jepang, pemerintahan. Pengelolaan dana dalam internal
Taiwan, dan India.3 Berdasarkan pengalaman negara partai sangatlah menentukan eksistensi partai dalam
demokrasi di dunia, terdapat tiga alternatif sumber perpolitikan.
dana partai politik, yaitu dari internal partai (iuran
anggota, sumbangan kader partai, atau badan usaha B. Pembahasan
yang didirikan oleh partai), dari kalangan swasta 1. Pengertian Partai Politik
(sumbangan dari individu, badan usaha swasta, Partai politik merupakan suatu keharusan
organisasi dan kelompok masyarakat), dari bantuan dalam kehidupan politik modern yang demokratis.
keuangan negara (APBN, APBD).4 Di Indonesia Sebagai suatu organisasi, partai politik secara
sendiri telah diatur dalam Undang-Undang Nomor ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan
2 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang- mobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu,
Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, memberikan jalan kompromi bagi pendapat
bahwa setiap partai politik berhak mendapat uang yang saling bersaing, serta menyediakan secara
dari tiga sumber, yaitu iuran anggota, sumbangan maksimal kepemimpinan politik secara sah dan
yang sah menurut hukum, serta bantuan keuangan damai. Secara umum, dapat dikatakan bahwa
dari Anggran Pendapatan dan Belanja Negara partai politik adalah suatu kelompok yang
(APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai
Daerah (APBD). orientasi, nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
Atas berbagai sumber dana yang diterima, kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan
sebagian besar partai politik hanya memiliki laporan politik dan merebut kedudukan politik, biasanya
keuangan yang berasal dari APBN dan APBD. Partai dengan cara konstitusional untuk melaksanakan
politik cukup taat membuat laporan tersebut karena kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka. Menurut
jika laporan itu tidak dibuat maka dana bantuan Sigmund Neumann dalam karangannya Modern
keuangan berikutnya akan berkurang. Sayangnya, Political Parties, partai politik adalah organisasi
partai politik sering terlambat dalam memberikan dari aktivitas-aktivitas politik yang berusaha untuk
laporan tersebut. Walaupun terlambat, Pemerintah menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut
melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan
tetap mengucurkan anggaran untuk partai politik suatu golongan atau golongan-golongan lain yang
pada tahun berikutnya. Persoalan transparansi atas mempunyai pandangan yang berbeda.5 Dengan
pendanaan partai politik masih menjadi tantangan demikian, partai politik merupakan perantara yang
hingga saat ini. Bagaimanakah sebaiknya pengaturan besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan
keuangan partai politik ke depannya sehingga dapat ideologi-ideologi sosial dengan lembaga-lembaga
mencapai prinsip transparansi dan akuntabilitas? pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkannya
Harapan publik untuk dapat mengakses dokumen dengan aksi politik di dalam masyarakat yang lebih
laporan keuangan masih sulit dijamin. Transparansi luas.
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan Austin Ranney menyatakan bahwa “political
partai politik adalah keniscayaan karena sebagai parties are a special kind of political group” yang
institusi publik partai politik mempunyai peran memiliki lima karateristik fundamental, sebagai

3
Tim Riset Institute For Strategic Initiatives (ISI), Penggunaan Dana Publik Untuk Kampanye, Hasil Penelitian Tim Riset Institute For Strategic
Initiatives (ISI) kerjasama dengan Kemitraan Partnership dan Perludem, Jakarta, hlm. 7.
4
Torang Rudolf Effendi Manurung, “Perkembangan Politik Hukum Pertanggungjawaban Partai Politik Dalam Pengelolaan Bantuan Keuangan
Negara Pasca Reformasi”, Jurnal Yustisia, Vol. 91 Januari, April 2015, hlm. 119.
5
Miriam Budiardjo, 2005, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm.162.
72 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

berikut:6 Sementara itu, James Rosnau lebih


a. They are groups of people to whom menekankan kepada fungsi partai politik sebagai
labels- “Republican”, “Communist”, sarana penghubung antara berbagai macam
“Liberal”, and so on- are generally kepentingan dalam suatu sistem politik.8 Dalam
applied by both themselves and others;
hal ini, menurutnya ada dua peranan penting partai
b. Some of the people are organized- that
is, they deliberately act together to politik dalam linkage politik, yakni:9
achieve party goals; a. Sebagai institusi yang berfungsi
c. The larger society recognizes as penetratif (penetrative linkage),
legitimate the right of parties to dalam arti sebagai lembaga yang ikut
organized and promote their causes;
d. In some of their goal promoting memainkan peranan dalam proses
activities parties work through pembentukan kebijakan negara;
the mechanism of representative b. Sebagai reactive linkage, yaitu lembaga
government; yang melakukan reaksi atas kebijakan
e. A key activity of parties is thus
yang dikeluarkan oleh negara.
selecting candidates for elective public
office. Dalam negara demokrasi modern, fungsi
partai politik secara umum adalah:
Berdasarkan definisi-definisi tentang partai
a. Partai politik sebagai sarana komunikasi
politik di atas, maka basis sosiologis suatu partai
politik, yaitu di satu pihak merumuskan
politik adalah ideologi dan kepentingan yang kepentingan dan menggabungkan atau
diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoleh menyalurkan kepentingan masyarakat
kekuasaan. Tanpa kedua elemen tersebut, maka untuk disampaikan dan diperjuangkan
partai politik tidak akan mampu mengidentifikasi kepada pemerintah, sedangkan di
pihak lain juga berfungsi menjelaskan
dirinya dengan para pendukungnya. Definisi partai dan menyebarluaskan kebijaksanaan
politik di atas juga menunjukkan kedudukan partai pemerintah kepada masyarakat (khu­
politik sebagai: sus­nya anggota partai politik yang ber­
a. Salah satu wadah atau sarana sangkutan).
b. Partai politik sebagai sarana sosialisasi
partisipasi politik rakyat.
politik, yaitu proses dimana seseorang
b. Perantara antara kekuatan-kekuatan memperoleh pandangan, orientasi, dan
sosial dengan pemerintah. nilai-nilai dari masyarakat dimana dia
2. Peran dan Fungsi Partai Politik berada. Proses tersebut juga mencakup
proses dimana masyarakat mewariskan
Dalam kepustakaan ilmu politik, sering
norma-norma dan nilai-nilai dari
dikemukakan bahwa partai politik mempunyai satu generasi ke generasi berikutnya.
peranan: Melalui kursus-kursus pendidikan,
a. Dalam proses pendidikan politik; partai politik menanamkan nilai-nilai
b. Sebagai sumber rekrutmen para ideologi dan loyalitas kepada negara
pemimpin bangsa guna mengisi dan partai. Istilah sosialiasi politik
berbagai macam posisi dalam merupakan istilah yang longgar pe­
kehidupan bernegara; nger­tiannya, istilah yang ketat penger­
c. Sebagai lembaga yang berusaha tiannya adalah pendidikan politik,
mewakili kepentingan masyakat; dan sedangkan yang paling ketat disebut
d. Sebagai penghubung antara penguasa indokrrinasi politik.
dan rakyat.7 c. Partai politik sebagai sarana rekrutmen
politik, yaitu proses melalui mana
6
Abdul Mukhtie Fadjar, 2013, Partai Politik Dalam Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia, Setara Press, Malang, hlm. 14.
7
Ibid, hlm. 18.
8
Ibid.
9
Ibid.
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 73

partai mencari anggota baru dan sosial dan badan usaha swasta. Untuk mencegah
mengajak orang yang berbakat untuk ketergantungan partai politik atau para calon kepada
berpartisipasi dalam proses politik.
anggaran negara pada satu pihak dan pada pihak
Rekrutmen politik akan menjamin
kontinuitas dan kelestarian partai, dan lain agar partai politik atau calon tetap menjalin
sekaligus merupakan salah satu cara hubungan interaktif dengan berbagai unsur
untuk menyeleksi para calon pimpinan masyarakat, sejumlah negara demokrasi membuka
partai atau pemimpin bangsa. kesempatan bagi partai politik untuk mendapatkan
d. Partai politik sebagai sarana pengatur
konflik, yaitu bahwa dalam negara sumbangan dari kalangan swasta (private funding).
demokratis yang masyarakatnya Namun, untuk mencegah ketergantungan partai
terbuka dan plural, perbedaan dan politik pada kontribusi swasta, negara demokrasi
persaingan pendapat sangatlah wajar, ini mengenakan sejumlah pembatasan pada jumlah
akan tetapi sering menimbulkan konflik
maksimal sumbangan, baik perseorangan dan
sosial yang sangat luas. Oleh karena
itu, konflik harus bisa dikendalikan organisasi maupun perusahaan swasta.12
atau dijinakkan agar tidak berlarut- Berdasarkan kajian komparasi, ternyata tidak
larut yang bisa menggoyahkan dan semua negara mengadopsi ketiga sumber ini. Ada
membahayakan eksistensi bangsa.
negara yang tidak melarang pemberian sumbangan
Dalam hal ini, partai politik dapat
berperan menekan konflik seminimal individual tetapi membatasi jumlah sumbangan
mungkin.10 individual seperti Ceko dan Amerika Serikat,
sedangkan ada sebagian negara seperti Brazil,
3. Sumber Penerimaan Partai Politik
India, Israel dan Meksiko yang hanya membatasi
Secara umum, sumber penerimaan partai
sumbangan dari donatur-donatur tertentu. Semen­
politik dalam sistem politik demokrasi berasal dari
tara itu Italia hanya membatasi sumbangan kepada
tiga pihak. Pertama, berasal dari sumber internal
individu yang mencalonkan diri tapi tidak kepada
partai, seperti iuran anggota dan sumbangan dari
sumbangan langsung kepada partai politik, dan
kader partai yang duduk dalam pemerintahan dan
sebagian lagi membuka kesempatan bagi partai
lembaga legislatif.11
politik mendapatkan dana dari masyarakat dan
Kedua, berasal dari negara (APBN dan
negara dengan derajad keseimbangan yang berbeda
APBD) karena partai politik melaksanakan tugas
antar negara, seperti Jerman dan Amerika Serikat.
publik, setidak-tidaknya mempersiapkan dan
Tidak ada partai politik di negara demokrasi
mengajukan calon anggota DPR dan DPRD, dan
dewasa ini yang mengandalkan pembiayaan partai
calon presiden dan calon kepala daerah, dan untuk
sepenuhnya dari iuran anggota.13
menjamin persaingan yang adil antar-partai politik
Pasal 34 Undang-Undang No. 2 Tahun 2008
peserta pemilu atau antarcalon, sangat wajar pula
dan Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 menetapkan
apabila negara melalui APBN menyediakan public
tiga jenis sumber keuangan partai politik, yaitu:
funding, baik yang dialokasikan secara langsung
1. Iuran anggota
maupun tidak langsung, baik yang diberikan
Undang-Undang No. 2 Tahun 2008
sebagai insentif bagi partai untuk menjalankan
dan Undang-Undang No. 2 Tahun 2011, serta
fungsinya maupun sebagai upaya menjamin modal
semua AD/ ART partai politik menyebut iuran
dasar minimal yang sama antarpartai.
anggota sebagai sumber pendapatan partai.
Ketiga, berasal dari kalangan masyarakat,
Namun, prakteknya hampir semua partai
baik individu perseorangan maupun organisasi
politik tidak melakukan pengumpulan iuran
10
Ibid., hlm 19-20.
11
Ramlan Surbakti dan Didik Supriyanto, Op. cit., hlm. 18-19.
12
Ibid.
13
Ibid.
74 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

anggota. Pencantuman iuran anggota dalam anggota. Disebabkan partai politik dimiliki
undang-undang dan peraturan organisasi, oleh seluruh anggota, dikelola oleh para
lebih merupakan warisan ketentuan lama anggota atau yang mewakilinya, baik secara
daripada instrumen organisasi modern. Jika langsung maupun tidak langsung, dan
iuran anggota benar-benar hendak dilakukan, kegiatan partai diarahkan demi kepentingan
seharusnya partai politik membuat peraturan para anggota, maka seharusnya sumber utama
operasional atau peraturan teknis (berupa penerimaan dana partai politik dalam sistem
peraturan organisasi atau pedoman pengurus politik demokrasi adalah iuran anggota.
atau petunjuk teknis ketua/bendahara, atau Iuran anggota ini dikenakan dalam jumlah
bentuk lain), yang bisa digunakan sebagai yang sama untuk setiap anggota. Akan tetapi,
pedoman menarik iuran anggota. Peraturan wajar pula apabila kader partai yang duduk
operasional ini menentukan berapa besaran dalam lembaga legislatif ataupun lembaga
iuran anggota, siapa yang berwenang eksekutif memberi sumbangan kepada partai
mengumpulkan (dalam arti pengurus tingkat dalam persentase tertentu yang ditetapkan
mana), bagaimana pembagiannya, serta partai.
bagaimana peruntukkannya. Semua itu 2. Sumbangan yang Sah Menurut
tidak ada, sehingga ketentuan iuran anggota Hukum
memang hanya pajangan undang-undang Sumbangan yang sah menurut hukum
dan AD/ART.14 Hal ini menunjukkan bahwa adalah sumbangan dari perseorangan ang­
tidak ada kesungguhan dari partai untuk gota, sumbangan dari perseorangan bukan
menggalang dana dari anggotanya. anggota, sumbangan dari perusahaan dan/
Berbeda dengan negara-negara lain, atau badan usaha. Sumbangan yang sah
hampir semua negara, seperti Amerika menurut hukum adalah Sumbangan yang
Serikat, Jerman, Portugal, dan masih banyak dimaksud dapat berupa uang, barang, dan/
lagi, yang menekankan bahwa sumber atau jasa. Sumbangan dari perseorangan
utama keuangan partai adalah iuran anggota. anggota partai pelaksanaannya diatur dalam
Mereka menyebutnya sebagai “Uang AD/ART. Sumbangan dari perseorangan
Jujur”, karena anggota menyumbang bukan bukan anggota partai paling banyak senilai
untuk mendapatkan imbalan keuntungan Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per
atau fasilitas, tetapi karena ingin agar orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.
idealismenya dan aspirasinya dibawakan Sedangkan, sumbangan dari perusahaan dan/
oleh partai tempat dia menjadi anggota.15 Hal atau badan usaha paling banyak senilai Rp
ini sejalan dengan hasil survei International 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta
Republican Institute (IRI) 2008 bahwa hampir rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha
60% pemilih ternyata mau memberikan dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.
sumbangan kepada partai politik.16 Indonesia 3. Bantuan keuangan dari APBN/
perlu untuk mencontoh pengaturan tersebut. APBD
Partai politik dalam sistem politik demokrasi Diberikan secara proporsio­nal kepada
seharusnya dikelola berdasarkan prinsip partai politik yang mempunyai kursi di DPR/
demokrasi, yaitu dari, oleh, dan untuk DPRD berdasarkan jumlah perolehan suara.

14
Very Junaidi, et al., Op. cit, hlm 84.
15
Anonim, “Perbandingan Aturan-aturan Keuangan Partai Politik di Beberapa Negara”, http://keuanganlsm.com/perbandingan-aturan-aturan-
keuangan-partai-politik-di-beberapa-negara/, diakses 27 Juni 2016.
16
Very Junaidi, et al., Op. cit., hlm. 85.
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 75

Bantuan keuangan negara ini diprioritaskan bukan berarti partai politik di dalam mengumpulkan
untuk melaksanakan pendidikan politik bagi dana partai tanpa pengaturan. Harus ada regulasi
anggota partai politik dan masyarakat, yaitu yang mengatur mengenai hal tersebut.
yang berkaitan dengan kegiatan: Regulasi tentang keharusan transparansi
a. Pendalaman mengenai empat laporan keuangan, misalnya, akan dapat membantu
pilar berbangsa dan bernegara, pengendalian pengaruh negatif uang dalam proses
yaitu Pancasila, UUD 1945, politik, tetapi regulasi ini juga perlu dipersiapkan
Bhineka Tunggal Ika, dan dan diimplementasikan dengan baik. Pengawasan
NKRI. yang efektif terhadap regulasi keuangan partai tidak
b. Pemahaman mengenai hak hanya tergantung pada aktivitas interaksi antar-
dan kewajiban warga negara pemangku kepentingan (stakeholders), seperti
Indonesia dalam membangun regulator, organisasi masyarakat sipil, dan media
etika dan budaya politik. massa, tetapi juga pelaksanaan prinsip transparansi
c. Pengkaderan anggota partai tersebut. Peningkatan kesadaran publik tentang
politik secara berjenjang dan pentingnya pencegahan dan pemberantasan korupsi
berkelanjutan. dalam keuangan partai politik sangat menentukan
4. Transparansi dan Akuntabilitas Pengatur­ berfungsinya lembaga demokrasi.
an Keuangan Partai Politik Pengaturan keuangan partai politik harus
Uang merupakan kebutuhan mutlak untuk dibedakan dengan pengaturan keuangan kampanye,
proses politik demokratis, dan partai politik harus meskipun dana kampanye tidak bisa dipisahkan
memiliki akses terhadap dana untuk dapat berperan dari keuangan partai politik karena kampanye
dalam proses politik. Proses politik demokratis Pemilu merupakan kelanjutan dari pelaksanaan
tidak akan dapat berlangsung tanpa keuangan fungsi partai politik, yaitu rekrutmen warga negara
yang memadai. Partai politik tidak akan dapat menjadi anggota partai, kaderisasi anggota menjadi
mengorganisasi dirinya, para politikus tidak akan kader partai, merumuskan rencana pola dan arah
dapat berkomunikasi dengan publik, dan kampanye kebijakan publik berdasarkan aspirasi konstituen
pemilu tidak akan dapat dilaksanakan bila mereka dan ideologi partai (representasi politik), dan
tidak memiliki dana yang memadai. Bahkan nominasi kader partai menjadi calon pemimpin
untuk konteks Indonesia, UUD Negara Republik di lembaga legislatif atau eksekutif. Selain itu,
Indonesia Tahun 1945 memberikan penugasan salah satu sumber dana kampanye Pemilu adalah
kepada partai politik, yaitu menjadi peserta Pemilu sumbangan dari kas Partai.17 Namun, keuangan
Anggota DPR dan DPRD dan menjadi pihak yang partai politik yang perlu mendapat pengaturan
mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil adalah yang terkait dengan pendapatan dan belanja
Presiden (dan belakangan UU menugaskan partai partai politik untuk membiayai kegiatan operasional
politik mengusulkan pasangan calon kepala daerah partai politik sepanjang tahun. Kegiatan ini
dan wakil kepala daerah). Dengan tugas ini, partai meliputi pembiayaan sekretariat, rapat-rapat partai,
politik tidak hanya berarti badan publik, tetapi juga pendidikan politik dan kaderisasi serta kegiatan-
para kader partai politiklah yang menyelenggarakan keigatan unjuk publik (public expose) yang betujuan
tugas dan kewenangan lembaga legislatif dan menjaga eksistensi partai politik, seperti perayaan
eksekutif. Oleh karena itu, dana partai tidak hanya ulang tahun, seminar, kajian, aksi sosial, dan lain-
tak terhindarkan, tetapi juga diperlukan. Namun, lain. Sedangkan, pengaturan keuangan kampanye

17
Ramlan Surbakti, 2015, Roadmap Pengendalian Keuangan Partai Politik Peserta Pemilu, Kemitraan bagi Pembaharuan Tata Pemerintahan,
Jakarta, hlm. 8.
76 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

mengatur pendapatan dan belanja kampanye yang pengeluaran yang bersumber dari bantuan APBN
berlangsung pada masa pemilu. Dalam hal ini semua dan APBD kepada BPK secara berkala 1 (satu)
transaksi keuangan yang dilakukan partai politik tahun sekali untuk diaudit paling lambat 1 (satu)
dan bertujuan mempengaruhi pemilih selama masa bulan setelah tahun anggaran berakhir (Pasal 34A).
pemilu, diatur melalui pengaturan dana kampanye. Selain itu, pada Pasal 39 juga sudah diatur bahwa
Prinsip pokok pengaturan keuangan partai pengelolaan keuangan partai politik dilakukan
politik adalah transparansi dan akuntabilitas. Prinsip secara transparan dan akuntabel dengan membuat
transparansi mengharuskan partai politik bersikap laporan keuangan untuk keperluan audit dana oleh
terbuka terhadap semua proses pengelolaan keuangan akuntan publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan
partai politik. Di sini sejumlah kewajiban harus secara periodik. Laporan keuangan yang harus
dilakukan partai politik, seperti membuka daftar dibuat secara periodik ini pun harus diatur secara
penyumbang dan membuat laporan keuangan secara jelas terdiri dari apa saja. Laporan keuangan
rutin, yang mencatat semua pendapatan dan belanja periodik bisa diatur terdiri dari: laporan posisi
partai politik sepanjang tahun. Tujuan membuka keuangan, laporan aktifitas, laporan arus kas, dan
daftar penyumbang dan laporan keuangan kepada catatan atas laporan keuangan. Menurut penulis,
publik adalah untuk menguji prinsip akuntabilitas, sebaiknya tidak hanya ada kewajiban membuat
yaitu memastikan tanggungjawab partai politik laporan keuangan partai secara periodik saja, tetapi
dalam proses menerima dan membelanjakan dana juga kewajiban membuat laporan keuangan Pemilu,
partai politik secara rasional, sesuai etika dan tidak terutama pertanggungjawaban dana kampanye.
melanggar peraturan. Hampir semua negara di Afrika mewajibkan
Kewajiban untuk membuat laporan keuangan partai politik dalam membuat laporan keuangan
sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang dengan persyaratan, yaitu pelaporan harus cukup
No. 2 Tahun 2011, yang kemudian diatur lebih rinci memuat analisis yang efektif, meskipun tidak
dalam Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2009 menuntut untuk mematuhinya yang membuat
tentang Bantuan Keuangan Partai Politik. Namun, partai-partai politik beralasan untuk tidak membuat
aturan tersebut tidak dipergunakan secara luas dan laporan keuangan. Namun, banyak negara juga
tidak diimplementasikan dengan tegas. Di sini, hanya membutuhkan laporan keuangan, baik dari
penulis mencoba untuk memberikan beberapa pihak partai politik, calon, atau tidak dari keduanya.
rekomendasi terkait pengaturan keuangan partai Memang, hanya 17 negara Afrika memiliki kedua
politik ke depannya. Pertama, disyaratkan setiap jenis persyaratan pelaporan. Di beberapa negara
partai politik, baik di tingkat pusat hingga tingkat lain, laporan keuangan partai harus menyertakan
daerah membuat laporan keuangan tahunan yang pendapatan dan belanja calon yang diusulkan untuk
diumumkan ke publik dan diaudit oleh auditor dikeluarkan secara independen dari partai. Namun,
eksternal. Laporan keuangan harus dipisahkan di Afrika sendiri sedikit partai politik memiliki
antara pendapatan yang berasal dari APBN/APBD kapasitas administratif untuk mengumpulkan dan
dan yang berasal dari sumber di luar APBN/APBD. memverifikasi informasi-informasi tersebut.
Selain itu, juga perlu membuat standar laporan Memang, mekanisme pelaporan dana partai
keuangan partai politik yang sangat rinci dalam ke publik membuat pendonor dana takut sehingga
Undang-Undang Pemilu dalam rangka menjamin mengakibatkan mereka tidak akan memberikan
transparansi penerimaan dan pengeluaran partai donor keuangan kembali kepada partai politik.
politik. Namun, tanpa laporan tersebut, memastikan
Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 sudah transparansi dan kepatuhan terhadap peraturan
mengatur bahwa partai politik wajib menyampaikan lainnya secara efektif tidak mungkin, meskipun
laporan pertanggungjawaban penerimaan dan penyampaian laporan seperti ini tentu saja tidak ada
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 77

jaminan bahwa tujuan akan tercapai karena laporan laporan realisasi anggaran partai politik, laporan
tersebut mungkin saja tidak benar. Oleh karena neraca, dan laporan arus kas membutuhkan format
itu, ada beberapa negara di Afrika yang membuat standar. Mengenai siapa yang membuat format
pengaturan, yaitu untuk meminta sumbangan di atas laporan ini, undang-undang tidak menyebutkannya.
batas tertentu harus dilaporkan. Misalnya, di Liberia Dalam rangka mendapatkan laporan keuangan yang
dan Lesotho. Sumbangan di bawah $10 hanya kredibel juga diperlukan sistem kelola keuangan
dilaporkan dalam bentuk ringkasan, sedangkan yang baku. Standar laporan keuangan partai harus
dalam sumbangan di atas $44,000 harus dilaporkan diatur mengenai: (a) sumber penerimaan partai,
ke Komisi Pemilu dalam waktu tujuh hari sejak termasuk di dalamnya identitas lengkap setiap
diterima sumbangan tersebut.18 Sekiranya Indonesia sumber penerimaan, jenis dan jumlah sumber
bisa mencontoh pengaturan pelaporan keuangan penerimaan, (b) pembangunan unit usaha, (c)
partai politik seperti di Afrika tersebut. batasan jumlah biaya kampanye, (d) pemisahan dana
Meskipun sudah ada pengaturan kewajiban rutin dan dana kampanye, (e) pengaturan dana rutin,
membuat laporan keuangan partai, di dalam (f) keterbukaan laporan keuangan, (g) keterbukaan
Undang-Undang Pemilu maupun Undang-Undang dana partai, dan (h) sanksi atas pelanggaran aturan.
Partai Politik belum mengatur mengenai standar Selain pengaturan kewajiban membuat
laporan keuangan partai politik. Dengan diaturnya laporan keuangan partai dan laporan Pemilu, juga
standar laporan keuangan partai politik, maka akan perlu mewajibkan partai politik membuat daftar
terjadi keseragaman pemahaman antar partai politik penyumbang dan menyimpan laporan tersebut dalam
mengenai pembuatan laporan keuangan partai. Jika file agar bisa diakses oleh publik. Keterbukaan tidak
pun partai politik berkehendak membuat laporan, hanya berlaku bagi penerimaan yang bersumber
mereka mengalami kesulitan karena tidak adanya dari APBN dan APBD saja, tetapi juga sumbangan-
format laporan keuangan yang harus mereka buat. sumbangan lain yang diterima partai, karena Pasal
Hal ini berbeda dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 35 ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 sudah
1999 dan Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 yang mengatur bahwa sumbangan yang diterima partai
diikuti oleh pedoman penyusunan laporan keuangan politik didasarkan pada prinsip kejujuran, sukarela,
tahunan partai politik yang masing-masing disusun keadilan, terbuka, tanggungjawab, kedaulatan, dan
oleh MA dan KPU. Undang-Undang No. 2 Tahun kemandirian partai politik. Hampir semua negara
2011 menyebutkan partai politik wajib membuat mewajibkan partai politiknya untuk mengumumkan
laporan keuangan untuk keperluan audit dana kepada publik jumlah sumbangan dan daftar
meliputi: (a) laporan realisasi anggaran partai sumbangan yang diterima partai politik kepada
politik; (b) laporan neraca, dan; (c) laporan arus publik. Argentina membolehkan tidak diumumkan
kas. Bagi kalangan keuangan, apa yang dimaksud sampai jangka waktu 3 (tiga) tahun setelah
dengan laporan realisasi anggaran partai politik, Pemilu berlalu. Afrika Selatan tidak mewajibkan
laporan neraca, dan laporan arus kas, mungkin keterbukaan ini tetapi publik bisa mendapatkan
sudah jelas. Namun, belum tentu pengurus partai informasi mengenai keuangan partai politik lewat
politik mengerti betul apa yang dimaksud dengan undang-undang hak atas informasi. Indonesia bisa
ketentuan-ketentuan tersebut, meskipun rumusan mencontoh pengaturan hukum dari negara-negara
undang-undang itu dibuat oleh wakil-wakil partai lain terkait keterbukaan dana partai yang diterima.
politik di DPR. Selain itu, juga dalam Pasal 28F UUD NRI Tahun
Selain itu, guna memudahkan proses auditing, 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk

18
Magnus Ohman, 2014, Regional Studies on Political Finance: Regulatory Frameworks and Political Realities, International IDEA, Sweden,
hlm. 59.
78 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk kewenangan kepada KPU untuk dapat melakukan
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, penyelidikan lebih lanjut bila ditemukan bukti awal
serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, penyimpangan dalam hasil audit tersebut, yang
dan menyimpan informasi dengan menggunakan kemudian KPU bisa meneruskan laporan tersebut
segala jenis saluran yang tersedia. Hak untuk kepada penegak hukum apabila penyimpangan
memperoleh informasi merupakan hak asasi tersebut termasuk kategori pidana pemilu. KPU
manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan dapat mengenakan sanksi sesuai dengan undang-
berbangsa dan bernegara yang demokratis. undang jika penyimpangan tersebut termasuk
Kedua, pada pasal 39 Undang-Undang No. 2 kategori pelanggaran administrasi pemilu.
Tahun 2011 mengatur bahwa pengelolaan keuangan Ketiga, perlu dibentuk lembaga pengawasan
partai politik yang diaudit oleh akuntan publik mengontrol kesungguhan partai politik dalam
akan diumumkan secara periodik. Kemudian, memenuhi kewajiban membuat laporan keuangan
pada bagian penjelasan pasal 39 disebutkan bahwa tahunan. Undang-Undang No. 2 Tahun 2011
pengumuman tersebut dilakukan melalui media belum mengatur kewajiban partai politik untuk
massa. Di banyak negara demokrasi lain, lembaga menyampaikan laporan keuangan tahunan itu
pengawasan dana politik berhak dan mempunyai kepada institusi manapun. Memang, di dalam Pasal
kepentingan untuk mengumumkan laporan yang 14 Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2009 diatur
mereka terima dari parpol dan peserta pemilu. Untuk bahwa laporan pertanggungjawaban penerimaan
mengumumkan laporan tersebut, mereka pada dan pengeluaran keuangan yang bersumber dari
umumnya memakai jasa internet. Dengan demikian, dana bantuan APBN/APBD secara berkala 1 (satu)
media dan masyarakat umum bisa memeriksa tahun sekali disampaikan kepada:
apakah data yang dilaporkan oleh parpol sesuai 1. Pemerintah melalui Menteri Dalam
dengan apa yang mereka amati sendiri di lapangan. Negeri oleh Partai Politik tingkat
Misalnya, FEC (Federal Election Commission) di pusat;
Amerika Serikat sering memulai proses investigasi 2. Gubernur oleh Partai Politik tingkat
terhadap seorang calon hanya setelah mendapatkan provinsi; dan
pengaduan dari masyarakat bahwa laporan resmi 3. Bupati/walikota oleh Partai Politik
yang dipublikasikan di internet tidak sesuai dengan tingkat kabupaten/kota.
fakta sebenarnya. Namun, hal itu hanya berlaku bagi sumber dana
Perbandingan dengan Jerman, laporan bantuan berasal dari APBN dan APBD, sedangkan
keuangan parpol juga dipublikasikan di internet, untuk laporan pertanggungjawaban sumber dana
dan kemungkinan pelanggaran bisa dilaporkan yang berasal dari iuran anggota dan sumbangan-
langsung kepada kantor Ketua DPR, yang di Jerman sumbangan tidak diatur lembaga mana yang
bertanggungjawab atas pengawasan dana parpol.19 diberikan laporan pertanggungjawaban tersebut.
Oleh karena itu, sekiranya Indonesia bisa mengikuti Oleh karena itu, apabila di kemudian hari dibentuk
contoh negara demokrasi tersebut dan membuat Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan
beberapa peraturan baru yang mengatur penggunaan dari Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 bisa diatur
internet (misalnya, melalui website KPU) sebagai lebih terperinci lagi lembaga mana yang akan
salah satu unsur utama pengawasan dana politik. diserahi laporan keuangan dari sumber-sumber
Dengan adanya publikasi melalui website maupun dana yang diperoleh partai politik. Selain itu, juga
media massa, undang-undang perlu memberikan perlu melibatkan pihak LSM yang mewakili elemen

19
Kelompok Kerja Reformasi Pendanaan Parpol dan Kampanye, “Reformasi Sistem Pendanaan Parpol dan Kampanye di Indonesia”, Jurnal
Pemilu & Demokrasi, Vol. 3, Mei 2012, hlm. 132.
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 79

masyarakat dalam mengawasi transparansi dan Namun, sanksi tersebut hanya berlaku bagi keuangan
akuntabilitas pengelolaan keuangan partai politik. partai yang bersumber dari dana bantuan APBN dan
Tujuan adanya lembaga yang melakukan APBD, sedangkan sumber dana partai politik tidak
pengawasan terhadap laporan keuangan partai hanya berasal dari negara saja, tetapi juga ada dari
politik adalah untuk memudahkan mekanisme iuran anggota dan sumbangan-sumbangan. Sumber
kontrol serta penjatuhan sanksi terhadap partai dana berupa sumbangan-sumbangan inilah yang
politik yang tidak memenuhi kewajiban membuat perlu mendapat perhatian.
laporan keuangan tahunan, karena akan segera Jimly Asshiddiqie mengatakan pengelolaan
diketahui partai politik mana yang telah menunaikan dana partai politik ini tak sekedar terbuka, tapi juga
kewajiban membuat laporan keuangan tahunan, dan harus disertai dengan sanksi yang mengikat. Sanksi
partai politik mana yang tidak membuat laporan seperti pembekuan sampai pembubaran partai
keuangan tahunan. politik juga harus diberikan kepada partai politik
Keempat, pengaturan mengenai sanksi yang tidak transparan pengelolaan dananya.21
yang dijatuhkan bagi partai politik yang tidak Sebagian besar negara memberlakukan sanksi
membuat laporan keuangan partai diperlukan administratif terhadap partai politik yang melanggar
ada. Undang-Undang No. 2 Tahun 2011 belum aturan-aturan keterbukaan laporan keuangan dan
mengatur mengenai sanksi yang tegas bagi partai dana partai. Sanksi administratif ini dari mulai yang
politik yang tidak membuat laporan keuangan terberat, seperti dibubarkannya partai, yang sedang
partai. Bahkan, beberapa pengurus partai politik seperti tidak dizinkan mengikuti Pemilu atau yang
yang mengikuti diskusi terbatas untuk membahas ringan seperti tidak mendapatkan subsidi dari
masalah ini, mengakui pihaknya tidak pernah negara. Sebagian besar negara juga memberlakukan
mengetahui keberadaan laporan keuangan tersebut. sanksi pidana terhadap pelanggaran-pelanggaran
Mestinya hal itu diketahui bendahara partai politik, ini dan prosesnya melalui pengadilan pidana.
tetapi ketika bendahara partai politik ditanyakan Negara-negara yang memberlakukan sanksi pidana
itu, jawabannya tidak tahu juga. Pada acara-acara ini antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
resmi partai politik, seperti mukernas atau rakernas, Ceko, Kanada, Portugal, Filipina dan Thailand. Di
atau rapat DPP yang digelar setiap bulan, juga Indonesia perlu ada pengaturan sanksi bagi partai
tidak pernah membahas tentang laporan keuangan politik yang tidak membuat laporan keuangan partai
partai politik. Tidak heran jika dalam dikusi terbatas dan yang terlambat membuat laporan keuangan
dengan pengurus partai politik, beberapa pengurus tersebut, apakah berupa sanksi administratif,
partai politik mengaku terang-terangan partainya misalnya bisa sampai pemberlakuan sanksi berupa
tidak pernah membuat laporan keuangan tahunan.20 tidak bisa menjadi peserta pemilu yang selanjutnya,
Pasal 47 Undang-Undang No. 2 Tahun atau bisa sanksi pidana.
2011 sudah mengatur mengenai sanksi bagi Sanksi pidana menjadi sesuatu yang tidak
partai politik yang tidak menyampaikan laporan mustahil untuk diberlakukan bagi partai politik
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang tidak menerapkan transparansi penggunaan
keuangan yang bersumber dari dana bantuan APBN dana. Indonesia telah mempunyai sanksi pidana
dan APBD secara berkala 1 (satu) tahun sekali, yaitu terhadap badan hukum (korporasi). Partai politik
dikenai sanksi administratif berupa penghentian merupakan badan hukum yang menjadi subyek
bantuan APBN dan APBD sampai laporan diterima hukum. Seperti yang lazim diatur dalam sistem
oleh pemerintah dalam tahun anggaran berikutnya. hukum berbagai negara, dalam Article 2 clause

20
Very Junaidi, et al., Op. cit., hlm. 111-112.
21
Muhammad Nur Rochmi, “Keterbukaan Pengelolaan Keuangan Parpol Diusulkan masuk RUU Pemilu”, https://beritagar.id/artikel/berita/
keterbukaan-pengelolaan-keuangan-parpol-diusulkan-masuk-ruu-pemilu, diakses 27 Juni 2016.
80 MIMBAR HUKUM Volume 29, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 69-81

1 Undang-Undang tentang Partai Politik Jerman orang partai politik. Banyak kasus korupsi yang
(sebagai contoh), juga ditentukan “Parties are terungkap menunjukkan bahwa dana dari kejahatan
associations of citizens.. [...] Party members may itu digunakan untuk kepentingan pemenangan
only be natural persons” (Partai politik adalah pemilu, baik di tingkat nasional maupun lokal.
asosiasi warga negara dan karena itu dapat berstatus Hal ini menjadi salah satu penyebab dari buruknya
sebagai badan hukum (rechtspersoon). Akan tetapi, kualitas Demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu,
sebagai badan hukum, partai politik itu tidak dapat perlu dilakukan reformasi pengaturan keuangan
beranggotakan badan hukum yang lain. Yang hanya partai politik ke depannya yang memenuhi prinsip
dapat menjadi anggota badan hukum partai politik transparansi dan akuntabilitas. Prinsip transparansi
adalah perorangan warga negara sebagai natuurlijke dan akuntabilitas keuangan partai bisa dicapai
persoons.22 Status partai politik sebagai badan dengan cara mewajibkan setiap partai politik
hukum itu sangat penting dalam hubungan dengan membuat laporan keuangan atas sumber-sumber
kedudukan partai politik itu sebagai subyek dalam dana yang diterima oleh partai, baik dana yang
lalu lintas hukum. Oleh karena itu, sebagai subyek bersumber dari anggota partai, dari APBN dan
hukum, partai politik dapat dikenakan sanksi pidana APBD, maupun dari sumbangan-sumbangan pihak
korporasi apabila melanggar norma-norma hukum lain.
yang berlaku terkait transparansi pemasukan dan Selain itu, juga perlu mewajibkan untuk
pengeluaran partai. membuat laporan keuangan Pemilu, termasuk di
Pemberlakuan sanksi yang tidak diimbangi dalamnya dana kampanye. Pembuatan laporan
dengan kesadaran dari anggota partai politik keuangan tersebut juga perlu ada pedoman/standar
dan pengawasan dari semua elemen masyarakat laporan keuangan partai, sehingga akan terjadi
menjadi sesuatu hal yang mustahil untuk dilakukan. keseragaman pemahaman antar partai politik.
Oleh karena itu, pemerintah perlu terus melakukan Namun, pengaturan mengenai kewajiban membuat
sosialisasi kepada anggota partai politik, khususnya laporan keuangan partai juga perlu diimbangi
pengurus partai politik mengenai pentingnya prinsip dengan pengaturan sanksi yang tegas bagi partai
keterbukaan dan akuntabilitas dalam pengelolaan politik yang terlambat atau tidak membuat laporan
keuangan partai, karena akan memberikan keuangan partai, dan diatur lembaga yang melakukan
kepercayaan kepada stakeholders, khususnya pengawasan terhadap laporan keuangan tersebut
kepada publik. Dengan kepercayaan publik, maka serta lembaga yang menegakkan sanksi tersebut.
organisasi partai politik menjadi kuat. Pengaturan itu semua perlu diadopsi pada Undang-
Undang Pemilu dan Undang-Undang Partai Politik,
C. Penutup sehingga disarankan agar pembentuk undang-
Praktek penggalangan dana oleh partai politik undang segera melakukan perubahan terhadap
yang tidak dilandasi dengan prinsip transparansi Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang
dan akuntabilitas mengakibatkan munculnya Partai Politik dengan memasukkan pengaturan-
berbagai kasus dugaan korupsi yang dilakukan pengaturan tersebut di atas.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan
Asshiddiqie, Jimly, 2006, Kemerdekaan Berserikat, Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah Jakarta.

22
Jimly Asshiddiqie, 2006, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah Konstitusi, Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, hlm 69.
Pinilih, Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas Pengaturan Keuangan Partai Politik 81

Budiardjo, Miriam, 2005, Dasar-dasar Ilmu Politik, Keuangan Negara Pasca Reformasi”, Jurnal
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yustisia, Vol. 91 Januari, April 2015.
Fadjar, Abdul Mukhtie, 2013, Partai Politik Dalam Kelompok Kerja Reformasi Pendanaan Parpol dan
Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia, Kampanye, “Reformasi Sistem Pendanaan
Setara Press, Malang. Parpol dan Kampanye di Indonesia”, Jurnal
Junaidi, Very, et al., 2011, Anomali Keuangan Partai Pemilu & Demokrasi, Vol. 3, Mei 2012.
Politik: Pengaturan dan Praktek, Kemitraan
bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Jakarta. D. Hasil Penelitian
Ohman, Magnus, 2014, Regional Studies on Tim Riset Institute For Strategic Initiatives (ISI),
Political Finance: Regulatory Frameworks Penggunaan Dana Publik Untuk Kampanye,
and Political Realities, International IDEA, Hasil Penelitian Tim Riset Institute For
Sweden. Strategic Initiatives (ISI) kerjasama dengan
Surbakti, Ramlan, 2015, Roadmap Pengendalian Kemitraan Partnership dan Perludem, Jakarta.
Keuangan Partai Politik Peserta Pemilu,
Kemitraan bagi Pembaharuan Tata E. Internet
Pemerintahan, Jakarta. Anonim, “Perbandingan Aturan-aturan Keuangan
Surbakti, Ramlan dan Supriyanto, Didik, Partai Politik di Beberapa Negara”, http://
2011, Pengendalian Keuangan Partai keuanganlsm.com/perbandingan-aturan-
Politik, Kemitraan bagi Pembaruan Tata aturan-keuangan-partai-politik-di-
Pemerintahan, Jakarta. beberapa-negara/, diakses 27 Juni 2016.
Rochmi, Muhammad Nur, “Keterbukaan
Pengelolaan Keuangan Parpol Diusulkan
B. Artikel Jurnal masuk RUU Pemilu”, https://beritagar.id/
Manurung, Torang Rudolf Effendi, “Perkembangan artikel/berita/keterbukaan-pengelolaan-
Politik Hukum Pertanggungjawaban keuangan-parpol-diusulkan-masuk-ruu-
Partai Politik Dalam Pengelolaan Bantuan pemilu, diakses 27 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai