Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
1
Jika kita tidak melestarikan tata cara berbicara bahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka bangsa kita ini akan terjajah oleh bangsa asing, karena apa yang
dibicarakan dalam kehidupan sehari-haripun kita sudah tidak memakai bahasa
Indonesia. Semua itu sama saja kita sudah terjajah oleh bahasa asing. Dampak lain
yang tadi dikatakan bahasa Indonesia sudah tidak akan dipakai lagi mungkin akan
hilang, dan bisa-bisa dampaknya akan berpengaruh kepada kebudayaan bangsa
kita.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas secara rinci tentang apa
itu sebenarnya bahasa, fungsi bahasa dan ragam bahasa, sehingga dapat dipahami
dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
2
BAB II
Dari dua makna umum tentang bahasa di atas, ada persamaan yang jelas.
Persamaan itu adalah bahwa bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar
3
manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan
simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, gestur (sikap badan), atau
tanda-tanda berupa tulisan.
Sebagai sebuah istilah dalam linguistik, Kridalaksana (1993:21)
mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jalaludin Rakhmat (1992:269),
seorang pakar komunikasi, melihat bahasa dari dua sisi yaitu sisi formal dan
fungsional. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang
terbayangkan, yang dibuat menurut tatabahasa. Sedangkan secara fungsional,
bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan
gagasan. Definisi yang diajukan Rakhmat ini tampak mencoba merangkum
pengertian umum dengan pendapat linguis. Istilah sisi formal yang dikemukakan
Rakhmat mirip dengan istilah sistem, sedangkan sisi fungsional sejalan dengan
bahasa sebagai alat komunikasi.
Pemahaman bahwa bahasa sebagai alat komunikasi, juga didukung oleh
seorang sosiolinguis bernama Ronald Wardhaugh. Ia menyatakan bahwa bahasa
adalah A System of aribtrary vocal symbols used for human communication
Penggambaran yang lebih luas tentang bahasa pernah disampaikan oleh
bapak linguistik modern, Ferdinan de Saussure. Ia menjelaskan bahasa dengan
menggunakan tiga istilah yaitu langage, Langue, dan parole. Ketiga istilah dari
bahasa Prancis itu dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan satu istilah saja
yaitu ‘bahasa’. Langage adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal. Langage ini bersifat abstrak.
Istilah langue mengacu pada sistem lambang bunyi tertentu yang digunakan oleh
sekelompok anggota masyarakat tertentu. Sedangkan parole adalah bentuk
konkret langue yang digunakan dalam bentuk ujaran atau tuturan oleh anggota
masyarakat dengan sesamanya (Chaer, 1995:39-40; Chambers, 95:25;
Verhaar,81:1).
Definisi lain tentang bahasa, antara lain bisa kita dapat dari Finochiaro.
Meskipun tidak terlalu berbeda dengan definisi-definisi di atas, ia memasukkan
4
kaitan bahasa sebagai bentuk budaya. Ia menyatakan bahwa Language is a
system of arbitrary, vocal sumbols which permits all peaple in a given culture, or
other peaple who have learned the system of the culture, to communicate or to
interact.
Dari sudut pandang psikologi, karena bahasa itu sebuah sistem simbol
terstruktur, maka bahasa bisa dipakai sebagai alat berpikir, merenung, bahkan
untuk memahami segala sesuatu. De Vito menyatakan bahwa bahasa adalah A
potentially self-refleksive, structired system of symbols which catalog the objects,
events, and relation in the world .
Dengan melihat deretan definisi tentang bahasa di atas, dapat disimpulkan
bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang bahasa yang bisa kita temui.
Variasi itu wajar terjadi karena sudut pandang keilmuan mereka yang juga
berbeda. Meskipun demikian, variasi tersebut terletak pada penekanannya saja,
akan tetapi hakikatnya sama. Ada yang menekankan bahasa pada fungsi
komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada pula yang
memposisikan bahasa sebagai alat.
5
kecil, yang digunakan oleh para anggota masyarakat bahasa daerah itu untuk
keperluan yang bersifat kedaerahan, tetapi di samping itu banyak pula yang hanya
menguasai satu bahasa, namun ada pula yang menguasai dwi bahasa (bilingual)
atau lebih dari dua bahasa (multilingual).
6
Fungsi ini terdapat dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional
2. Sebagai bahasa negara,
Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi Negara
baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini dapat dilihat
pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat kelakuan baik,
pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis bahasa Negara
dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan pidato
kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan. Dalam
aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa pengantar resmi di sekolah dan universitas
3. bahas resmi tingkat nasional dalam kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Indonesia
4. bahasa resmi kebudayaan dalam pengembangan kebudayaan, ilmu,
teknologi dan komunikasi di Indonesia.
Bahasa resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV
sehingga telah memainkan perannya dalam kehidupan bernegara. Fungsi ini
terdapat dalam Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 dikemukakan bahwa
di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara.
2.2.3 Fungsi bahasa dalam masyarakat:
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat mengidentifikasi diri.
7
2.3. Ragam Bahasa
8
5. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan
dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana
mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu
untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat
kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi
sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan
yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di
pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya.
6. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana
resmi.
7. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media
tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan
kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam
tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non
standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku
pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat
menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan,
atau poster.
8. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum,
bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
9. Ragam bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan
presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin s, dan lain sebagainya.
10. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah
atau dialek seperti dialek bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali,
Jawa, dan lain sebagainya.
11. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan
sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam
bahasa orang-orang jalanan.
9
Macam-macam ragam bahasa yang disebutkan diatas dapat dibedakan lagi
menjadi sebagai berikut :
1. Berdasarkan pokok pembicaraan :
a. Ragam bahasa undang-undang
b. Ragam bahasa jurnalistik
c. Ragam bahasa ilmiah
d. Ragam bahasa sastra
2. Berdasarkan media pembicaraan :
a. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
1) Ragam bahasa cakapan
2) Ragam bahasa pidato
3) Ragam bahasa kuliah
4) Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
1) Adanya lawan bicara
2) Terikat waktu dan ruang
3) Dapat dibantu dengan mimik muka/wajah, intonasi, dan gerakan
anggota tubuh
4) Unsur-unsur dramatika biasanya dinyatakan dihilangkan atau tidak
lengkap
b. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
1) Ragam bahasa teknis
2) Ragam bahasa undang-undang
3) Ragam bahasa catatan
4) Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
1) Tidak mengharuskan kedatangan/kehadiran pembaca
2) Diperlukan ejaan atau tanda baca Kalimat ditulis secara lengkap
3) Komunikasi resmi dan Wacana teknis
4) Pembicaraan dengan orang yang dihormati
5) Pembicaraan di depan khalayak ramai
10
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya
tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target
komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih
digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki
bahasa sendiri.
3. Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara, dibedakan menurut akrab
tidaknya pembicara
1) Ragam bahasa resmi
2) Ragam bahasa akrab
3) Ragam bahasa agak resmi
4) Ragam bahasa santai, dan sebagainya
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengertian bahasa sangat bergantung pada dari sisi apa kita melihat
bahasa. Dalam pengertian umum bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi
berartikulasi yang bersifat arbitrer dan alat komunikasi .
Para ahli linguistik maupun komunikasi mengartikan bahasa sebagai
suatu sistem tanda atau lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Meskipun definisi tentang bahasa redaksinya dan
penekanannya berbeda, tetapi ada ciri-ciri umum yang bisa menggambarkan
hakikat bahasa.
Ciri-ciri yang menjadi hakikat bahasa itu adalah bahwa bahasa itu
sistematik, beraturan atau berpola; bahasa itu manasuka (Arbitrer), manasuka
atau acak ; bahasa itu vokal atau bahasa itu merupakan sistem bunyi; bahasa itu
symbol; bahasa itu mengacu pada dirinya; bahasa itu manusiawi; dan bahasa itu
komunikasi.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa,
diantaranya :
1. Faktor Budaya atau letak Geografis
2. Faktor Ilmu pengetahuan
3. Faktor Sejarah
3.2. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami
dengan baik apa yang dimaksud Bahasa, Fungsi Bahasa dan Ragam Bahasa.
Sehingga dalam pengaplikasiannya di kehidupan sehari- hari, kesalahan –
kesalahan dalam berbahasa pada umumnya dapat diminimalisasi atau mungkin
dihilangkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13