Belum Diedit
Belum Diedit
NPM: 201541500143
JAKARTA 2015
Telp. (021)87797409
BAB I
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
2 | Page
a. Granulosit : merupakan sel darah putih yang mempunyai sitoplasma
dengan berbutir – butir spesifik dan inti umumnya relative besar.
Terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil.
1. Neutrofil berguna untuk menjaga masuknya bakteri . Jumlahnya
mencapai 65%-75% dari jumlah seluruh leukosit.
2. Eosinofil jumlahnya sekitar 1% - 3% dari leukosit. Jumlah eosinofil
akan meningkat apabila terjadi reaksi alergi dan infeksi oleh
cacaing, misalnya oleh cacing trichinella.
3. Basofil jumlahnya paling sedikit dibandingkan sel darah putih
lainnya ( 0,5%). Basofil mengandung heparin yang berdifusi
kedalam darah untuk mencegah pembekuan darah.
b.Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak
bergranula. Terdiri dari dua yaitu :
Monosit : merupakan leukosit dengan ukuran terbesar, monosit
dapat membesar menjadi makrofag (sel besar yang bersifat
memekan) . Monosit sangat penting untuk mempertahankan
tubuh terhadap infeksi yang bersifat kronis, seperti TBC dan
typus.
Limfosit dibedakan menjadi dua yaitu
- Limfosit B bergerak tetap di sum sum tulang belakang.
- Limfosit T bergerak menuju kelenjar timus
3 | Page
2. Alat Transportasi Pada Manusia
a. Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada dilindungi oleh rangka dada yaitu
tulang dada, tulang iga, dan tulang belakang. Jantung terletak dalam dada
bersama dengan paru
terdapat diantaranya. Posisi jantung berada agak sebelah kiri dari tulang
dada. Fungsi jantung adalah untuk mempompa darah ke seluruh tubuh.
Bagian-Bagian Jantung :
1. Jantung dibagi dua bagian yaitu kanan dan kiri yang masing pula
yaitu atrium dan ventrikel .
2. Jantung bagian kanan berhubungan dengan fungsi pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida di paru-paru dimana jantung kananlah
yang memompa darah ke paru-paru.
3. Sedangkan jantung kiri berhubungan dengan fungsi peredaran
darah ke seluruh tubuh karena jantung kiri yang memompa darah ke
seluruh tubuh.
4. Atrium kanan jantung menerima aliran darah balik dari seluruh
tubuh. Atrium kiri jantung menerima darah dari paru-paru. Ventrikel
kanan memompa darah ke paru-paru, sedangkan ventrikel kiri
memompa darah ke seluruh tubuh.
5. Katup jantung . Pada masing-masing bagian jantung, atrium dan
ventrikel dipisahkan oleh suatu katup yang berfungsi mencegah
baliknya aliran darah dari ventrikel ke atrium yang secara normal
darah mengalir dari atrium ke ventrikel.
4 | Page
Gambar 1.3 Bagian-Bagian Jantung
5 | Page
Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa
darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan
oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke
dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan
mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan
dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke
paru-paru . Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen
dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah
yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis
menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,
paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi
kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa
darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri
terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh
tubuh, kecuali paru-paru.
b. Pembuluh Darah
Pembuluh darah terdiri dari tiga macam :
1. Pembuluh nadi (arteri), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
jantung ke seluruh tubuh. Letaknya agak kedalam dari permukaan
tubuh . Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri dan arteriole.
Karakterisik pembuluh ini adalah:
elastik dan tebal sehngga mampu menahan tekanan darah yang
berasal dari jantung.
Denyutnya terasa pada tubuh tertentu yaitu di pergelangan tangan
atau leher.
Pembuluh ini mempunyai satu katup yang letaknya dekat dengan
jantung yang berfungsi menjaga darah agar tidak mengalir kembali
ke dalam bilik jantung.
Pembuluh nadi memilki tiga bagian :
- Aorta ( nadi utama ) : letaknya berpangkal pada bilik kiri dan kanan
jantung dan berfungsi mengangkut darah bersih yang kaya oksigen.
- Arteri : berasal dari bilik kanan yang bertugas membawa darah yang
terkontaminasi karbondiokisda dari setiap bagian tubuh menuju
paru – paru.
- Arteriole : pembuluh nadi yang terkecil
2. Pembuluh balik (vena), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari
seluruh organ tubuh menuju ke jantung.
Pembuluh vena terdiri dari dua macam yaitu:
- pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal
dari bagian atas tubuh
6 | Page
- pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang
berasal dari bagian bawah tubuh.
Karakteristik pembuluh ini adalah :
- Dindingnya tipis dan elastic dengan lubang pembuluh lebih besar dari
arteri
- Banyak terdapat katup untuk menegah darah tidak mengalir kembali.
- Banyak mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis
- Terletak didekat permukaan tubuh
7 | Page
Gambar 1.5 Pembuluh Arteri, Vena, dan Kapiler.
8 | Page
3. Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua jenis, yaitu :
a. Peredaran darah kecil ( peredaran pulmonalis ) :
Peredaran darah ini membawa darah tidak beroksigen dari jantung
melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dan kembali ke jantung melalui
vena pulmonalis.
Ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena
pulmonalis → atrium kiri.
Atau dapat di singkat menjadi : jantung → paru-paru → jantung
b. Peredaran Darah Besar (peredaran sistemik )
Peredaran darah ini membawa darah beroksigen dari jantung melalui
aorta ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung.
Ventrikel kiri → aorta → arteri → arteriola → kapiler → venula →
vena → vena cava superior+vena cava superior → atrium kanan.
Atau dapat disingkat : jantung → seluruh tubuh → jantung
9 | Page
darah, menggunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang
penderita AIDS kepada janin dikandungnya.
10 | P a g e
b. Leukimia ( kanker darah ):
Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah
memperbanyak diri ) secara tidak terkendali sehinhha jumlahnya
meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah. Pada
penderita leukemia, jumlah sel darah putih biasanya mencapai
200.000/mm³
c. Leukopenia
Leukopenia adalah penyakit menurunnya jumlah sela darah putih
karena infeksi kuman tifus sehingga sel dara putih dapat menurun
hingga 3000/ mm³
d. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat
endapan senyawa lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa
lemak disebut
endapan senyawa zat kapur disebut dengan hipertensi dan penyakit
ginjal yang kronis.
e. Serangan Jantung ( Heart attack)
Penyakit ini disebabkan karena kurangnya suplai darah ke otot
jantung. Suplai darah yang kurang umumnya karena pembuuh darah
mengalami arteriokolorosis sehingga otot jantung mengalami gangguan
bahka n dapat menyebabkan jantung berhenti detaknya dan akhirnya
menimbulkan kematian.
f. Anemia
Adalah penyakit kekurangan jumlah sel darah merah atau
kekurangan hemoglobin yang membawa oksigen sehinga darah tidak
mampu membawa oksigen yang cukup untuk tubuh. Macam anemia
adalah sebagai berikut :
Anemia Pernisiosa: disebabkan karena makanan yang kurang
mengandung vitamin B12 atau karena dinding lambung tidak
dapat menghasilkan zat yang dapat menyerap vitamin B12.
Penyakit ini ditandai dengan rendahnya sel darah merah. Penyakit
ini dapat diobati dengan menambah asupan vitamin B12 ke
dalam tubuh baik melalui suntikan ataupun makanan yang
mengandung vitamin B12.
Anemia Sel Sabit: merupakan penyakit keturunan. Jika orang
yang terkena penyakit ini pergi ke daerah yang kadar oksigennya
rendah seperti di gunung, maka eritrosit yang tadinya berbentuk
cakram bikontraf berubah menjadi bentuk sabit. Hal ini terjadi
karena kristal hemoglobin mengendap.
g. Thalasemia
Merupakan penyakit keturunan karena adanya kelainan darah yaitu
adanya sel darah merah yang tidak normal. Penyebab penyakit ini
adalah kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun
hemoglobin secara lengkap. Talasemia mengakibatkan transportasi
oksigen keseluruh tubuh terganggu. Thalasemia dapat diatasi dengan
transfusi darah secara berkala setiap satu bulan sekali atau transfusi
sumsum tulang belakang.
11 | P a g e
h. Hemofilia : penyakit darah sukar membeku akibat faktor keturunan.
i. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi bila nilai ambang
tekanan sistolik140-200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan
diastolik sekitar 90-110 mmHg atau lebih.
j. Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik
dibawah 100 mmHg.
k. Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat
tidak lancarnya aliran darah menuju jantung . Varises umumnya
dijumpai pada kaki.
l. Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di sekitar anus
melebar. Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga
menyebabkan pembuluh darah pada anus membesar atau ada kelainan
pada pembuluh darah sehingga aliran darah tertahan.
12 | P a g e
BAB II
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Tekak (pharynx)
Jakun (larynx)
Tenggorok (trachea)
b. Bagian pernapasan
Merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan
pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :
Bronkhioli respiratori
Alveolus
13 | P a g e
Gambar 2.1 Saluran Pernapasan
2.2 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan
a. Hidung
1. Vestibula.
2. Atrium.
3. Daerah pembauan.
4. Daerah pernapasan.
14 | P a g e
Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan
vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama
dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis
menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada
vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.
Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia.
Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi
khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia
tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul
vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu
maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman.
Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di
bawahnya.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga
daerah
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang
berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica
mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas,
sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia,
dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat
elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.
c. Jakun ( Larynx )
15 | P a g e
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan
hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah
kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
1. Tiroid
2. Krikoid tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat sepasang
6. Kuneiform
d. Tenggorok ( Trakhea )
16 | P a g e
itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan
diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali
sempurna.
e. Cabang Tenggorok
f. Paru
g. Bronkhiolus
17 | P a g e
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting
bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus
bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung.
Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak
bersilia.
Bronkhiolus Pernapasan
Saluran alveoli
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua
lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler,
dan fibroblast.
Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang
tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada
dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
18 | P a g e
Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan
mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng
dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler
yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.
19 | P a g e
Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting
seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat
gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis
dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-
pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke
udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah
tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
20 | P a g e
paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih
besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru
membesar sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru
mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil,
akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar
maka terjadilah ekspirasi.
Frekuensi Pernapasan :
Cepat atau lambatnya manusia bernapas ditentukan oleh faktor:
1. Umur (lebih cepat usia muda)
2. Jenis kelamin (lebih cepat laki-laki)
3. Suhu tubuh (lebih cepat saat panas)
4. Posisi tubuh (semakin lelah, semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan)
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + energi (38
ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan
dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai
okihemoglobin (dalam darah).
21 | P a g e
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa
mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau
definisi singkat yaitu seperti :
22 | P a g e
Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara
berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara
berlebihan.
Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga
pemasukan udara terganggu, sehingga penderita sering
membiarkan mulutnya terbuka.
23 | P a g e
BAB III
SISTEM SARAF MANUSIA
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul
saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf
sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah
kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer
(sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan
sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses
informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap
rangsangan.
1. Struktur Saraf
Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut
dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk
menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan
kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot.
Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron.
a. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga
disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron)
terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan
akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf
(neuron) beserta penjelasannya:
24 | P a g e
Gambar 3.1 Struktur Saraf
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang.
Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi
untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma.
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih
panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf
meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya.
Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung
lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan.
Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen
disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan
makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit
(akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf.
Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari
satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai
pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf
satu dan ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis
terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson terdapat kantong
yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang
25 | P a g e
disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin
dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf
pada sinapsis.
Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung
dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan
sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi
menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra,
dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke
otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson
pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk
membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang
belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek
dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di
dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf)
tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls
(rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
b. Sel Glial
Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf.
Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit,
mikroglia, dan makroglia.
2. Sistem Saraf Pusat
Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap
kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan
sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam
tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di
dalam ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang
serta otak antara lain, yaitu:
1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari
badan sel.
2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut
saraf.
3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf
pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.
Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan
varol (ponds varoli) yang tersusun atas serabut saraf yang
menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan
otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi
menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.
26 | P a g e
Gambar 3.2 Sistem Saraf Pusat
a. Otak Besar (serebrum)
Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta
berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang
berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di
dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi
memasok oksigen ke otak besar.
Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan
bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg.
Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga
lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang
dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak
tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur
dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang
jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah
banyak.
b. Otak Kecil (serebelum)
Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher.
Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi
rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan.
Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua
gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.
c. Sumsum Lanjutan (medulla oblongata)
Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata
terletak di persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi
sumsum lanjutan adalah untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah,
pengatur beberapa gerak refleks (seperti batuk, bersin, dan berkedip),
27 | P a g e
dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk
mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun
mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume,
respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
d. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam
tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan,
yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang
berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang
belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri
dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.
Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik,
motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah
sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh.
Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik
ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf
motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks.
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak
> saraf motorik > otot > gerakan
Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik >
sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks
3. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kranial) dan
sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom)
1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)
Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang
dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita,
contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas.
Sistem saraf sadar (kraniospinal) meliputi sistem saraf kepala
(kranial) dan sistem saraf tulang belakang ( spinal). Sistem saraf
kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf
kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk
daerah kepala.
28 | P a g e
Gambar 3.3 Saraf kranial dan letaknya
Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari
sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani
reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi
oleh otak) [baca : Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang
Belakang)]. Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8
pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu
beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 3
macam pleksus yaitu sebagai berikut:
29 | P a g e
Gerak Refleks]. Di samping sistem saraf sadar, kita memeliki
sistem saraf tak sadar atau otonom, yang bekerja secara
otomatis, tidak di bawah kehendak saraf pusat, contohnya adalah
denyut jantung, gerak alat pencernaan, dan pengeluaran keringat.
Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang
[baca : Perjalanan Impuls Saraf]. Susunan saraf otonom terdiri
atas susunan sarafsimpatetik dan saraf parasimpatetik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion
yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut preganglion
pendek dan memiliki serabut postganglion yang panjang.
Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut praganglion
yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek.
Serabut praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang
keluar dari ganglion.
a. Sistem saraf simpatetik
Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang
dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang
belakang melalui serabut saraf.
b. Sistem saraf parasimpatetik
susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang
berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan
dari fungsi saraf simpatetik.
30 | P a g e
Gambar 3.4 Sistem Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik
4. Penyakit Pada Sistem Saraf
a. Encephalitis
Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah
peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur
terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum
tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan
“meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis
paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia
seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.
b. Stroke
Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran
darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak.
Keadaan ini berdampak antara lain kelumpuhan sementara atau
menetap pada satu atau kedua sisi tubuh, kesulitan berkata-kata atau
makan, dan lenyapnya koordinasi otot. Merokok, kolestrol tinggi,
diabetes, penuaan, dan kelainan turunan adalah faktor utama
penyebab stroke.
31 | P a g e
32 | P a g e
c. Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan
saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala
khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk,
kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan
bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati
jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres.
Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada
tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas
serta kontrol terhadap fungsi tubuh.
d. Gegar Otak
Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif
ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran.
Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat
sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel
berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala,
pusing, dan mual.
e. Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak
dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf
dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa
saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan
gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya
1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau
kekurangtanggapan.
f. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur
tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di
malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan
saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa
detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.
g. Afasia
Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa
yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia
bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.
h. Dementia
Kemunduran kapasitas intelektual – yang kronis dan biasanya kian
memburuk – yang berkaitan dengan kehilangan sel saraf secara meluas
dan penyusutan jaringan otak. Dementia paling biasa terjadi di
kalangan lansia meskipun dementia ini dapat menyerang segala usia.
Kondisi dementia dimulai dengan hilangnya ingatan, yang mula-mula
tampak sebagai ketidakingatan atau kelupaan sederhana. Ketika
memburuk, lingkup kehilangan ingatan meluas hingga penderita tak
lagi ingat akan keterampilan, sosial, dan hidup yang paling dasar
sekalipun.
33 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://ceppyndutz.files.wordpress.com/2010/06/darah-ipa-21.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
wQFjAAahUKEwj6p5j3zazIAhWJkY4KHSEaCHY&url=https%3A%2F
%2Fanugrahjuni.files.wordpress.com%2F2010%2F11%2Fsistem-
pernafasan-manusia.doc&usg=AFQjCNGXBaQU3Ou_-Et-
PRrtvhir193I_w&bvm=bv.104317490,d.dGo
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/sistem-saraf-pada-
manusia.html
http://softilmu.blogspot.co.id/2015/04/sistem-saraf-tepi-kranial-
otonom.html
34 | P a g e