Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

ANALISIS DAMPAK FENOMENA PANDEMI COVID-19


TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Oleh :
HOERUL FIKRI
43120010369

Pembimbing
Dr. Sudjono, M.Acc

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisis Dampak
Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah”, penulisan makalah ini
sebagai salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah perbankan syariah.

Penyusunan tugas besar ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan
dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak , oleh karena itu pada kesempatan
ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ngadino surip, M.S selaku Rektor Universitas Mercu Buana
Jakarta
2. Dr. Harnovinsah, AK., M.Si., CA., CIPSAS selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercubuanan Jakarta
3. Dr. Daru Asih, M.Si selaku Kepala Programstudi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Syariah Universitas Mercu Buana Jakarta
4. Dr. Sudjono, M.Acc selaku Dosen Mata Kuliah Perbankan Syariah
Universitas Mercu Buana Jakarta

Penyusun berharap Allah SWT dapat berkenan membalas segala kebaikan


semua pihak yang telah membantu dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca.

Jakarta, November 2023


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Batasan Masalah .............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan ...........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................4
2.1 Grand Theory, Middle Theory, Dan Operational............................................4
2.2 Studi Dan Penelitian Terdahulu ....................................................................10
2.3 Hipotesis ........................................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................16
3.1 Penerapan ......................................................................................................16
3.2 Perbandingan Antar Teori, Penelitian Terdahulu, Dan Praktek ....................19
3.3 Pembahasan ...................................................................................................20
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................29
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................29
4.2 Saran..............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................30

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berdasarkan data World Health Organization, 2022. Pada April
2022, terdapat 504,4 juta orang terinfeksi COVID-19 dan sebanyak 6,2 juta
orang meninggal akibat COVID-19. Pada awal tahun 2022, kasus
dilaporkan setiap 24 jam, menurun menjadi sekitar 400.000 kasus pada
bulan April 2022. Selama pandemi, Covid 19 telah menjadi penyebab
kematian utama di banyak negara, dan pada tahun 2020, Covid 19 menjadi
penyebab kematian utama secara global, bersama dengan 10 penyebab
kematian lainnya. Pandemi COVID-19 berdampak negatif terhadap
kesehatan individu dalam beberapa hal, termasuk terganggunya kehidupan
sosial dan aktivitas ekonomi, serta munculnya beberapa kasus
ketidakstabilan politik dan layanan kesehatan penting (WHO, 2022).
Penyebaran virus corona baru mengurangi aktivitas ekonomi di
seluruh dunia dan menciptakan risiko baru terhadap stabilitas keuangan.
Dampak pandemi ini menyebabkan beberapa negara mengalami krisis
ekonomi bahkan resesi (Ningsih, 2021).

Terdapat beberapa efek langsung dari adanya pandemi ini terhadap sektor
perbankan. Pertama, adanya skenario bunga yang rendah, bersama dengan
dampak signifikan dari Covid-19, yang kemudian dapat mengurangi
profitabilitas bank. Selain itu, Pada kondisi pandemi ini lembaga keuangan
dengan demikian beralih ke pendapatan berbasis komisi dari pembayaran
dan bisnis teknologi. Kedua, Salah satu dampak langsung dari darurat
kesehatan pada ekonomi riil global adalah meningkatnya risiko kredit
nasabah baik individu maupun nasabah korporasi dan ritel. Untuk terus
mendanai perekonomian riil dan mendukung pemulihannya, bank diminta
untuk membedakan antara fenomena yang hanya bersifat sementara, yang
akan diserap kembali dalam waktu singkat, dan dampak jangka panjang
yang memerlukan tindakan pengelolaan dan reklasifikasi
(KPMGInternational, 2020).
Bagi bank syariah, setidaknya ada 8 (delapan) dari item yang terkena
dampak sebagai akibat dari krisis Covid-19, yakni, pertumbuhan
pembiayaan, Rasio Pembiayaan terhadap Simpanan (FDR), Rasio
Kecukupan Modal (CAR), likuiditas, Marjin Bunga Bersih (NIM), Kumaidi
& Padli, (2021) 148 kualitas aset, operasi, dan hubungan pelanggan. Karena
itu, regulator telah mengeluarkan kebijakan seperti restrukturisasi kredit
OJK dan kelonggaran penyampaian laporan berkala, dimana pada tahun
2020 Bank Indonesia memberikan penurunan suku bunga sebesar 50 basis
poin (BPS) menjadi 4.5%. Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan
telah menurunkan pembayaran premi asuransi mulai Juli 2020 (Andrianto
& Firmansyah, 2019).

Perbakan syariah sebagaimana fungsinya sebagai lembaga


intermediasi atau perantara keuangan yang mempertemukan antara
masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana
dituntut untuk dapat berinteraksi dengan orang banyak, namun di sisi lain
ancaman terhadap paparan virus Covid-19 menjadi tantangan bagi lembaga
perbankan tersebut, berbagai penelitian tentang dampak Covid-19 pada
industri keuangan telah dilakukan oleh Kashif Malik (2020) dengan obyek
industri keuangan mikro. Zbigniew Korzeb dan Samaniego (2019) dengan
obyek perbankan syariah dengan fokus kajian penelitian pada fungsi
intemediasi bank Islam (Sumandi, 2020).

1.2 BATASAN MASALAH


Pada makalah ini penyusun melakukan pembatasan masalah agar
lebih terarah dan efesien untuk dikaji lebih mendalam, adapun pembatasan
masalah pada makalah ini adalah masalah yang ditimbulkan pandemi
Covid-19 terhadap bank syariah di Indonesia.

2
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui bahwa pandemi covid 19
menimbulkan berbagai macam permasalahan dalam sektor ekonomi, salah
satunya adalah perbankan syariah. Oleh karena itu penyusun mencoba untuk
merumuskan masalah bagaimana “Analisis Dampak Pandemi Covid-19
Terhadap Perbankan Syariah”

1.4 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan pada rumusan masalah, dapat dikehatui tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut :

A. Untuk mengetahui fenomena pandemi Covid-19.


B. Untuk mengetahui distribusi perbankan syariah.
C. Untuk menganalisis dampak fenomena Covid-19 terhadap perbankan
syariah.

1.5 MANFAAT PENULISAN


1.5.1 Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
pengetahuan dan acuan mengenai analisis fenomena pandemi Covid-
19 terhadap perbankan syariah.
1.5.2 Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan bagi
bank syariah dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan oleh
adanya pandemi Covid-19.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 GRAND THEORY, MIDDLE THEORY, DAN OPERATIONAL


A. Pengertian Pandemi Corona Virus (Covid-19)
Memahami Pandemi Virus Corona (Covid-19) Sejak awal tahun
2020, pandemi virus corona baru (Covid-19) telah menjadi fungsi
penopang kesehatan global .merupakan ancaman besar bagi dari sistem
medis. Layanan kesehatan esensial sangat terdampak akibat pembatasan
sosial terkait pandemi, tingginya jumlah pasien, kurangnya infrastruktur
fasilitas kesehatan, kekurangan peralatan medis, obat-obatan,
diagnostik, dan sumber daya manusia, petugas kesehatan menghadapi
tekanan yang luar biasa. Covid-19 memberikan dampak yang tidak
proporsional terhadap kelompok rentan, termasuk masyarakat kurang
mampu secara ekonomi, lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan
penyerta, serta orang yang belum menerima vaksinasi. Populasi berisiko
tinggi perlu lebih terlindungi dari penyakit parah, varian virus corona
yang lebih menular, dan kematian akibat infeksi Covid-19 . Namun,
program vaksinasi di banyak negara masih kurang terlayani. Rumah
tangga juga menderita kerugian sosial-ekonomi yang terkait dengan
COVID-19, termasuk hilangnya pendapatan (WHO, 2022).
Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat signifikan
terhadap perekonomian Indonesia, mulai dari perubahan rantai pasok
dunia hingga penurunan investasi asing ke Indonesia. Penurunan
tersebut dapat dilihat melalui perlambatan pertumbuhan ekonomi yang
turun dari 5.02 Persen di tahun 2019 menjadi 2.97 Persen pada tahun
2020. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut juga diikuti dengan
peningkatan jumlah pengangguran, yang menurut data Bank Dunia,
meningkat dari 5.28 Persen pada tahun 2019 menjadi 7.07 Persen pada
tahun 2020.
Cepatnya penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat dunia
ternyata telah mengubah tatanan hidup dan hubungan antar manusia.
Masyarakat diminta untuk selalu menggunakan masker, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan. Hal tersebut secara langsung membatasi
aktivitas-aktivitas ekonomi di tengah masyarakat, misalnya
terganggunya proses produksi barang, distribusi produk, hingga proses
pemasaran barang dan jasa di seluruh dunia (OJK, 2017).
B. Pengertian Bank Syariah
Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan syariah adalah bank yang kegiatan usahanya sesuai dengan
prinsip syariah (Ikatan Bankir Indonesia, 2014).
Perbankan adalah segala sesuatu mengenai bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiata usahanya. Bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatannya meliputi penghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan
dana masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Bank syariah
merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran (Ningsih, 2021).
C. Fungsi Bank Syariah
Fungsi Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut: Bank syariah
dan UUS wajib menyelenggarakan fungsi penghimpunan dan
penyaluran dana masyarakat. Bank syariah dan UUS dapat
menyelenggarakan fungsi sosial dalam bentuk lembaga Baitulmal, yaitu
menerima dana zakat, infaq, sedekah, hibah atau dana sosial lainnya
dan menyetorkannya kepada organisasi pengelola zakat. Bank syariah
dan UUS dapat menghimpun dana sosial dari wakaf tunai dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazir) sesuai keinginan
pemberi wakaf (wakif). Penyelenggaraan fungsi sosial sebagaimana

5
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (OJK, 2017).
D. Tujuan Bank Syariah
Tujuan Bank Syariah menurut Heri Sudarsono (2003:40)
diantaranya sebagai berikut :
1. Muamarat yang berhubungan dengan perbankan.
2. Mewujudkan keadilan dalam bidang perekonomian melalui perataan
laba melalui kegiatan penanaman modal.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang berusaha yang besar.
4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang ada
padaumumnya merupakan program utama dari negara-negara yang
sedang berkembang..
5. Untuk menjaga stabilitas keuangan dan perekonomian.
6. Menyelamatkan umat Islam dari ketergantungan pada bank non
syariah (Iswahyuni, 2021).
E. Prinsip Bank Syariah
Adapun prinsip dasar dalam perbankan syariah tersebut antara lain :
1. Larangan terhadap Transaksi yang Mengandung Barang atau Jasa
yang Diharamkan
Larangan transaksi yang melibatkan barang atau jasa yang
dilarang seringkali dikaitkan dengan sila ketiga Mu’amara, yaitu
kewajiban menghindari kerugian. Al-Quran dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW SAW, sebagai sumber hukum penentuan
haramnya suatu barang dan jasa, secara khusus menyebutkan
berbagai jenis zat yang dianggap haram untuk dimakan, diminum,
atau digunakan oleh umat Islam.

Syariah Bagi industri perbankan, larangan transaksi haram


diwujudkan dalam bentuk larangan memberikan pinjaman
sehubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan jasa
dan produksi makanan, minuman, dan barang konsumsi lainnya

6
yang disetujui Majelis Ulama Indonesia (MUI) dilarang. Dalam
menyediakan jenis pembayaran, bank syariah wajib memastikan
bahwa jenis usaha yang didukung bank syariah dalam hal
pembiayaannya selalu halal. Oleh karena itu, bank syariah tidak
akan memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bergerak di
bidang peternakan babi, minuman beralkohol, pornografi, dan
barang terlarang lainnya.

2. Larangan terhadap Transaksi yang Diharamkan Sistem dan Prosedur


Perolehan Keuntungannya.
Selain melarang transaksi yang haram zatnya, agama islam
juga melarang transaksi yang diharamkan sistem dan prosedur
perolehan keuntungannya. Beberapa hal yang masuk kategori
transaksi yang diharamkan karena sistem dan prosedur perolehan
keuntungannya tersebut adalah:
a) Tadlis, Transaksi yang mengandung hal pokok yang tidak
diketahui oleh salah satu pihak.
b) Gharar, Transaksi gharar memiliki kemiripan dengan tadlis.
Dalam tadlis, ketiadaan informasi terjadi pada salah satu
pihak, sedangkan dalam gharar ketiadaan informasi terjadi
pada kedua belah pihak yang bertransaksi jual beli.
c) Bai’ Ikhtikar, Bai’ Ikhtikar merupakan bentuk lain dari
transaksi jual beli yang dilarang oleh syariah islam. Ikhtikar
adalah mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan
cara menimbun. Dengan demikian, penjual akan
memperoleh keuntungan yang besar karena dapat menjual
dengan harga yang jauh lebih tinggi dibanding harga
sebelum kelangkaan terjadi.
d) Bai’ Najasy, Adalah tindakan menciptakan permintaan
palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu
produk,sehingga harga jual produk akan naik.

7
e) Maysir, Ulama dan Fuqaha mendefinisikan maysir sebagai
suatu permainan di mana satu pihak akan memperoleh
keuntungan sementara pihak lainnya akan menderita
kerugian.
f) Riba, Adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah
atas penambahan tersebut. Adapun penjelasan tentang riba
akan dijelaskan dalam bab berikutnya (Andrianto &
Firmansyah, 2019).
Adapun Prinsip lain syariah yang diterapkan di dalam bank Islam,
yaitu:
1. Segala unsur ribawi tidak diperbolehkan di dalam transaksi apapun.
2. Memperoleh keuntungan harus selayaknya tidak melebihi batas
harga normal di pasar.
3. Tidak melakukan penimbunan barang.
4. Memberikan zakat kepada yang berhak.
Terdapat 8 Keunggulan bank syariah adalah erat kaitannya dengan
agama di antara pemegang saham dengan pengelola bank, serta
dengan para nasabah. Hal ini dapat dikembangkan secara bersama-
sama untuk menghadapi berbagai risiko yang dialami bank dan
memberi keuntungan secara adil serta jujur di dalamnya (Daru, Fasa,
& Suharto, 2021).
F. Peran Bank Syariah
1. Bank Syariah menerapkan sistem bagi hasil (Mudarabah) bagi
nasabah yang menitipkan uangnya pada bank sebagai lembaga
penyimpan (save place) dananya. Artinya, nasabah tidak pernah
bisa menghitung secara pasti berapa penghasilan yang akan mereka
peroleh setiap bulannya setelah menabung sejumlah uang.
2. Sebagai lembaga Pembiayaan (Investasi) Pembiayaan di bank Islam
yang diberikan kepada masyarakat untuk keperluan modal usaha,
biayanya ditujukan untuk usaha-usaha yang produktif, jelas dan

8
transparan, serta bersifat halal, baik dari segi pengelolaan hingga
kepada hasil usaha yang akan diberikan kemanfaatannya untuk
masyarakat. Ada beberapa bentuk pembiayaan untuk keperluan
peningkatan usaha atau biasa dikenal dengan pembiayaan produktif
Islam yang diberikan oleh bank Islam, yaitu pembiayaan dengan
prinsip jual beli, pembiayaan atas dasar prinsp bagi hasil sesuai
dengan kesepakatan, pembiayaan atas prinsip bagi hasil yang
porsinya disesuaikan dengan proporsi penyertaan, dan pembiayaan
yang berdasarkan prinsip sewa beli.
3. Sebagai Lembaga Pemberi Jasa Bank Islam sebagai lembaga
keuangan tidak hanya fungsinya sebagai tempat menyimpan atau
melakukan memperoleh pembiayaan saja, bank islam juga melayani
beberapa keperluan nasabah yang berkaitan dengan kebutuhan
nasabah akan jasa perbankan islam. Salah satu bentuk pelayanan
bank islam dalam bentuk jasa adalah melayani kebutuhan nasabah
dalam melakukan transaksi antarbank yang berbeda antarbank islam
dengan bank islam, bank islam dengan bank konvensional, maupun
antarbank islam yang sama (Iswahyuni, 2021).

9
2.2 STUDI DAN PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Metode Jurnal Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
1 Julia Apriani Analisis analisis deskriptif JPSI (Jurnal Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak covid-19
Perkembangan kualitatif, Perbankan terhadap perekonomian di Indonesia, diantaranya adalah 1)
Perbankan sedangkan teknik Syariah Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0.4, 2)
Syariah pengumpulan data Indonesia) Vol. Penurunan dalam sektor ekspor dan impor, 3) Sektor
Dimasa Covid- dilakukan melalui 1, No. 1, UMKM, dan 4) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS.
19 wawancara, dan September 2022, Sedangkan pada dampak covid-19 terhadap sektor Bank
observasi Hal. 21-3 Syariah yakni: 1) Penyaluran kredit (pembiayaan), 2)
Penurunan kualitas aset, dan 3) Pengetatan margin bunga
bersih. Perbankan syariah harus terus bertransformasi untuk
menjadi perbankan yang kuat dan stabil, namun begitu
lembaga keuangan termasuk perbankan syariah di berbagai
Negara mengalami hambatan dan tantangan dalam
perkembangannya yakni adanya pandemi Covid 19.
2 Iswahyuni Analisis metode penelitian Junal Widya Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari pandemi
Dampak Covid kualitatif, teknik Balina Vol 6 No. covid-19 terhadap sektor ekonomi, adalah 1) Pertumbuhan
19 Terhadap pengamatan 1 (2021) -P-ISSN ekonomi indonesia bisa minus 0.4. 2) Penurunan dalam
Perbankan berupa observasi : 2656-873X; E- sektor ekspor dan impor. 3) Sektor UMKM 4) Nilai tukar
Syariah terhadap berita Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Selain itu juga terdapat
No. Nama Judul Metode Jurnal Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
berita yang ISSN : 2477- Dampak covid-19 terhadap sektor Bank Syariah: 1)
berkaitan dengan 6491 Hal 42-58 Penyaluran kredit (pembiayaan). 2) Penurunan kualitas asset.
virus covid-19 3) Pengetatan margin bunga
3 Mardhiyaturr Dampak Penelitian ini Jurnal Ekonomi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Desember sampai
ositaningsih, Pandemi merupakan dan Manajemen Maret 2020 semua bank mengalami gejolak pada fungsi
Muhammad Covid-19 analisis POINT Vol. 2, intermediasinya yang cenderung menurun baik dari
Syarqim Terhadap komparatif, No. 1, Juni 2020 pembiayaan maupun penghimpunan dana. Sementara itu,
Mahfudz Manajemen Penelitian e-ISSN : 2656- dalam hal Manajemen Strategi Bank Syariah menerapkan
Industri menggunakan 775 berbagai kebijakan diantaranya pembatasan layanan melalui
Perbankan sampel 5 Bank tatap muka langsung, memberikan kebijakan restrukturisasi
Syariah: Umum Syariah. kepada nasabah yang tedampak dan pemanfaatan aplikasi
Analisis Sampel penelitian digital.
Komparatif dipilih
menggunakan
teknik purposive
sampling.
4 Ihsan Dampak Covid jenis penelitian Jurnal Ilmu Hasilnya studi menunjukkan bahwa ROA telah menurun
Effendi, 19 Terhadap perbandingan ekonomi dan secara signifikan, sedangkan NPF dan dan FDR masih dalam
Prawidya Bank Syariah yang Studi batas aman.
Hariani RS membandingkan Pembangunan.
kinerja bank Vol.20 No.2
syariah sebelum Desember 2020.
masa covid-19 ISSN : 1693-
dan sesudah masa 7600(print),
covid-19. ISSN : 2598-
0157 (online),

11
No. Nama Judul Metode Jurnal Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
http://jurnal.ums
u.ac.id/index.php
/ekawan
5 Sumadi Menakar Penelitian ini Jurnal Hukum
Hasil penelitian menunjukkan dampak pandemi Covid-19
Dampak merupakan jenis Ekonomi Syariah terhadap fungsi intermediasi perbankan, berdasarkan hasil
Fenomena penelitian olume 3, Nomor studi di Bank Syariah Mandiri yaitu Pembiayaan dan DPK
Pandemi kualitatif dengan 2, Oktober 2020 :menunjukkan adanya fluktuasi. Di sisi pembiayaan, Bank
Covid-19 pendekatan 145-162 Syariah Mandiri dari Januari hingga Maret 2020 cenderung
Terhadap metode penelitian mengalami peningkatan. Dari sisi penghimpunan dana
Perbankan naturalistik (DPK), Bank Mandiri Syariah menunjukkan fluktuasi.
Syariah karena penelitian Dampak Pandemi Covid-19 terhadap pengelolaan strategi
dilakukan dalam operasional perbankan. Berdasarkan hasil studi di Bank
kondisi alamiah. Syariah Mandiri menunjukkan bahwa: Pertama, semua bank
Pembahasan menerapkan stimulus ekonomi terkait restrukturisasi
dilakukan dengan pembiayaan bagi nasabah yang terkena pandemi Covid-19
analisis deskriptif berdasarkan POJK No.11/POJK.03/2020. Kedua,
pengembangan aplikasi digital mobile banking untuk bank
syariah
6 Esti Nurul Analisis Penelitian ini JCI Jurnal Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dampak pandemi
Azizah, Dampak merupakan jenis Cakrawala Covid-19 terharap kinerja dan ketahanan perbankan syariah
Siti Afidatul Pandemi penelitian dengan ilmiah Vol.2, berdasarkan pada studi di Bank BNI Syariah yaitu adanya
Khotijah Covid-19 jenis penelitian No.1, September fluktuasi. Dari sisi pembiayaan dan sisi DPK, Bank BNI
Terhadap kualitatif dengan 2022 Syariah menunjukkan adanya penurunan pada tahun 2019 ke
Kinerja Dan menggunakan tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2018 ke tahun 2020
Ketahanan data sekunder serta menunjukkan bahwa Bank BNI Syariah menerapkan
Perbankan kebijakan stimulus ekonomi terkait dengan pembiayaan

12
No. Nama Judul Metode Jurnal Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Syariah (Studi restrukturisasi untuk nasabah yang terdampak pandemi
Kasus Pada Covid-19.
Bank Bni
Syariah)
7 Annisa Nur Dampak Jenis penelitian Volume 2 Issue 2 Perbankan syariah harus bisa menghadapi dampak dari
Safitri, Pandemi ini bersifat (2021) Covid-19 terhadap perkembangan dan prospek perbankan
Muhammad Covid-19 deskriptif Economics and syariah ini dalam dampaknya bagi perkembangan perbankan
Iqbal Fasa, Terhadap kualitatif Digital Business syariah yakni : (1) Penyaluran kredit (pembiayaan), (2)
Suharto Perkembangan Review ISSN: Penurunan kualitas asset, (3) Pengetatan margin bunga
Dan Prospek 2774-2563 bersih. Dalam prospek dan strategi perbankan syariah yakni
Perbankan (Online) : Mendorong inovasi produk perbankan syariah yang kreatif
Syariah dan efisien, Penyiapan SDM dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai, Perbaikan kualitas layanan prima bagi
nasabah agar kompetitif dengan perbankan lainnya,
Pemanfaatan IT secara optimal untuk mendorong penciptaan
produk-produk unggulan, Pelayanan pembiayaan sektor
UMKM dan sektor produktif lainnya guna mendorong
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja,
Sosialisasi, edukasi dan diseminasi gagasan ekonomi kepada
masyarakat secara lebih intensif dan massif, dan peningkatan
jumlah penyertaan modal sendiri untuk memenuhi ketentuan
aturan dari Bank Indonesia
8 Rahayu Dampak Penelitian ini Jurnal Akuntansi Berdasarkan hasil uji One Sample T-Test menunjukkan hasil
Apriyanti Pandemi termasuk jenis Terapan Vol 3 , perbedaan yang signifikan sebelum dan selama pandemi
Covid-19 penelitian No. 2, April Covid-19 pada ROA Bank BRI Syariah sebesar 0.039%,
Terhadap kuantitatif 2022, pp. 114- Bank Mega Syariah sebesar 0.027%, dan Bank KB Bukopin

13
No. Nama Judul Metode Jurnal Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
Laporan Laba deskriptif, 120 E ISSN Syariah sebesar 0.000%. Dengan hasil uji tersebut maka
Rugi Pada Variabel diukur 2715-1212 dapat diketahui dampak pandemi Covid-19 terhadap Laporan
Bank Syariah menggunakan Laba Rugi Bank Syariah terlihat rentabilitas sangat memadai
instrument berupa dan laba melebihi target, dilihat dari rata-ratanya diatas
ROA Bank ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kebijakan Bank
Syariah. Syariah terhadap nasabah telah disesuaikan peraturannya
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu menerapkan
kebijakan stimulus ekonomi berdasarkan POJK
No.11/POJK.03/2020. Kebijakan dari Bank Syariah juga
menyediakan fasilitas mobile banking untuk’ mempermudah
transaksi dimasa pandemi Covid-19

14
2.3 HIPOTESIS
Berdasarkan pada penelitian Iswahyuni (2021), didapatkan bahwa
ditemukannya dampak pandemi Covid 19 pada perbankan syariah di
Indonesia yaitu Penyaluran kredit (pembiayaan), penurunan kualitas asset,
pengetatan margin bunga, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
berikut ini :
H0 : Adanya hubungan analisis fenomena pandemi Covid-19 terhadap
perbankan syariah
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENERAPAN
Hal yang diterapkan untuk meningkatkan prospek perbankan syariah di
Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa alternatif pengembangan bak
syariah, yaitu :
A. Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar dilakukan melalui perluasan pasar yang sudah ada,
baik pasar penghimpunan dana maupun pasar penyaluran dana.
Penetrasi pasar ditujukan pada segmen yang tidak dilibatkan oleh bank
syariah, yaitu kelompok yang berminat terhadap halal dan haram namun
tidak mengetahui atau belum pernah terpapar bank syariah, dan curiga
terhadap bank Syariah adalah, dan dalam kelompok di mana dia tidak
peduli. Meskipun ini adalah organisasi halal-haram (dia lebih peduli
untuk melayani dan mengambil keuntungan dari pasar Muslim dan non-
Muslim), tidak ada bank syariah yang terlibat.
B. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Diperkirakan pada tahun 2006 hampir semua bank akan memiliki
departemen syariah. Oleh karena itu, pengembangan perbankan syariah
di Indonesia pada tahun 2006 ditujukan untuk mengorganisir atau
mengembangkan aset. Saat itu terdapat persaingan, dan nasabah
memilih bank yang menawarkan layanan unggul dan kenyamanan
maksimal. Dalam dunia bisnis, tidak ada yang lebih penting daripada
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, dalam
dunia digital, bank syariah harus memberikan pelayanan terbaik kepada
nasabahnya. Jika bank syariah dapat memanfaatkan peluang ini, mereka
akan mampu memberikan layanan pelanggan yang terjangkau melalui
media sosial.
Hasil kajian BI menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan
mendominasi faktor pendorong masyarakat di Jawa Barat dan Jawa
Timur menggunakan bank syariah. Selain itu, sebagian nasabah bank
syariah cenderung berhenti menjadi nasabah karena
buruknya pelayanan..

C. Peningkatan Promosi Dan Sosialisasi Terhadap Produk-Produk Bank


Syariah Secara Efektif
Promosi dilakukan dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada
secara efektif, baik secara perorangan, kelompok maupun instansi yang
meliputi unsur alim ulama, penguasa negara/pemerintahan,
cendekiawan dan lain-lain, yang memiliki kemampuan dan akses yang
besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas.
Promosi dapat dilakukan dengan meningkatkan layanan digital,
mempromosikan iklan, dan melakukan inovasi produk milik bank
syariah yang berbeda. Dengan meningkatnya kinerja perbankan digital,
tujuan bank syariah adalah untuk mempermudah dalam menyetor dana
dan menganalisis informasi nasabah.
Melalui promosi dan sosialisasi digital dapat meningkatkan
promosi dan sosialisasi bank syariah dapat diketahui oleh setiap orang,
sehingga produk-produk bank syariah bisadengan mudah untuk dikenal
oleh nasabah, dan dapat meningkatan daya tarik masyarakat terhadap
bank syariah.
Hasil survei BI yang dilakukan di Jawa Barat mengungkapkan
bahwa masyarakat yang belum menjadi nasabah bank syarih, kemudian
diberi penjelasan tentang produk/jasa bank syariah mempunyai
kecenderungan yang kuat untuk memilih bank syariah Kerjasama
dengan institusi lain dapat dilakukan dengan institusi pendidikan dan
perusahaan sejenis.

17
D. Peningkatan Kerjasama Dengan Institusi Lain
Melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan, pegawai
perbankan syariah dilatih dan dicari lulusan yang berkualifikasi tinggi
dari lembaga-lembaga tersebut yang ahli dalam operasional perbankan
syariah. Alternatifnya, bank syariah dapat bertindak sebagai sponsor
sosialisasi perbankan syariah sebagai bagian dari pelatihan syariah –
melayani masyarakat perbankan..\
E. Peningkatan Jaringan Kantor Bank Syariah
Perluasan jaringan kantor bank syariah diperlukan untuk
memperluas cakupan pelayanan kepada masyarakat lokal,
meningkatkan kerjasama antar bank syariah, meningkatkan efisiensi
operasional dan mendorong persaingan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
F. Peningkatan Cakupan Pasar Melalui Aliansi Strategis
Aliansi strategis akan kami terapkan dengan tujuan untuk
menambah jaringan pemasaran baru tanpa melakukan investasi modal
yang besar, seperti menambah jumlah ATM yang dapat digunakan di
seluruh ATM bank dan menambah jumlah ATM belanja.
G. Peningkatan Kualitas SDM
Keberhasilan pengembangan bank syariah di tingkat mikro terutama
bergantung pada kualitas tim manajemen dan tingkat pengetahuan dan
keterampilan manajemen bank. Oleh karena itu, perlu adanya
peningkatan lebih lanjut kualitas sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan tentang manajemen bank dan pengetahuan tentang bank
syariah melalui pelatihan.
Pelatihan ini ditujukan kepada seluruh kalangan di lingkungan
perbankan syariah, tidak hanya pada level manajemen saja, namun juga
mulai dari operator, customer service representatif, direktur hingga
pemilik, sehingga mereka memiliki keahlian yang lebih dan Anda akan
mampu berperan sebagai seorang sosialisator atau pendidik yang baik.
Deposito bank berfungsi dalam komunitas.

18
H. Peningkatan Efisiensi Internal
Efisiensi internal dapat dilakukan dengan meningkatkan cakupan
pasar, menambah kelengkapan instrumen transaksi syariah (termasuk
dengan memanfaatkan kemajuan dalam bidang teknologi informasi)
sehingga lebih dapat meningkatkan fleksibilitas penerapan jasa
keuangan syariah bagi masyarakat, dan sebagainya.

3.2 PERBANDINGAN ANTAR TEORI, PENELITIAN TERDAHULU,


DAN PRAKTEK
Pada masa pandemi Covid-19 bank syariah mengalami dampak
penurunan seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Aprilliyanti, 2022)
dengan judul , Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak covid-19
terhadap perekonomian di Indonesia, pada dampak Covid-19 terhadap
sektor Bank Syariah seperti penyaluran kredit (pembiayaan), penurunan
kualitas aset, dan pengetatan margin bunga bersih. Perbankan syariah harus
terus bertransformasi untuk menjadi perbankan yang kuat dan stabil, namun
begitu lembaga keuangan termasuk perbankan syariah di berbagai Negara
mengalami hambatan dan tantangan dalam perkembangannya yakni adanya
pandemi Covid 19.
Hal tersebut juga dinyatakan pada penelitian yang dilakukan oleh
(Iswahyuni, 2021; Safitri, Fasa, & Suharto, 2021) yang menyatakan bahwa
Perbankan syariah harus bisa menghadapi dampak dari Covid-19 terhadap
perkembangan dan prospek perbankan syariah ini dalam dampaknya bagi
perkembangan perbankan syariah yakni : Penyaluran kredit (pembiayaan),
penurunan kualitas asset, pengetatan margin bunga bersih. Dalam prospek
dan strategi perbankan syariah yakni : Mendorong inovasi produk
perbankan syariah yang kreatif dan efisien, penyiapan SDM dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai, perbaikan kualitas layanan prima bagi nasabah
agar kompetitif dengan perbankan lainnya, pemanfaatan IT secara optimal
untuk mendorong penciptaan produk-produk unggulan, pelayanan
pembiayaan sektor UMKM dan sektor produktif lainnya guna mendorong

19
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, Sosialisasi, edukasi
dan diseminasi gagasan ekonomi kepada masyarakat secara lebih intensif
dan massif, dan peningkatan jumlah penyertaan modal sendiri untuk
memenuhi ketentuan aturan dari Bank Indonesia..

Penelitian yang dilakukan oleh (Azizah, Azhari, & Wahyudi, 2020)


dengan hasil yang menyatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19 Bank
Syariah mengalami tantangan berupa penurunan keuntungan,digitalisasi
pelayanan, dan peran pemerintah dalam mengangkat industri perbankan
syariah di masa pandemi Covid-19.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanti, Afifi,
Kudus, & Kudus, 2020) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa
bank syariah yang sebelumnya termasuk dalam kategori sehat sebelum
pandemi Covid-19 adalah Bank Panin Dubai Syariah dan bank-bank syariah
yang berada yang termasuk dalam kategori sangat sehat adalah Bank Rakyat
Indonesia Syariah dan Bank Tabungan Pensiun Syariah. Di masa pandemi
Covid-19, ketiganya bank syariah berada pada kategori sangat sehat. Secara
keseluruhan bank syariah mampu tumbuh dengan baik bahkan dalam situasi
pandemi Covid-19.

3.3 PEMBAHASAN
A. Fenomena Pandemi Covid-19
Berdasarkan data World Health Organization, 2022. Per April 2022
terdapat sebanyak 504,4 juta kasus covid 19 dan sebanyak 6,2 juta
mengalami kematian pada kasus covid 19, dan sekitar 1,2 juta kasus
dilaporkan setiap 24 jam pada awal 2022, dan saat ini telah menurun
menjadi sekitar 400.000 selama April 2022. Selama pandemi covid 19
telah menjadi penyebab kematian yang signifikan di banyak negara, dan
pada tahun 2020 covid 19 merupakan penyebab kematian global
diantara 10 penyebab kematian lainnya (WHO, 2022)

20
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar
terhadap perekonomian Indonesia, mulai dari perubahan rantai pasokan
global hingga berkurangnya investasi asing di Indonesia. Penurunan
tersebut terlihat dari perlambatan pertumbuhan ekonomi yang turun dari
5,02% pada tahun 2019 menjadi 2,97% pada tahun 2020. Perlambatan
pertumbuhan ekonomi diikuti dengan peningkatan jumlah
pengangguran yang meningkat sebesar 20 persen dari 5,28 persen pada
tahun 2019 menjadi 7,07 persen pada tahun 2020, menurut Bank Dunia
kondisi pasar modal, dari perspektif makroekonomi, situasi
perekonomian suatu negara berkorelasi dengan situasi pasar modalnya,
yang cenderung bereaksi lebih kuat terhadap potensi krisis.
Kecenderungan tersebut terjadi karena pada umumnya pelaku pasar
modal memiliki forward looking, yaitu perkiraan masa depan terhadap
kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Di Indonesia,
pandemi Covid-19 meningkatkan ketidakpastian ekonomi yang sangat
besar. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu penyebab utama
turunnya kepercayaan diri investor yang berdampak pada turunnya
volume investasi yang dilakukan.
Ketidakpastian yang terjadi akibat pandemi Covid-19 tersebut
terjadi dalam beragam aspek, mulai dari pemotongan pendapatan hingga
pemutusan hubungan kerja, sehingga masyarakat pada umumnya
merespon isu tersebut dengan menjadi selektif dalam penggunaan uang.
Hal tersebut kemudian menyebabkan penurunan permintaan barang dan
jasa ,yang sekaligus berdampak negatif terhadap profit perusahaan
barang dan jasa. Selanjutnya, ketidakpastian dan berkurangnya
permintaan barang dan jasa berdampak pada keuntungan sebagian besar
perusahaan di pasar saham Indonesia, sehingga penurunan harga saham
tidak dapat dihindari..
Penurunan signifikan tersebut dapat dilihat dengan
membandingkan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
sebelum dan saat pandemi terjadi. Penurunan drastis mulai terjadi pada

21
akhir bulan 2 tahun 2022 dimana virus covid-19 saat itu sudah
menyebar dan menciptakan rasa takut di seluruh dunia. IHSG yang saat
itu bernilai 5.863 kemudian mencapai titik terendahnya pada 5.288 di
minggu yang sama. Penurunan terus berlanjut pasca diumumkannya
pasien Covid-19 pertama di Indonesia, IHGS mengalami penurunan
drastis hingga mencapai level terendahnya di 3911 pada 23 maret
2020. Dalam waktu dua bulan sejak minggu keempat bulan Januari
2020, IHSG telah mengalami penurunan yang mencapai 38 Persen
(Melati, 2023).

B. Perbankan Syariah.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah dan pada dasarnya terdiri dari bank umum syariah dan bank
keuangan populer syariah. Bank umum syariah adalah bank syariah
yang tidak menyediakan jasa pembayaran dalam kegiatannya,
sedangkan bank umum syariah adalah bank syariah yang tidak
menyediakan jasa pembayaran dalam kegiatannya. (Usanti & Shomad,
2017).
Kedudukan hubungan bank syariah dengan nasabahnya adalah
sebagai investor, dan di bank pada umumnya hubungan kreditur-debitur.
Sehubungan dengan investor dan pedagang, bank syariah menggunakan
18 teknik dan teknik investasi yang berbeda dalam menjalankan
operasinya. Perjanjian hubungan investasi antara bank syariah dan
nasabahnya disebut pinjaman. Dalam kegiatan peminjamannya, bank
syariah menggunakan berbagai teknik dan metode yang penerapannya
berbeda-beda tergantung tujuan dan kegiatannya, seperti Akad
Mudaraba, Musyarakah dan lain-lain. Selain itu, bank Islam juga terlibat
dalam kontrak Murabahah. Mekanisme perbankan syariah berdasarkan
prinsip mitra bisnis adalah bebas bunga. Oleh karena itu, pertanyaan
apakah akan membayar bunga kepada deposan atau memungut bunga
dari nasabah tidak muncul. (Iswahyuni, 2021).

22
Keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat keempat didunia.
Berdasarkan Global Islamic Economy Indicator (GIEI, 2020) Indonesia
mendapatkan skor sebesar 91,2. Tahun 2019 Indonesia menempati
peringkat ke lima dan di tahun 2018 Indonesia mendapat peringkat ke
sepuluh dunia. Berikut adalah gambar 1 yang berisi tentang tabel dari
skor tersebut.
Keuangan syariah Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia.
Berdasarkan Global Islamic Economic Index (GIEI, 2020), Indonesia
mendapat skor 91,2. Indonesia menduduki peringkat 5 dunia pada tahun
2019 dan peringkat 10 dunia pada tahun 2018. Kinerja keuangan bank
syariah sebelum pandemi sangat baik, dengan NPF (non-performing
loan) yang menurun dari Januari 2018 (5,2%) ke Januari 2019 (1,75%).
Hal ini membuktikan nasabah bermasalah dapat ditangani secara tepat
dengan menurunkan NPF operasional perbankan syariah.
Selanjutnya pada industri perbankan syariah, NOM (net operating
margin) dan ROA (return on assets) meningkat signifikan, dengan NOM
meningkat dari 0,45% pada Januari 2018 menjadi 1,75% pada Januari
2019, dan ROA naik dari 0,42% menjadi 1,51% pada bulan Januari
2018. (OJK RI, 2022).
Berikut beberapa dampak di bidang ekonomi dari virus ini yakni:
1. Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4. Menteri Keuangan
Sri Mulyani (2020) mengatakan Indonesia cukup terhantam keras
dengan penyebaran virus Corona. Tidak hanya kesehatan manusia,
virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia.
Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), kata Ani,
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario
terburuk bisa minus 0,4 persen.Kondisi sekarang ini akan berimbas
pada menurunnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan 3,2
persen hingga 1,2 persen. Lebih dari itu, investasi pun akan merosot
tajam. Sebelumnya, pemerintah cukup optimistis bahwa investasi
akan tumbuh enam persen. Namun, dengan adanya COVID-19,

23
diprediksi investasi akan merosot ke level satu persen atau terburuk
bisa mencapai minus empat persen.
2. Penurunan dalam sektor ekspor dan impor. Kegiatan Ekspor
diperkirakan terkoreksi lebih dalam, mengingat sudah satu tahun
belakangan ini pertumbuhannya negatif. Begitu juga dengan impor
juga akan tetap negatif pertumbuhannya.
3. Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul. Padahal, selama
ini biasanya menjadi safety net. Sekarang mengalami pukulan yang
sangat besar, karena adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial
yang memengaruhi kemampuan UMKM, yang biasanya resilient,
bisa menghadapi kondisi. Tahun 97-98, justru UMKM
masihresilience. Sekarang ini dalam COVID ini, UMKM terpukul
paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh
masyarakat.
4. Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah hingga
Rp20.000 per dolar AS akibat wabah COVID-19. Untuk perkiraan
moderatnya berada di kisaran Rp17.500 per dolar AS. Hal ini
menjadi bagian dari salah satu skenario asumsi makro 2020 yang
seluruhnya mengalami perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi
yang diperkirakan 2.3 persen hingga minus 0.4 persen. Selain itu
inflasi 5.1 persen serta harga minyak mentah Indonesia yang anjlok
menjadi USD 31 per barel. Penyebab lainnya melemahnya rupiah
karena investor panik sehingga terjadi apa yang disebut pembalikan
modal atau capital outflow. Selama periode terjadinya pandemi
iniantara Januari dan Maret 2020 telah terjadi capital outflow dalam
portofolio investasi Indonesia, yang jumlahnya mencapai Rp167.9
triliun, yang menjadi turunnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
C. Dampak Fenomena Pandemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah
Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang signifikan pada
perekonomian di Indonesia maupun dunia. Pandemi Covid-19 adalah

24
tantangan bagi dunia bisnis, termasuk industri jasa keuangan perbankan.
Penurunan pendapatan negara akibat terdampak Covid-19
mengakibatkan pemerintah harus berupaya meningkatkan kebijakan-
kebijakan moneter maupun fisikal agar dapat menstabilkan pendapatan
Negara.
Pendapatan Nasional menurut Mukti Hakim adalah jumlah dari
semua pendapatan yang diterima oleh orang-orang di suatu Negara
selama satu tahun.28 Dalam ilmu ekonomi konvensional, pendapatan
nasional dapat dihitung dengan menggunakan jumlah GNP (Gross
Nastional Produk) 29 Dari pembelajaran teori ekonomi makro kita
pahami untuk mengukur besarnya GNP berdasarkan dari 3 yakni
pengeluaran untuk membeli barang dan jasa, nilai barang dan jasa akhir,
dan faktor produksi dengan menjumlahkan penerimaan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi (upah, bunga, sewa, keuntungan)
Terdapat tiga resiko industri perbankan terdampak pandemi Covid-
19 yaitu penyaluran kredit, penurunan kualitas aset dan pengetatan
margin bunga bersih.
1. Penyaluran kredit (pembiayaan)
Permasalahan pada pembiayaan dapat disebabkan oleh suatu
nasabah yang tidak menepati janjinya untuk membayar angsuran
sesuai dengan jadwal angsuran dan tidak mematuhi persyaratan
yang telah tertuang di dalam akad. Suatu pembiayaan bermasalah
atau menurun bisa disebabkan karena beberapa faktor, yaitu karakter
dari nasabah yang bersangkutan, rasio modal terhadap hutang, dan
jumlah jaminan. Dalam hal ini bank syariah maupun bank
konvensional akan mengalami kondisi yang sama. Baik bank
syariah maupun bank konvensional akan sama-sama mengalami
pelambatan penyaluran kredit (pembiayaan)
2. Penurunan kualitas aset
Dalam hal ini baik bank syariah maupun bank konvensional
akan sedikit terbantu dengan adanya POJK No.11/POJK.03/2020.

25
POJK tersebut mengenai Stimulus Perekonomian Nasional.
Kebijakan tersebut berisi mengenai pemberian kelonggaran akan
sarana pembiayaan untuk para pelanggan atau nasabah yang terkena
dampak dari pandemi yang dimana kelonggaran tersebut berupa
penundaan terhadap pembayaran atau pengurangan bagi hasil dalam
waktu tertentu yang memerlukan persyaratan berdasarkan pada
sektor perekonomian, standar, dan keadaan terkini dari pelanggan
atau nasabah tersebut dengan menjadikan peraturan Otoritas Jasa
Keuangan sebagai acuan dasar bagi para nasabah khususnya untuk
UMKM. Bank melonggarkan fasilitas pembiayaan kepada nasabah
yang tedampak pandemi Covid-19 dalam bentuk penundaan
pembayaran dan atau penurunan margin atau bagi hasil untuk jangka
waktu tertentu dan persyaratannya disesuaikan dengan sektor
ekonomi, kriteria, dan kondisi nasabah dengan tetap mengacu pada
ketentuan OJK untuk nasabah terutama UKM. PJOK akan
membantu bank syariah maupun bank konvensional terutama dalam
pencadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Bank
syariah diprediksi akan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
bank konvensional.
3. Pengetatan margin bunga bersih
Hal tersebut dikarenaka bank syariah menggunakan sistim
bagi hasil seperti yang disampaikan dalam penjelasan di atas.
Dengan sistim bagi hasil maka kondisi neraca bank syariah pada
masa krisis akibat pandemi covid-19 ini akan elastis karena besarnya
biaya yang diperuntukkan buat pembayaran bagi hasil juga akan ikut
menurun dengan penurunan pendapatan yang diperoleh bank
syariah. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang mana
disaat pendapatan bunga kredit menurun tidak diikuti dengan
penurunan biaya bunga untuk deposan, inilah yang akan menjadi
permasalahan serius dari bank konvensional.

26
Melihat tiga risiko yang akan dihadapi oleh perbankan seperti
disampaikan oleh JP Morgan di atas maka bank syariah harus jeli untuk
menentukan strategi di tengah pandemi covid-19. Melakukan ekspansi
yang terukur ke segmen digital adalah opsi yang cukup menantang yang
bisa diambil oleh bank syariah. Fenomena Work From Home (WFH)
selama masa pandemi covid-19 ini bisa dijadikan momentum bank
syariah untuk melatih pegawainya menjadi marketing digital yang
handal. Keahlian pegawai bank syariah dalam marketing digital akan
menjadi diferensiasi. Hal ini juga harus diimbangi dengan produk-
produk digital yang yang menarik bagi para customer. Apabila bank
syariah bisa mengoptimalkan potensi pegawainya untuk melakukan
pemasaran 4.0 serta didukung dengan produk-produk digital perbankan
syariah yang handal, maka bukan tidak mungkin akan terjadi
penambahan Market Share yang signifikan terhadap perbankan syariah
di Indonesia.
Dalam rangka meminimalkan dampak Covid-19, termasuk di sektor
industri perbankan, pemerintah, melalui Otoritas Jasa Perbankan (OJK)
mengeluarkan kebijakan stimulus perekonomian Nasional sebagai
kebijakan countercyclical dampak penyebaran corona virus disease
2019 penerbitan POJK No. 11/POJK.03/2020. Kebijakan stimulus yang
dimaksud terdiri atas kebijakan penilaian hanya didasarkan pada
ketepatan pembayaran pokok dan margin/bagi hasil/ujrah dengan
pembiayaan mencapai 10 miliar dan skema restrukturisasi pembiayaan.
Restrukturisasi pembiayaan adalah bantuan pelunasan pinjaman, bukan
penghapusan, tetapi memberikan kelonggaran untuk melunasi
pembayaran utang. Pinjaman masih harus dibayar, tetapi diberikan
keringanan berdasarkan penilaian dan kesepakatan dengan bank.
Kebijakan selanjutnya tentang industri perbankan yang dikeluarkan
oleh otoritas selama PSBB (SP 26/DHMS/OJK/IV/2020). Menurut
siaran pers dalam Operasi Industri Jasa Keuangan Selama Periode
Implementasi PSBB di berbagai daerah. Isinya bahwa OJK meminta

27
lembaga jasa keuangan untuk bekerja dengan jumlah minimum
karyawan sesuai dengan protokol kesehatan di tempat kerja.
Dalam bidang keuangan sosial Islam, seiring bereskalasinya dampak
Covid-19 ini, solidaritas sosial semakin bertambah dengan banyaknya
donasi dalam menanggulangi wabah. Seruan berdonasi pun muncul dari
berbagai lembaga. MUI mengeluarkan fatwa No. 23/2020 tentang dana
zakat untuk penanganan COVID-19. Fatwa ini membolehkan zakat mal
(harta) ditunaikan dan disalurkan lebih cepat, tanpa harus menunggu
setahun penuh apabila telah mencapai nisab. Fatwa ini juga
membolehkan zakat fitrah ditunaikan dan disalurkan sejak awal
ramadhan tanpa harus menunggu malam Idul Fitri. Pendistribusian dana
zakat juga bisa digunakan untuk kemaslahatan umum. Sehingga dana
zakat boleh didistribusikan dalam bentuk uang tunai, makanan pokok,
keperluan pengobatan dan modal kerja serta program stimulasi kegiatan
sosial ekonomi fakir miskin yang terdampak Covid-19.
Di sektor ekonomi halal, banyak industri yang melakukan pivot
bisnis di tengah pandemi Covid-19. Penyaluran pembiayaan fintech
syariah yang ditunda hingga 80% dialihkan kepada industry farmasi,
makanan, dan konveksi. Para nasabah juga beralih dari transaksi manual
ke transaksi digital. Transaksi mobile banking syariah meningkat
sampai 86%.
Untuk membantu insudustry pariwisata yang terdampak COVID-19,
Kemenarekraf menggelontorkan bantuan senilai 500 M yang
dikhususkan untuk penginapan tenaga medis. Sejumlah hotel juga
menawarkan paket Work From Hotel dan paket Isolasi Mandiri di Hotel
untuk mengatasi rendahnya pemasukan saat COVID-19.

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
A. Fenomena pandemi Covid-19 menjadi penyebab kematian yang
signifikan di banyak negara, dan pada tahun 2020 covid 19 merupakan
penyebab kematian global diantara 10 penyebab kematian.
B. Kinerja keuangan perbankan syariah mengalami penurunan pada masa
pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia dalam skenario terburuk
minus 0,4 persen, menurunnya konsumsi rumah tangga yang
diperkirakan 3,2 persen hingga 1,2 persen, Penurunan dalam sektor
ekspor dan impor. Sektor UMKM mengalami pukulan yang sangat
besar, karena adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial yang
memengaruhi kemampuan UMKM, yang biasanya resilient, bisa
menghadapi kondisi. Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS. Nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah
hingga Rp20.000 per dolar AS akibat wabah Covid-19.
C. Fenomena pandemi Covid-19 berdampak terhadap perbankan syariah
berupa penyaluran kredit, penurunan kualitas aset dan pengetatan
margin bunga bersih.

4.2 SARAN
Berdasarkan fakta pada situasi ditengah pandemi ini penyusun
menyarankan untuk pelaku bank syariah harus jeli untuk menentukan
strategi di tengah pandemi Covid-19. Melakukan ekspansi serta terobosan
yang terukur ke segmendigital yang bisa diambil oleh bank Syariah. Serta
bank syariah harus jeli untuk melakukan ekspansi serta terobosan yang
terukur ke segmen digital dalam mengembangkan produk-produk yang bisa
diambil oleh bank syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, & Firmansyah, M. A. (2019). Manajemen Bank Syariah ( Implementasi


Teori dan Praktek ). CV. Penerbit Qiara Media, 536.
Aprilliyanti, J. (2022). Analisis Perkembangan Perbankan Syariah Dimasa Covid-
19. Jurnal Perbankan Syariah Indonesia (JPSI), 1(1), 21–30.
https://doi.org/10.57171/jpsi.v1i1.3
Azizah, S. N., Azhari, A. R., & Wahyudi, R. (2020). Covid-19 Outbreak: Islamic
Banking Challenges in Indonesia. Jurnal Islam in World Perspectives
Symposium, 1(1), 134–141.
Daru, R. W., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Bank
Syariah dan Peran Kebijakan Ekonomi Islam pada Masa Pandemi Covid-19.
JES (Jurnal Ekonomi Syariah), 6(2), 128.
https://doi.org/10.30736/jesa.v6i2.136
Indonesia, I. B. (2014). mengelola bank syariah. Jakarta: PT gramedia pustaka
utama.
Iswahyuni, I. (2021). Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah.
Widya Balina, 6(11), 43–60. https://doi.org/10.53958/wb.v6i11.74
KPMGInternational. (2020). Standing firm on shifting sands.
Melati, W. P. (2023). Pandemi Covid-19 Dan Menurunnya Perekonomian
Indonesia. Retrieved from
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/16064/Pandemi-Covid-19-
Dan-Menurunnya-Perekonomian-Indonesia.html
Ningsih, S. (2021). dampak dana pihak ketiga bank konversional dan bank syariah
serta pertumbuhan ekonomi di indonesia. bandung: widina bhakti persada
bandung.
OJK. (2017). Perbankan Syariah dan Kelembagaannya.
OJK RI. (2022). Statistik Perbankan Syariah Desember 2022, 1–23. Retrieved from
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---Desember-
2022/STATISTIK PERBANKAN SYARIAH - DESEMBER 2022.pdf
Safitri, A. N., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah. Economics and
Digital Business Review, 2(2), 103–177.
https://doi.org/10.37531/ecotal.v2i2.66
Sumandi. (2020). Menakar Dampak Fenomena Pandemi Covid-19. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah, 3, 145–162.
Usanti, T. P., & Shomad, A. (2017). hukum perbankan. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri.
WHO. (2022). World Health Statistics. World Health, 1-177.
Wijayanti, S., Afifi, Z., Kudus, U. M., & Kudus, U. M. (2020). PANDEMIC
IMPACT OF COVID-19 ON THE HEALTH OF SYARIAH. International
Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR), 2020(4),
1060–1067.

31

Anda mungkin juga menyukai