Anda di halaman 1dari 9

Volume V, Nomor 2, Desember 2019 : Hal 144-152

Jurnal Utile
https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/JUT

MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB MELAKSANAKAN TUGAS


SEKOLAH MELALUI METODE BERCERITA PADA
ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 2
KOTA SUKABUMI

Rika Juwita1, Asep Munajat2, Elnawati3


Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
01rikajuwita@gmail.com, Munajatasep38@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini berjudul “Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Melaksanakan Tugas
Sekolah Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal 2
Kota Sukabumi “ Diantara contoh sikap tanggung jawab tersebut adalah sebagian besar peserta didik
ketika selesai mengerjakan tugas atau selesai bermain tidak mengembalikan barang ketempat semula
karena bosan atau lelah. Kondisi ini menuntut guru untuk mengembangkan suasana belajar di dalam
kelas agar tetap menyenangkan dan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk membangun
pengetahuan peserta didik sehingga akan lahir motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Bentuk
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek
penelitian satu guru dan peserta didik di kelompok B1 yang berjumlah 20 peserta didik, dan yang di
teliti adalah 6 peserta didik. Berdasarkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang
telah dilakukan bahwa kegiatan bercerita di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 dapat dikatakan sudah
berhasil dan sangat berpengaruh untuk perkembangan sikap tanggung jawab peserta didik, hal itu di
buktikan dengan sikap peserta didik yang mulai merapihkan dan menyelesaikan tugasnya hingga
selesai.

Kata kunci : Sikap Tanggung Jawab, Metode Bercerita

History :
Submit tgl 30 Juli 2019, revisi 5 Desember 2019, diterima 5 Desember 2019

144
PENDAHULUAN dalam memberikan tanggung jawab untuk
Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah anaknya.
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan Penanaman tanggung jawab pada anak
yang menitik beratkan pada peletakan dasar harus dimulai sejak dini, baik sebelum
ke arah pertumbuhan dan perkembangan tamyiz (bisa membedakan mana yang
fisik, kecerdasan, sosial emosional, bahasa berbahaya dan mana yang tidak) maupun
dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan setelah tamyiz. Sesuai dengan usia dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui anak perkembangan berbagai keterampilannya
usia dini, agar anak memiliki kesiapan dalam (motorik kasar dan halus, berbahasa dan
memasuki pendidikan dasar dan pendidikan sebagainya).
lebih lanjut (Sujiono, 2009:6-7). Permasalahan yang dihadapi yaitu
Tanggung jawab merupakan salah satu banyaknya anak yang tidak mau
karakter yang dibentuk melalui pendidikan membereskan mainan dan peralatan yang
karakter. Menurut Hasan (2010:10) sudah digunakan. Biasanya anak-anak
menyatakan bahwa tanggung jawab adalah meninggalkan begitu saja setelah bermain
sikap dan perilaku seseorang untuk tanpa mau merapikan kembali, guru meminta
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang anak untuk merapikan sendiri namun anak
seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, terlihat malas untuk merapikan mainan dan
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan peralatan yang sudah digunakan.
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan permasalahan diatas
Dan setiap orang yang ada di dunia ini penyebab rendahnya sikap tanggung jawab
pada dasarnya telah diberikan tanggung pada anak usia dini yaitu dikarenakan guru
jawab minimal diri sendiri. Hal ini sesuai lebih mengembangkan kemampuan anak
dengan apa yang tertulis dalam sebuah hadist dalam bidang membaca, menulis dan
Nabi yang berbunyi: berhitung. Sedangkan penanaman sikap
Rasulullah sallallahu „alahi wasallam tanggung jawab serta kemandirian tidak
bersabda: berkembang dan kurang mendapat perhatian.
Hal ini juga karena pengaruh dari orang tua
“Setiap manusia adalah pemimpin
yang menginginkan anaknya pandai
dan setiap manusia memiliki
membaca, menulis dan berhitung agar setelah
tanggung jawab.” (Hadits Riwayat
selesai dijenjang pendidikan Taman Kanak-
Bukhari dan Muslim)
kanak bisa masuk ke Sekolah Dasar
Terdapat beberapa orang tua yang Unggulan di Kota Sukabumi.
mengasuh anaknya dengan cara memanjakan Penelitian terdahulu yang sudah
anaknya serta memberikan perhatian terlalu dilakukan oleh Piaget, Kohlberg dalam
berlebihan. Walaupun orang tua selalu Musfiroh (2008: 66) juga menunjukkan
mengarahkan, tetapi kadang orang tua lalai bahwa cerita berperan dalam pembentukan

145
moral. Piaget pada tahun 1965 mengukur Menurut Sugiyono (2015:219) Puposive
perkembangan moral anak dengan Sampling adalah teknik pengambilan sample
menggunakan cerita. Jadi tujuan bercerita yang sumber data dengan pertimbangan
yaitu agar anak dapat mendengarkan apa tertentu.
yang disampaikan oleh guru, dengan Instrumen yang di pakai dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran penelitian ini yaitu observasi, studi
secara lisan dalam bentuk cerita yang dokumentasi, wawancara.
berisikan tentang pesan-pesan moral 1. Observasi : Nasution dalam sugiono
didalamnya. Materi yang disampaikan yaitu (2014 : 226) observasi merupakan dasar
berupa cerita yang berhubungan erat dengan dari semua ilmu oengetahuan. Para
kehidupan anak sehari-hari. ilmuan hanya dapat bekerjaberdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui
METODE PENELITIAN pengamatan.
Penelitian ini menggunakan 2. Wawancara : wawancara merupakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian pertemuan antara dua orang untuk
deskriptif Pendekatan penelitian ini bertukar informasi dan ide melalui tanya
digunakan untuk mendapatkan gambaran jawab sehinga dapat diperoleh makna dari
secara mendalam mengenai mengembangkan suatu topik tertentu (Esterberg dalam
sikap tanggung jawab melaksanakan tugas Sugiyono, 2014:231)
sekolah melalui metode bercerita pada anak Dokumentasi : dokumentasi merupakan
usia 5-6 tahun Di Tk Aisyiyah Bustanul sumber penjelasan data dari hasil penelitian
Athfal 2 kota sukabumi dengan alasan dapat yang dilaksanakan. Studi dokumen
di sesuaikan dengan karakteristik obyek dan merupakan pelengkap dari penggunaan
lokasi penelitian, selain itu pertimbangan metode observasi dan wawancara dalam
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012:240).
oleh penulis baik dari segi penguasaan
metode penelitian, teknik pengumpulan data, HASIL PEMBAHASAN
waktu penelitian, biaya penelitian dan
Berdasarkan hasil penelitian yang
sebagainya, yang menurut peneliti sangat
dilaksanakan di Tk Aisiyiyah Bustanul
memungkinkan dalam proses penelitian ini.
Athfal 2 tentang penerapan metode bercerita
Dalam penelitian ini peneliti
untuk mengembangkan sikap tanggung jawab
melibatkan 6 orang anak kelompok B1 yang
pada anak usai 5- 6 tahun dengan cara
menjadi sampel penelitian yang diantaranya
melakukan wawancara dan studi
3 orang anak laki-laki dan 3 orang murid
dokumentasi, pada saat guru melakukan
peremuan. Teknik pengambilan sample yang
digunakan adalah Purposive Sampling.

146
kegiatan bercerita pada saat kegiatan inti rapih, Naufal bertanggung jawab tetapi harus
berlangsung. ditemani, Kayla bertanggung jawab
Metode ini diterapkan agar anak menyelesaikan tugasnya dengan rapih,
mampu menyimak perkataan-perkataan yang Elfatia sudah terbiasa bertanggung jawab.
disampaikan oleh guru yang dengan Berdasarkan hasil observasi
menggunakan media bercerita yaitu buku bahwasanya guru harus melakukan
cerita berseri, panggung boneka, atau pengembangan cerita sesuai tujuan dan tema
bercerita menggunakan alat peraga langsung yang sudah ditetapkan serta menyajikan fakta
dan bercerita menggunakan alat peraga tidak – fakta disekitar kehidupan peserta didik,
langsung. teknik yang digunakan harus dengan cara
Sebelum melakukan penelitian, yang menarik perhatian peserta didik, seperti
peneliti terlebih dahulu melakukan observasi bercerita tentang teman nya yang tidak
untuk mengetahui perkembangan awal sikap merapihkan alat tulisnya.
tanggung jawab anak di TK Aisiyiyah Metode bercerita yang digunakan
Bustanul Athfal 2. Peneliti melihat sikap oleh guru misalkan bercerita dengan
peserta didik yang tidak bertanggung jawab membaca langsung dari buku cerita,
dengan tugas – tugasnya contohnya seperti, menggunakan ilustrasi gambar, menceritakan
tidak menyelesaikan tugas menulisnya, tidak dongeng dan sebagainya. Hal ini penting
merapihkan kembali alat tulisnya, dan tidak dilakukan karna akan menentukan langkah
merapihkan kembali alat bermainnya. selanjutnya.
Setiap peserta didik memiliki Sebelum memasuki kegiatan ini guru
kelebihan masing-masing didalam masa melakukan Tanya jawab tentang tema dan
perkembangannya, akan tetapi semua sub tema sebelumnya dan menjelaskan tema
tahapan perkembangan harus tercapai yang akan dilanksankan hari ini. Guru telah
olehnya bukan hanya salah satunya saja, menetapkan alat dan bahan yang diperlukan
maka dari itu berbagai macam cara dilakukan untuk kegiatan bercerita sesuai yang
untuk memunculkan daya tarik peserta didik direncanakan. Buku cerita yang akan
dalam pembelajaran yang berkaitan dengan disampaikan kepada peserta didik hendaknya
semua aspek perkembangan peserta didik. buku yang bisa menarik perhatian peserta
Misalnya kemampuan bertanggung jawab didik jadi guru cukup memperlihatkan
yang akan ditingkatkan melalui metode gambar dalam buku itu pada waktu becerita.
bercerita agar dapat merubah sikapnya. Sebelum bercerita guru mengatur
Didapatkan hasil, bahwa peserta tempat duduk terlebih dahulu dan
didik yang bernama Dwan belum memiliki memberitahukan tata tertib yang harus
sikap tanggung jawab. Ferdi bertanggung dipatuhi saat guru becerita, memberitahukan
jawab namun masih harus diingatkan, Shaina tata tertib pada peserta didik sangat penting
bertanggung jawab namun hasilnya belum karena jika peserta didik tidak diberitahu

147
sebelumnya peserta didik tidak akan jawab. Metode bercerita dua arah ini paling
memperhatikan apa yang sedang diceritakan diminati oleh peserta didik karena peserta
oleh guru. didik lebih senang jika menggunakan metode
Dalam proses mengembangkan sikap bercerita Tanya jawab di banding metode
tanggung jawab anak pada anak usia 5-6 bercerita yang hanya menggunakan buku
tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 cerita.
terdapat beberapa tahapan yaitu sebagai Melalui kegiatan bercerita peserta
berikut : didik penelitian di TK Aisiyiyah Bustanul
a. Tahapan perencanaan Athfal 2 Kota Sukabumi khusus nya di kelas
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan B1 peserta didik dapat memahami tentang
semua perencanaan yang akan digunakan tanggung jawab, tahu pentingnya tanggung
pada saat proses pembelajaran, seperti : jawab, tahu bagai mana cara bertanggung
1. Membicakan dan mempersiapkan jawab, mengetahui cara merapihkan mainan
kegiatan apa saja yang akan di pada tempatnya semula, dapat mengerjakan
laksanakan. sesuatu hingga tuntas, dapat mengikuti aturab
2. Membuat rencana pelaksanaan kelas, senang menjalankan kegiatan yang
pembelajaran harian (RPPH) menjadi tugasnya seperti menadi seorang
3. Menyiapkan media pembelajaran dan pemimpin dalam kelas.
sumber belajar yang dibutuhkan a. Pemahaman tentang tanggung jawab
4. Menyiapkan alat dokumentasi Berdasarkan hasil observasi,
5. Menyiapkan lembar observasi untuk wawancara dan studi dokumentasi nilai
mencatat perkembangan sikap pemahaman akan tanggung jawab di nilai
tanggung jawab anak. melalui peserta didik yang paham akan
b. Tahapan pelaksanaan penting nya bertanggung jawab dilihat dari
Pada tahap pelaksanaan prilaku peserta didik yang terbiasa
pembelajaran akan di mulai guru atau melakukan tanggung jawab nya tanpa
peneliti datang lebih awal untuk bantuan dari guru. Seperti yang di ungkapkan
mempersiapkan alat atau bahan dan oleh Sabri (2010:83) pada prinsipnya sikap
sarana prasarana yang akan digunakan. itu dapat kita anggap suatu kecendrungan
Implikasi Penggunaan Metode Bercerita siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.
Untuk Mengembangkan Sikap Tanggung b. Pentingnya Bertanggung Jawab.
Jawab Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Berdasarkan hasil wawancara,
Aisiyiyah Bustanul Athfal 2 observasi dan studi dokumentasi nilai
Berdasarkan hasil penelitian di TK pentingnya bertanggung jawab di lihat dari
Aisiyiyah Bustanul Athfal 2 Kota Sukabumi kebiasaan peserta didik yang mulai
metode bercerita yang sering di gunakan melakukan semua hal dengan sendiri atau
yaitu metode bercerita dua arah seperti Tanya mandiri. Namun bertanggung jawab

148
bukanlah sikap bawaan yang dimiliki peserta yaitu, dapat menjaga barang yang dia miliki,
didik. Menjadi pribadi yang bertanggung mengembalikan barang ke tempat semula,
jawab membutuhkan proses pembelajaran dan dapat meminta maaf jika melakukan
yang terus-menerus. Seperti yang di kesalahan.
ungkapkan Ngalim Purwanto (2014:142) d. Cara merapihkan mainan pada tempatnya
faktor – faktor yang sangat memperngaruhi semula
perkembangan dan pembentukan sikap Berdasarkan hasil wawancara,
peserta didik yang perlu diperhatikan dalam observasi dan studi dokumentasi cara
pendidikan adalah : kematangan, keadaan merapihkan mainan pada tempatnya semula,
fisik, pengaruh keluarga, lingkungan sosial, jika anak sudah mempunyai sikap tanggung
kehidupan sekolah, dan cara guru mengajar. jawab biasanya anak dapat merapihkan atau
c. Cara bertanggung jawab membereskan mainannya dengan sendiri
Berdasarkan hasil wawancara, tanpa menunggu perintah guru. Seperti yang
observasi dan studi dokumentasi cara di ungkapkan Anitalie (2004:43) peserta
bertanggung jawab di lihat dari kebiasaan didik harus di ajarkan bertanggung jawab
peserta didik yang mulai melakukan kegiatan atas barang-barang miliknya di samping
dengan sendiri atau mandiri. Ada beberpa membiasakan peserta didik untuk
cara menumbuhkan sikap tanggung jawab menyimpan dan membereskan barang-
dalam diri peserta didik yaitu, memberikan barangnya, orang tua dapat memberikan
tugas, membiarkan anak mengambil kepercayaan kepada anak untuk bertanggung
keputusan sendiri, memberikan kepercayaan jawab atas barang miliknya pada saat berada
kepada peserta didik, memberi contoh dan di luar sekolah.
menjadi teladan bagi peserta didik. e. Mengerjakan sesuatu hingga tuntas
Berdasarkan observasi dikelas Pada dasarnya konsentrasi anak
peserta didik pada umumnya sudah bisa hanya sebentar, jika konsentrasi anak
meminta maaf bila dia melakukan kesalahan terganggu atau sudah habis biasanya peserta
pada temannya namun ada beberapa peserta didik mulai tidak ingin menyelesaikan
didik yang tidak mau meminta maaf jika tugasnya, namun peserta didik yang
melakukan kesalahan tetapi guru melakukan mempunyai tanggung jawab meskipun sudah
tindakan untuk mengingatkan ketika peneliti tidak berkonsentrasi peserta didik tersebut
mewawancarai guru yang didapat guru selalu akan menyelesaikan tugasnya meskipun
mengungkapkan kata-kata untuk berantakan. Seperti yang di ungkapkan
mengingatkan dan salah satu cara untuk Rohayati (2015:2) sikap tanggung jawab
untuk mengingatkan bertanggung jawab itu yang dapat dilakukan pleh peserta didik yaitu
melalui bercerita. Seperti yang di ungkapkan dapat menjaga barang yang dia miliki,
Rohayati (2015:2) cara bertanggung jawab mengembalikan barang ke tempat semula,
yang dapat dilakukan oleh peserta didik mengerjakan tugas yang di perintahkan guru,

149
mengerjakan tugas hingga selesai, dan dapat jawab secara mandiri, dan tanggung jawab
menghargai waktu. yang dilakukan menyesuaikan dengan
f. Mengikuti aturan kelas. kemampuan anak. Penanaman tanggung
Berdasarkan hasil wawancara, jawab pada anak harus dimulai sejak dini,
observasi dan studi dokumentasi, setiap kelas baik sebelum tamyiz (bisa membedakan
mempunyai aturan yang harus di patuhi. Jika mana yang berbahaya dan mana yang tidak)
peserta didik mempunyai sikap bertanggung maupun setelah tamyiz. Sesuai dengan usia
jawab peserta didik akan mematuhi aturan dan perkembangan berbagai keterampilannya
kelas meskipun masih harus di ingatkan. (motorik kasar dan halus, berbahasa dan
Seperti yang di ungkapkan oleh Anita dan sebagainya).
Sarah (2004:43) guru harus menentukan Berdasarkan hasil observasi,
batasan-batasan yang jelas kepada peserta wawancara dan dokumentasi meningkatkan
didik misalnya memberi peraturan sekolah sikap tamnggung jawab peserta didik melalui
bahwa peserta didik harus sampai di sekolah metode bercerita sangat berpengaruh bagi
jam 7:30 WIB, dan memberikan peraturan peserta didik terlihat saat peneliti
pada saat pembelajaran. mengobservasi 6 peserta didik yang belum
SIMPULAN memiliki sikap tanggung jawab kemudia
setelah di lakukannya metode bercerita dari 6
Berdasarkan hasil penelitian dan
peserta didik yang belum bertanggung jawab
pembahasan dapat disimpulkan bahwa sikap
berkurang menjadi 6 peserta didik yang
tanggung jawab dapat ditingkatkan melalui
sudah mulai membiasakan diri untuk
metode bercerita. Sikap tanggung jawab anak
bertanggung jawab, bahkan ada salah satu
mengalami peningkatan yang signifikan
peserta didik yang selalu memberi
setelah dilakukannya metode bercerita. Sikap
memberitahukan temannya untuk selalu
tanggung jawab meliputi empat aspek yaitu
bertanggung jawab.
(1) Anak mengetahui cara bertanggungjawab,
(2) Anak mengerjakan tugas hingga selesai,
SARAN
(3) Anak paham akan tanggung jawab, (4)
Berdasarkan hasil penelitian yang
Meletakkan barang sesuai dengan tempatnya.
telah dilaksanakan, peneliti memberikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
saran sebagai berikut:
sikap tanggung jawab dapat ditingkatkan
1. Bagi Orang tua di rumah selalu memberikan
melalui metode bercerita.
contoh yang baik kepada anak, sehingga
Hal ini dikarenakan proses
dapat membantu tugas guru dalam
pembelajaran metode bercerita menekankan
meningkatkan sikap tanggung jawab anak di
pada sikap tanggung jawab yang diberikan
sekolah.
kepada anak, memberikan kepercayaan
kepada anak untuk melakukan tanggung

150
2. Bagi orang tua beri kepercayaan anak
untuk melakukan tugasnya sendiri, agar
anak berani untuk melakukannya sendiri.
3. Bagi orang tua biasakan anak untuk
merapihkan alat bermainnya di rumah.
4. Bagi orang tua beri anak penghargaan
ketika anak melakukan tanggung
jawabnya agar anak mampu melakukan
hal baik terus menerus.
5. Peneliti lain, menjadikan hasil penelitian
ini sebagai bahan acuan atau
pertimbangan dalam merancang
penelitian yang sama atau berbeda, baik
fokus, metode, teknik pengumpulan data
maupun analisisnya.
6. Bagi guru di kelas selalu berikan anak
cerita yang dapat merubah kebiasaan
menjadi lebih baik.

151
DAFTAR PUSTAKA Risaldy, Sabil, Manajemen Pengelolaan
Sekolah Usia Dini, Jakarta: Luxima,
Anonim. 2014. Pengertian Kecerdasan
2004
Sosial Emosional Anak. [online].
Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki. Siregar. 2013. Persepsi Orang Tua Terhadap
Kecerdasan Emosional Diakses 11 Pentingnya Pendidikan Bagi Anak.
Januari 2017. 11:00 Pm
Sugiono. 2015. Metode Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Peraturan Menteri Pendidikan Bandung:Alfabeta.
Nasional Republik Indonesia Nomor
Sylvia Rimm. (2003). Mendidik dan
58 Th 2010
Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah.
Dhieni, Nurbiana.dkk.2007. Metode
Tirtayani. 2014. Perkembangan Sosial
Pengembangan Bahasa.Jakarta:
Emosional Anak Usia Dini.
Universitas Terbuka
Yogyakarta. Graha Ilmu
Gunarti, Winda. dkk. 2010. Metode
Trianto. 2011. Desain Pengembangan
Pengembangan Prilaku dan
Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.
Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta: Wiyani. 2014. Psikologi Perkembangan Anak
PT Gramedia Pustakan Utama Usia Dini. Yogyakarta. Gava Media
Anggota IKAPI.

Jalongo, Mary Renck. 2007. Early Childhood


Language Arts. USA: Pearson Education,
Inc

Lie, A. dan Prasasti, S. (2004). 101 Cara


Membina Kemandirian dan
Tanggung Jawab Anak (Usia balita
sampai praremaja). Jakarta: PT Elex
Media Komputindo

Mulyani. 2016. Dasar-Dasar Pendidikan


Anakusia Dini. Yogyakarta. Kalimedia

Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih,


Menyusun, dan Menyajikan Cerita
untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Tiara Wacan
152

Anda mungkin juga menyukai