Anda di halaman 1dari 6

TEGAR 2 (1) (2018) 23-28

Journal of Teaching Physical Education in Elementary School


http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

Upaya Meningkatkan Gerakan Meroda Menggunakan Pola Gerak Dominan dalam


Pembelajaran Senam Lantai

Dean Oksyalia1, Andi Suntoda Situmorang1, Agus Mahendra1, Agus Hidayat2


1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani, Universitas Pendidikan Indonesia
2
SD Attazhimiyah Bandung , Bandung

Info Artikel Abstrak


SejarahArtikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil implementasi pendekatan pola
Diterima Agustus 2018
gerak dominan dalam upaya meningkatkan keterampilan gerakan meroda pa-
Disetujui September 2018
da pembelajaran senam lantai. Metode penelitian yang digunakan adalah
Dipublikasikan Oktober 2018 metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dan objek dalam penelitian
ini meliputi siswa kelas V SD Attazhimiyah Bandung yang berjumlah 29
orang, yang terdiri dari 14 siswa putera dan 15 siswa puteri. Instrumen yang
Keywords:
digunakan dalam penelitian adalah observasi, catatan lapangan dan tes ket-
a Motion Pattern Dominant, Gymnas-
tics. erampilan. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis diperoleh data ob-
servasi awal nilai rata-rata 50,29, siklus 1 tindakan 1 nilai rata-rata 54,60, si-
klus 1 tindakan 2 nilai rata-rata 61,35, siklus 2 tindakan 1 nilai rata-rata 66,67,
siklus 2 tindakan 2 nilai rata-rata 75,57. Kesimpulan, implementasi pendeka-
tan pola gerak dominan (PGD) dapat meningkatkan gerakan meroda dalam
pembelajaran senam lantai pada siswa kelas V di SD Attazhimiyah Bandung.

Abstract
The purpose of this research is to find out result of the implementations of a
dominant movement pattern approach, in an effort to improve the skills of
cartwheel on gymnastics learning. The research employed a Classroom Ac-
tion Research Method to the participants of 39 student of grade five of SD
Attazhimiyah Bandung, consisting 14 male students and 15 female students.
The instrument to be used in this research is observational sheet, field notes
and skill test. Based on the data processing, the preliminary observation data
obtained an average score of 50.29, on cycle 1 action 1 the average score is
54.60, on cycle 1 action 2 the average score is 61.35, on cycle 2 action 2 the
average score is 66.67, and on cycle 2 action 2 the average score is 75.57.
The conclusion of this research is that the dominant movement pattern ap-
proach can effectively improve the skill of cartwheel movement of the stu-
dents .

© 2018 Tegar

*
Alamat korespondensi : Jl. dr. Setiabudhi 229,Bandung, Indonesia ISSN 2614-5626 (online)
E-mail : deannatapraja@gmail.com

23
Dean Oksyalia, dkk / Journal of Teaching Physical Education in Elementary School 2 (1) (2018)

PENDAHULUAN Cartwheel. Teknik meroda atau baling-baling


Pendidikan jasmani adalah proses pen- merupakan salah satu unsur gerakan dalam se-
didikan melalui aktivitas jasmani, permainan nam lantai, yang memerlukan penguasaan yang
atau olahraga yang terpilih untuk mencapai baik. Baling-baling (cartwheel) adalah gerakan
tujuan pendidikan (Mahendra, 2015a). Tujuan putaran yang berporos anterior-posterior
pendidikan jasmani antara lain untuk; memen- (Mahendra 2001), yang membagi tubuh men-
uhi kebutuhan anak akan gerak, mengenal- jadi bidang samping kanan dan bidang tubuh
kan anak pada lingkungan dan potensi dirinya, samping kiri.
menanamkan dasar-dasar keterampilan yang Gerakan baling-baling dilakukan dari
berguna, menyalurkan energi yang berlebihan, posisi berdiri tegak dengan arah tubuh seperti
dan merupakan proses pendidikan secara ser- menyamping menghadap depan menyilang.
empak baik fisik, mental maupun emosional. Kedua kaki dibuka selebar bahu, dengan salah
Pendidikan jasmani sebagai alat untuk satu kaki berada di depan, sedangkan kedua
mendidik menggunakan berbagai mata aktivi- tangan diangkat menjepit kedua telinga men-
tas, yang dalam kurikulum 2013 terdiri dari ak- julur ke atas. Dengan sedikit gerakan awalan,
tivitas pola gerak dasar, aktivitas kebugaran, kemudian letakkan kedua tangan pada garis
aktivitas senam, aktivitas ritmik, dan aktivitas lurus di lantai dan mengambil alih sebagai
aquatik (Permendikbud, 2016). penumpu badan sambil sekalian menendangkan
kaki belakang ke atas belakang dan menempuh
Sebagaimana uraian di atas, senam ada-
posisi di mana berat tubuh ditopang sepe-
lah salah satu materi yang ada dalam pembela-
nuhnya oleh kedua tangan dengan lengan lurus
jaran penjas. Alasan masuknya senam ke dalam
dan mendaratkan kedua kaki di sisi yang berse-
ruang lingkup pembelajaran Penjas karena per-
berangan dengan kedua kaki sebelumnya.
timbangan manfaat, di mana senam memiliki
Dengan begitu, lengan dan kaki yang terentang
manfaat dalam meningkatkan kelenturan dan
luas tersebut akan berputar seperti baling-
kekuatan serta kualitas fisik lain yang membuat
baling.
siswa memiliki kemampuan kinestetis yang
lebih baik, di samping menjadikan siswa lebih Tujuan pembelajaran baling-baling ini
bugar (Mahendra, 2001). Lebih lanjut, menurut adalah agar siswa menguasai keterampilan da-
mahendra, senam merupakan aktivitas jasmani sar gerak berputar dengan poros tubuh yang
yang efektif untuk mengoptimalkan pertum- bervariasi, melengkapi gerak tubuh berputar
buhan dan perkembangan anak (2001). yang bersumbu medial dan longitudinal. Baling
-baling dalam senam lantai, jika dilakukan
Pembelajaran senam di sekolah dasar
dengan baik dan benar, dapat meningkatkan
tentu mengajarkan banyak keterampilan atau
pengalaman gerak yang meluas, memperkaya
teknik senam, baik yang dilakukan di lantai
kemampuan kinestetis anak ketika berada da-
maupun yang dilakukan pada alat. Salah satu
lam posisi yang tidak biasa, yaitu menempatkan
gerakan yang harus dikuasai siswa adalah
kaki di atas tubuh dengan kepala berada di
gerakan meroda, sering juga disebut baling-
bawah. Gerakan ini jika dikuasai siswa secara
baling, atau dalam bahasa Inggris sering disebut
matang, akan menyebabkannya memiliki keber-

http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

24
Dean Oksyalia, dkk / Journal of Teaching Physical Education in Elementary School 2 (1) (2018)

anian untuk mencoba berbagai posisi-posisi itu, perannya di anggap dominan (Mahendra
tubuh lainnya yang tidak biasa. 2001).
Permasalahan yang di temukan dalam
pembelajaran senam lantai di sekolah yaitu METODE PENELITIAN
siswa masih banyak yang belum mengenal
Jenis Penelitian
gerakan meroda, padahal gerakan ini termasuk
Metode yang digunakan dalam penelitian
gerakan yang mudah dan menjadi dasar bagi
ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
gerakan lainnya. Hanya beberapa siswa saja
(Classroom Action Research). Pemilihan
yang dengan penuh keyakinan mampu
metode penelitian tindakan kelas didasarkaan
melakukannya, sedangkan sisanya masih mera-
pada pertimbangan bahwa metode ini dapat
sa takut dan ragu untuk melakukannya.
memberikan informasi yang lebih dengan cara
Keterbatasan tersebut dapat dialamatkan pada
melakukan tindakan langsung sesuai dengan
banyak faktor, di antaranya karena anak tidak
masalah yang ada di lapangan (Subroto, dkk.,
pernah diajari dalam pembelajaran Penjas, atau
2017). Penelitian tindakan kelas adalah
karena keterbatasan alat yang membuat pen-
bagaimana sekelompok guru dapat mengorgan-
guasaan mereka tidak pernah bergeser ke arah
isasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,
penguasaan terampil.
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri,
Berdasarkan berbagai kemungkinan mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan
penyebab timbulnya masalah, yang perlu segera dalam praktek pembelajaran mereka, dan
ditanggulangi dan dicari solusinya adalah pada melihat pengaruh nyata dari upaya itu
permasalahan penggunaan model dan pendeka- (Wiriaatmadja 2014).
tan pembelajaran yang masih terbatas. Me-
Penelitian dilaksanakan selama empat
maksakan model dan pendekatan pembelajaran
minggu/pertemuan yang dibagi dalam dua si-
konvensional yang bernuansa pendekatan lang-
klus (Suyadi, 2015), di mana masing-masing
sung (direct instruction), akan membuat sebagi-
siklus terdiri dari dua tindakan. Perbedaan anta-
an besar anak tetap merasa takut untuk menco-
ra siklus 1 dan siklus dua terdapat pada
ba. Salah satu alternatif yang dianjurkan adalah
penekanan pembelajaran yang mengarah pada
guru memilih pendekatan yang sesuai, yang
penggunaan alat bantu yang sudah dikurangi,
dianggap mampu mengatasi keterbatasan berva-
sehingga pada siklus dua fokus pembelajaran
riasinya kemampuan siswa dan keterbatasan
lebih diarahkan pada penguasaan keterampilan
alat.
yang sudah mendekati sebenarnya.
Oleh karena itu, jenis pendekatan pem-
Gambarannya demikian: pada siklus per-
belajaran pun harus diperhatikan. Ada beberapa
tama, keterampilan gerakan dasar baling-baling
pendekatan yang bisa diterapkan dalam pemela-
lebih banyak diarahkan pada pengembangan
jaran senam, salah satunya adalah pendekatan
berbagai gerak berputar dengan poros bervaria-
pola gerak dominan (PGD). Pendekatan Pola
si, dari mulai poros longitudinal, poros trans-
gerak dominan adalah “pendekatan yang
versal, dan poros medial. Pengayaan poros pu-
menekankan pembekalan pola gerak yang men-
taran inipun digabung dengan hadirnya alat
dasari terkuasainya keterampilan senam, karena

http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

25
Dean Oksyalia, dkk / Journal of Teaching Physical Education in Elementary School 2 (1) (2018)

bantu seperti bangku, matras yang digulung, aspek yang dinilai dalam gerakan baling-baling
atau matras yang ditumpuk sehingga memben- yang dilakukan siswa, untuk melihat tingkat
tuk permukaan yang menurun, dsb. penguasaan siswa terhadap gerakan yang di-
Sedangkan pada siklus dua, yang terdiri pelajari. Observasi menjadi salah satu teknik
dari dua tindakan, pembelajaran dari teknik bal- pengumpulan data sesuai dengan tujuan
ing-baling lebih ditekankan pada kebenaran penelitian. Observasi dilakukan berdasarkan
melakukan gerakan penempatan kaki dan kedua penglihatan kepada apa yang terjadi di lapangan
tangan dalam poros yang lebih spesifik, yaitu sesuai dengan aktivitas peserta didik saat proses
hanya pada poros media, atau lajim disebut po- pembelajaran atau pada saat tes dilaksanakan.
ros anterior-posterior. Sehingga pembelajaran Observasi yang dilaksanakan oleh penu-
pada siklus dua ini, gerakannya lebih dinamis, lis sebagai guru dan peneliti di sini adalah un-
dan mengharuskan siswa melakukan gerak bal- tuk mengetahui adanya kemajuan siswa dalam
ing-baling yang bervariasi seperti membentuk menguasai keterampilan yang dipelajari, yaitu
lingkaran, melewati jalur sempit dalam posisi baling-baling. Lembar observasi ini digunakan
tubuh vertical, serta menggabungnya dengan dari pertemuan pertama hingga pertemuan
gerak awalan untuk membangun momentum keempat, dimana diperkirakan keterampilan ini
horizontal yang lebih besar. Pada pertemuan harus sudah terkuasai secara penuh, sebagai
atau tindakan tiga, gerakan baling-baling masih hasil perubahan akibat dari penerapan pendeka-
dilakukan dengan bantuan matras yang berbeda tan pola gerak dominan.
ketinggian permuakaannya, sedangkan pada Berikut adalah lembar observasi tes gerak
pertemaun keempat, bantuan alat sudah di- meroda yang digunakan dalam penelitian, se-
hilangkan sama sekali. bagai berikut: Sumber: (Komarudin 2016)
Subyek Penelitian Tabel 1. Lembar Observasi Tes Gerak Meroda
Subyek Penelitian ini adalah siswa SD Gerak Yang Diamati
Nilai
4 3 2 1
Attazhimiyah Bandung kelas V dengan jumlah Persiapan
siswa 29 orang, yang terdiri dari 14 siswa put- 1. Berdiri dengan sikap menyamp-
ing arah gerakan.
era dan 15 orang siswa puteri. 2. Kedua kaki selebar bahu dan
kedua lengan terentang serong
Alat ukur dalam penelitian biasanya di-
namakan instrumen penelitian (Sugiyono, Pelaksanaan
1. Bila gerakan ke arah kiri, le-
2015). Instrumen penelitian merupakan alat takan tangan kiri di matras diikuti
yang digunakan untuk mengukur fenomena kaki kanan terangkat ke atas
2. Saat tangan kanan diletakan di
alam maupun sosial yang akan diamati atau di matras kaki kiri terangkat lurus ke
atas, hingga badan membentuk
teliti. Dalam penelitian ini, peneliti sikap berdiri dengan kedua tan-
menggunakan instrumen lembar observasi, gan. Kedua tungkai lurus kedepan
Sikap Akhir
dokumentasi, dan catatan lapangan. 1. Berdiri dengan sikap menyamp-
ing dengan posisi kedua kaki ter-
Lembar Observasi
2. Sikap kedua lengan terentang
Alat Lembar observasi yang dimaksud di serong atas sebagaimana sikap
sini adalah lembar pengamatan terhadap aspek-
Jumlah
Skor Perolehan

http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

26
Dean Oksyalia, dkk / Journal of Teaching Physical Education in Elementary School 2 (1) (2018)

Di samping lembar observasi, penulis jadi pada nilai rata-rata dari pelaksanaan gerak
juga banyak menggunakan catatan lapangan baling-baling yang diteskan. Sebagaimana
untuk melengkapi data. Catatan lapangan meru- diungkap pada bagian jenis penelitian, peneliti
pakan tulisan mengenai apa yang terjadi di mengarahkan pembelajaran pada pengem-
lapangan, tentang apa yang dilihat, didengar, bangan pola gerak putaran berbagai poros, se-
dialami, dan dipikirkan oleh peneliti ketika be- hingga tdak berdampak langsung pada pen-
rada di lapangan. Catatan lapangan ini dibuat guasaan baling-baling nya itu sendiri.
oleh peneliti yang melakukan pengamatan Pada pertemuan kedua (siklus 1 tinda-
mengenai subjek dan objek penelitian. Hal-hal kan 2) pun, proses pembelajaran masih mem-
yang perlu dicatat antara lain kejadian yang ter- perbanyak pada pengembangan pola gerak
jadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. dominan, yang tentunya merupakan pengulan-
gan sekaligus penambahan dari pertemuan per-
HASIL DAN PEMBAHASAN tama. Namun demikian hasilnya sudah menun-
jukkan penambahan skor yang lumayan, karena
Penerapan pendekatan pola gerak domi-
nan (PGD) dalam pembelajaran senam lantai kemungkinan besar, anak sudah mulai merasa-

pada siswa kelas V SD Attazimiyah menunjuk- kan adanya keyakinan bahwa gerakan yang dil-
akukan tetap memberikan rasa aman dan tidak
kan peningkatan yang positif. Kemajuan atau
perubahan pada keterampilan baling-baling ter- memberikan kesan yang menakutkan. Anak-

lihat pada hasil sebagai berikut. Pada tes awal anak sudah mulai akrab dengan gerakan ber-

(observasi), perolehan skor rata-rata siswa ada- putar pada berbagai poros, bahkan kemung-

lah 50,29, pada siklus 1 tindakan 1 memperoleh kinannya bahwa mereka sudah mulai menik-
matinya.
nilai rata-rata 54,60, pada siklus 1 tindakan 2
memperoleh nilai rata-rata 61,35, pada siklus 2 Perubahan yang cukup signifikan tentu
tindakan 1 memperoleh nilai rata-rata 66,67, bisa terjadi pada pertemuan ketiga, di mana
dan pada siklus 2 tindakan 2 memperoleh nilai proses pembelajaran pola gerak dominan pu-
rata-rata 75,57. taran sudah lebih diarahkan lebih terfokus pada

Hasil tersebut menunjukkan bahwa te- penguasaan gerakan baling-baling, yang di da-

lah terjadi peningkatan yang berarti yang terjadi lamnya sudah ditambahkan dengan gerakan

pada setiap pertemuan, meskipun dengan dera- yang bervariasi. Variasi adalah penambahan
atau pengubahan gerakan pada awal dan akhir
jat perubahan yang berbeda-beda.
gerakan, sehingga posisi awal bisa berbeda dari
Pada pertemuan kesatu, yaitu pada pembelaja-
sebelumnya, demikian juga dengan posisi akhir
ran di siklus 1 tindakan satu, perubahannya me-
ketika mengakhiri gerak baling-baling. Peru-
mang tidak terlalu kentara dari hasil perolehan
bahan yang lebih kentara terjadi pada per-
pada tes awal. Hal ini dapat dimaklumi karena
temuan keempat, di mana peneliti berupaya
pada pertemuan silus 1 tindakan 1 tersebut,
mengarahkan pembelajaran gerakan baling-
pembelajaran lebih diarahkan pada memperban-
baling tersebut pada apa yang disebut tahap
yak gerakan-gerakan berputar pada berbagai
applying (Mahendra, 2017), di mana siswa
poros, sehingga dampaknya tidak langsung ter-

http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

27
Dean Oksyalia, dkk / Journal of Teaching Physical Education in Elementary School 2 (1) (2018)

diminta dan ditantang untuk melakukan gerakan but, hasil pendekatan pola gerak dominan ini
baling-baling yang dikuasainya pada situasi akan menjadi semakin efektif.
(misalnya pada pengaturan alat) yang berbeda.
Misalnya siswa melakukan baling-baling se-
bagai gerakan lokomotor (Mahendra, 2015b), DAFTAR PUSTAKA
sehingga siswa melakukan dua, tiga atau empat Komarudin. (2016). Penilaian Hasil Belajar.
baling-baling secara berturut-turut, baik dalam Bandung: PT Remaja Rosdakarya
jalur lurus maupun jalur melingkar. Kemudian Mahendra, A. (2015a). Filsafat Pendidikan Jas-
mani: Dasar-Dasar Pembelajaran Penjas di
siswa pun ditantang untuk melakuakn baling-
Sekolah Dasar. Bandung: CV Bintang War-
baling untuk melewati rintangan tertentu seperti liArtika.
matras yang digulung, atau gawang-gawang Mahendra, A. (2015b). Pembelajaran Musik
kecil atau bangku rendah, sehingga siswa harus dan Gerak: Dasar Pengembangan Aktivitas
melakukan baling-balingnya dengan diawali Ritmik di Sekolah Dasar. Bandung: CV Bin-
tang WarliArtika.
oleh gerak awalan. Demikianlah, pembelajaran
Mahendra, A. (2017). Model Pendidikan Gerak:
dilangsungkan dengan mempertukarkan ber- Implementasi Pendidikan Jasmani Di
gantian antara pengayaan dalam bentuk variasi Sekolah Dasar. Buku Ajar. Bandung: FPOK
dan sekaligus kombinasi, sehingga tantangan UPI.
bagi anak untuk menguasai gerakan baling- Mahendra, A. (2001). Pembelajaran Senam Di
Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral
baling terus meningkat.
Olahraga.
Permendikbud No. 57 Tahun 2014. Kurikulum
KESIMPULAN Nasional 2013. Kemendikbud. Jakarta.
Subroto, T., Yunyun, Y., Yusuf, H. (2017). Bu-
Model Berdasarkan hasil pengolahan da- ku Pedoman Penulisan Penelitian Tindakan
ta dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa Kelas dalam Pendidikan Jasmani, Olahraga,
penerapan pendekatan pola gerak dominan pada dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI.
pembelajaran senam lantai kepada siswa kelas Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidi-
kan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
V di SDN Attazhimiyah Bandung ini mampu
R&D. Bandung: Alfabeta.
meningkatkan penguasaan keterampilan meroda Wiriaatmadja. (2014). Metode Penelitian Tin-
atau baling-baling secara bermakna. Implikasi dakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda-
kesimpulan tersebut, tentu harus dilihat dari karya.
betapa pentingnya bahwa guru Penjas men-
guasai pendekatan pola gerak dominan ini, dan
banyak diterapkan pada pembelajaran aktivitas
senam. Sesaui saran para ahli, bahwa semakin
guru memberikan tantangan kepada anak untuk
melakukan banyak pola gerak yang tersedia,
semakin guru mampu mengembangkan variasi
dan kombinasi dari gerakan baling-baling terse-

http://ejournal.upi.edu/index.php/tegar/index

28

Anda mungkin juga menyukai