Imam nuraryo,+3.+Seyla+&+Glorya+Sitompul+ (IBIKKG) + (20-29)
Imam nuraryo,+3.+Seyla+&+Glorya+Sitompul+ (IBIKKG) + (20-29)
Abstract
City branding is a strategy used by a city to build and communicate city’s strong positioning regionally
and globally through tourism promotion. City branding of Surabaya is a form of Surabaya marketing
communication tool in tourism, following the era where cities today rely on branding for packaging
and promoting tourism in the city. Sparkling Surabaya promotional activities are carried out in various
forms summarized in promotion and cooperation. Promotional material in the form of brochures,
books, calendars, posters, pamphlets, stickers, photos, videos, maps, souvenirs, and free magazines can
be found at the Tourist Information Center (TIC), hotels, and various other places that are easily
accessible to the tourists. One of marketing communications tools of city branding arised nowadays is
a cultural event, such as Sparkling Surabaya dance that expresses the city of Surabaya through motion
as language of symbols. This study aims to determine the city branding strategy in an effort to promote
tourism through the Sparkling dance culture event in Surabaya. The research method uses a qualitative
approach with interviews and documentation as data collection techniques. The results of the research
are useful for scientific development in the field of communication, especially for city government and
the tourism industry in practical terms.
Abstrak
City branding adalah strategi dari suatu kota untuk membangun dan mengomunikasikan pemosisian
kota yang kuat secara regional maupun global. Melalui city branding dapat dibentuk identitas kota yang
berguna untuk kebutuhan pemasaran kota tersebut. City branding yang dilakukan di Surabaya
merupakan sebuah bentuk pemasaran Surabaya dari segi pariwisata, di mana kota-kota masa kini
mengandalkan branding untuk mengemas dan mempromosikan pariwisata di kotanya. Kegiatan
komunikasi “Sparkling Surabaya” dilakukan dalam berbagai bentuk yang terangkum dalam bentuk
promosi dan kerjasama. Materi promosi berupa brosur, poster, calendar, pamflet, stiker, foto, video,
peta, souvenir, dan majalah gratis yang bisa didapatkan di Tourist Information Center (TIC), hotel-
hotel, dan berbagai tempat lain yang mudah dijangkau wisatawan. Produk komunikasi pemasaran baru
muncul untuk menambah kekayaan seni budaya khas Surabaya, yaitu tarian Sparkling Surabaya. Tari
Sparkling Surabaya merupakan tarian yang mengekspresikan tentang kota Surabaya. Melalui gerak
sebagai bahasa simbol menyimpan makna yang tersimpan. Ada sebuah pemahaman yang dibangun
melalui makna tersebut yang berisi tentang kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis
strategi city branding dalam upaya untuk mengomunikasikan wisata melalui gelaran budaya tari
Sparkling Surabaya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara dan
dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil dari penelitian bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan di bidang komunikasi, khususnya bagi pemerintah kota dan industri pariwisata secara praktis.
Kata Kunci: City Branding, Tari Sparkling Surabaya, Komunikasi Pariwisata.
_____________________________
*Alamat kini: Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 705, Email: glorya.agustiningsih@kwikkiangie.ac.id
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 20
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 21
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
serba serbi kota yang ditempeli brand tersebut. produk pariwisata. Komunikasi pariwisata
City branding memiliki tugas yang tidak jauh merupakan suatu aktivitas manusia dalam
berbeda dengan branding pada umumnya yaitu menyampaikan informasi tentang perjalanan ke
upaya untuk mempromosikan image kota yang suatu daerah atau objek wisata yang akan
khas melalui bentuk fisik kota, kebijakan dikunjungi wisatawan dengan menikmati
pemerintah kota, promosi periklanan, dan perjalanan dari suatu objek ke objek wisata lain
tingkah laku penduduk. sehingga wisatawan tertarik dan sampai pada
Proses city branding terkait dengan suatu tindakan untuk mengunjungi.
pembentukan identitas kota yang bersifat Komponen-komponen itulah yang
berbeda dan mengarahkan bagaimana sebuah masih harus diramu kembali sehingga menjadi
kota dipasarkan. Branding dilakukan untuk suatu produk paket wisata yang lengkap.
mengamankan kelebihan ekonomi dan Produk itu dapat disusun sendiri oleh
kompetitif, pembangunan komunitas dan wisatawan yang melakukan perjalanan.
kohesi, serta meningkatkan ket- erlibatan sipil Sehingga promosi pun juga harus ditujukan
dan identitas dengan sebuah tempat kepada mereka. Ini disebut promosi konsumen
(Kavaratzis, 2004). Saat sebuah tempat telah atau biasa disebut promosi langsung. Promosi
bergeser dari produk menjadi brand, maka kota langsung dilakukan oleh semua lembaga yang
menjadi obyek yang dapat memberikan bersangkutan dengan pemasaran, seperti:
konfirmasi terhadap identitas. produsen paket wisata, biro perjalanan umum
City branding merupakan bagian dari dan agen perjalanan (Bungin, 2015)
perencanaan kota/perkotaan melalui berbagai Banyak wisatawan membayar untuk
upaya untuk membangun diferensiasi dan produk yang sudah jadi yang telah disusun oleh
memperkuat identitas kota agar mampu biro perjalanan umum dan ditawarkan kepada
bersaing dengan kota lainnya demi menarik wisatawan melalui agen perjalanan. Maka
turis, penanaman modal, SDM yang andal, jelaslah bahwa agen perjalanan juga harus
industri, serta meningkatkan kualitas hubungan dijadikan sasaran promosi. Cara seperti ini
antara warga dengan kota. adalah promosi tidak langsung. Promosi tidak
langsung dapat ditujukan kepada agen
Komunikasi Pariwisata perjalanan atau biro perjalanan umum yang
Komunikasi membantu pemasaran mempunyai koneksi dan konsumen yang
pariwisata di berbagai elemen pemasaran, lumayan banyak (Bagus, 2017)
komunikasi berperan baik di media komunikasi Tujuan diadakannya kegiatan ini
maupun konten komunikasi. Di media adalah menarik perhatian para agen perjalanan
komunikasi, tersedia berbagai macam media dengan komponen-komponen produk
komunikasi sebagai saluran pemasaran, pariwisata yang ditawarkan dan membuat
destinasi, aksesibilitas maupun saluran media mereka bersedia untuk menjualkannya dan
SDM dan kelembagaan pariwisata. menciptakan kondisi dan menyediakan sarana
Komunikasi juga berperan menyiapkan konten bagi travel agent untuk menyusun produk
pesan yang harus disampaikan kepada wisata yang tepat untuk dijual kepada
masyarakat atau wisatawan, tentang apa yang wisatawan. Dari cara-cara promosi yang
seharusnya mereka tahu tentang media-media dilakukan tersebut, jelaslah bahwa ada promosi
pemasaran, tentang destinasi, aksesibilitas dan yang dilakukan di daerah calon wisatawan
SDM serta kelembagaan pariwisata. tinggal atau di daerah tujuan wisata. Berhasil
Dalam perspektif modern, komponen tidaknya suatu promosi dapat diukur dari
pemasaran, destinasi, aksesibilitas, SDM, dan banyaknya informasi yang diminta, lalu
kelembagaan pariwisata, serta elemen-elemen besarnya volume kedatangan wisatawan.
yang ada menjadi kesatuan produk pariwisata
di sebuah destinasi yang dikemas di dalam Gelaran Budaya (Cultural Event)
suatu brand destinasi, sehingga destinasi, Gelaran (event) adalah suatu kegiatan
aksesibilitas, pemasaran, SDM dan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-
kelembagaan pariwisata menjadi kesatuan hal penting sepanjang hidup manusia baik
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 22
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
secara individu atau kelompok yang terikat Perayaan yang bersifat religi dan
adat, budaya, tradisi, dan agama yang kebudayaan biasanya diselenggarakan
diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta berdasarkan tanggal atau waktu tertentu
melibatkan lingkungan masyarakat yang dari suatu kepercayaan tertentu
diselenggarakan pada waktu tertentu (Noor, 6. Festival seni amatir
2017). Definisi event menurut ahli, diantaranya Banyak festival yang diselenggarakan oleh
Shone dan Parry (2002) yang meyatakan organizer yang masih relatif kecil, tetapi
bahwa: mampu menarik pengunjung dalam jumlah
“Event adalah fenomena yang muncul yang besar.
dari mereka yang tidak memiliki acara 7. Commercial music festival
rutin yang memiliki tujuan rekreasi, Merupakan jenis event yang sering
budaya, pribadi atau organisasi yang diselenggarakan karena sangat popular dan
terpisah dari kegiatan normal mampu menarik minat pengunjung.
kehidupan sehari-hari, yang tujuannya
adalah untuk mencerahkan, Tari Sparkling Surabaya
merayakan, menghibur atau Tari Sparkling Surabaya adalah tarian
menantang pengalaman sekelompok kreasi baru yang menggambarkan jati diri
orang.” masyarakat dan kota Surabaya, Jawa Timur.
Tarian ini merupakan perpaduan tarian modern
Festival budaya memiliki karakteristik dan tradisional yang digarap dengan baik tanpa
tersendiri. Berdasarkan tujuan dan waktu meninggalkan nilai seni dan budaya yang ada
penyelenggaraan, serta ukuran gelaran. Rofle pada kota Surabaya. Walaupun tarian kreasi
dan South East Art dalam Bowdin (2003) baru, namun Tari Sparkling Surabaya ini sangat
membagi event budaya menjadi tujuh dikenal oleh masyarakat Surabaya dan menjadi
karakteristik, yaitu : salah satu tarian selamat datang bagi para
1. High profile general celebration of the arts wisatawan atau tamu besar yang datang kesana.
Merupakan gelaran yang telah tersusun Tari Sparkling Surabaya ini merupakan
dalam agenda yang jelas. Memiliki tujuan hasil perpaduan unsur tradisional seperti
dengan pencapaian standar yang tinggi, busana, gerak tari, dan musik tradisional Jawa
menarik minat media untuk meliput dan Timur yang dikemas dengan gaya modern
menyangkannya secara luas, serta mampu sehingga menampilkan sesuatu yang bebeda
menghasilkan pendapatan yang tinggi. dan kaya akan nilai seni dan budaya. Dalam
2. Festival untuk memperingati tempat- pertunjukannya, Tari Sparkling Surabaya ini
tempat tertentu ditampilkan oleh 5 – 10 orang penari wanita.
Mulai dari daerah kecil sampai kota besar. Gerakan dalam tarian ini cenderung cepat dan
Festival diselenggarakan dengan tujuan lincah dengan gerakan yang selaras dengan
mengumpulkan orang dari daerah yang musik tradisional yang mengiringinya.
bersangkutan untuk turut serta mengambil Gerakan ini menggambarkan sifat
bagian dalam festival tersebut. masyarakat modern Surabaya yang egaliter dan
3. Art form festival tidak lamban. Selain itu ragam gerakan Tari
Fokus pada bentuk seni tertentu. Festival Sparkling Surabaya ini mengacu pada motif
ini menampilkan hasil seni kepada gerak tari tradisional Jawa Timuran yang
pengunjung dan pada saar yang sama dapat berkembang di Surabaya. Sehingga walaupun
dilakukan diskusi, atau latihan singkat merupakan tarian bernuansa modern namun
tentang seni tersebut. tidak meninggalkan nilai seni dan budaya yang
4. Celebration of work by a community of ada. Music pengiring dalam pertunjukan Tari
interest Sparkling Surabaya ini merupakan perpaduan
Festival yang diselenggarakan oleh orang- dari musik tradisional Jawa Timuran yang
orang dengan ketertarikan khusus. dikemas dengan nuansa modern.
5. Calendar Dalam musik pengiring ini terdapat
berbagai alat musik gamelan dengan laras khas
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 23
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 24
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Konsep dan arti dari logo Sparkling Surabaya yang punya banyak lapangan golf
Surabaya diambil dari berbagai potensi wisata bertaraf internasional.
kota Surabaya yang dilihat dari segi geografis Sparkling Surabaya memiliki slogan
dan karakter destinasi wisata masing-masing. “You will be love every corner of it”. Melalui
Tulisan Sparkling Surabaya yang slogan ini, tersirat keinginan untuk
menggunakan warna biru menunjukkan bahwa mewujudkan seluruh pojok kota menjadi
Surabaya merupakan kota pesisir, sedangkan primadona dengan keunikan tersendiri. Konsep
warna hijau menunjukkan bahwa Surabaya ini tampil dalam visual lima bintang yang
adalah kota yang mengedepankan green and mewakili lima sub wilayah Surabaya (Surabaya
clean. Warna hijau juga mewakili kondisi utara, timur, barat, selatan, dan pusat) pada logo
Sparkling Surabaya.
Gambar 4.1
Logo Sparkling Surabaya
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 25
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Gambar 4.2
Materi Promosi Sparkling Surabaya
Sumber : Dokumen Dinas Pariwisata Surabaya Sumber : Dokumen Dinas Pariwisata Surabaya
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 26
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 27
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
atau promosi. Mengisahkan akan identitas Surabaya dengan bentuk yang lain. Sebuah
Surabaya sebagai kota yang banyak bentuk karya tari yang dapat direspon sehingga
memberikan cerita. Hadirnya tari Sparkling terbentuklah opini akan hasilnya. Berbagai
Surabaya juga memberikan perwujudtan akan opini itulah yang pada akhirnya dapat
wacana tentang kota Surabaya. Wacana yang memberikan pengakuan atas karya tari
diperuntukkan bagi semua orang yang melihat Sparkling Surabaya.
Gambar 4.3
Tari Sparkling Surabaya
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 28
JURNAL KOMUNIKASI DAN BISNIS
Surabaya yang dijadikan pemerintah kota tempat destinasi bagi wisatawan lokal maupun
sebagai city branding (produk kota). Logo yang manca negara.
diperkenalkan pada tahun 2005 tersebut telah
menjadi slogan kota sebagai bentuk pengenalan
Daftar Pustaka
terhadap kota Surabaya. Tentu logo itu
merupakan bagian promosi dalam
memperkenalkan Surabaya kepada dunia luar.
Bagus, I. G. (2017). Pemasaran Pariwisata.
Melalui bahasa gerak, tari Sparkling
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Surabaya mencoba mengomunikasikan tentang
struktur, makna simbol, dan identitas yang
BudayaJawa. (2017, Juli 07). BudayaJawa.
terkandung di dalamnya. Struktur yang
Retrieved Januari 20, 2020, from
dimaksud merupakan rangkaian gerak dan
BudayaJawa:
menjadi sebuah bentuk. Sedangkan makna
https://budayajawa.id/tari-sparkling-
simbol lebih pada sebuah pesan yang
surabaya/
disampaikan, yaitu tentang kehidupan Kota
Surabaya. Adapun identitas terkait dengan tari
Bungin, B. (2015). Komunikasi Pariwisata
Sparkling Surabaya itu sendiri sebagai jati diri
Pemasaran dan Brand Destinasi.
Kota Surabaya.
Jakarta: KENCANA.
Tari Sparkling Surabaya sudah
Noor, A. (2017). Manajemen Event. Bandung:
menjadi bagian promosi pemerintah kota dalam
Alfabeta.
mengenalkan Surabaya di dunia luar. Ini
menunjukkan bahwa karya tari ini
mendapatkan legitimasi atau pengakuan dari
Sparkling Surabaya. (2015, Desember 1).
pemerintah. Di sisi lain, karya tari ini
Sparkling Surabaya. Retrieved Januari
digunakan sebagai pembelajaran di beberapa
20, 2020, from Sparkling Surabaya:
sekolah dan sanggar tari di Surabaya. Ini
https://sparkling.surabaya.go.id/
artinya bahwa karya tari ini mampu
menunjukkan kualitasnya sebagai karya yang
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
dapat memberikan sumbangan yang berarti
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
bagi berbagai pihak.
Bandung: Alfabeta.
Menjaga Surabaya menjadi tempat
tujuan wisatawan adalah tugas pemerintah
maupun masyarakatnya. Untuk itulah
Yananda, R., & Salamah, U. (2014). Branding
kehadiran tari Sparkling Surabaya adalah salah
Tempat. Jakarta: Makna Informasi.
satu bukti bahwa untuk menjadikan Surabaya
lebih dikenal dapat dilakukan melalui sebuah
@BanggaSurabaya. (2018, September 13).
karya. Karya yang mampu memberikan
Twitter Humas Kota Surabaya.
sumbangan dan dapat bermanfaat bagi kota ini.
Retrieved Januari 20, 2020, from
Tentu ini salah satu upaya yang dilakukan
Twitter:
koreografer dalam membangun kota Surabaya.
https://twitter.com/banggasurabaya/sta
Melalui karya seni tarinya koreografer ingin
tus/1040149636843896833
membangun image tentang kota tercinta ini.
Mempromosikan sehingga dapat menjadi
Program Studi Ilmu Komunikasi – Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie 29