Anda di halaman 1dari 2

HUKUM UNDIAN DOORPRIZE PERSPEKTIF ISLAM

I. PENDAHULUAN
Beberapa tempat kearamaian atau produsen suatu barang sering memberikan
doorprize kepada pengunjung atau konsumen. Pemberian doorprize ini bertujuan untuk
meningkatkan pengunjung ataupun konsumen.
Lantas bagaimana hukumnya jika kita ikut serta dalam mengikuti undian tersebut
yang mana kita tidak tahu apakah kita menang atau kalah.

II. PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi doorprize
Istilah doorprize bukan kata baku bahasa Indonesia. Kata doorprize berasal
dari bahasa Inggris, yakni “door” dan “prize”.
Sebagian mendefinisikan doorprize dengan hadiah yang diberikan pada
tamu undangan pada suatu acara saat mereka pertama kali memasuki pintu. 1
Sebagian lain mendefinisikannya dengan arti hadiah kejutan.2
B. Hukum Undian Doorprize Dalam Islam
1. Undian tanpa syarat
2. Undian dengan syarat membeli barang
Undian pada jenis kedua ini tidak lepas dari dua keadaan.3
Keadaan pertama, yakni dengan terselenggaranya undian berhadiah maka
harga produk bertambah.
Keadaan kedua, yakni dengan diadakannya unidan berhadiah, maka harga
barang tetap. Pada keadaan yang kedua ini ulama berbeda pendapat, ada dua
pendapat dalam permasalahan ini:
a. Haram secara mutlak
b. Dilihat dari maksud pembeli
Adapun maksud pembeli saat membeli terbagi menjadi dua:
1) Membeli dengan maksud ikut undian dan ingin mendapat doorprize

1
http://www.kamuscepat.com/door+prize.html diakses pada 13 Agustus 2017 pukul 13.30.
2
http://ww.interlace.pl/hadiah-doorprize-17an.html diakses pada 11 Mei 2017 pukul 08.30.
3
Dr. Erwandi Tarmazi, Harta Haram Mu’amalat Kontemporer, (Bogor: P.T Berkat Mulia Insani,
2017), cet. ke-16, hlm. 340.
Hukumnya haram dalam syariat Islam.
2) Membeli barang sesuai kebutuhannya, tanpa ada niat untuk mendapatkan
doorprize.
Undian ini halal. Illahnya, karena jenis kedua ini sama dengan
pemberian hadiah melalui undian. Dan menurut pendapat Malikiyah, 4
Hanabilah, 5 Ibnu Taimiyah, 6 dan Ibnul Qoyim 7 unsur ketidak jelasan
dalam akad hibah diperbolehkan.
Sebagaimana dijelaskan dalam kaidah fikih,

‫ات يم َن الغََرير َواجلَ َهالَية‬


‫ات ماالَ ي ْغتَ َفر يِف املعاوض ي‬
َ ََ ُ ُ َ
‫ي ْغتَ َفر يِف التََبُّع ي‬
ََ ُ ُ
َ
“Diperbolehkan dalam masalah tabarru’at 8 segala sesuatu yang
tidak diperbolehkan dalam muawadhah 9 baik berupa unsur gharar
maupun ketidak jelasan.”10
Tarjih: Yang kuat dalam masalah ini adalah pendapat kedua, yaitu ditinjau
dari maksud pembeli. Karena, tidak adanya tambahan harga pada barang dan
maksud konsumen saat membeli barang menandakan bahwa muamalah tersebut
bersih dari masyir.

III. PENUTUP
Dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa hukum undian ada yang halal
dan ada yang haram. Undian doorprize haram jika doorprize bagi pemenang berasal dari
seluruh uang peserta. Sedangkan jika doorprize berasal dari pihak penyelenggara maka
dibolehkan.

4
Syihabuddin Ahmad bin Idris Al-Qorofi, Al-Dzakiroh fi Furu’ Al-Malikiyyah li Al-Qarafi, (Beirut:
Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2008), Jilid 6, hlm. 243.
5
Abi Hasan ‘Ali bin Sulaiman, Al-Inshof..., Jilid 7, hlm. 132.
6
Ibnu Taimiyah, Fatawa Al-Kubro, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah), Jilid 5, hlm. 434.
7
Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah, I’lamul Muwaqqi’in..., Jilid 2, hlm. 28.
8
Pemberian yang tidak mengharapkan timbal balik
9
Pemberian yang mengharapkan timbal balik
10
Ahmad bin Idris Al-Shonhaji Al-Qorofi, Al-Furuq aw Anwaru Al-Buruq fi Anwari Al-Furuq, (Beirut:
Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1988), Jilid 1, hlm. 2771.

Anda mungkin juga menyukai