Anda di halaman 1dari 19

ENERGI PANAS BUMI (GEOTHERMAL ENERGY)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Energi Baru dan Terbarukan

Nama NPM

: Gilang A. Prayoga : 140310070020

KBK FISIKA ENERGI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)


A. Pengertian Energi Panas Bumi
Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negaranegara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. [1] Terjadinya sumber energi panasbumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan oleh Budihardi yaitu lempeng Pasifik, (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, lempeng India-Australia dan lempeng Eurasia . Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. [2]

Jenis Jenis Energi dan Sistem Panas Bumi Energi panas bumi dengan sistim hidrotermal (hydrothermal system) yang paling banyak dimanfaatkan karena pada sistim hidrotermal, pori-pori batuan mengandung air atau uap, atau keduanya, dan reservoir umumnya letaknya tidak terlalu dalam sehingga masih ekonomis untuk diusahakan. Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis

kandungan

fluida

utamanya,

sistim

hidrotermal

dibedakan

menjadi dua, yaitu sistim satu fasa dan sistim dua fasa. Pada sistim satu fasa, sistim umumnya berisi air yang mempunyai temperatur 90 -1800C dan tidak terjadi pendidihan bahkan selama eksploitasi. Ada dua jenis sistim dua fasa, yaitu:
1. Sistim dominasi uap atau vapour dominated system, yaitu

sistim

panasbumi uap

di

mana

sumur-sumurnya

memproduksikan

kering

atau uap basah karena

rongga-rongga batuan reservoirnya sebagian besar berisi uap panas. Dalam sistim dominasi uap, diperkirakan uap mengisi rongga-rongga, saluran terbuka atau rekahanrekahan, sedangkan air mengisi pori-pori batuan. Karena jumlah air yang terkandung di dalam pori-pori relatif sedikit, sehingga air terperangkap dalam pori-pori batuan dan tidak bergerak
2. Sistim dominasi air atau water dominated system yaitu

sistim panas bumi dimana sumur-sumurnya menghasilkan fluida dua fasa berupa campuran uap air. Dalam dominasi saluran air, diperkirakan atau air mengisi terbuka rekahan-rekahan. Pada sistim sistim rongga-rongga,

dominasi air, baik tekanan maupun temperatur tidak konstant terhadap kedalaman. Dibandingkan mencapai 350 0C. dengan Sistim temperatur panas bumi reservoir minyak, juga

temperatur reservoir panas bumi relatif sangat tinggi, bisa seringkali diklasifikasikan berdasarkan entalpi fluida yaitu sistim entalpi

rendah, sedang dan tinggi. Kriteria yang digunakan sebagai dasar klasifikasi pada kenyataannya tidak berdasarkan pada harga entalphi, akan tetapi berdasarkan pada temperatur mengingat entalphi adalah fungsi dari temperatur. Pada Tabel dibawah ini ditunjukkan klasifikasi sistim panas bumi yang biasa digunakan. [2]

Tabel 1. Klasifikasi Sistim Panasbumi Berdasarkan Temperatur Fluida Panas bumi untuk Pembangkit Tenaga Listrik Fluida panas bumi bertemperatur tinggi (>225oC) telah lama digunakan di beberapa negara untuk pembangkit listrik, namun beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi telah memungkinkan digunakannya fluida panas bumi bertemperatur sedang (150-225 oC) untuk pembangkit listrik. [2] Selain temperatur, faktor-faktor lain yang biasanya dipertimbangkan sumberdaya dalam tepat memutuskan untuk apakah suatu sebagai atau panasbumi dimanfaatkan panas

pembangkit listrik adalah sebagai berikut :


1. Sumberdaya

mempunyai

kandungan

cadangan yang besar sehingga mampu memproduksikan uap untuk jangka waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 2530 tahun.

2. Sumberdaya panas bumi memproduksikan fluida yang

mempunyai pH hampir netral agar laju korosinya relatif rendah, sehingga fasilitas produksi tidak cepat terkorosi. 3. Reservoirnya tidak terlalu dalam, biasanya tidak lebih dari 3 km. 4. Sumberdaya panasbumi terdapat di daerah yang relatif tidak sulit dicapai.
5. Sumberdaya

panas

bumi

terletak

di

daerah

dengan relatif dapat erupsi

kemungkinan terjadinya erupsi hidrothermal rendah. Diproduksikannya fluida panasbumi terjadinya meningkatkan hidrotermal. Fluida Panas Bumi untuk Sektor Non Listrik Disamping kemungkinan

untuk pembangkit listrik, di beberapa negara

fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik , seperti diperlihatkan pada diagram di bawah. [2]

Tabel 2. Penggunaan Fluida Panas bumi Untuk Sektor NonListrik

B.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Fluida panas bumi yang telah dikeluarkan ke permukaan bumi mengandung energi panas untuk menghasilkan energi listrik. yang akan dimanfaatkan Hal ini dimungkinkan oleh

suatu sistem konversi energi energi listrik. [2] Pembangkit prinsipnya sama (PLTU),

fluida panas bumi (geothermal

power cycle) yang mengubah energi panas dari fluida menjadi

Listrik Tenaga Panas seperti Pembangkit uap dibuat

Bumi (PLTP) pada Listrik Tenaga di Uap permukaan

hanya pada PLTU

menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, kemudian turbin akan mengubah energi panas dan bumi menjadi

energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. [2] Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya: 1. Direct Dry Steam 2. Separated Steam 3. Single Flash Steam 4. Double Flash Steam 5. Multi Flash Steam 6. Brine/Freon Binary Cycle 7. Combined Cycle 8. Well Head Generating Unit 1. Siklus Uap Kering (Direct Dry Steam Cycle)

Fluida panas bumi dapat berupa fasa cair, fasa uap atau campuran dari keduanya, tergantung dari tekanan dan temperaturnya. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin (Gambar 1). Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan

energi listrik.

Gambar 1 Skema Instalasi Pembangkit Listrik Uap Kering.

Sistem konversi untuk fluida uap kering merupakan sistem konversi yang paling sederhana dan paling murah. Uap dari turbin dialirkan ke kondensor untuk dikondensasikan (condensing turbine). Dari kondensor, kondensat kemudian

dialirkan ke menara pendingin atau cooling tower dan selanjutnya diinjeksikan kembali ke bawah permukaan. Sebagian dari air kondensat ini dialirkan ke kondensor. [2] 2. Siklus Uap Hasil Pemisahan (Separated Steam Cycle)

Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Oleh karena uap yang digunakan adalah hasil pemisahan maka, sistem konversi energi ini dinamakan siklus uap hasil pemisahan. [2]

Gambar 2 Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Fluida Dominasi Air

3. Siklus Uap Hasil Penguapan (Single Flash Steam) Sistem ini digunakan bilamana fluida dikepala sumur dalam kondisi air jenuh (saturated liquid). Fluida dialirkan ke sebuah flasher agar menguap. Banyaknya uap yang dihasilkan tergantung dari tekanan flasher. Fraksi uap yang dihasilkan kemudian dialirkan ke turbin. [2]

Gambar 3 Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Single Flash Steam

4. Siklus

Uap

Hasil

Pemisahan

dan

Penguapan

(Double Flash Steam) Pada sistem ini digunakan dua pemisahan fluida yaitu separator dan flasher dan digunakan komposisi 2 turbin, yaitu HP-turbine dan LP-turbine yang disusun tandem (ganda), seperti diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Skema Diagram Pembangkit Listrik dengan Siklus Double Flash Steam

5. Siklus dengan

Uap Dua

Hasil

Pemisahan

dan

Penguapan

Turbin

Terpisah (Flashing Multi

Flash Steam)

Gambar 5. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Multi Flash Steam

Sistem siklus konversi energi ini mirip dengan sistem double flash, bedanya adalah kedua tekanan dan temperatur tinggi turbin yang berbeda mengandung air tekanan disusun secara terpisah (Gambar 5). Uap dengan yang dipisahkan di separator agar diperoleh uap kering yang digunakan untuk menggerakkan high pressure turbin. Turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi

listrik. Air hasil pemisahan dari separator temperatur dan tekanannya akan lebih rendah dari kondisi fluida di kepala sumur. Air ini dialirkan ke flasher agar menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan dialirkan ke low pressure turbin sementara air sisanya dibawa ke condensor.

6. Binary Cycle Umumnya fluida 2000C, tetapi secara panas tidak bumi yang digunakan untuk langsung fluida panas bumi

pembangkit listrik adalah fluida yang mempunyai temperatur temperatur sedang (100-2000C) juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik yaitu dengan cara menggunakannya untuk memanasi fluida organik yang mempunyai titik didih rendah (Gambar 6), uap dari fluida organik ini kemudian digunakan untuk menggerakan turbin sehingga menghasilkan listrik. Fluida organik dipanasi oleh fluida panas bumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Jadi fluida panas bumi tidak dimanfaatkan langsung melainkan hanya panasnya saja yang diekstraksi, sementara fluidanya sendiri diinjeksikan kembali kedalam reservoir.

Gambar 6. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistem Binary Cycle

7. Combined Cycle Untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi panas bumi di beberapa industri mulai digunakan sistim pembangkit listrik dengan siklus kombinasi (combined cycle), seperti diperlihatkan pada Gambar 7. Fluida panas bumi dari sumur dipisahkan fasa-fasanya dalam separator. Uap dari separator dialirkan ke PLTP (Turbin ke I), dan setelah itu sebelum fluida diinjeksikan kembali ke dalam reservoir, fluida digunakan untuk memanaskan fluida organik yang mempunyai titik didih rendah. Uap dari fluida organik tersebut kemudian digunakan untuk menggerakan turbin (Turbin ke II).

Gambar 7. Skema Diagram Pembangkit Listrik Untuk Sistim Siklus Kombinasi

8. Well Head Generating Unit Beberapa tahun terakhir ini unit pembangkit kepala sumur yang dikenal dengan nama "Well Head Generating Units" mulai banyak digunakan di lapangan. Sesuai dengan namanya unit ini ditempatkan di dekat kepala sumur (well head). Ada dua jenis "Well Head Generating Units" yaitu:
1. Back

pressure

turbine atau turbin tanpa

kondensor

(atmospheric exhaust). Turbin ini tidak dilengkapi dengan kondensor. Uap dari sumur atau uap dari separator dialirkan langsung ke turbin dan setelah digunakan untuk membangkitkan listrik langsung dilepas ke atmosfir. Unit pembangkit jenis ini sering disebur "monoblock".
2. Turbin

yang

dilengkapi Turbin

dengan

kondensor dengan

(condensing unit).

ini dilengkapi

kondensor. Uap keluaran dari turbin diubah menjadi

kondensat di dalam kondensor.

Prinsip-Prinsip Termodinamika
1. Hukum I Termodinamika

Pada penerapan Hukum I Termodinamika dalam suatu proses, dibedakan antara sistem dan lingkungan. Bagian dimana proses tersebut berlangsung disebut sebagai sistem, sedangkan segala sesuatu di luar sistem disebut lingkungan. Hukum ini berlaku tidak hanya pada sistem saja tetapi juga pada lingkungan. Dalam bentuk dasar, dapat ditulis sebagai : (energi sistem) + (energi lingkungan) = 0 (1) Jika antara sistem dan lingkungan tidak terjadi perpindahan massa, maka system dikatakan tertutup dan massa konstan. Untuk sistem seperti ini, semua energi yang berpindah antara sistem dan lingkungan berbentuk panas dan kerja, sehingga persamaan (1) dapat dijabarkan menjadi : (energi lingkungan) = Q W (2) (energi sistem) = U + Ek + Ep (3) Bila panas bernilai positif untuk panas yang masuk sistem dan kerja bernilai positif untuk kerja yang dilakukan sistem, maka : U + Ek + Ep = Q - W (4) Berarti bahwa perubahan energi total sistem sama dengan panas yang ditambahkan pada sistem dikurangi oleh kerja yang dilakukan sistem. Persamaan di atas berlaku untuk perubahan yang terjadi pada sistem tertutup. Sistem tertutup juga seringkali menjalankan

proses dimana tidak ada perubahan energy potensial dan kinetik sehingga persamaan (4.4) menjadi : U = Q - W 2. Proses Aliran Steady State Persamaan (5) terbatas pemakaiannya pada proses dengan massa konstan dimana hanya terjadi perubahan energi dalam saja. Untuk proses-proses pada industri yang melibatkan aliran mantap melalui peralatan-peralatan diperlukan penjabaran Hukum I Termodinamika yang lebih umum. Keadaan mantap berarti bahwa kondisi pada semua titik dalam peralatan konstan terhadap waktu. Pada penerapannya secara termodinamika, energi potensial dan energi kinetic sangatlah kecil dibandingkan dengan elemen yang lainnya dan dapat diabaikan. Selain itu, pada turbin semua perpindahan panas diabaikan sehingga persamaan (4.6) berubah menjadi : H = -W (6) dimana kerja turbin (ditandakan dengan minus) masih dalam dasar unit massa yang mengalir. Dengan memasukkan variabel m (massa) maka persamaan (7) dapat ditulis menjadi : W = m (h1 - h2 ) dimana: W = kerja/daya turbin (kW) m = massa (kg/s) h1 = entalpi uap yang masuk kedalam turbin (kJ/kg) h2 = entalpi uap yang meninggalkan turbin (kJ/kg) Persamaan inilah yang kemudian akan dipakai selanjutnya pada perhitungan daya turbin. (7) (5)

Keuntungan dan Kekurangan PLTP Dalam halaman ini kita akan membahas tentang keuntungan dan kekurangan dari energi panas bumi diatas : A. Bersih. Keuntungan PLTP PLTP, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari tidak membakar bahan bakar untuk menghasilkan uap panas guna memutar turbin. Menghasilkan listrik dengan energi geotermal membantu menghemat pemanfaatan bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui, dan dengan pengurangan pemakaian jenis-jenis bahan bakar ini, kita mengurangi emisi yang merusak atmosfir kita. Tidak boros lahan.

Lokal area yang diperlukan untuk membangun PLTP ukurannya per MW lebih kecil dibandingkan hampir semua jenis pembangkit lain.Instalasi geotermal tidak memerlukan pembendungan sungai atau penebangan hutan,dan tidak ada terowongan tambang, lorong-lorong,lubang-lubang terbuka,timbunan limbah atau tumpahan minyak. Dapat diandalkan.

PLTP dirancang untuk beroperasi 24 jam sehari sepanjang tahun.Suatu pembangkit listrik geotermal terletak diatas sumber bahan bakarnya.Hal ini membuatnya resisten terhadap hambatan penghasilan listrik yang diakibatkan oleh cuaca dan bencana alam yang bisa mengganggu transportasi bahan bakar. Fleksibel.

Suatu PLTP bisa memiliki rancangan moduler, dengan unit tambahan dipasang sebagai peningkatan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat. Mengurangi Pengeluaran.

Uang tidak perlu dikeluarkan untuk mengimpor bahan bakar untuk PLTP Bahan bakar geotermal, selalu terdapat dimana pembangkit itu berada. Pembangunan

PLTP di lokasi terpencil bisa meningkatkan standar dan kualitas hidup dengan cara membawa tenaga listrik ke orang yang bertempat tinggal jauh dari sentra populasi yang berlistrik. B. Kerugian kerugian PLTP PLTP selalu dibangun di daerah lapang Panas Bumi dimana terdapat banyak sumber air panas atau uap yang mengeluarkan gas H2S, hal ini akan menyebabkan H2S yang peralatan kandungan H2S akan meningkat.Kandungan bersifat korosit akan dapat menyebabkan peralatan mesin maupun listrik berkarat. Ancaman akan adanya hujan asam Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erosi dan amblesan (subsidence). Amblesan juga didukung letak geomorfologi tapak kegiatan yang berada pada kaldera vulkanik dengan patahan sekelilingnya sesuai dengan munculnya kerucut resent. Faktor lain yang berpengaruh adalah posisi Bali secara regional merupakan daerah rawan gempa bumi. Untuk memantau dampak amblesan, maka di tapak kegiatan harus dipasang mikro seismograf. Menyusut Apabila dan terjadi amblesan debit maka maupun kegiatan kwalitas operasional PLTP harus dihentikan. menurunnya sumber mata air tanah maupun danau-danau di sekitar area pembangunan yang akan menyebabkan gangguan pada kehidupan biota perairan dan menurunkan kemampuan tanah untuk menahan air

Berubahnya tata guna lahan, perubahan dan ancaman kebakaran hutan di mana diperlukan waktu antara 30-50 tahun untuk mengembalikan fungsi hutan lindung seperti semula Terganggunya kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air karena diperkirakan akan tercemar zat-zat kimia SO2, C02, CO, NO2 dan H2S

Referensi
[1] ITB. [2] http://www.scribd.com/doc/15121081/PEMBANGKITLISTRIK-TENAGA-PANAS-BUMI-PLTP- diakses 30 Sept 2010. [3] [4] http://konversi.wordpress.com/2009/02/18/pembangkitlistrik-masa-depan-indonesia/ diakses 1 Okt 2010. Citrosiswoyo, Wahyudi. 2008. Geothermal dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil dalam menyediakan listrik Negara. Surabaya: ITS. Saptadji, Nenny. Sekilas Tentang Geothermal. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai